Bab II Laporan KP Fix
Bab II Laporan KP Fix
BAB II
ORGANISASI PROYEK
Dari keterangan di atas dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa Manajemen
Proyek adalah suatu proses terpadu untuk memelihara, mengembangkan, mengatur,
dan menjalankan program-program agar tercapai target waktu, mutu, dan efisiensi
biaya.
Untuk mencapai tujuuan di atas, maka perlu disusun struktur organisasi yang
jelas yang menunjukkan tanggung jawab, hubungan koordinasi dan hubungan
pengawasan serta pengendalian yang jelas pula dari masing-masing pihak terkait.
13
PEMILIK
PRO YEK
MANAJ EMEN
KO NSTRUKSI
KO NSULTAN KO NTRAKTO R
PERENC ANA PELAKSANA
KETERANGAN :
= G a ris ko n tra ktu a l
= G a ris fu n g sio n a l
PROJEC MANAGER
Bhartanto Eko Nugroho
KETERANGA
N: = Garis koordinasi langsung
SITE
MANAGER
M Akhadun
PELAKSANA
1. Romha K DRAFTER ADMIN LOGISTIK SURVEYOR
2.Rizqy Budi Septianto N Natasha Cindy K.E, ST. Wishnu Murti Rahmat N
TEAM LEADER
PROJECT Aris Hermawan ST. MT
COORDINATOR
KETERANGA
N:
= Garis koordinasi langsung
Pemilik proyek yang sering juga disebut pemberi tugas atau owner
adalah suatu badan usaha atau perseorangan, baik pemerintah maupun swasta
yang memiliki, memberikan pekerjaan serta serta membiayai seluruh proyek
dalam proses pembangunan suatu bangunan. Pada pembangunan Hotel Quest
Jalan Pemuda Semarang ini, yang bertindak sebagai pemilik proyek PT
Trimega Pilar Utama. Adapun wewenang, kewajiban serta hak dari pemilik
proyek adalah sebagai berikut :
16
1. Perencana Struktur
17
dan kualitas yang maksimal, maka seorang pimpinan proyek harus dapat
melaksanakan fungsi manajemen dengan baik yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program
maupun metode sesuai harapan yang meliputi perencanaan waktu, gambar,
pengadaan alat dan bahan, serta keuangan.
2. Pengarahan
Pengarahan merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar
setiap bagian mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.
3. Pengawasan
Pengawasan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai
dengan perencanaan mutu, biaya, dan waktu.
4. Evaluasi Ulang
Evaluasi ulang untuk menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum.
5. Perencanaan Ulang
Perencanaan ulang dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari
perencanaan dengan tujuan untuk merumuskan penyelesaian yang terbaik agar
kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
2.5.2. Kurva S
Kurva S adalah kurva atau grafik yang menyatakan hubungan komulatif
kemajuan dalam persen waktu pelaksanaan pekerjaan dalam satuan waktu.
Fungsinya untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat. Pembuatan
kurva S dengan cara menentukan garis kurva yang diperoleh dengan
menghubungkan bobot presentase atau volume pekerjaan dengan satuan
waktu. Faktor yang mempengaruhi kurva S yaitu :
1. Faktor Teknis
2.6. Volume dan jenis pekerjaan
Sebelum pekerjaan dimulai, maka haruslah diketahui volume
dan jenis pekerjaan sehingga dapat dibuat rencana biaya yang
nantinya dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
2.7. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja berpengaruh pada prestasi pekerjaan.
Dengan jumlah tenaga kerja tertentu, maka akan dicapai efisiensi
pekerjaan.
2.8. Lokasi
Lokasi tempat proyek berlangsung sangat berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan. Dengan memahami keadaan lokasi
proyek, maka dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dapat
sekaligus mencari solusinya.
2. Faktor Non Teknis
23
Faktor non teknis merupakan faktor tak terduga yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, antara lain :
a. Gangguan cuaca.
b. Kerusakan alat secara tiba-tiba.
c. Ketiadaan bahan secara tiba-tiba.
d. Gangguan dari warga sekitar proyek.