Anda di halaman 1dari 12

ASSIGNMENT TAXATION

NAMA : HAIKAL FAHREZA (2101661130)


KELAS : LD 53
1. Sebutkan Kegiatan yang termasuk Deductible Expenses dan jelaskan

Dasar Hukumnya ( 20 Expenses)

Jawab :

1. BIAYA GAJI atau UPAH

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Karyawan atau Pegawai akan memperoleh bukti potong PPh Pasal 21 atas pemotongan gaji atau
penghasilan yang diterima oleh pegawai tersebut yang dapat dikreditkan (sebagai pengurang) pajak
terutang dalam SPT Tahunannya. Upah lembur adalah tambahan upah yang dibayarkan perusahaan
karena pekerja melakukan perpanjangan jam kerja dari jam kerja normal yang telah ditentukan.

2. TUNJANGAN

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Tunjangan adalah penghasilan tambahan di luar gaji pokok yang berkaitan dalam pelaksanaan tugas dan
sebagai insentif. Misalnya adalah tunjangan jabatan, tunjangan transportasi, tunjangan makan, dll.

3. PREMI ASURANSI JIWA PEGAWAI DIBAYAR PERUSAHAAN

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.
Penjelasan =

Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja menambah penghasilan bruto, yang dibayar sendiri tidak
sebagai penambah atau pengurang

4. JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Jaminan Kecelakaan Kerja adalah kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan saat mulai berangkat kerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan. Iuran JKK dibayar sepenuhnya oleh perusahaan. Besarnya iuran

berdasarkan kelompok jenis usaha dan risiko:

 Kelompok I : premi sebesar 0,24% x upah kerja sebulan.

 Kelompok II : premi sebesar 0,54% x upah kerja sebulan.

 Kelompok III : premi sebesar 0,89% x upah kerja sebulan.

 Kelompok IV : premi sebesar 1,27% x upah kerja sebulan.

 Kelompok V : premi sebesar 1,74% x upah kerja sebulan.

5. JAMINAN KEMATIAN (JKM)

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang
meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Pengusaha wajib menanggung iuran program Jaminan
Kematian sebesar 0,3% dari gaji atau upah.

6. JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN (JKes/BPJS)

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.
Penjelasan =

Jaminan Kesehatan adalah program BPJS Kesehatan yang diikuti wajib pajak. Sejak 1 Juli 2015, tarif iuran
Jaminan Kesehatan adalah 5% dari gaji per bulan yaitu sebanyak 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1%
oleh pegawai. Gaji atau upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran Jaminan Kesehatan terdiri
dari gaji atau upah pokok dan tunjangan tetap. Batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan iuran adalah 2 kali PTKP dengan status kawin dengan 1 anak.
Untuk keluarga lainnya, yaitu terdiri dari anak keempat dan seterusnya, orang tua dan mertua, besarnya
iuran adalah 1% per orang dari gaji/upah.

7. JAMINAN HARI TUA (JHT)

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena
meninggal, cacat atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Jumlah iuran
program jaminan hari tua yang ditanggung perusahaan adalah 3,7%, sedangkan yang ditanggung tenaga
kerja adalah 2%. Premi JHT yang diberikan pemberi kerja tidak dimasukkan sebagai komponen
penambah penghasilan. Pengenaan pajaknya akan dilakukan pada saat karyawan menerima JHT.
Sedangkan premi JHT yang dibayar sendiri oleh karyawan merupakan pengurang penghasilan bruto.

8. JAMINAN PENSIUN (JP)

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Jaminan pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan memberikan derajat kehidupan yang layak bagi
pesertanya dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia
pensiun, cacat total atau meninggal dunia. Jaminan Pensiun (JP) ini berlaku sejak Juli 2015. Iuran
program JP adalah 3%, yang terdiri atas 2% iuran pemberi kerja dan 1% iuran pekerja.
9. BONUS ATAS PRESTASI KERJA YANG DIBEBANKAN PADA TAHUN BERJALAN

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Bonus adalah tambahan penghasilan di luar gaji kepada pegawai atau dividen tambahan kepada
pemegang saham.

10. UANG PESANGON

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
32/PJ/2015 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Penjelasan =

Uang pesangon merupakan penghasilan yang diterima pegawai sehubungan dengan berakhirnya masa
kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak (antara lain cuti tahunan yang belum diambil).

11. BEBAN BUNGA

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 123 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI),atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang diterima
baik oleh Wajib Pajak Badan maupun Wajib Pajak Orang Pribadi merupakan objek Pajak Penghasilan
(PPh) yang bersifat final.

Penjelasan =

Terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan berupa bunga deposito tidak
dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal, hal ini dikarenakan bunga deposito merupakan objek PPh
Final. Khusus untuk biaya bunga pinjaman yang dibayarkan kepada pihak ketiga dalam hal dana yang
ditempatkan oleh Wajib Pajak dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya bersumber dari
pinjaman tersebut, diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor

SE 46/PJ.4/1995.

12. BEBAN SEWA SELAIN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 23 mengatur tentang pemotongan PPh atas
penghasilan tertentu,
diantaranya sebagai berikut :

a. Deviden, selain deviden yang diterima WP OP yang dikenakan PPh Final.

b. Bunga, selain yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

c. Royalti.

d. Hadiah / Penghargaan, selain yang telah dikenakan PPh pasal21.

e. Sewa, selain sewa tanah dan bangunan yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

f. Jasa Teknik, Manajemen, Konstruksi, dan Jasa Lain, selain yang telah dikenakan PPh pasal 21. (Jasa
Lain yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 diatur di PMK 244/PMK.03/2008)

Penjelasan =

Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan atau
bangunan;

13. BIAYA ROYALTY

Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 23 mengatur tentang pemotongan PPh atas
penghasilan tertentu,

diantaranya sebagai berikut :

a. Deviden, selain deviden yang diterima WP OP yang dikenakan PPh Final.

b. Bunga, selain yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

c. Royalti.

d. Hadiah / Penghargaan, selain yang telah dikenakan PPh pasal21.

e. Sewa, selain sewa tanah dan bangunan yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

f. Jasa Teknik, Manajemen, Konstruksi, dan Jasa Lain, selain yang telah dikenakan PPh pasal 21. (Jasa
Lain yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 diatur di PMK 244/PMK.03/2008)

Penjelasan =

Objek Pemotongan PPh Pasal 23 Royalti yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 23 adalah royalti
yang diberikan kepada Subjek Pajak dalam negeri—baik Subjek Pajak orang pribadi maupun Subjek Pajak
badan usaha, termasuk kepada BUT (bentuk usaha tetap atau permanent establishment).

Tarif dan DPP

Tarif PPh Pasal 23 untuk royalti adalah 15%. Namun jika si penerima royalti tidak mempunyai NPWP,
tarifnya dinaikkan menjadi 30% [Pasal 23 ayat (1a) UU PPh]. Sedangkan yang menjadi DPP-nya adalah
jumlah bruto royalti yang terutang atau kita bayarkan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Dengan demikian, PPh Pasal 23 atas royalti dihitung sebesar = 15% (atau 30%) dikalikan dengan jumlah
bruto royalti yang terutang atau dibayarkan.
Pengecualian

Royalti yang terutang atau kita bayarkan kepada pihak bank sebagai Subjek Pajak dalam negeri, tidak
dipotong PPh Pasal 23. Pengecualian ini dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (4) huruf UU PPh.

14. JASA KONSTRUKSI

Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 23 mengatur tentang pemotongan PPh atas
penghasilan tertentu,

diantaranya sebagai berikut :

a. Deviden, selain deviden yang diterima WP OP yang dikenakan PPh Final.

b. Bunga, selain yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

c. Royalti.

d. Hadiah / Penghargaan, selain yang telah dikenakan PPh pasal21.

e. Sewa, selain sewa tanah dan bangunan yang dikenakan PPh pasal 4 (2) Final.

f. Jasa Teknik, Manajemen, Konstruksi, dan Jasa Lain, selain yang telah dikenakan PPh pasal 21. (Jasa
Lain yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23 diatur di PMK 244/PMK.03/2008)

Penjelasan =

2% untuk jasa pelaksanaan konstruksi oleh pengusaha yang berkualifikasi kecil;

3% untuk jasa pelaksanaan konstruksi oleh pengusaha yang berkualifikasi menengah atau besar;

4% untuk jasa perencanaan maupun pengawasan (berlaku baik kualifikasinya kecil, menengah atau
besar).

15. BIAYA ENTERTAIMENT

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 27/PJ.22/1986 tentang Biaya


"Entertainment" dan Sejenisnya (Seri PPh Umum 18)

Penjelasan =

biaya entertainment, representasi, jamuan dan sejenisnya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, maka Wajib Pajak harus dapat
membuktikan, bahwa biaya-biaya tersebut telah benar- benar dikeluarkan (formal) dan benar ada
hubungannya dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
perusahaan (materiil). Pembuktian tersebut melalui pembuatan daftar nominatif dan daftar nominative
tersebut dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan tahun yang bersangkutan.

16. BIAYA PROMOSI

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 9/PJ/2010 tentang penyampaian Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 2/PMK.03/2010 tentang Biaya Promosi yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto
Penjelasan =

Biaya promosi dapat mengurangi penghasilan bruto dalam menentukan penghasilan kena pajak apabila
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
02/PMK.03/2010. Melakukan identifikasi bentuk biaya promosi serta pembuatan daftar nominatif
dengan didukung bukti transaksi yang sah merupakan hal yang wajib dilakukan agar biaya promosi dapat
dikurangkan dengan penghasilan bruto sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

17. BIAYA BEASISWA

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 3 Huruf I

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154 Tahun 2009 Pasal 1

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 246 Tahun 2008 Pasal 2

Penjelasan =

Atas penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib
Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal dan/atau pendididikan nonformal
yang dilaksanakan di dalam negeri dan/atau di luar negeri dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan
sepanjang pihak penerima beasiswa tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris,
direksi, atau pengurus, dari Wajib Pajak pemberi beasiswa. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas tingkat pendidikan dasar, Pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar Pendidikan mformal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Komponen beasiswa terdiri dari biaya pendidikan yang
dibayarkan ke sekolah (tuition fee), biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi
yang diambil, biaya untuk pembelian buku, dan/atau biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah
lokasi tempat belajar.

18. SGU TANPA HAK OPSI, PEMBAYARAN SGU

Berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000 dan surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.
1169/KMK.01/1991 Pasal 16 ayat 2 menyatakan: “Lessee tidak memotong pajak penghasilan pasal 23
atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha
dengan hak opsi”. Dalam pasal tersebut dengan jelas menyatakan bahwa angsuran-angsuran atau
pembayaran yang diterima lessor dari lessee untuk jenis transaksi finance lease tidak dikenakan
pemotongan pajak penghasilan.

Penjelasan =

Pasal 17 ayat 2 menyatakan:

a. Pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang dibayar atau terutang oleh lessee adalah

b. biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

c. Lessee wajib memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi
yang dibayarkan atau terutang kepada lessor.
d. Pasal 17 ayat 2a mengatur tentang perlakuan pembayaran leasing oleh lessee. Di sini dijelaskan
bahwa pembayaran leasing dari lessee kepada lessor untuk transaksi operational lease diperlukan
pemotongan pajak penghasilan pasal 23 karena menurut pajak diperlakukan sebagi sewa-menyewa
biasa.

19. SUMBANGAN

Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan PP 93 Thun 2010
(Pasal 6 ayat (1) huruf

Penjelasan :

Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, yang merupakan sumbangan untuk membina,

mengembangkan dan mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi cabang/jenis olahraga prestasi
yang disampaikan melalui lembaga pembinaan olah raga

20. JASA TEKNIK

Jasa tekhnik dan jasa manajemen menurut pasal 23 dan pasal 26 Undang-undang pajak penghasilan
1984 (seri pph pasal 23 - 03)

Penjelasan =

Yang dimaksud dengan jasa teknik ialah pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang
berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan ilmu

pengetahuan yang dapat meliputi :

Untuk suatu proyek tertentu. Dalam proyek tertentu ini jasa Teknik pada umumnya hanya diberikan
sekali saja misalnya membangun gedung pabrik diperlukan penelitian misalnya berupa :

a. Penelitian jenis tanah tempat bangunan itu akan didirikan;

b. Pembuatan design bangunan;

c. Pengawasan pelaksanaan bangunan itu.

2. Sebutkan Kegiatan yang termasuk Non Deductible Expenses dan jelaskan Dasar Hukumnya ( 20
Expenses)

Jawab :

1. Dasar hukum : Pajak Penghasilan (Pasal 9 ayat (1) huruf h)

Kegiatan : Wajib pajak yang bersangkutan membayar Pajak Penghasilan yang terutang

2. Dasar Hukum : Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk

kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya (Pasal 9 ayat 1 huruf i)
Kegiatan : Wajib pajak mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli alat transportasi

3. Dasar hukum : Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham (Pasal 9 ayat 1 huruf j)

Kegiatan : Memberikan gaji kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer atas
pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk sebuah perusahaan yang bersangkutan

4. Dasar hukum : Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan (Pasal 9 ayat 1
huruf k)

Kegiatan : Sebuah perusahaan melakukan kesalahan pemberitahuan impor (PIB), maka perusahaan
tersebut akan mendapatkan sanksi berupa denda administrasi kepabeanan

5. Dasar hukum : Pembentukan atau pemupukan dana cadangan (Pasal 9 ayat (1) huruf c) yang
ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

(PMK-219/PMK.011/2012)

Kegiatan : Perusahaan menyimpan dana cadangan secara pribadi tanpa diketahui oleh pihak luar
perusahaan

6. Dasar hukum : Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan (Pasal 9 ayat (1) huruf d)

Kegiatan : Seseorang mengalami gangguan kesehatan atau sedang sakit, maka ia akan menerima
asuransi untuk pembayaran rumah sakit dan obat-obatan atas premi asuransi yang telah dibayarkannya
setiap bulan tanpa dikurangkan dari jumlah premi yang telah dibayarkannya

7. Dasar hukum : Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan (Pasal 9 ayat (1) huruf d)

Kegiatan : Seseorang mengalami kecelakaan maka pihak asuransi akan membayarkan semua biaya
rumah sakit dan obatnya sesuai dengan jumlah premi asuransi yang telah dibayar oleh orang tersebut

8. Dasar hukum : Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan (Pasal 9 ayat (1) huruf d)

Kegiatan : Seseorang sudah mengikuti dan membayar asuransi dalam jangka waktu tertentu, tetapi pada
waktu tertentu ia meninggal dunia, maka pihak asuransi akan memberikan uang pertanggungan kepada
ahli waris

9. Dasar hukum : Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan (Pasal 9 ayat (1) huruf f)
Kegiatan : Seorang tenaga ahli yang merupakan pemegang saham dari suatu badan memberikan jasa
kepada badan tersebut dengan memperoleh imbalan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Apabila untuk jasa yang sama yang diberikan oleh tenaga ahli lain yang setara hanya dibayar sebesar Rp
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah), jumlah sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) tidak
boleh dibebankan sebagai biaya. Bagi tenaga ahli yang juga sebagai pemegang saham tersebut jumlah
sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dimaksud dianggap sebagai dividen.

10. Dasar hukum : (Pasal 9 ayat (1) huruf g) harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan
warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima
oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009 dan SE-80/PJ/2010)

Kegiatan : Seseorang memberikan atau menyumbangkan sejumlah uang untuk yayasan anak yatim piatu
dan kurang mampu 11. Dasar hukum : (Pasal 9 ayat (1) huruf g) harta yang dihibahkan, bantuan atau
sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali
sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009 dan SE
80/PJ/2010)

Kegiatan : Saat orang tua sudah meninggal, Ia memberikan harta peninggalannya yang berupa warisan
kepada masing- masing anaknya

12. Dasar hukum : (Pasal 9 ayat (1) huruf g) harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan
warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima
oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP 18 Tahun 2009 dan SE-80/PJ/2010)

Kegiatan : Memberikan sumbangan bagi pembangunan tempat ibadah sesuai agama masing-masing

13. Dasar hukum : Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi (Pasal 9 ayat (1) huruf a)

Kegiatan : Selama beberapa tahun menjalani usahanya, pengusaha mendapatkan laba dari hasil
penjualan barangnya, dan membagikan laba tersebut kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
saham yang dimiliki
14. Dasar hukum : Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota (Pasal 9 ayat (1) huruf b)

Kegiatan : Perusahaan mengeluarkan biaya untuk perbaikan rumah pribadi pemegang saham, sekutu
atau anggota

15. Dasar hukum : Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota (Pasal 9 ayat (1) huruf b)

Kegiatan : Perusahaan mengeluarkan biaya untuk perjalanan pribadi yang dilakukan oleh pemegang
saham, sekutu, atau anggota

16. Dasar hukum : Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota (Pasal 9 ayat (1) huruf b)

Kegiatan : Perusahaan mengeluarkan biaya untuk premi asuransi untuk kepentingan pribadi para
pemegang saham atau keluarganya

17. Dasar hukum : Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna, dan asuransi bea
siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan (Pasal 9 ayat (1) huruf d)

Kegiatan : Orang tua telah mendaftarkan anaknya untuk asuransi pendidikan atau asuransi bea siswa
pada pihak asuransi tertentu, maka pada saat sang anak sudah mulai memasuki sekolah, pihak asuransi
akan membayar uang sekolah anak tersebut atau memberikan bea siswa sekolah untuk anak tersebut

18. Dasar hukum : Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai
serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK 83/PMK.03/2009); (Pasal 9 ayat (1) huruf e)

Kegiatan : Pemberian pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian seragam petugas
keamanan (satpam), antar jemput karyawan, serta penginapan untuk awak kapal dan yang sejenisnya

19. Dasar hukum : Penggantian atau imbalan sehubungan denganpekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai
serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK 83/PMK.03/2009); (Pasal 9 ayat (1) huruf e)

Kegiatan : Memberikan gaji tiap bulannya pada pegawai yang telah bekerja

20. Dasar hukum : Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai
serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK 83/PMK.03/2009); (Pasal 9 ayat (1) huruf e)
Kegiatan : Memberikan tunjangan transportasi, kesehatan, dan sejenisnya pada pegawai yang telah
bekerja

Anda mungkin juga menyukai