Anda di halaman 1dari 9

Pengertian HIPETERMIA  

               

            Hipertermia adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami peningkatan suhu tubuh terus menerus diatas 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal
karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (blogAsuhanKeperawatan.com).
            Hipertermia adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh mekanisme
pengaturan panas hipotalamus (Asuhan keperawatan.com.I Ziddu.com)

    B.    Etiologi HIPETERMIA

Disebabkan oleh meningkatnya produksi panas andogen (olahraga berat, Hipertermia


maligna, Sindrom neuroleptik maligna, Hipertiroiddisme), Pengurangan kehilangan panas, atau
terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas)

    C.    Gejala HIPETERMIA

1)      Suhu badan tinggi (>37,5°C)


2)      Terasa kehausan.
3)      Mulut kering
4)      Kedinginan,lemas
5)      Anoreksia (tidak selera makan)
6)      Nadi cepat.
7)      Pernafasan cepat (>60X/menit)
8)      Berat badan bayi menurun
9)      Turgor kulit kurang

    D.    Penanganan Hipertermia Bayi baru lahir

  Bila suhu diduga karena paparan panas berlebihan:


  Bayi dipindah ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26°-28°C
  Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal (jangan menggunakan air
es).
  Berikan cairan dekstrose : NaCl = 1:4 secara intravena sampai dehidrasi teratasi
   Antibiotik diberikan bila ada infeksi.
  Bila bayi pernah diletakan di bawah pemancar panas atau incubator
 Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam incubator, buka incubator sampai suhu dalam
batas normal
 Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian
 Beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan
 Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batar normal
 Periksa suhu incubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan pengatur suhu
  Manajemen lanjutan suhu lebih 37,5°C
 Yakin bayi mendapatkan masukan cukup cairan
a.       Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui, beri ASI panas dengan
salah satu alternative cara pemberian minum
b.      Bila terdapat tanda dehidrasi, tangani dehidrasinya
 Setelah suhu bayi normal:
a.       Lakukan perawatan lanjutan
b.      Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu badannya setiap 3 jam
  Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat diberi minum dengan serta tidak ada masalah
lain yang memerlukan perawat di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan, nasehati ibu cara
menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari pancaran panas yang berlebihan
  Memastikan Ade bayi mendapat cairan yang kuat
 Izinkan bayi mulai menyusu, jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI dengan
menggunakan metode pemberian makanan alternative
 Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas kulit, atau
lidah atau membran mukosa kering)
a.       Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia bayi
b.   Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama dehidrasi terlihat 
  Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa  darah
yang rendah
    E.     Faktor-faktor yang Berhubungan

1.      Tindakan
Berhubungan dengan penurunan kemampuan untuk berkeringat: pengobatan khusus.
2.      Situasional
a)      Berhubungan dengan pemajanan pada panas atau matahari
b)      Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
c)      Berhubungan dengan sirkulasi
3.      Dehidrasi
4.      Maturisional

1.   Hypertermi

a.      Definisi

@ Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ke tidak kemampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.

@ Hipertermia adalah suatu peningkatan suhu dalam tubuh disebabkan oleh suatu gangguan
dalam mekanisme pengatur panas.

b.      Etiologi

Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan

@ Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan
obat-obatan

@ Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.

@ Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi
panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.

@ Latihan / gerakan yang berlebihan.

c.       Gejala Minis 

@ Suhu bayi normal


Febris                    : 37,3 – 38°C

Hipertermia          : 39 – 40o C

@ Frekuensi pernafasan bayi agak cepat > 60 x 1 menit.

@ Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badati menurun turgar kulit kurang banyaknya air kemih
berkurang.

@ Antisipasi terjadi kejang. .

d.      Penanganan

Penanganan Hipermia Bayi Baru Lahir

o    Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C

o   Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal (jangan menggunakan es atau
alcohol)

o   Berikan cairan dektrose NaCl = 1 : 4 secara intravena dehidrasi teratasi

o   Antibiotic diberikan apabila ada infeksi

e.       Komplikasi

1.      Kejang / syok

2.      Hipotermia

a.      Definisi

o   Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30

(Bari, Abdul Saifuddin 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)

o   Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.

(Potter. Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC)

o   Hipotermia adalah suhu rektal bayi dibawah 350C.


(Farrer, Hellen. 1999. Perawatan Maternitas, Jakarta: EGC)

b.      Etiologi

1.       Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.

2.       Permukaan tubuh bayi relatif luas.

3.       Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

4.       Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan
telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan sekitar bayi cukup hangat
namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.

Terjadi perubahan termoregulasi dan metabolik sehingga

1.      Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena lingkungan
eksternal lebih dingin daripada lingkungan di dalam uterus.

2.      Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar dibandingkan
dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada lingkungan.

3.      Kehilangan panas yang, cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi.
konveksi, radiasi, dan evaporasi.

4.      Trauma dingin cold stress (hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam huhungannya dengan
asidosis metabolik dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat

c.       Tanda Dan Gejala

1.      Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi aktif letergis hipotanus, tidak kuat
menghisap ASI dan menangis lemah.

2.      Pernafasan megap-megap dan lambat dan menangis lemah.

3.      Timbul skrema kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai
dan lengan.

4.      Muka bayi berwarna pucat.


5.      Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan
berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan
kematian. 

d.      Tanda-tanda Hipotermia Sedang (Stress Dingin)

1)       Aktivitas berkurang, letargis

2)       Tangisan lemah.

3)       Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata).

4)       Kemampuan menghisap lemah.

5)       Kaki teraba dingin.

e.       Tanda-tanda Hipotermia Berat (Cedera Dingin)

1)       Sama dengan hipotermia sedang.

2)       Bibir dan kuku kebiruan.

3)       Pernafasan lambat.

4)       Pernafasan tidak teratur.

5)       Bunyi jantung lambat.

6)       Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik.

f.       Mekanisme Kehilangan Panas

1.      Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas
terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi
tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah bayi dimandikan

2.      Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi

3.      Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami
kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan
langsung dengan tubuh bayi.

4.      Konveksi
Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi. Missal: bayi diletakkan
dekat, pintu / jendela terbuka.

g.      Pencegahan Hipotermi

1.      Ibu melahirkan bayi diruangan yang hangat.

2.      Segera mengeringkan tubuh bayi baru lahir.

3.      Segera letakkan bayi di dada ibu, kontak langsung kulit dan bayi

4.      Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh stabil.

h.      Tindakan Pada Hipotermia

Segera hangatkan bayi apabila tersedia alat yang canggih seperti incubator, gunakan incubator
sesuai dengan ketentuan.

Cara lain adalah disesuaikan dengan tingkatan hipotermia :

1.       Hipotermia sedang

a.       Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat

b.      Segera hangatkan tubuh dengan metode kanguru

c.       Ulangi, sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi tubuh bayi menjadi hangat

d.      Cegah bayi kehilangan panas.

e.       Beri ASI sedini mungkin,

f.       Setelah tubuh bayi menjadi hangat, nasehati ibu cara merawat bayi di rumah

–         Pencegahan hipotermia.

–         Menyusui secara eksklusif.

–         Pencegahan infeksi.

g.      Anjurkan ibu kontrol bayinva setalah 2 hari.

2.       Hipotermia berat

a.       Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat.
b.      Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila perlu ibu dan bayi berada dalam
satu selimut / kain hangat yang disertai terlebih dahulu.

c.       Bila selimut mulai dingin segera ganti dengan yang hangat.

d.      Cegah bayi kehilangan panas dengan:

–         Memberi tutup kepala / topi bayi.

–         Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering dan hangat.

e.       Beri ASI sedini mungkin dan lebih sering selama bayi menginginkan.

f.       Segera rujuk ke rumah sakit terdekat.

i.        Komplikasi

1.      Hiportemia berat

2.      Icterus

Macam-macam Hipotermi

a.       Hipotermia sepintas. Penurunan suhu tubuh rektum sebanyak 1°C-20C sesudah lahir. Suhu
tubuh akan menjadi normal kembali sesudah berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur
sebaik-baiknya, Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi
yang lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir,
terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), pemberian morfin pada ibu yang
sedang bersalin.

b.      Hipotermia akut Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang d ingin selama 6-12 jam.
terdapat pada bayi dengan BBLR diruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak
cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan dan perawat terhadap bayi yang akan lahir, yaitu
diduga mati dalam kandungan akan tetapi ternyata lahir hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah
lemah, gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat dan kedua kaki dingin. Terapinya ialah
dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut
kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti

c.       Hipotermia sekunder. Keadaan ini tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
akan tetapi oleh beberapa penyebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernafasan dengan
hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intrakranial, transfusi tukar, penyakit jantung bawaan
yang berat dan bayi dengan BBLR dan hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati
penyebabnya misalnya dengan pemberian antibiotika, larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat transfusi tukar harus dilakukan
beberapa kali oleh karena hipotermia harus diketahui secepat-cepatnya dan bila suhu sekitar
320C, transfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh

Anda mungkin juga menyukai