Anda di halaman 1dari 21

P-ISSN : 2089-6549 E-ISSN : 2582-2182 Tahun 5, Volume 5 No.

2 Nopember 2015

Study Of Museum Institutional Management

Studi Manajemen Kelembagaan Museum

Rohanda
Susanti Agustina
Departemen Ilmu Informasi & Perpustakaan
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
Program Studi Perpustakaan dan Informasi
Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Pendidikan Indonesia
r_rohanda@yahoo.co.id
susanti@upi.edu

Abstrak. Museum menjadi aset bernilai sejarah yang monumental dan sarat dengan misi
pendidikan dari generasi ke generasi. Museum pada umumnya menghadapi kendala dalam
pengelolaan dana. Pengelolaan dana terutama yang mendukung keberlanjutan
pemeliharaan, perbaikan, dan perawatan museum agar dapat melayani masyarakat lebih
baik dan profesional. Kendala tersebut pada dasarnya akan selalu terkait dengan
manajemen kelembagaan museum. Informasi yang diolah dalam karya ilmiah ini
merupakan hasil elaborasi dari studi literatur dan simpulan studi hasil penelitian terdahulu.
Artikel ilmiah ini membahas aspek kelembagaan museum meliputi pertama, profil
museum dari segi sarana prasarana, SDM, koleksi; kedua aspek legal formal nomenklatur
dan payung hukum; ketiga, aspek organisasi lembaga termasuk di dalamnya tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggung jawab lembaga penaung; keempat, pola koordinasi, kerjasama,
dan hubungan kelembagaan museum dengan instansi terkait; kelima, studi kasus
revitalisasi kegiatan permuseuman yang mengarah pada kebijakan pengelolaan
kelembahgaan museum yang profesional. Pembahasaan tentang manajemen kelembagaan
museum ini berguna, pertama bagi pengembangan wawasan keilmuan informasi dan
perpustakaan, khususnya kelembagaan informasi selain perpustakaan. Kedua, memberikan
gambaran mengenai tata kelola museum di instansi pemerintah. Ketiga, batasan lingkup
kajian baru sebatas manajemen kelembagaan museum di instansi pemerintah, sehingga
perlu adanya pengembangan kajian manajemen kelembagaan museum untuk tipe museum
lainnya, seperti museum yang dikelola swasta maupun pribadi.

Kata kunci: gawitra, kelembagaan informasi, manajemen, museum.

Abstract. Museums are monumental historical assets and laden with educational mission
from generation to generation. Museums in general face constraints in fund management
especially to support the sustainability, repair, and maintenance of the museums in order
to serve the public better and professionally. These constraints will basically always be
associated with the museums' institutional management. The information processed in this
paper is an elaboration of literature study and conclusions of previous studies. This
scientific article discusses the institutional aspects of museums including first, the
museums' profile in terms of infrastructure, human resources, collection; second, the
formal legal aspects of nomenclature and legal protection; third, the institutions'
organizational aspects including tasks, functions, authority, and responsibilities of the
sheltering institutions; fourth, the pattern of coordination, cooperation and institutional
relations museum with other relevant institutions; and fifth, case studies of revitalization of

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 50


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

museum activities that lead to institutional management policies of professional museums.


Discussion on of the institutional management of museums is useful, first, for the
development of information and library science, particularly institution of information in
addition to the library. Second, it provides an overview of the governance of the museum in
government institutions. Third, the scope of study is limited to institutional management of
museums in government institutions, thus there is a need for the development of studies on
institutional management of museums for other types of museums, such as museums that
are managed by private or personal institutions.

Keywords: Gawitra, information institution, management, museum.

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 51


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

PENDAHULUAN Di Indonesia Museum yang ada saat ini


Aspek Kelembagaan Museum adalah Museum Pemerintah dan Swasta.
Museum dapat didirikan oleh Kelembagaan pengelolaan Museum yang
Instansi Pemerintah, Yayasan, atau Badan biasa diterapkan adalah:
Usaha yang dibentuk berdasarkan · Yayasan
ketentuan hukum yang berlaku di
· UPT (Unit Pelaksana Teknis)
Indonesia, maka pendirian museum harus
memiliki dasar hukum seperti Surat · BLU (Badan Layanan Umum)
Keputusan bagi museum pemerintah dan · Badan Usaha (swasta, perusahaan,
akte notaris bagi museum yang PT)
diselenggarakan oleh swasta. Bila Perbandingan ketiga lembaga tersebut
perseorangan berkeinginan untuk disajikan dalam Tabel berikut
mendirikan museum, maka dia harus Tabel 1 Perbandingan Kelembagaan Pengelola Museum
membentuk yayasan terlebih dahulu.
Yayasan UPT UPT PPK-BLU Badan Usaha
Berdasarkan ICOM, museum dapat Pimpinan Ketua Yayasan Kepala Direktur Pimpinan
Perusahaan
(Direktur)
dibedakan menjadi 4 jenis menurut Bertanggung
jawab ke
Dewan Pembina Kepala Badan/Pusat /
Direktur
Kepala
Badan/Pusat /
Pemegang
Saham/Komisaris
Jenderal/Direktur Direktur
instansi yang berwenang dan Sumber Swadaya, Donasi APBN
Jenderal/Direktur
APBN, Non Penjualan Tiket,
Keuangan (di luar dana resmi APBN Modal,
keuangannya: Profit
pemerintah)
Profit, Non Profit Non Profit Profit tidak
Masyarakat
Profit
diutamakan
Status Pegawai Yayasan PNS PNS, Non PNS Pegawai Swasta
· Museum Pemerintah, yaitu museum Kepegawaian

yang didirikan oleh pemerintah pusat, Berdasarkan perbandingan di atas, UPT,


daerah atau badan/instansi U P T- B L U d a n Ya y a s a n l a y a k
pemerintah dipertimbangkan dalam pengelolaan
Museum. Namun untuk lebih jelas dasar
· Museum Swasta (private), yaitu
pertimbangan bentuk museum yang
museum yang didirikan oleh
sesuai untuk Museum Migas maka
organisasi swasta, ada yang untuk
macam-macam bentuk kelembagaan
kepentingan mencari profit
museum tersebut dibuat analisis SWOT
· Museum Non Profit/Nirlaba (strength, weakness, opportunity, threat),
(independen), merupakan museum dengan parameter-parameter sebagai
yang didirikan oleh organisasi nirlaba berikut
· Museum Universitas, yaitu museum · Strenght (kekuatan)
yang berada dibawah Kampus atau
o Status
Universitas, biasanya didirikan dan
dikelola untuk kepentingan o Keuangan
pendidikan dan umum. · Weaknes (kelemahan)

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 52


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

o Fleksibilitas Pengelolaan model UPT-BLU sangat


· Opportunity (peluang) disarankan dengan tambahan
pertimbangan-pertimbangan sebagai
o Pengembangan
berikut:
o Komersialisasi
· Museum Migas merupakan
o Donasi Museum Pemerintah
· Threat (ancaman) · Tujuan pendidikan (non profit)
o Birokrasi · Fleksibilitas keuangan
Dari masing-masing dibuatkan skor, Kemudian, mengacu pada pengelolaan
dengan nilai minimal 1 dan maksimal 5 Museum yang ada di Indonesia dimana
Hasilnya adalah dalam matriks dan grafik kebanyakan merupakan UPT (Unit
sumbu SWOT sebagai berikut Pelaksana Teknis) baik di bawah
Direktorat atau Dinas, maka kelembagaan
Tabel 2 Analisis SWOT Bentuk Kelembagaan
Museum Migas model UPT ini bisa dijadikan usulan
Skor Skor
SWOT
Internal
SWOT
Eksternal
S W O T dalam pengelolaan Museum Migas ke
UPT 2 1 5 3 4 3
UPT-BLU 4 4 5 1 5 1
depan.
Yayasan 2 3 3 1 4 1
BU 0 4 1 1 5 1 Beberapa Museum yang kelembagaannya
UPT di antaranya:
· Museum Nasional
· Museum Kebangkitan Nasional
· Museum Sumpah Pemuda
· Museum Geologi
· PUSPA (Pusat Peragaan) IPTEK
TMII

Gambar 1. Grafik SWOT Bentuk Kelembagaan Museum Migas


Kelembagaan UPT Museum
Geologi dapat dijadikan acuan,
Dari matriks dan grafik di atas terlihat dikarenakan memiliki beberapa
jelas UPT-BLU memiliki banyak kemiripan dengan Museum Migas dan
kelebihan dibanding bentuk kelembagaan masih dalam Kementerian ESDM,
museum lainnya, sehingga disarankan demikian juga dengan PUSPA IPTEK bisa
bentuk kelembagaan Museum Migas dijadikan acuan, dimana kelembagaannya
yang paling sesuai adalah UPT- berupa UPT yang menerapkan Pola

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 53


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Tabel 3 Perbandingan Museum dan BLU


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Museum BLU
Umum (BLU) secara Penuh. Struktur DEFINISI Lembaga permanen yang tidak mencari
keuntungan, diabdikan untuk kepentingan
Instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan
masyarakat dan perkembangannya, terbuka kepada masyarakat berupa penyediaan
organisasi kedua museum dapat dilihat di untuk umum, yang mengumpulkan,
melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan
dan memamerkan bukti-bukti bendawi dalam melakukan kegiatannya didasarkan
bagian berikut sebagai perbandingan dan manusia dan lingkungannya untuk tujuan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
studi, penelitian dan kesenangan”
(Internasional Council of Museums, 2006)
bahan masukan. TUJUAN 1. Sebagai Identitas bangsa Meningkatkan pelayanan kepada
2. Misi pendidikan dan ilmu masyarakat dalam rangka memajukan

Bila dipilih bentuk UPT-BLU maka pengetahuan


3. Memberikan informasi yang
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui:
sedetail-detailnya tentang benda- Fleksibilitas dalam pengelolaan
akan ada konsekuensi dan syarat-syarat benda Migas
4. Menjadi lembaga kebudayaan yang
keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas
melayani masyarakat Penerapan praktek bisnis yang sehat.
yang harus dipenuhi baik administratif 5. mitra para pendidik, baik siswa,
guru, orangtua, maupun masyarakat
(Pasal 2 PP No. 23/2005)

pada umumnya.
maupun teknis, hal ini diuraikan dalam
bagian mengenai UPT dan BLU.
Selain hal tersebut di atas, alasan lain Untuk Museum Listrik dan Energi Baru
mengapa museum migas gawitra perlu berdasarkan uraian dari Bagian Museum
menerapkan sistem pengelolaan dengan TMII masih belum jelas status payung
menggunakan BLU adalah sebagai hukum kelembagaan dan tata kelola-nya,
berikut: yang mana mengalami hal yang sama
dengan Museum Migas.
· Dapat dilakukan peningkatan
Profil Museum
pelayanan instansi pemerintah
Struktur Organisasi Museum Geologi
kepada masyarakat dalam rangka
disajikan sebagai berikut
memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan
bangsa;
· Instansi pemerintah dapat
memperoleh fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas
dengan menerapkan praktik bisnis
yang sehat;
Gambar 2. Struktur Organisasi Museum Geologi
· Dapat dilakukan pengamanan atas
aset negara yang dikelola oleh Struktur organisasi tersebut tertuang
instansi terkait. dalam Keputusan Menteri Energi Dan
Sumber Daya Mineral Republik
Berikut adalah perbandingan definisi dan Indonesia Nomor 1725 Tahun 2002
tujuan antara Museum dan BLU. Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Museum Geologi. Dalam keputusan
menteri tersebut juga disebutkan

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 54


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

kedudukannya yaitu dalam pasal 1 angka dalam Pasal 1 yaitu; Pusat Peragaan Ilmu
1 yang berbunyi “Museum Geologi Pengetahuan dan Teknologi yang
merupakan unit Pelaksana Teknis di selanjutnya disebut PP-IPTEK adalah unit
lingkungan Badan Penelitian dan pelaksana teknis di bidang
Pengembangan Energi dan Sumber Daya pemasyarakatan dan pembudayaan ilmu
Mineral (sekarang Badan Geologi), pengetahuan dan teknologi yang berada di
Departemen Energi dan Sumber Daya bawah dan bertanggung jawab kepada
Mineral yang berada di bawah dan Deputi Bidang Pendayagunaan dan
bertanggungjawab langsung kepada Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
kepala Pusat Penelitian dan Teknologi, Kementerian Negara Riset dan
Pengembangan Geologi (sekarang Pusat Teknologi, dan PP-IPTEK dipimpin oleh
Survei Geologi)”, dan pasal 1 angka 2 seorang Direktur.
berbunyi “Museum Geologi dipimpin Kemudian dalam Pasal 4 disebutkan PP-
oleh seorang Kepala”. IPTEK terdiri dari :
a. Direktur;
b. Divisi Operasi;
c. Divisi Administrasi;
d. Satuan Pemeriksaan Intern.
Juga disebutkan dalam Pasal tersebut;
Susunan organisasi PP-IPTEK adalah unit
organisasi non eselon. Struktur organisasi
PP IPTEK dapat dilihat dalam Gambar
Gambar 3 Kedudukan Museum Geologi berikut.

Pedoman pembentukan UPT mengacu


pada Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor:
6 2 / K E P / M . PA N / 7 / 2 0 0 3 Te n t a n g
Pedoman Organisasi Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Departemen dan Gambar 4. Struktur Organisasi PP IPTEK.

Lembaga Pemerintah Non-departemen.


Mengacu pada Peraturan Menteri
Negara Riset Dan Teknologi Nomor Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
bahwa kedudukan PP IPTEK adalah di
10/M/PER/Xii/2006 Tentang Organisasi
bawah naungan Deputi Bidang
dan Tata Kerja Pusat Peragaan Ilmu
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
Pengetahuan dan Teknologi, disebutkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 55


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Organisasi Kementerian Riset dan Teknologi


Kementerian Riset dan Teknologi,
tepatnya melekat pada Asisten Deputi agak sedikit berbeda dengan misalnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian ESDM karena merupakan
Masyarakat sebagaimana mengacu juga kementerian negara, dimana padanannya
pada Peraturan Menteri Negara Riset dan untuk Deputi adalah merupakan jabatan
Teknologi Republik Indonesia Nomor setingkat Direktur Jenderal, sedangkan
03/M/PER/VI/2010 Tentang Organisasi Asisten Deputi adalah jabatan setingkat
Dan Tata Kerja Kementerian Riset Dan
Direktur.
Teknologi, yang mana disebutkan dalam
Pasal 441 sebagai berikut: Aspek Legal Formal Nomenklatur dan
Payung Hukum
Museum Migas hingga saat ini mengalami
(1) Asisten Deputi Ilmu Pengetahuan dan
beberapa kali perubahan dasar hukum dan
Teknologi Masyarakat mempunyai tugas
pengelolaan dimana dapat dibagi menjadi 2
melaksanakan penyiapan perumusan
besar yaitu Periode Tahun 1989-2003
kebijakan, koordinasi pelaksanaan
(dibawah Pertamina) dan Periode Tahun 2004
kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan
hingga sekarang (tidak dibawah Pertamina).
analisis di bidang ilmu pengetahuan dan
Sejarah Museum Migas “Gawitra” mulai dari
teknologi masyarakat.
gagasan awal hingga sekarang beserta dasar
(2) Selain melaksanakan tugas
hukum terkait disajikan dalam grafik timeline
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
berikut.
melaksanakan tugas sebagai pengelola
peragaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Struktur organisasi Kementerian Riset
dan Teknologi disajikan dalam gambar
berikut.

Keterangan grafik:
1. M o n u m e n b e r s e j a r a h u n t u k
memperingati 100 tahun usaha
perminyakan di indonesia. Gagasannya
dicetuskan dalam konvensi IPA ke XIV
tahun 1985.
Gambar 5. Struktur Organisasi Kementerian Ristek.

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 56


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

2. Pembangunan fisik museum dimulai K / 11 / M E M / 2 0 0 3 , t a n g g a l 2 3


pada bulan maret 1987, dibiayai oleh Desember 2003, menunjuk dan
perusahaan-perusahaan minyak yang menugaskan Direktorat Jenderal
beroperasi di Indonesia, dipelopori Migas untuk mengelola Museum
oleh PERTAMINA berserta seluruh GAWITRA.
anak perusahaannya 11.SK Dirjen MIGAS No.49
3. KEPPRES No.51/1977, TMII dan K/04/DJM/2004, tanggal 28 Januari
seluruh bangunannya adalah asset 2004 menunjuk dan menetapkan
negara. Penguasaan dan Yayasan Pertambangan dan Energi
pengelolaannya diserahkan kepada untuk serta dalam pengelolaan
Yayasan Harapan Kita. GAWITRA.
4. Museum migas berlokasi di TMII,
pengelolaannya diserahkan oleh Aspek Organisasi Lembaga
menteri Pertambangan dan Energi
Dari uraian tersebut maka kelembagaan dan
selaku penanggung Jawab
pembangunan Museum Migas kepada pengelolaan Museum Migas baik sebelum
ketua Yayasan Harapan Kita. maupun sesudah tidak dibawah Pertamina,
5. Museum Migas diresmikan pada
tanggal 20 April 1989 oleh presiden dapat dibuatkan dalam bentuk matriks tabel,
RI sebagai mana dibawah ini.
6. KEPPRES no.51/1977, pengelola
museum adalah Yayasan Harapan Tabel 4
Perbandingan Kelembagaan dan Pengelolaan Museum Migas
Kita (swasta). “Yayasan Hjarapan
Kita menyerahkan kembali
pengelolaan museum migas kepada
pemerintah”.
7. Pemerintah melalui Surat Keputusan
Menteri Pertambangan dan energi
no.1276 K/00/M.PE/1989 tanggal 4
Oktober 1989, menugaskan
PERTAMINA untuk mengelola dan
biaya yang diperlukan dibebankan
pada anggaran PERTAMINA.
8. Surat Menteri Pertambangan dan
Energi selaku ketua DKPP
No.81/K/DKPP/1990, tanggal. 4
Agustus 1990, memberikan
persetujuan kepada PERTAMINA
untuk melaksanakan keputusan
pemerintah tersebut.
9. Dengan terbitnya UU No.22 tahun
2001 dan PERPU No.31 tahun 2003
tentang pertambangan migas dan
pengalihan status PERTAMINA
menjadi Persero, dan sesuai dengan
s u r a t d i r u t P E RTA M I N A
No.011/C00000/2003-SO, tanggal 9
Januari 2003, pengelolaan
GAWITRA dikembalikan kepada
pemerintah dengan mencabut SK
Menteri No. 1276K/00/M.PE/1989,
tanggal 4 Oktober 1989
10. SK Menteri ESDM No.1601

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 57


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Migas.
Ÿ Instansi lain terkait Migas namun
keuangannya di luar APBN yaitu BP
Migas
Museum Migas Gawitra menjadi
Museum non pemerintah bila berada di
bawah:
Ÿ Yayasan, baik yayasan yang sudah ada
(YPE) atau yayasan yang baru
dibentuk (misal Yayasan Gawitra)
Dari matriks tersebut terlihat Ÿ Pertamina
kelembagaan dan pengelolaan Museum Berdasarkan dari analisis dan uraian
Migas periode 2004-sekarang tidak lebih di atas, maka dapat diambil usulan untuk
baik dari periode sebelumnya, bahkan pengelolaan museum adalah sebagai unit
b i s a d i k a t a k a n m u n d u r, d e n g a n pelaksana teknis (UPT) dibawah
parameter: Sekretariat Ditjen Migas, Kementerian
Negara Energi Sumber Daya Mineral
Ÿ Status lembaga kurang jelas sehingga (ESDM), dan Museum GAWITRA
status personalia dan pendanaan belum dipimpin oleh seorang Direktur, mengacu
jelas serta pengembangan museum pada struktur organisasi PP IPTEK TMII.
menjadi terhambat
Ÿ Pengelolaan Pendanaan belum jelas Pola Koordinasi dan Kerjasama
Ÿ Status aset belum jelas A. Direktur;
Ÿ Kurangnya penambahan koleksi berkewajiban :
Ÿ Kurangnya program/kegiatan rutin · Menyiapkan rencana strategis
Dari hal di atas, maka permasalahan pengembangan Museum Migas;
utama dapat dikelompokkan sebagai · Menyiapkan Rencana
berikut: Pengembangan dan Anggaran
Ÿ Status kelembagaan museum, aset dan tahunan MUSEUM MIGAS;
personalia · Mengusulkan calon pejabat yang
Ÿ Pengelolaan museum (pendanaan, menduduki jabatan divisi dan sub
Koleksi dan Program) divisi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
Berdasarkan hasil analisa tersebut · Menyampaikan pertanggung
maka ada beberapa alternatif yang layak jawaban kinerja operasional dan
dan memungkinkan hubungan keuangan PPIPTEK.
kelembagaan Museum Migas Graha B. Divisi Operasi
Widya Patra (GAWITRA). Tata ruang Divisi Operasi mempunyai tugas
organisasi Museum Gawitra yaitu sebagai
melaksanakan perencanaan, monitoring
berikut:
dan
Museum Migas Gawitra tetap merupakan
evaluasi pengelolaan kegiatan di bidang
Museum pemerintah, di instansi
(berdasarkan urutan prioritas): peragaan, program, serta promosi dan
Ÿ Tetap di lingkungan Ditjen Migas
kerjasama.
(mencakup hulu dan hilir Migas) Fungsi :
Ÿ Dalam instansi lain terkait Migas di · Penyusunan rencana kegiatan
lingkungan ESDM tetapi di luar Migas, teknis operasional peragaan ilmu
yaitu antara lain Pusdiklat Migas, pengetahuan
Lemigas, dan Sekjen ESDM serta BPH · Dan teknologi, program, serta

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 58


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

promosi dan kerjasama; A. Divisi Administrasi


· Pelaksanaan kegiatan teknis Divisi Administrasi mempunyai tugas
operasional peragaan, program, melaksanakan perencanaan, monitoring
promosi dan dan evaluasi pengelolaan sarana utilitas,
· Kerjasama yang mengacu kepada serta urusan keuangan, perlengkapan,
rencana bisnis dan anggaran; kepegawaian, kerumahtanggaan dan
· Pelaksanaan perintisan dan fasilitasi ketatausahaan Museum GAWITRA.
pembangunan peragaan di daerah Fungsi :
· Pelaksanaan monitoring, evaluasi o Koordinasi penyusunan Rencana
dan penyusunan laporan kegiatan Bisnis dan Anggaran Museum
teknis operasional. GAWITRA;
Divisi Operasi terdiri dari : o Pelaksanaan penyiapan dokumen
a. Sub Divisi Peragaan; pelaksanaan anggaran Museum
b. Sub Divisi Program; GAWITRA;
c. S u b D i v i s i P r o m o s i d a n o Pelaksanaan pengelolaan
Kerjasama. pendapatan dan belanja Museum
1) Sub Divisi Peragaan GAWITRA;
Sub Divisi Peragaan mempunyai o Pelaksanaan pengelolaan kas
tugas melakukan penyiapan bahan Museum GAWITRA;
penyusunan rencana dan pelaksanaan o Pelaksanaan penyusunan
kegiatan operasional peragaan di kebijakan pengelolaan barang,
lingkungan Museum GAWITRA, asset tetap dan investasi Museum
peragaan keliling (outreach), GAWITRA;
kepemanduan, pemeliharaan dan o Pelaksanaan sistem informasi
perbaikan alat peraga, serta manajemen keuangan Museum
melakukan monitoring, evaluasi dan GAWITRA;
penyusunan laporan kegiatan teknis o Pelaksanaan akuntansi dan
operasional penyusunan laporan keuangan
2) Sub Divisi Program Museum GAWITRA;
Sub Divisi Program mempunyai o Pelaksanaan pengelolaan sarana
tugas melakukan penyiapan bahan utilitas Museum GAWITRA;
penyusunan rencana dan melakukan o Pelaksanaan urusan kepegawaian,
kegiatan operasional program dan perlengkapan, kerumahtanggaan
pengelolaan perpustakaan, serta dan ketatusahaan Museum
melakukan monitoring, evaluasi dan GAWITRA
penyusunan laporan kegiatan teknis Divisi Administrasi terdiri dari :
1) Sub Divisi Keuangan;
operasional program.
Sub Divisi Keuangan
3) Sub Divisi Promosi dan Kerjasama
mempunyai tugas melakukan
Sub Divisi Promosi dan Kerjasama
penyiapan bahan penyusunan
mempunyai tugas melakukan
Rencana Bisnis dan Anggaran,
penyiapan bahan penyusunan rencana
dokumen pelaksanaan anggaran,
dan pelaksanaan kegiatan promosi dan
pengelolaan pendapatan dan
kerjasama, pelayanan pengunjung
belanja, pengelolaan kas,
(customer service), kehumasan,
penyusunan kebijakan
perintisan dan fasilitasi pembangunan
pengelolaan barang, aset tetap dan
Peragaan Migas daerah dan hubungan
investasi, pelaksanaan sistem
luar negeri untuk pengembangan
informasi manajemen keuangan,
kelembagaan yang meliputi alat

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 59


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

serta akuntansi dan penyusunan mengambil langkah-langkah yang


laporan keuangan. diperlukan sesuai dengan ketentuan
2) Sub Divisi Utilitas; dan peraturan perundang-undangan
Sub Divisi Utilitas mempunyai yang berlaku.
tugas melakukan kegiatan C. Setiap pimpinan satuan organisasi di
pemeliharaan dan perbaikan lingkungan Museum GAWITRA
bangunan, mekanikal dan bertanggung jawab memimpin
elektrikal gedung serta lansekap, bawahan dan mengkoordinasikan
dan kegiatan pembuatan dan bawahannya dan memberikan
perbaikan alat peraga serta bimbingan serta petunjuk bagi
pengelolaan sarana bengkel. pelaksanaan tugas bawahannya.
3) Sub Divisi Umum. D. Setiap pimpinan satuan organisasi di
Sub Divisi Umum mempunyai lingkungan Museum GAWITRA
tugas melakukan urusan wajib mengikuti dan mematuhi
kepegawaian, perlengkapan, petunjuk dan bertanggung jawab
kerumahtanggaan dan kepada atasan serta menyampaikan
ketatausahaan Museum laporan berkala pada waktunya.
GAWITRA. E. Setiap laporan yang diterima oleh
B. Satuan Pemeriksaan Intern setiap pimpinan satuan organisasi
1) Satuan Pemeriksaan Intern yang dari bawahan, wajib diolah dan
selanjutnya disebut SPI dipergunakan sebagai bahan untuk
merupakan unit kerja yang menyusun laporan lebih lanjut dan
berkedudukan langsung di bawah untuk memberikan petunjuk kepada
dan bertanggung jawab kepada bawahan.
Direktur. F. Para Kepala Divisi, dan setiap
2) S P I m e m p u n y a i t u g a s pimpinan satuan organisasi di
melaksanakan pemeriksaan lingkungan Museum GAWITRA
operasional administrasi dan wajib memberikan laporan berkala
keuangan, dan pemeriksaan kepada atasan masing-masing.
kualitas peragaan, program,
pelayanan dan produk/jasa Pola Koordinasi, kerjasama dan
hubungan kelembagaan museum Gawitra,
Hubungan Kelembagaan Museum apabila masih berada di bawah naungan
dengan Instansi Terkait Ditjen Migas untuk ke depan tentunya
harus diupayakan menjadi lebih efektif.
A. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap Beberapa instansi terkait yang dapat
pimpinan satuan organisasi di berkoordinasi dan menjalin kemitraan
lingkungan Museum GAWITRA maupun kerja sama antara lain BP Migas,
wajib menerapkan prinsip koordinasi, BPH Migas, Lemigas, Pusdiklat Migas,
integrasi dan sinkronisasi baik di YPE, Kementrian Kebudayaan dan
lingkungan Museum GAWITRA, Pariwisata, Kementrian Pendidikan
Kementerian Negara ESDM serta Nasional, KKS, dan lain sebagainya.
instansi lain sesuai tugas masing- Dalam hal koordinasi, Museum Gawitra
masing. dalam penyelenggaraan kegiatannya
B. Setiap pimpinan satuan organisasi di berupaya melakukan komunikasi dan
lingkungan Museum GAWITRA koordinasi menyangkut kebijakan:
wajib mengawasi bawahan dan 1. Penyelenggaraan kegiatan museum
apabila terjadi penyimpangan wajib 2. Sumber daya manusia

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 60


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

3. Pengelolaan museum melibatkan YPE sebagaimana yang telah


4. Pemantauan museum berlangsung.
5. Evaluasi dan pelaporan kinerja Sementara Kementrian Kebudayaan dan
museum Pariwisata berperan serta dalam upaya,
6. Pendanaan dan penggunaan anggaran, yaitu:
yang mencakup dana pengelolaan a. M e l a k u k a n p e m b i n a a n d a n
untuk: pengawasan penyelenggaraan dan
- Survey koleksi pengelolaan museum menyangkut
- Pengadaan koleksi teknis permuseuman,meliputi:
- Penelitian koleksi Tata cara penyelenggaraan museum,
- Pengadaan sarana prasarana bimbingan edukasi, kerjasama, dan
- Kegiatan penyimpanan publikasi museum Gawitra sebagai
- Kegiatan perawatan salah satu tujuan kunjungan
- Kegiatan pengamanan pariwisata prioritas di TMII.
- Kegiatan pemanfaatan b. Peningkatan kualitas tenaga teknis
- Kegiatan dokumentasi museum.
- Kegiatan publikasi dan promosi Kementrian Pendidikan turut berperan
- Pelatihan tenaga teknis museum serta dalam upaya, yaitu:
- K e g i a t a n s e m i n a r, d i s k u s i , · Melakukan pembinaan dan
workshop pengembangan pengawasan menyangkut teknis
museum, dan permuseuman dalam hal bimbingan
- Kegiatan studi banding pembelajaran pengetahuan alam
7. Pembinaan serta pengawasan maupun pengetahuan sosial bagi
para pelajar dan mahasiswa.
Direktorat Jenderal Migas dalam · Mendokumentasikan segala
melaksanakan dan menanggapi kebijakan kegiatan hulu industri perminyakan
program kegiatan penyelenggaraan di Indonesia dalam bentuk publikasi
museum perlu melakukan upaya: buku maupun CD edukasi interaktif
a. Memfasilitasi kerja sama dengan bagi pelajar mulai dari pra sekolah,
BP Migas, BPH Migas, Lemigas, S D , S M P, S M A , m a u p u n
Pusdiklat Migas, dalam kegiatan mahasiswa.
pengembangan pengelolaan Hubungan kelembagaan, pola koordinasi
museum sesuai dengan peraturan
dan kerjasama tersebut lebih jelasnya dapat
perundangan yang berlaku.
dilihat dalam gambar berikut.
b. Penguatan kapasitas kelembagaan
termasuk sumber daya manusia
untuk pelaksanaan pengembangan
museum Gawitra
c. Memfasilitasi penyediaan sarana
dan prasarana pelayanan yang
diperlukan dalam pelaksanaan
pengembangan permuseuman.
d. Penguatan kapasitas jejaring antara
BP Migas, BPH Migas, Lemigas,
Pusdiklat dalam penyelenggaraan
orientasi kerja di museum
(laboratorium pembelajaran).
e. Dalam pengelolaannya bisa

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 61


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

PEMBAHASAN budaya, wahana pembelajaran


Studi Kasus Revitalisasi Kegiatan masyarakat, serta objek wisata yang
Permuseuman edukatif, perlu didorong agar menjadi
Kementerian Kebudayaan dan dinamis serta dapat melayani masyarakat
Pariwisata telah menjalankan tugas dan dengan memadai. Indonesia juga dikenal
tanggung jawabnya dengan baik di tahun memiliki keragaman aset budaya dan
2009. Setelah suksesnya program Visit tradisi yang sangat menarik serta
Indonesia Year yang telah meningkatkan bervariasi. Dengan adanya program
kepariwisataan Indonesia, di tahun 2010 Tahun Kunjung Museum tersebut,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diharapkan dapat mengubah citra dan
telah melaksanakan program yang lebih “wajah” museum Indonesia menjadi lebih
optimis lagi antara lain Tahun Kunjung menarik dan lebih prima sehingga dapat
Museum yang memiliki peranan strategis turut meningkatkan jumlah kunjungan
sebagai wahana penguat program wisatawan asing ke Indonesia.
Revitalisasi Museum. Guna Tahun Kunjung Museum 2010
meningkatkan wisatawan, baik domestik merupakan sebuah momentum awal
maupun asing pada 2010 Kementerian untuk memulai Gerakan Nasional Cinta
Kebudayaan dan Pariwisata telah Museum (GNCM) yang akan
mencanangkan program Tahun Kunjung dilaksanakan selama lima tahun (2010-
Museum (Visit Museum Year). 2014). Salah satu kegiatan dalam Program
Program Tahun Kunjung Museum GNCM tersebut adalah kegiatan
yang didukung dengan berbagai kegiatan Revitalisasi Museum yang bertujuan
di museum seluruh Indonesia tersebut, untuk mewujudkan museum Indonesia
bertujuan untuk memperbesar jumlah yang dinamis dan berdayaguna sesuai
pengunjung museum serta meningkatkan dengan standar ideal pengelolaan dan
apresiasi dan kepedulian masyarakat pemanfaatan museum. Dengan adanya
terhadap warisan budaya bangsa. Dengan program GNCM tersebut diharapkan
adanya program Tahun Kunjung Museum pada 2014 akan terwujud museum
yang dibarengi dengan mereposisi Indonesia yang menarik dan informatif
museum, optimisme bahwa masyarakat serta mampu memenuhi kebutuhan
akan lebih bergairah untuk berkunjung ke masyarakat.
museum, sehingga museum menjadi lebih Museum merupakan sarana untuk
semarak dan “hidup” dalam mengembangkan budaya dan peradaban
pengelolaannya. manusia. Dengan kata lain, museum tidak
Museum sebagai media yang hanya bergerak di sektor budaya,
universal untuk pelestarian warisan melainkan dapat bergerak di sektor

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 62


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

ekonomi, politik, sosial, dll. Di samping skala lokal, regional maupun nasional.
itu, museum merupakan wahana yang Gerakan Nasional Cinta Museum
memiliki peranan strategis terhadap mernjadi salah satu upaya penggalangan
penguatan identitas masyarakat termasuk kebersamaan antar pemangku
masyarakat sekitarnya. kepentingan dan pemilik kepentingan
Para ahli kebudayaan meletakkan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi
museum sebagai bagian dari pranata museum guna memperkuat apresiasi
sosial dan sebagai wahana untuk masyarakat terhadap nilai kesejarahan
memberikan gambaran dan mendidik dan budaya bangsa. Gerakan ini bertujuan
perkembangan alam dan budaya manusia untuk membenahi peran dan posisi
kepada komunitas dan publik. Tiga pilar museum yang difokuskan pada aspek
utama permuseuman di Indonesia yang internal maupun eksternal.
telah disinggung di awal, yaitu: 1) Aspek internal lebih kepada
mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) revitalisasi fungsi museum dalam rangka
kepribadian bangsa; 3) ketahanan penguatan pencitraan melalui pendekatan
nasional dan wawasan nusantara. Ketiga konsep manajemen yang terkait dengan
pilar tersebut merupakan landasan fisik dan non fisik. Aspek eksternal lebih
kegiatan operasional museum yang kepada konsep kemasan program yaitu
dibutuhkan di era globalisasi ini. menggunakan bentuk sosialisasi dan
Pada saat masyarakat mulai kampanye pada masyarakat sebagai
kehilangan orientasi akar budaya atau jati bagian dari stakeholder. Gerakan
dirinya, maka museum dapat Nasional Cinta Museum adalah upaya
memengaruhi dan memberi inspirasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
tentang hal-hal penting yang harus untuk mengembangkan museum-
diketahui dari masa lalu untuk menuju ke museum di Indonesia agar siap bersaing.
masa depan. Oleh karena itu untuk Adapun tujuan revitalisasi museum
menempatkan Museum Gawitra pada Gawitra adalah sebagai berikut:
posisi sebenarnya yang strategis, 1. Terjadinya peningkatan kesadaran
diperlukan gerakan bersama penguatan dan apresiasi masyarakat terhadap
pemahaman, apresiasi dan kepedulian nilai penting pengelolaan
akan identitas dan perkembangan budaya perminyakan dalam lingkup skala
bangsa yang harus terbangun pada tataran lokal, regional, nasional, dan
Direktorat Jenderal Migas dan instansi internasional.
terkait seperti BP Migas, BPH Migas, 2. Semakin kuatnya kepedulian dan
Lemigas, dsb) serta semua komponen peran serta pemangku kepentingan
masyarakat bangsa Indonesia baik dalam dalam pengembangan Museum

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 63


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Gawitra, dalam hal ini Ditjen Gawitra dengan pemangku


Migas. kepentingan.
3. Terwujudnya museum sebagai 5. Membentuk rumusan kebijakan-
media belajar dan rekreasi yang kebijakan terkait dengan
dinamis dan atraktif bagi penyelenggaraan museum yang
pengunjung, terutama bagi publik tidak saja menekankan kepada
internal Ditjen Migas sebagai kepentingan ideologis dan
laboratorium orientasi tugas pokok kepentingan akademis, tetapi juga
dan fungsi tentang pemahaman pada kepentingan lain dalam
komprehensif perminyakan pemanfaatan museum.
melalui pembelajaran kontekstual 6. Terbentuknya sinergitas dari para
di lingkungan Ditjen Migas. pemangku kepentingan khususnya di
4. Te r w u j u d n y a m u s e u m bidang perminyakan untuk menempatkan
sebagai kebanggaan publik. museum Gawitra sebagai lembaga yang
5. Te r w u j u d n y a k u a l i t a s memiliki daya tarik wisata untuk
pelayanan museum. dikunjungi
6. P e n i n g k a t a n j u m l a h Strategi mereposisi museum Gawitra
kunjungan ke museum. dalam menangkap peluang ke depan
Sasaran Revitalisasi Museum Gawitra, adalah sebagai berikut:
antara lain: 1. Meningkatkan keseimbangan
1. Menciptakan peran museum antara kompleksitas fungsi
Gawitra sebagai bagian dari museum yang diemban dengan
pranata kehidupan ekonomi, sistem dan mekanisme
politik, sosial, dan budaya bangsa. pengelolaan yang professional.
2. M e w u j u d k a n p e n i n g k a t a n 2. Mengoptimalkan penggunaan
kuantitas dan kualitas kunjungan teknologi informasi untuk
ke museum Gawitra. mengelola data dan informasi
3. Mewujudkan landasan yang koleksi, kegiatan museum,
kokoh bagi masyarakat untuk mempromosikan atau
meningkatkan apresiasi kampanye/sosialisasi museum
kesejarahan dan kebudayaan sebagai tempat yang atraktif dan
dalam upaya memperkuat jatidiri memiliki daya tarik untuk
bangsa. dikunjungi.
4. Menciptakan kerja sama yang 3. Meningkatkan inovasi sistem
berimbang dan saling peragaan koleksi museum yang
menguntungkan antara museum ditata secara modern tanpa
Studi Manajemen Kelembagaan Museum 64
Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

mengabaikan peran kelengkapan fasilitas, sarana


pendidikannya, misalnya melalui pendukung dan layanan yang
sentuhan teknologi komputer, disediakan oleh museum Gawitra.
presentasi audiovisual, serta 8. Mengintegrasikan fungsi museum
pajangan video secara interaktif dengan sistem pendidikan
untuk lebih menarik dan lebih nasional yang ada, khususnya
mendidik. pada tingkat daerah (provinsi dan
4. Museum sebagai jendela budaya kabupaten) yang tidak memiliki
harus lebih dikembangkan museum.
s ebagai tempat pertemuan 9. Memperkuat jaringan kerja
komunitas yang nyaman, museum sebagai lembaga
menyenangkan, akomodatif, dan nonprofit.
lengkap.
5. Mengoptimalkan kreativitas Museum merupakan lembaga
program-program, aktivitas dan permanen yang tidak mencari
promosi kegiatan museum yang keuntungan, diabdikan untuk
menarik, lebih mendidik kepentingan masyarakat dan
sekaligus menghibur, yang dapat perkembangannya, terbuka untuk umum.
menggugah emosi atau imajinasi Selain itu museum pada umumnya
pengunjung untuk lebih tertarik, mengumpulkan, melestarikan, meneliti,
mengetahui, dan mengapresiasi mengkomunikasikan dan memamerkan
pengalaman yang diperoleh bukti-bukti bendawi manusia dan
selama berkunjung di museum lingkungannya untuk tujuan studi,
sebagai bagian dari kehidupan penelitian dan kesenangan (Internasional
budayanya. Council of Museums, 2006).
6. Memperkuat data dan informasi Dalam Peraturan Pemerintah No.
terkait dengan koleksi, aktivitas 19 tahun 1955, tentang pemeliharaan dan
dan promosi kegiatan museum Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di
yang dapat diakses dengan mudah Museum, menyebutkan bahwa museum
oleh para pemangku kepentingan, adalah lembaga tempat penyimpanan,
khususnya masyarakat dan perawatan, pengamanan dan pemanfaatan
pengunjung. benda-benda bukti material hasil budaya
7. Meningkatkan kenyamanan dan manusia, serta alam dan lingkungannya
kepuasan bagi para pengunjung guna menunjang upaya perlindungan dan
terhadap kualitas dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 65


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Kata museum berasal dari mouseion, yang Permuseuman (1977-1998) dapat dibuat
berarti kuil untuk sembilan Dewa Muses, ikhtisar singkatnya yaitu :
anak-anak Dewa Zeus , yang 1. M u s e u m s e b a g a i t e m p a t
melambangkan ilmu dan kesenian. Kata kumpulan barang aneh.
museum mulai banyak digunakan pada 2. Museum pernah digunakan
masa Renaissance, Sekitar abad ke-16 dan sebagai istilah kumpulan
ke-17. Kata museum dikaitkan dengan pengetahuan dalam bentuk karya
cara ilmiah, disamping bersenang- tulis pada zaman ensiklopedis.
senang. 3. Museum sebagai tempat koleksi
Menurut beberapa sumber mula- realis bagi lembaga atau
jadinya museum adalah diawali dari perkumpulan-perkumpulan
gedung penyimpanan khazanah ilmiah.
perbendaharaan kerajaan Kaisar Romawi 4. Museum dan Istana setelah
atau para Sultan di Timur Tengah. Ada revolusi Perancis dibuka untuk
juga yang menyebutkan bahwa museum umum dalam rangka
berawal dari kumpulan barang yang demokratisasi ilmu dan kesenian.
dibawa musafir, peneliti, Penyebar 5. Museum menjadi urusan yang
agama, pedagang dan pejabat kompeni perlu ditangani pembinaan,
dari Eropa. Sementara data lainnya p e n g a r a h a n d a n
menyatakan bahwa museum pada perkembangannya oleh
awalnya diartikan sebagai tempat pemerintah sebagai saran
kumpulan barang aneh. Pada masa itu pelaksanaan kebijakan politik di
dikenal penyajian yang pertama yang bidang kebudayaan.
disebut Curio cabinet. Benda-benda yang Dalam sejarahnya, museum
dipamerkan adalah koleksi-koleksi mengalami perubahan dalam hal fungsi
pribadi milik para pangeran, bangsawan, museumnya. Fungsi awal museum
pelindung dan pecinta seni budaya, serta sebagai gudang barang, tempat
pecinta ilmu pengetahuan. Museum pada penyimpanan benda warisan budaya yang
masa itu jarang dibuka dan bernilai luhur sebagai upaya
dipertontonkan kepada masyarakat pemeliharaan, pengawetan , penyajian
umum. “Museum akan dibuka dan atau pameran. Selanjutnya fungsi
diperlihatkan hanya kepada para sahabat museum berkembang meliputi fungsi
dekat atau kerabat atau orang lain yang pendidikan dalam rangka untuk
terpandang. Menurut Moh Amir Sutaarga, kepentingan umum. Walaupun terjadi
gambaran perkembangan museum, dan perubahan dan perluasan fungsi museum,

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 66


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

tetapi hakekat pengertian museum itu museum khusus di tingkat nasional.


tidak berubah. Masalah sumber daya manusia adalah
Ciri ilmiah, kesenian, dan rekreasi masalah yang sangat penting, oleh sebab
tetap menjiwai arti museum hingga saat itu Direktorat Permuseuman pun tidak
ini. Direktorat Permuseuman pada tahun luput dalam memerhatikan dan
1971 mengelompokkan museum- meningkatkan kemampuannya, melalui
museum menurut jenis koleksinya berbagai jenis pendidikan dan penataran
menjadi 3 jenis, yaitu museum umum, di dalam negeri maupun di luar negeri.
museum khusus, dan museum lokal. Berlakunya Undang-undang no. 22
Pengelompokan itu diubah pada tahun tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
1975 menjadi museum umum, museum maka 26 museum negeri Provinsi
khusus dan museum pendidikan. diserahkan kepada daerah dan semenjak
Selanjutnya, pada 1980 pengelompokan itu penyelenggaraan dan pengelolaannya
itu disederhanakan kembali menjadi ada pada tanggung jawab Pemerintah
museum umum dan museum khusus. Daerah. Sementara Direktorat
Museum umum dan museum khusus Permuseuman diubah menjadi Direktorat
tersebut berdasarkan tingkat Sejarah dan Museum di bawah
kedudukannya dijabarkan menjadi Departemen Pendidikan nasional sejak
museum tingkat nasional, museum tahun 2000. Seiring perkembangannya,
tingkat regional (provinsi) dan museum pada 2001 Direktorat Sejarah dan
tingkat lokal (Kota/Kabupaten). Dalam Museum diubah menjadi Direktorat
kebijakannya Direktorat Permuseuman Permuseuman dan pada tahun ini juga
telah menetapkan 3 pilar utama yang diubah menjadi Direktorat Purbakala dan
dijadikan kebijakan bagi permuseuman di Permuseuman di bawah Badan
Indonesia yaitu : Pengembangan Kebudayaan dan
a. Mencerdaskan bangsa Pariwisata.
b. Kepribadian bangsa Pada tahun 2003 Direktorat
c. Ketahanan nasional dan wawasan Purbakala Permuseuman diubah menjadi
nusantara asisten Deputi Urusan Kepurbakalaan dan
Sehingga apapun jenis museumnya ketiga Permuseuman di bawah Kementrian
pilar utama itu harus dijadikan landasan Kebudayaan dan Pariwisata. Jumlah
bagi penyelenggaraan dan pengelolaan museum di Indonesia pada masa sebelum
museum dalam rangka mengelola kemerdekaan adalah 30 buah museum.
museumnya. Begitu pun museum Graha Kemudian pada akhir Pelita V ( 1994 )
Widya Patra yang masuk dalam kategori jumlah museum itu bertambah menjadi

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 67


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

262 buah museum. Data terakhir yang ada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
pada Direktorat Museum (2008) jumlah 96/Pmk.06/2007. Revitalisasi museum
museum yang ada di Indonesia mencapai dan kegiatan Museum Migas sebagai
281 buah museum.Hingga 2016 ini sarana edukatif dan rekreatif dapat
tercatat ada 300 lebih museum di dilakukan bila status bentuk dan
Indonesia. kelembagaan serta aset jelas.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Agrawal. (1977). Care and Preservation
a) Bentuk kelembagaan untuk Museum ada
of Museum Object, National
bermacam-macam yaitu UPT, UPT-
R e s e a rc h L a b o r a t o r y f o r
BLU, Yayasan dan badan usaha. Model
Conservation, New Delhi.
kelembagaan UPT dan PK BLU banyak
Agustina, Susanti & Rohanda. (2010).
memiliki kelebihan dan fleksibilitas,
Hasil Kajian Kelembagaan
sebagaimana yang telah
Pengelolaan Museum Minyak dan
diimplementasikan oleh Museum PP-
Gas Bumi, Graha Widya Patra
IPTEK.
(Gawitra) tidak diterbitkan,
b) Kelembagaan dan pengelolaan Museum Jakarta: Ditjen Migas Departemen
Migas periode 2004-sekarang tidak lebih ESDM.
baik dari periode sebelumnya, bahkan Alam, Sayamsir. 1989/1990. Inventarisasi
bisa dikatakan mundur, dimana saat ini Koleksi, dalam Museografi Jilid
status lembaga kurang jelas sehingga XIX No 2, Jakarta: Depdikbud.
status personalia dan pendanaan belum Direktorat Museum, Direktorat Jenderal
jelas serta pengembangan museum Sejarah dan Purbakala. 2007.
menjadi terhambat. Dikarenakan Pengelolaan Koleksi Museum.
Museum Migas, yaitu Museum yang Jakarta: Departemen Kebudayaan
berisi informasi mengenai migas dan Pariwisata.
(minyak dan gas bumi), maka ada Sumber lain
beberapa lembaga atau instansi terkait UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
migas yang layak menaungi Museum Gas Bumi (23 November 2001)
Migas yaitu Ditjen Migas, BP Migas, PP No. 67/2002. Kepres No. 86/2002. dan
Sekjen ESDM, Lemigas, Pusdiklat PP No. 36/2004).
Migas, Pertamina, dan YPE. Museum PP No. 31 Tahun 2003 tentang Peralihan
Migas merupakan milik negara, dan Bentuk Pertamina menjadi PT.
untuk penetapan status penggunaan Pertamina (Persero)
barang milik negara mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 68


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

D a y a M i n e r a l N o . PERTAMINA.
1601.K/11/MEM/2003 tanggal 23 Keputusan Direktur Utama PERTAMINA
Desember 2003 tentang No. KPTS-180/C0000/89-B1
Pengelolaan Museum Migas Gawitra tanggai 20 Nopember 1989, tentang
TMII, struktur organisasi "Graha Widya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Patra".
tentang Minyak dan Gas Bumi Keputusan Direktur Utama PERTAMINA
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 No. KPTS P-091/10211/90-B1
tentang Benda Cagar Budaya. tanggai 27 Pebruari 1990, tentang
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun Pengangkatan Direktur "Graha
1993 tentang Pelaksanaan Widya Patra".
Undang-undang RI Nomor 5 Pidato Direktur Utama PERTAMINA
Tahun 1992. pada Pelantikan Pejabat, tanggal 28
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Pebruari 1990 (termasuk Direktur
1995 tentang Pemeliharaandan "Graha Widya Patra").
Pemanfaatan Benda Cagar Berita Acara No. 27/GWP/1990 tanggai
Budaya di Museum. 12 Maret 1990 tentang Penyerahan
Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pengelolaan "Graha Widya Patra"
P a r i w i s a t a N o m o r dari Direktur Jenderal Minyak dan
KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Gas Bumi selaku Koordinator
Museum. Pembangunan "Graha Widya Patra"
Berita Acara Serah Terima Asset "Graha kepada Direktur Utama
Widya Patra" dari Menteri PERTAMINA.
Pertambangan dan Energi kepada Surat Direktur Utama PERTAMINA
Yayasan Harapan Kita, tanggai 18 kepada DKPP No. 1049/C0000/90-
April 1989. S0 tanggai 16 Juli 1990 tentang
Pidato Sambutan Ketua Yayasan Harapan Permohonan persetujuan anggaran
Kita dan Menteri Pertambangan untuk pengelolaan "Graha Widya
dan Energi, pada Upacara Patra".
Peresmian "Graha Widya Patra", Surat DKPP kepada Direktur Utama
tanggai 20 April 1989. P E R T A M I N A N o .
Keputusan Menteri Pertambangan dan 84/E/DKPP/1990 tanggai 4 Agustus
Energi No. 1276K/00/M.PE/1989 1990, tentang Persetujuan atas
tanggai 4 Oktober 1989 tentang surat No. 1049/C000O/90-S0
Penyerahan Pengelolaan "Graha tanggai 16 Juli 1990 (tembusan
Widya Patra" kepada kepada BPKP)

EduLib – Rohanda & Susanti Agustina 69


Tahun 5, Volume 5 No. 2 Nopember 2015

Keputusan Direktur Utama PERTAMINA tanggai 28 Januari 2004, tentang


No. KPTS-02/C00G0/91-B1 Penetapan Pengelola Graha Widya
tanggal 7 Januari 1991 tentang Patra-TMII
Organisasi "Graha Widya Patra" Surat Penunjukkan dari Ketua Pengurus
yang baru (sekaligus mencabut Harian Yayasan Pertambangan dan
Surat Keputusan No. KPTS- Energi kepada DR. Mudjito sebagai
180/C0OOO/89-B1 tanggal 20 Manajer Graha Widya Patra t.m.t. 1
Nopember 1989 dan KPTS- Maret 2004.
16/C0000/90-B1 tanggal 12 Maret Surat Pengurus Koperasi Pegawai Negeri
1990) Sipil Ditjen Migas No.
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan 32A/KPDM/IV/UL/2004 tentang
G a s B u m i N o . Proyek Manajer Pengadaan Barang
62K/702/DDJM/1992 tanggat 20 /Jasa di lingkungan Ditjen Migas.
Nopember 1992, tentang
pembentukan Tim Pengarah "Graha
Widya Patra”.
Surat Direktur Utama PERTAMINA No.
641/C00000/2003-S0 tanggal 24
September 2003 tentang
Kesinambungan Pengelola
Museum Migas.
Surat Direktur Utama PERTAMINA No.
011/COOOO/2003-SO tanggai 9
Januari 2003 tentang Usulan
Pengelolaan Museum Migas
"Graha Widya Patra".
Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor
1601K/H/MEM/2003 tanggal 23
Desember 2003 tentang
Pengelolaan Graha Widya Patra-
TMII oleh Direktorat Jenderai
Minyak dan Gas Bumi (tm.t 1
Januari 2004)
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan
Gas Bumi No. 49 K/04/DJM/2004

Studi Manajemen Kelembagaan Museum 70

Anda mungkin juga menyukai