Hipertermia adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami peningkatan suhu tubuh terus menerus diatas 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal
karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (blogAsuhanKeperawatan.com).
Hipertermia adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh mekanisme
pengaturan panas hipotalamus (Asuhan keperawatan.com.I Ziddu.com)
B. Etiologi HIPETERMIA
C. Gejala HIPETERMIA
1. Tindakan
Berhubungan dengan penurunan kemampuan untuk berkeringat: pengobatan khusus.
2. Situasional
a) Berhubungan dengan pemajanan pada panas atau matahari
b) Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
c) Berhubungan dengan sirkulasi
3. Dehidrasi
4. Maturisional
1. Hypertermi
a. Definisi
@ Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ke tidak kemampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
@ Hipertermia adalah suatu peningkatan suhu dalam tubuh disebabkan oleh suatu gangguan
dalam mekanisme pengatur panas.
b. Etiologi
@ Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan
obat-obatan
@ Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi
panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.
Hipertermia : 39 – 40o C
@ Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badati menurun turgar kulit kurang banyaknya air kemih
berkurang.
d. Penanganan
o Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C
o Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal (jangan menggunakan es atau
alcohol)
e. Komplikasi
2. Hipotermia
a. Definisi
(Bari, Abdul Saifuddin 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)
o Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
b. Etiologi
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
4. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan
telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan sekitar bayi cukup hangat
namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
1. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena lingkungan
eksternal lebih dingin daripada lingkungan di dalam uterus.
2. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar dibandingkan
dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada lingkungan.
3. Kehilangan panas yang, cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi.
konveksi, radiasi, dan evaporasi.
4. Trauma dingin cold stress (hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam huhungannya dengan
asidosis metabolik dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi aktif letergis hipotanus, tidak kuat
menghisap ASI dan menangis lemah.
3. Timbul skrema kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai
dan lengan.
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas
terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi
tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah bayi dimandikan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi
3. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami
kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan
langsung dengan tubuh bayi.
4. Konveksi
Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi. Missal: bayi diletakkan
dekat, pintu / jendela terbuka.
3. Segera letakkan bayi di dada ibu, kontak langsung kulit dan bayi
4. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh stabil.
Segera hangatkan bayi apabila tersedia alat yang canggih seperti incubator, gunakan incubator
sesuai dengan ketentuan.
a. Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat
c. Ulangi, sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi tubuh bayi menjadi hangat
f. Setelah tubuh bayi menjadi hangat, nasehati ibu cara merawat bayi di rumah
a. Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat.
b. Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila perlu ibu dan bayi berada dalam
satu selimut / kain hangat yang disertai terlebih dahulu.
c. Bila selimut mulai dingin segera ganti dengan yang hangat.
– Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering dan hangat.
e. Beri ASI sedini mungkin dan lebih sering selama bayi menginginkan.
i. Komplikasi
2. Icterus
Macam-macam Hipotermi
a. Hipotermia sepintas. Penurunan suhu tubuh rektum sebanyak 1°C-20C sesudah lahir. Suhu
tubuh akan menjadi normal kembali sesudah berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur
sebaik-baiknya, Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi
yang lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir,
terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), pemberian morfin pada ibu yang
sedang bersalin.
b. Hipotermia akut Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang d ingin selama 6-12 jam.
terdapat pada bayi dengan BBLR diruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak
cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan dan perawat terhadap bayi yang akan lahir, yaitu
diduga mati dalam kandungan akan tetapi ternyata lahir hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah
lemah, gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat dan kedua kaki dingin. Terapinya ialah
dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut
kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti
c. Hipotermia sekunder. Keadaan ini tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
akan tetapi oleh beberapa penyebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernafasan dengan
hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intrakranial, transfusi tukar, penyakit jantung bawaan
yang berat dan bayi dengan BBLR dan hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati
penyebabnya misalnya dengan pemberian antibiotika, larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat transfusi tukar harus dilakukan
beberapa kali oleh karena hipotermia harus diketahui secepat-cepatnya dan bila suhu sekitar
320C, transfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh