Anda di halaman 1dari 15

10

BAB II

ORGANISASI PROYEK

2.1. Pengertian Proyek


Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan
alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan.
Menurut D.I Cleland dan W.R King (1987), proyek adalah gabungan dari
berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek
berupa pembangunan atau perbaikan sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan,
bendungan, dan sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian dan
pengembangan.
Dari pengertian di atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat
sementara (waktu terbatas), tidak terulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu
awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas atau tertentu, dan dimaksudkan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dari pengertian dan batasan di atas, maka dapat dijabarkan beberapa
karakteristik proyek sebagai berikut :
1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai (awal) proyek dan
waktu finish (akhir) sudah tertentu.
2. Hasilnya tidak terulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan
produk rutin atau berulang (pabrikasi).
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal
sedikit, berkembang semakin banyak, menurun, dan berhenti.
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, perancangan, dan
pelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.
6. Lahan atau lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah
ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
11

7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan,


alat, tenaga, dan metode pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

2.2. Manajemen Proyek


Dalam sebuah proyek konstruksi, tanpa memandang besar atau kecil skala
proyek pastilah memerlukan adanya sistem yang mengatur pihak-pihak yang
mengatur dalam proyek tersebut. Sistem tersebut harus secara jelas mengatur dan
membatasi hak dan wewenang dari setiap pihak yang terkait dalam proyek tersebut.
Sistem inilah yang kemudian kita kenal dengan nama Manajemen Proyek.
Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem kerja yang dibuat untuk
pelaksanaan proyek konstruksi. Manajemen Proyek berisi tata cara untuk mengelola
sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan metode-metode
dan sistematika tertentu, agar tercapai daya guna dan kualitas yang semaksimal
mungkin. Manajemen Proyek diterapkan untuk semua pekerjaan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai pengendaliannya. Adapun tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut :
1. Tepat waktu, sesuai network planning dan kurva S yang ada.
2. Tepat kuantitas (dimensi proyek)
3. Tepat kualitas, sesuai standar mutu yang diinginkan dan direncanakan.
4. Tepat biaya, sesuai yang direncanakan di dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB).

Pada pengertian Manajemen Proyek di atas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan


beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survei, penelitian, studi kelayakan,
perancangan, pengadaan atau lelang sampai pelaksanaan. Manajemen Proyek
melibatkan banyak pihak (surveyor, perencana atau arsitek, ahli geologi, kontraktor)
yang bekerja sebagai satu tim. Mereka akan saling berkaitan dan berhubungan dalam
kerja sama yang memerlukan manajemen yang profesional (terpadu), sehingga dalam
pendekatan konsep ini diperlukan seseorang atau sebuah badan usaha di bidang
manajemen yang akan menjembatani pengelolaan proyek tersebut. Kerja sama
dimulai dari perencanaan, perancangan, pelelangan, sampai pada pelaksanaannya.
12

Dengan konsep ini dapat dilaksanakan perencanaan secara bersamaan dengan


beberapa rencana.

Dari keterangan di atas dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa Manajemen
Proyek adalah suatu proses terpadu untuk memelihara, mengembangkan, mengatur,
dan menjalankan program-program agar tercapai target waktu, mutu, dan efisiensi
biaya.

2.3. Fungsi Manajemen Proyek


Adapun fungsi yang ingin dicapai dari Manajemen Proyek adalah sebagai
berikut
1. Menentukan tujuan dan sasaran dari struktur organisasi.
2. Mengkoordinasi dan mensinkronkan tugas-tugas dari pihak-pihak pelaksana.
3. Menentukan jadwal pelaksanaan yang efektif dan efisien dari proyek beserta
dengan pengendalian.
4. Memberikan dan mengarahkan pengambilan keputusan serta membantu
mengatasi permasalahan yang timbul di dalam proyek.
5. Menjaga keseimbangan antara pelaksanaan dan rencana yang telah disusun.
6. Membatasi tanggung jawab dari masing-masing pelaksana proyek agar tidak
terjadi kelebihan kerja.

Dengan dilaksanakannya fungsi-fungsi manajemen di atas, diharapkan akan


dicapai sasaran akhir berupa :

a. Biaya pelaksanaan yang ekonomis.


b. Kualitas bangunan yang bermutu dan sesuai dengan spesifikasi.
c. Waktu pelaksanaan yang singkat.
d. Pengelolaan tenaga, bahan, dan peralatan yang efektif dan efisien.

Untuk mencapai tujuuan di atas, maka perlu disusun struktur organisasi yang
jelas yang menunjukkan tanggung jawab, hubungan koordinasi dan hubungan
pengawasan serta pengendalian yang jelas pula dari masing-masing pihak terkait.
13

2.4. Unsur-unsur Pengelola Proyek


Adapun unsur-unsur pengelola proyek pembangunan Hotel Quest Jalan Pemuda
Semarang diantaranya yaitu : pemilik proyek (owner), konsultan perencana,
konsultan MK (manajemen kontruksi), dan kontraktor.

HUBUNGAN KERJA ORGANISASI PROYEK


PEMBANGUNAN HOTEL QUEST JALAN PEMUDA SEMARANG

PEMILIK
PRO YEK

MANAJ EMEN
KO NSTRUKSI

KO NSULTAN KO NTRAKTO R
PERENC ANA PELAKSANA

KETERANGAN :
= G a ris ko n tra ktu a l

= G a ris fu n g sio n a l

Gambar 2.1 : Hubungan Kerja Organisasi Proyek

Sumber : PT. Purikencana Mulyapersada, 2019.


14

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA

PT. PURIKENCANA MULYAPERSADA

PROJEC MANAGER
Bhartanto Eko Nugroho

KETERANGA
N: = Garis koordinasi langsung

SITE
MANAGER
M Akhadun

PELAKSANA
1. Romha K DRAFTER ADMIN LOGISTIK SURVEYOR
2.Rizqy Budi Septianto N Natasha Cindy K.E, ST. Wishnu Murti Rahmat N

TENAGA SIPIL TENAGA BEKISTING TENAGA PEMBESIAN TC


Edi Wima Bardi WJA

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

Sumber : PT. Puri Kencana MulyaPersada, 2019


15

STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN MK

TEAM LEADER
PROJECT Aris Hermawan ST. MT
COORDINATOR

TENAGA AHLI STR


Hartanto Wahyu S. ST. MT

INSPEKTOR LAPANGAN I INSPEKTOR LAPANGAN II ADMINISTRASI


Aji Roni Andreas

KETERANGA
N:
= Garis koordinasi langsung

Gambar 2.3 : Struktur Organisasi Konsultan MK

Sumber :MK Internal QUEST HOTEL Project,2019.

2.4.1. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek yang sering juga disebut pemberi tugas atau owner
adalah suatu badan usaha atau perseorangan, baik pemerintah maupun swasta
yang memiliki, memberikan pekerjaan serta serta membiayai seluruh proyek
dalam proses pembangunan suatu bangunan. Pada pembangunan Hotel Quest
Jalan Pemuda Semarang ini, yang bertindak sebagai pemilik proyek PT
Trimega Pilar Utama. Adapun wewenang, kewajiban serta hak dari pemilik
proyek adalah sebagai berikut :
16

1. Mencari sumber dana atau menyediakan sejumlah dana yang diperlukan


untuk terwujudnya suatu proyek.
2. Mengangkat kontraktor pelaksana, pengawas proyek yang telah terpilih
melalui mekanisme lelang.
3. Membuat acuan perencanaan dengan dibantu oleh konsultan perencana
guna mewujudkan gagasan yang ada.
4. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, sanksi dan denda
terhadap pelanggar kontrak.
5. Mengusahakan agar pelaksanaan proyek dapat selesai pada waktunya.
6. Menetapkan pekerjaan tambah serta kurang dengan pertimbangan dan
saran yang diberikan oleh konsultan MK.
7. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara
bawahannya dengan pihak-pihak yang terkait.
8. Menerima laporan tentang kemajuan pelaksanaan proyek dari pelaksana
atau kontraktor.
9. Menerima dan memeriksa berita acara penyerahan proyek.
10. Mengesahkan semua biaya pembayaran kepada pelaksana sesuai dengan
kontrak kerja.
2.4.1.1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
(owner) melalui wakilnya untuk bertindak sebagai perencana sesuai dengan
keahliannya, dalam hal ini adalah MK Internal Quest Hotel Project yang
terdiri atas :
1. Perencana Struktur.
2. Perencana Arsitektur.
3. Perencana Mekanikal dan Elektrikal (ME).

Perencana bertugas menyiapkan pekerjaan perencanaan menurut


keahlian masing-masing berdasarkan kesepakatan dengan owner dan
konsultan MK.

1. Perencana Struktur
17

Perencana struktur merupakan badan atau organisasi yang ahli dalam


bidang perencanaan struktur bangunan secara keseluhuran. Tugas
perencana struktur adalah :
a. Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang
telah ditetapkan sebelumnya serta membuat perhitungan terhadap
data-data yang bersifat penunjang perhitungan struktur.
b. Membuat perhitungan ulang apabila terjadi perubahan perencanaan
awal setelah pengaplikasiannya di lapangan.
c. Mengadakan pengawasan berkala sejak mulai hingga berakhirnya
proyek.
d. Menerima sejumlah biaya perencanaan dari pemberi tugas sesuai
dokumen kontrak.
2. Perencana Arsitektur
Perencana arsitektur adalah pihak yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh owner melaui wakilnya untuk bertindak sebagai perencana bentuk,
dimensi, dan tata letak bangunan utama dan bangunan pelengkapnya.
Tugas perencana arsitektur adalah :
a. Membuat gambar perencanaan meliputi dimensi bangunan secara
keseluruhan dengan dilengkapi spesifikasi teknis, fasilitas-fasilitas
pendukung dan konfigurasi penempatannya, beserta gambar-
gambar ulang atau gambar-gambar revisi apabila diperlukan.
b. Menentukan spesifikasi bahan bangunan secara keseluruhan dari
awal pelaksanaan proyek sampai proses finishing, yang didasarkan
perencanaan struktural maupun estetika.
c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang
dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dan juga berhak menegur kontraktor apabila terjadi
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan dokumen perencanaan.
3. Perencana Mekanikal dan Elektrikal (ME)
Perencana mekanikal dan elektrikal merupakan badan atau
organisasi yang ahli dalam bidang mekanikal dan elektrikal. Tugas
perencana ME adalah :
18

a. Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan


listrik serta berbagai perlengkapan seperti AC, perlengkapan
penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon,
dan sebagainya.
b. Ikut serta dalam rapat untuk memberikan penjelasan mengenai
perencanaan mekanikal dan elektrikal.
2.4.2. Konsultan MK (Manajemen Konstruksi)
Konsultan MK adalah pihak yang merupakan perwakilan owner dan
juga konsultan perencana yang bertugas untuk mengawasi jalannya pekerjaan
pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana. Dengan adanya
konsultan MK, diharapkan pelaksanaan pembangunan oleh kontraktor
pelaksana dilakukan sesuai spesifikasi teknis yang dibuat oleh konsultan
perencana, dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Konsultan MK dapat berbentuk badan hukum ataupun bahkan seorang
ahli yang telah ditunjuk pada kebanyakan proyek. Penentuan konsultan MK
adalah berdasarkan mekanisme lelang, dan yang bertindak sebagai konsultan
MK dalam proyek pembangunan Hotel Quest Jalan Pemuda Semarang adalah
MK Internal Quest Hotel Project. Adapun hak dan kewajiban dari konsultan
MK adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi kontraktor pelaksana dalam menjalankan kewajibannya
dengan mengacu pada spesifikasi teknis, jadwal, dan perencanaan
proyek yang telah ada.
2. Mengontrol dan memberikan penilaian untuk kemudian ditindaklanjuti
atas hasil pekerjaan kontraktor pelaksana.
3. Memeriksa dan memberikan rekomendasi tentang material yang boleh
dipakai ataupun tidak.
4. Mencari dan memberikan solusi atas permasalahan yang mungkin
timbul. Dalam hal ini, konsultan MK harus berkoordinasi dengan pihak
owner maupun pihak konsultan perencana.
5. Mempelajari dan menerapkan cara-cara, teknik-teknik, urutan-urutan
atau prosedur pelaksanaan.
19

6. Mengoreksi dan menindaklanjuti laporan berkala tentang hasil prestasi


proyek yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.
7. Berhak melakukan tindakan-tindakan atas nama pemilik proyek, seperti
menolak pekerjaan yang dinilai tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
8. Memberikan intruksi atau koreksi kepada kontraktor pelaksana apabila
terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2.4.3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pemenang lelang yang dapat berupa
perorangan atau badan hukum, yang telah ditetapkan oleh pihak owner dan
telah pula menandatangani Surat Perijinan Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana
ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja dan Rencana Kerja Syarat-
syarat (RKS) yang telah disusun. Pada proyek pembangunan Hotel Quest
Jalan Pemuda Semarang ini yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana
adalah PT. PuriKencana MulyaPersada. Adapun hak dan kewajiban
kontraktor pelaksana yaitu :
1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik
mengenai jadwal pelaksanaan maupun masa pemeliharaannya.
2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan
menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja
yang nantinya akan dilaksanakan.
4. Menyediakan tenaga kerja dan mengikutkannya dalam program
Jamsostek.
5. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang diserahkan
kepada direksi.
6. Bertanggung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.
7. Membayar semua ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
8. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan
waktu pelaksanaan apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh
hal-hal yang bersifat diluar dugaan (force majeur) dan kemudian
mempertanggungjawabkannya kepada pemilik proyek, antara lain
20

terjadinya : pemogokan, larangan kerja, bencana alam, kerusuhan-


kerusuhan social, peraturan pemerintah dalam bidang moneter yang
langsung mempengaruhi pekerjaan.
9. Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi
tugas setelah pekerjaan selesai sesuai dengan kesepakatan yang
tercantum dalam kontrak kerja.
2.4.4. Sub Kontraktor (Kontraktor Pendukung)
Sub kontraktor melaksanakan pekerjaan khusus dari proyek sesuai
dengan keahliannya (spesialisai). Sub kontraktor ini dipilih oleh kontraktor
utama (setelah mereka mengajukan penawaran), berdasarkan pengalaman
dalam bidangnya dan bukti-bukti hasil pekerjaannya. Oleh karena itu, sub
kontraktor bertanggung jawab terhadap kontraktor utama. Kontraktor utama
mempunyai kebebasan untuk menentukan berapa jumlah sub kontraktor yang
akan diajak bekerja sama. Pada proyek pembangunan Hotel Quest Jalan
Pemuda Semarang, pekerjaan yang melibatkan sub kontraktor hanya pada
pekerjaan pembesian, bekisting, dan tenaga sipil. Sub kontraktor mempunyai
hak dan kewajiban yaitu :
1. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama tentang segala
sesuatu hasil dari pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya dan
menyerahkan hasil pekerjaan tersebut pada kontraktor utama sesuai
dengan batas waktu yang telah disepakati dalam kontrak kerja antara
kontraktor utama dengan sub kontraktor.
3. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontrak sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam perjanjian (kontrak kerja).
4. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap (dalam dua tahun
anggaran).

2.5. Administrasi Proyek


Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan tujuan yaitu target dan
rencana dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya ekonomis,
21

dan kualitas yang maksimal, maka seorang pimpinan proyek harus dapat
melaksanakan fungsi manajemen dengan baik yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program
maupun metode sesuai harapan yang meliputi perencanaan waktu, gambar,
pengadaan alat dan bahan, serta keuangan.
2. Pengarahan
Pengarahan merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar
setiap bagian mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.
3. Pengawasan
Pengawasan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai
dengan perencanaan mutu, biaya, dan waktu.
4. Evaluasi Ulang
Evaluasi ulang untuk menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum.
5. Perencanaan Ulang
Perencanaan ulang dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari
perencanaan dengan tujuan untuk merumuskan penyelesaian yang terbaik agar
kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Administrasi proyek dilakukan dengan pemantauan dan pengawasan secara


langsung selama masa pelaksanaan melalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kerja seluruh unsure yang terlibat di dalam proyek.

2.5.1. Jadwal Pelaksana


Jadwal pelaksana merupakan uraian pekerjaan dari awal sampai akhir
proyek secara global. Jadwal pelaksana ini disusun berdasarkan urutan
langkah-langkah Network Planning. Masing-masing pekerjaan diatur
sedemikian rupa dengan memperhatikan kerja pengaturan waktu, tenaga
peralatan, dan material agar dicapai efektifitas kerja yang baik. Dari jadwal
pelaksana ini, tiap pekerjaan diberi bobot masing-masing sehingga diperoleh
kurva S. Jadwal pelaksana menjadi pedoman bagi pelaksana dalam
22

melaksanakan pekerjaan sehingga semuanya dapat berjalan lancar, efisien,


dan tepat waktu.
Untuk jadwal pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana harus
ada persetujuan dari owner terlebih dahulu. Pada tingkat direksi, jadwal
pelaksana diperlukan untuk mengecek prestasi pekerjaan yang telah disahkan
oleh kontraktor pelaksana. Bagi pengawas, jadwal pelaksana berfungsi untuk
mengestimasi pencapaian sasaran pekerjaan yang dilakukan.

2.5.2. Kurva S
Kurva S adalah kurva atau grafik yang menyatakan hubungan komulatif
kemajuan dalam persen waktu pelaksanaan pekerjaan dalam satuan waktu.
Fungsinya untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat. Pembuatan
kurva S dengan cara menentukan garis kurva yang diperoleh dengan
menghubungkan bobot presentase atau volume pekerjaan dengan satuan
waktu. Faktor yang mempengaruhi kurva S yaitu :
1. Faktor Teknis
2.6. Volume dan jenis pekerjaan
Sebelum pekerjaan dimulai, maka haruslah diketahui volume
dan jenis pekerjaan sehingga dapat dibuat rencana biaya yang
nantinya dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
2.7. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja berpengaruh pada prestasi pekerjaan.
Dengan jumlah tenaga kerja tertentu, maka akan dicapai efisiensi
pekerjaan.
2.8. Lokasi
Lokasi tempat proyek berlangsung sangat berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan. Dengan memahami keadaan lokasi
proyek, maka dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dapat
sekaligus mencari solusinya.
2. Faktor Non Teknis
23

Faktor non teknis merupakan faktor tak terduga yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, antara lain :
a. Gangguan cuaca.
b. Kerusakan alat secara tiba-tiba.
c. Ketiadaan bahan secara tiba-tiba.
d. Gangguan dari warga sekitar proyek.

2.5.3. Laporan Harian


Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis. Laporan harian
berisikan antara lain :
1. Waktu dan jam kerja.
2. Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan.
3. Keadaan cuaca.
4. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan.
5. Peralatan yang tersedia di lapangan.
6. Jumlah tenaga kerja di lapangan.
7. Hal-hal yang terjadi di lapangan.
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek dapat
dipantau.
2.5.4. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperoleh gambaran kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu. Laporan mingguan disusun
berdasarkan laporan harian selama satu minggu. Laporan mingguan berisikan
antara lain :
1. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
2. Volume dan presentase pekerjaan dalam satu minggu.
3. Presentase kemajuan pekerjaan dalam satu minggu.
4. Catatan-catatan lain yang diperlukan.
Presentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut
dapat diketahui dengan menghitungkan semua laporan mingguan yang telah
dibuat, ditambah dengan bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan
pada minggu itu.
24

2.5.5. Laporan Bulanan


Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu
untuk memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Laporan bulanan ini
berisi kumpulan dari laporan harian dan mingguan. Kaitan laporan bulanan
dengan kontrak kerja yaitu pekerjaan selama satu bulan yang tertera pada
laporan bulanan apakah sudah sesuai dengan target yang ditentukan pada
kontrak kerja atau belum. Sedangkan kaitannya dengan tagihan pembayaran
adalah laporan bulanan akan memberikan data tentang tagihan pembayaran
pada sertifikat pembayaran bulanan.

Anda mungkin juga menyukai