Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWAN PEDIATRIK

DENGAN DIAGNOSA MEDIS (DENGUE HAEMORAGIC FEVER)

DI SUSUN OLEH :
ANDREAS ANGGA FAMFILIO
113063C118002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI SERJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
BANJARMASIN
TAHUN 2020
BAB III
STUDI KASUS

A. Biodata
1. Identitas Klien
a. Nama/Nama panggilan : An. A
b. Tempat tgl lahir/usia : Loktabat, 09 April 2011 (8 Thn)
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Alamat : Jl. S II Gg. M No.xx Rt.xx
g. Tgl masuk : 18 Febuari 2019 (Jam 11.00 WITA)
h. Tgl pengkajian : 19 Febuari 2019 (Jam 08.00 WITA)
i. Diagnosa medik : Dengue Hemoragic Fever

2. Identitas Orang tua


a. Ayah
1) Nama : Tn. K
2) Usia : 48 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan/sumber penghasilan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Alamat : Jl. S II Gg. M No.xx Rt.xx

b. Ibu
1) Nama : Ny. S
2) Usia : 45 Thn
3) Pendidikan : SMP
4) Pekerjaan/sumber penghasilan : IRT
5) Agama : Islam
6) Alamat : Jl. S II Gg. M No.xx Rt.xx
3. Identitas Saudara Kandung

STATUS
No. NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN

a. Ny. A 29 Tahun Kaka kandung (1) Tidak ada riwayat


penyakit keturunan
dan menular.
b. Tn. R 20 Tahun Kaka kandung (2) Tidak ada riwayat
penyakit keturunan
dan menular.
c. An. M 15 Tahun Kaka Kandung (3) Tidak ada riwayat
penyakit keturunan
dan menular
d. An. A 7 Tahun Adik kandung (5) Tidak ada riwayat
penyakit keturunan
dan menular.

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama :
Demam naik turun disertai lemas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah demam dan lemas
sejak hari rabu lalu tepatnya pada tanggal 13 Febuari 2019, lalu anak
langsung dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa dan dari puskesmas anak
mendapat obat paracetamol untuk demamnya lalu obat radang. Setelah di
rumah dan diberikan obat demam anak tidak ada perubahan/tidak turun,
anak semakin lemas dan tidak nafsu makan. Akhirnya keluarga membawa
anak kembali ke puskesmas dan meminta rujukan untuk ke rumah sakit
pada hari Senin, tanggal 18 Febuari 2019. Setelah mendapat rujukan dari
puskesmas anak langsung dibawa ke Rumah sakit, sesampainya di IGD
RS.Idaman Banjarbaru pada pukul 09.00 WITA ,anak langsung diperiksa
dan dipasang infus. Lalu pada jam 11.00 WITA anak dibawa ke ruangan
perawatan anak (Merak) untuk mendapatkan perawtaan lebih lanjut.
Pada tanggal 19 Febuari 2019 mahasiswa ners melakukan
pengkajian dan beberapa pemeriksaan fisik serta TTV, lalu didapatkan
hasil keadaan umum anak tampak lemah, akral teraba hangat, bibir anak
kering dan anak tampak pucat, anak tidak nafsu makan dan tidak ingin
banyak minum air putih, anak juga mengeluh mual dan nyeri perut, TTV :
TD: 100/60 mmHg, Nadi:140x/menit, Suhu: 38, 20 C,
Respirasi : 24x/menit, SPO2: 98%, BB: 24 kg, TB: 115 Cm.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien pernah mengalami penyakit :
Demam dan batuk pilek pada umur : 2 tahun, diberikan obat oleh : dokter
dari puskesmas.

Riwayat kecelakaan : tidak ada.

Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan


menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : tidak ada.

Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : normal dan tidak ada


masalah

3. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ibu klien mengatakan bahwa dari kedua orangtuanya tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes, jantung, dll, begitu
pula dari kelurga suaminya. Saat ini ibu klien hanya menderita penyakit
maag dan suami klien menderita asam urat. Namun ibu klien mengatakan
keluarga dan anak anaknya tidak ada menderita riwayat penyakit yang
menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, dll. Soal penyakit yang
diderita oleh anaknya saat ini baru pertama kali anaknya menderita
Demam Berdarah dan di dalam rumah tidak ada naggota keluarga yang
terkena Demam Berdarah.

Genogram :
Genogram :

An.
A

Ket :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Ikatan Perkawinan

: Meninggal : Garis Keturunan

......... : Tinggal satu rumah


C. Riwayat Immunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap dari 0
bulan hingga 2 tahun, dan anaknya mendapatkan imunisasi terakhir ± 1 tahun
yang lalu yaitu imunisasi campak didapatkan dari sekolahnya yang diadakan
oleh pihak puskesmas di daerah tersebut.

D. Riwayat Tumbuh Kembang


1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan : 24 Kg
b. Tinggi badan :115 Cm
c. Waktu tumbuh gigi : 6 bulan, jumlah gigi: 2 buah

2. Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat
a. Berguling : 5 bulan
b. Duduk : 6 bulan
c. Merangkak : 8 bulan
d. Berdiri : 11bulan
e. Berjalan :12 bulan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
g. Bicara pertama kali : 2 tahun dengan menyebutkan : mama dan papa,
nama barang
h. Berpakaian tanpa bantuan : usia 5 tahun

E. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya diberikan ASI dari umur 0 bulan
hingga 6 bulan dengan susu formula tambahan SGM, dan setelah enam
bulan anak sudah dapat bubur dan makanan lembek lainnya, terakhir ASI
umur 8 bulan.
2. Pemberian susu formula
a. Alasan pemberian :
Ibu klien mengatakan lebih praktis jika pergi pergi dan saat sibuk
jadi anak tetap bisa minum susu, namun setelah umur 2 tahun anak
sudah berhenti minum susu formula.
b. Jumlah pemberian :
Ibu mengatakan pemberiannya tergantung kebutuhan kadang bisa
1-3 botol sehari
c. Cara pemberian : melalui botol dot

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Lama
Usia Jenis Nutrisi
Pemberian

0-8 bulan ASI 8 bulan

0-2 tahun Susu formula 2 tahun

7 bulan -1 tahun Bubur dan makann lembek 5 bulan

2 tahun-3 tahun Nasi lembek 1 tahun

4 tahun- sekarang. Nasi dan makan keras 4 tahun

F. Riwayat Psikososial
Anak tinggal bersama : kedua orang tua, kaka kedua dan adik bungsunya
di rumah milik sendiri
Lingkungan berada di : pinggiran kota komplek rumah
Rumah dekat dengan : hutan, perkebunan dan jalan tempat bermain
dikebun dan hutan belakang rumah, kamar klien : berganbung dengan kakak
keduanya.
Rumah ada tangga : tidak ada
Hubungan antar anggota keluarga : rukun dan harmonis
Pengasuh anak : kedua orang tua dan kaka keduanya
G. Riwayat Spiritual
Support sistem dalam keluarga : orang tua sangat mendukung dalam
kegiatan pendidikan anak dan keagamaannya.
Kegiatan keagamaan : pengajian dan sholat dalam keluarga

H. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu membawa anaknya ke RS karena :
Anaknya menderita penyakit Demam Berdarah

Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : ya

Perasaan orang tua saat ini :


Cemas dengan kondisi anak dan berusaha untuk memnuhi kebutuhan anak
agar anak sembuh kembali

Orang tua selalu berkunjung ke RS :


Orang tua menginap dan menjaga anak di rumah sakit

Yang akan tinggal dengan anak :


Ibunya, karena bapaknya bekerja dan kakanya kuliah.

2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


Anak mengetahui dan memahami bahwa ia sedang sakit, sehingga
anak selalu dengan tenang menerima program pengobatan yang diberikan
dokter/perawat selama perawatan. Anak tidak takut dengan perawat/dokter
dan mau mengungkapkan keluhannya.

I. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan bahwa


sebelum sakit anaknya saat sakit anaknya kurang
makan 3 kali sehari dengan nafsu makan, anaknya hanya
menghabiskan satu porsi mampu menghabiskan 2
nasi, dengan satu mangkuk sendok nasi saja setiap
sayur dan satu buah lauk. makan, lalu mual dan nyeri
Ditambah anak bisa ngemil perut.
makanan lain seperti
kacang, roti dan pentol.
Nafsu makannya baik.

2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis minuman Ibu klien mengatkan sehari Ibu klien mengatakan saat
2. Frekuensi minum hari anaknya banyak sakit dan dirawat anaknya
3. Kebutuhan minum, biasanya ia minum tidak banyak minum dan
cairan air putih bisa satu botol sedikir sekali satu gelas aqua
4. Cara pemenuhan aqua besar ±1500 ml/hari ±250 ml bisa untuk 5-7 kali
atau lebih, anak suka minum minum dalam sehari tidak
es teh dan minuman yang habis, air putih diminum
manis manis. dengan menggunakan sendok
makan sedkit sedkit, sehingga
hanya bergantung pada cairan
infus dari rumah sakit.

3. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat Ibu klien mengatkan Ibu klien mengatakan saat
pembuangan sebelum sakit BAB anak sakit dan dirawat ni BAB bisa
2. Frekuensi normal bisa 1-2 kali sehari, 3 hari sekali, sedikit keluar,
(waktu) dengan tekstur lunak, sekali keluar BAB agak keras
3. Konsistensi berwarna kuning kecoklatan berwarna kuning. BAK juga
4. Kesulitan dan tidak ada masalah atau sedikit warnanya kuning
5. Obat pencahar hambatan selama BAB. gelap dan berbau obat.
BAK juga banyak dan
sering dengan warna kuning
jernih, berbau pesing.

4. Istirahat/tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur Ibu klien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan


a. Siang biasa tidur siang sepulang saat sakit anaknya
b. Malam sekolah jam 2 bangun jam 3 tidur tidak menentu,
2. Pola tidur sore, lalu untuk tidur malam banyak tidur dari pagi,
3. Kebiasaan sebelum tidur dari jam 9/10 malam dan sore dan malam,
4. Kesulitan tidur bangun jam 6 pagi. Sebelum karena demamnya itu
tidur anak biasa BAK dulu. dan lemas jadi anak
Jika ada bangun malam hari lebih banyak tidur,
untuk BAK atau minum air tidur malam bisa dari
putih. Anak tidak pernah jam 8 sampai jam 9
mengalami kesulitan saat tidur pagi.
siang dan malam. Anak selalu
tidur nyenyak dan merasa
nyaman setelah bangun tidur.

5. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Program olah raga Anak mengatkan bahwa ia Anak mengatakan ia


2. Jenis dan frekuensi senang bermain sepak bola dan tidak dapat bermain
3. Kondisi setelah olah sepeda, setiap hari setelah sepak bola bersama
raga pulang sekolah ia akan bermain teman temannya karea
bersama teman temannya di dirawat di rumah
lapangan dekat rumah sakit.

6. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi : Ibu klien mengatkan anaknya Ibu klien mengatkan


a. Cara sudah dapat mandi sendiri, saat sakit naknya
b. Frekuensi anak mandi menggunakan hanya diseka 1 kali
c. Alatmandi sabun. Sekalian dengan cuci sehari yaitu pagi hari
2. Cuci rambut rambut dan gosok gigi dengan dan tidak dapat mandi,
a. Frekuensi odol dan sikat gigi . Anak cuci rambut dan gosok
b. Cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi gigi. Saat sakit anak
3. Gunting kuku dan sore. Untuk menggunting juga tidak ada
a. Frekuensi kuku biasa 1-2 minggu sekali. menggunting kuku.
b. Cara
4. Gosok gigi
a. Frekuensi
b. Cara

7. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari Ibu klien mengatakan kegiatan Ibu klien mengatkan


2. Pengaturan jadwal harian sehari-hari anak adalah sekolah saat sakit ini anaknya
3. Penggunaanalat bantu dan bermain lalu pengajian, tampak lemas dan
aktifitas anak tidak memiliki hambatan tidak dapat melakukan
dan masalah dalam aktivitas banyak aktifitas,
4. Kesulitan pergerakan dan bermainnya. Untuk jadwal segala aktifitas anak
tubuh khusus tidak ada hanya di hari harus dibantu orang
minggu libur sekolah dan tuanya makan,
dirmuah saja. minum, mandi, dll.

8. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat sekolah Anak mengatakan ia sangat Ibu klien mengatakan


2. Waktu luang senang bersekolah karena ia jika saat sakit ini anak
3. Perasaan setelah dapat bermain dan berkumpul menghabiskan waktu
rekreasi dengan teman temanya. Jika harian dan liburan di
4. Waktu senggang ada waktu libur sekolah dan rumah sakit, dan anak
keluarga liburan anak akan berkumpul senang saat dikunjungi
5. Kegiatan hari libur dengan kelurga kadang ikut oleh keluaga dan guru
ayahnya berkebun dan bisa sekolahnya. Lalu
bermain bersam teman bersemangat untuk
temannya. lekas sembuh.

J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Anak tampak lemah dan lemas
2. Kesadaran : GCS : E4V5M6 (Kompos Mentis/ Sadar Penuh)
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Denyut nadi : 140 x / menit
c. Suhu : 38,2 o C
d. Pernapasan : 24x/ menit
4. Berat Badan : 24 Kg
5. Tinggi Badan : 115 Cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : Merata, pendek dan lebat
c. Mudah rontok : Tidak
d. Kebersihan rambut : Bersih

Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : Tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada : Tidak ada
Tekstur rambut : kasar/halus : Halus
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : bulat dan normal
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : tampak lemas

Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada
Data lain : wajah tampak pucat
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Edema : tidak ada
Radang : tidak ada
b. Sclera : Icterus : tidak ada
c. Conjungtiva : Radang : tidak ada
Anemis : ya
d. Pupil : - Isokor : ya
- Myosis : ya ka/ki
- Refleks pupil terhadap cahaya : positif
e. Posisi mata : Simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : normal
g. Penutupan kelopak mata : normal
h. Keadaan bulu mata : ada
i. Keadaan visus : normal (anak tidak memakai
kacamata/alat bantu pengelihatan)
j. Penglihatan : - Kabur : tidak ada
- Diplopia : tidak ada

Palpasi
Tekanan bola mata :-
Data lain :-
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : simetris
b. Bentuk hidung : normal
c. Keadaan septum : baik
d. Secret / cairan : tidak ada
Data lain : nyeri tekan sinus tidak ada
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetris, sejajar sudut mata
b. Ukuran / bentuk telinga : normal
c. Aurikel : normal
d. Lubang telinga : bersih
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada

Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne :-
b. Weber :-
c. Swabach : positif/ normal
Data lain :-
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
Keadaan gigi : Utuh dan tampak kuning
Karang gigi / karies : ada, di graham depan kanan
Pemakaian gigi palsu : tidak ada
b. Gusi
Merah / radang / tidak : tidak ada
c. Lidah
Kotor / tidak : ya
d. Bibir
Cianosis / pucat / tidak : pucat
Basah / kering / pecah : kering dan pecah-pecah
Mulut berbau / tidak : mulut berbau
Kemampuan bicara : normal
Data lain :-
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : merah muda
b. Nyeri tekan : ada
c. Nyeri menelan : ada
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : tidak membesar

Palpasi
a. Kelenjar thyroid : tidak membesar
b. Kaku kuduk / tidak : tidak ada
c. Kelenjar limfe : tidak membesar
Data lain :-

14. Thorax dan pernapasan


a. Bentuk dada : simetris
b. Irama pernafasan : teratur
c. Pengembangan di waktu bernapas : simetris
d. Tipe pernapasan : normal
Data lain :
Palpasi
a. Vokal fremitus : sejajar ka/ki
b. Massa / nyeri : tidak ada

Auskultasi
a. Suara nafas : vesikuler
b. Suara tambahan : tidak ada
Perkusi : Sonor
Data lain :-
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : Normal ICS5 midklavikula

Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada

Auskultasi
a. BJ I : lub
b. BJ II : dub
c. BJ III : tidak ada
d. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
Data lain :-
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak ada
b. Ada luka / tidak : tidak ada

Palpasi
a. Hepar : tidak membesar
b. Lien : tidak membesar
c. Nyeri tekan : ada
Auskultasi
Peristaltik : Bising usus (+) 4 Kali/menit
Perkusi : Tympani : ya

17. Genitalia dan Anus :


Klien berjenis kelamin laki laki, area kemaluan tampak bersih tidak
ada luka dan kelainan pada area kemaluan
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
Pergerakan kanan / kiri : normal
Pergerakan abnormal : tidak ada
Kekuatan otot kanan / kiri : 5555/5555
Tonus otot kanan / kiri : berkontraksi
Koordinasi gerak : terarah dan terkendali (normal)
b. Refleks
Biceps kanan / kiri : +2/+2 (normal)
Triceps kanan / kiri : +2/+2 (normal)
c. Sensori
Nyeri : alokasi nyeri (normal)
Rangsang suhu : normal
Rasa raba : normal

Ekstremitas bawah
a. Motorik
Gaya berjalan : normal
Kekuatan kanan / kiri : 5555/5555
Tonus otot kanan / kiri : berkontrasi baik
b. Refleks
KPR kanan / kiri : +2/+2 (normal)
APR kanan / kiri : +2/+2 (normal)
Babinsky kanan / kiri : negatif
c. Sensori
Nyeri : normal
Rangsang suhu : normal
Rasa raba : normal
Data lain :
ket Refleks : +1 (menurun), +2(normal), +3(meningkat)
19. Status Neurologi
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : positif (normal)
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : positif (normal)
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
Konstriksi pupil : normal
Gerakan kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d. Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas / sensori : normal
Refleks dagu : normal
Refleks cornea : positif
e. Nervus VII (Facialis)
Gerakan mimik : simetris/ normal
Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : merasa manis dan rasa asin

f. Nervus VIII (Acusticus)


Fungsi pendengaran : normal
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
Refleks menelan : positif
Refleks muntah : positif
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : merasa pahit
h. Nervus XI (Assesorius)
Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : normal
Mengangkat bahu : normal
i. Nervus XII (Hypoglossus)
Deviasi lidah ` : normal

Tanda – tanda perangsangan selaput otak


a. Kaku kuduk : tidak ada
b. Kernig Sign : negatif
c. Refleks Brudzinski : negatif
d. Refleks Lasegu : negatif
55

K. Test Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium : An. M. A (8 tahun), Tanggal : 18 Februari 2019

NILAI
PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN ANALISA
(ANAK-ANAK)
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,0 11,8 – 15,6 g/dl NORMAL
Nilai eritrosit yang tinggi dapat
menunjukkan terjadi dehidrasi.
Pada kondisi ini, cairan plasma
Eritrosit 5,64 3,2 – 5,6 ribu/µl di dalam darah berkurang
sehingga rasio antara volume
darah dan sel darah merah
meningkat (hemokonsentrasi).
Nilai leukosit yang rendah
dapat menunjukkan seseorang
Leukosit 3,43 4,0 – 13,5 juta/µl
terkena infeksi virus akut atau
penurunan sistem imun.
Hematokrit 38,4 33 - 45 vol% NORMAL
Nilai trombosit yang rendah
disebut trombositopenia, hal ini
menunjukkan terjadinya
Trombosit 21 150 - 400 ribu/µl
perdarahan atau penurunan
sistem imun, seperti pada kasus
DHF
RDW-CV 14,0 11 - 16 % NORMAL
RDW-SD yang rendah dapat
RDW-SD 34,0 35 – 56 Fl menunjukkan gangguan pada
eritrosit berukuruan kecil.
MCV, MCH, MCHC
Nilai MCV yang rendah
MCV 68,1 69 - 93 Fl menunjukkan adanya produksi
Hb yang rendah
MCH 23,0 22 - 34 Pg NORMAL
MCHC 33,9 32 - 36 % NORMAL
HITUNG JENIS
Basofil % 0,01 0,3 % Nilai basofil yang rendah dapat
55

menunjukkan seseorang
terserang infeksi dan reaksi
hipersensitif akut
Eusinofil % 0,00 0,0 % NORMAL
Gran % %
Nilai limfosit yang rendah
disebut dengan limfositopenia,
dimana fungsi sistem imun
Limfosit % 2,03 59,2 %
menurun karena tidak dapat
melawan infeksi yang terjadi
pada tubuh.
Nilai monosit yang rendah
disebut monositopenia yang
Monisit % 0,54 15,7 %
menunjukkan terjadinya
peradangan di dalam tubuh.
Basofil # - - ribu/µl -
Eusinofil # - - ribu/µl -
Gran # - - ribu/µl -
Limfosit # - - ribu/µl -
MID # - - ribu/µl -
56

L. Terapi saat ini


1. Medikasi :

Nama Obat, Frekuensi


Pemberian, Dosis, Cara Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Pemberian
Infus RL 24 tpm/4 jam 1. Ketidakseimbanga 1. Alergi terhadap 1. Nyeri dada. Sebagai sumber air dan Memberikan obat dengan
n elektrolit tubuh. sodium laktat. 2. Detak jantung elektrolit tubuh serta 12 benar.
2. Diare. 2. Tidak boleh diberikan tidak normal. untuk meningkatkan
3. Luka bakar. bersamaan dengan 3. Turunnya tekanan diuresis (penambah
4. Gagal ginjal akut. ceftriaxone pada bayi darah. cairan kencing)
5. Kadar natrium baru lahir <28 hari. 4. Kesulitan
rendah. bernapas.
6. Kekurangan 5. Batuk.
kalium. 6. Bersin-bersin.
7. Kekurangan 7. Ruam kulit.
kalsium. 8. Gatal pada kulit.
8. Kehilangan 9. Sakit kepala.
banyak darah dan
cairan.
9. Hipertensi.
10. Aritmia
57

Nama Obat, Frekuensi


Pemberian, Dosis, Cara Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Cara Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Pemberian
(gangguan irama
jantung).

Paracetamol 1 ½ Cth/8jam 1. Penurun panas. 1. Alergi paracetamol 1. Ruam atau Menghambat produksi Memberikan obat dengan
Oral 2. Sakit kepala. 2. Gangguan fungsi hati. pembengkakan – prostaglandin (senyawa 12 benar.
3. Sakit gigi. 3. Gangguan fungsi tanda terhadap penyebab inflamasi).
ginjal serius. alergi.
4. Syok. 2. Hipotensi.
3. Kerusakan hati
dan ginjal.
4. Mual.
5. Sakit perut.
6. Kehilangan nafsu
makan.

2. Mandiri :
a. Kompres hangat
b. Pemberian cairan per oral (minum air putih)
58

M. Pathway

Virus Dengue
(Arbovirus)

Melalui Gigitan Nyamuk


Aedes Aegypti

Antibodi (Ab)

Virus Dengeu Masuk Ke


Sirkulasi Darah
(Viremia)

Terjadi Proses Agresi Trombosit Sistem GI


Inflamasi

Aktivasi Interleukin 1
Kerusakan Trombosit Mual
di Hipotalamus

Pengeluaran Penurunan Fungsi


Prostagladin Trombosit Penurunan Nafsu
Makan dan Kurang
Minum
Peningkatan Kerja Thrombositopenia
Thermostat 21 ribu/µl

Peningkatan Suhu
Perdarahan
Tubuh
Kencing sedikit

MK : HIPERTERMI
MK : RISIKO
PERDARAHAN
MK : RISIKO KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
59

N. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. DS: ibu klien mengatakan Gigitan nyamuk aides Hipertermi
demam anaknya naik turun aygepti betina

DO: Virus ke tubuh


a. Anak
tampak lemah Proses infeksi
b. Akral
teraba hangat di Merespon system imun
ektermitas dan dan pengeluaran
temporal. prostaglandin
c. Temperatur
: 38, 2 0C Peningkatan suhu tubuh
oleh hipotalamus

Hipertermi
2. Dengan Faktor risiko : Risiko
a. Temperatur Ketidakseimbangan
: 38, 2 0C Volume Cairan
b. Anak
tampak lemas
c. Bibir
tampak kering dan
pecah pecah
d. Wajah
pucat
e. Nadi :
140x/menit
(takikardi)
f. Ibu
mengatakan
kencing sedikit
60

berwarna kuning
pekat
g. Ibu
mengatakan minum
sedikit hanya
beberapa sendok
makan
3. Dengan Faktor risiko : Risiko Perdarahan
a. Trombosit : 21 (N: 150-
400 103/uL)
O. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan dengan faktor risiko temperature 38,2ºC,
anak tampak lemas, bibir tampak kering dan pecah-pecah, nadi 140x/menit
(takikardi), ibu mengatakan anak hanya minum sedikit beberapa sendok makan, dan
kencing berwarna kuning pekat.
2. Risiko Perdarahan dengan faktor resiko trombosit 21 ribu (150-400 ribu)
3. Hipertermi berhubungan dengan ibu klien mengatakan demam anaknya naik turun,
anak tampak lemah, akral teraba hangat di ekstremitas dan temporal, temperature
38,2ºC.
P. Rencana Keperawatan
Nama / umur : An. … / …. tahun … Bulan
Kamar :
Dokter :
Hari/ tanggal :
Diagnosa Keperawatan : Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan dengan factor risiko anak tampak lemas, bibir tampak kering dan
pecah pecah, wajah pucat, nadi : 140x/menit (takikardi), ibu mengatakan kencing sedikit berwarna kuning pekat,
ibu mengatakan minum sedikit hanya beberapa sendok makan.

TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Vital sign membantu 1. Mengkaji tanda-tanda S: -
keperawatan diharapkan vital mengidentifikasi vital :
risiko ketidakseimbangan fluktuasi cairan BP: 100/60 mmHg O:
volume cairan tidak terjadi intravaskuler. P : 140 x/menit 1. Keadaan
dengan criteria hasil: R : 24 x/menit umum lemah
1. Turgor kulit T : 38,2 0C 2. BP:
lembab 2. Penurunan (08 .00 wita) 100/60 mmHg
2. Pengeluaran 2. Observasi intake pengeluaran urin 2. Mengobservasi intake P : 145 x/menit
urin tepat secara dan output, catat pekat diduga dan output, catat warna R : 24 x/menit
individu warna urin. dehidrasi. urin : T : 38 0C
Intake : makan dan 3. Bibir
minum sedikit. tampak kering
Output : kencing dan pecah-pecah
sedikit berwarna 4. Wajah
kuning pekat. tampak pucat
(12.00 wita)
3. Anjurkan untuk 3. Untuk memenuhi A: risiko kekurangan
minum 1500 – kebutuhan cairan 3. Menganjurkan untuk volume cairan belum
2000 ml/hari. tubuh peroral. minum 1500 – 2000 teratasi
ml/hari seperti minum
1 gelas air putih per 2 P: Lanjutkan seluruh
4. Kolaborasi 4. Dapat meningkatkan jam. intervensi
pemberian cairan jumlah cairan tubuh, (12.00 wita)
intravena. untuk mencegah 4. Kolaborasi pemberian (14.00 wita)
terjadinya syok cairan intravena RL 22
hipovolemik tpm.
(12.00 wita)
Nama / umur : An. … / …. tahun … Bulan

Kamar :

Dokter :

Hari/ tanggal :

Diagnosa Keperawatan : Risiko perdarahan dengan factor risiko trombositopenia

TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital 1. Mengkaji tanda-tanda S: -
keperawatan ± 6 jam vital dapat vital :
diharapkan risiko mengidentifikasi BP: 100/60 mmHg O:
perdarahan tidak terjadi keadaan umum klien P : 140 x/menit 1. Keadaan
dengan criteria hasil: R : 24 x/menit umum lemah
1. Tidak ada T : 38,2 0C 2. Trombosit
perdarahan spontan 2. Hasil laboratorium (08 .00 wita) 21.000
2. Trombosit 2. Monitor hasil dapat menandakan 2. Memonitor hasil 3. BP: 100/60
dalam batas normal laboratorium adanya risiko laboratorium mmHg
(150 – 400) terutama trombosit perdarahan terutama trombosit: P : 145 x/menit
3. Tanda-tanda Trombosit 21.000 R : 24 x/menit
dalam batas normal 3. Anjurkan klien 3. Aktivitas yang tidak (12.00 wita) T : 38 0C
BP: 120/80 mmHg untuk bed rest terkontrol dapat 3. Menganjurkan klien
P : 60-100 x/m menyebabkan untuk bedrest A: risiko perdarahan tidak
R : 12-20 x/m terjadinya perdarahan. (12.00 wita) menyebar
T : 36,5 – 37,50C
P: Lanjutkan seluruh
4. Keterlibatan keluarga
4. Berikan penjelasan intervensi
dapat membantu
kepada keluarga 4. Memberikan (14.00 wita)
untuk penanganan
untuk melaporkan penjelasan kepada
dini bila terjadi
jika ada tanda- keluarga untuk
perdarahan
tanda perdarahan melaporkan jika ada
dan syok tanda-tanda
perdarahan: keluarga
memahami apa yang
dijelaskan oleh
perawat tentang
tanda-tanda
perdarahan. (13.00
wita)
Nama / umur : An. … / …. tahun … Bulan

Kamar :

Dokter :

Hari/ tanggal :

Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus ditandai dengan ibu klien mengatakan demam anaknya
naik turun, anak tampak lemah, akral teraba hangat di ekstremitas, temperatur : 38, 2 0C.

TUJUAN DAN KRITERIA


INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
HASIL
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi 1. Mengetahui 1. Mengobservasi S: Ibu klien
keperawatan diharapkan masalah keadaan perkembangan keadaan umum dan mengatakan badan
hipertermi teratasi dengan criteria umum dan keadaan umum dan tanda-tanda vital anaknya terasa panas.
hasil: tanda-tanda mengetahui perubahan pasien.
1. Suhu tubuh normal vital pasien. tanda-tanda vital. BP: 100/60 mmHg O:
(36,5 – 37,5 0C) P : 140 x/menit 1. Keadaan
2. Akral pasien tidak R : 24 x/menit umum lemah
teraba hangat/panas T : 38,2 0C 2. BP:
3. Mukosa bibir lembab 2. Mencegah (08.00 wita) 100/60 mmHg
terjadinya dehidrasi 2. Menganjurkan P : 145 x/menit
sewaktu panas. pasien untuk R : 24 x/menit
2. Anjurkan banyak minum: T : 38 0C
pasien untuk Ibu pasien 3. Bibir
banyak melaporkan pasien tampak kering
minum. hanya minum dan pecah-
sedikit (satu gelas pecah
3. Meminimalisir aqua 250 ml bisa
kan produksi panas untuk sehari tidak A: hipertermi belum
yang diproduksi oleh habis). (12.00 wita) teratasi
tubuh. 3. Menganjurkan
4. Membantu pasien untuk P: Lanjutkan intervensi
3. Anjurkan mempermudah banyak istirahat (14.00 wita)
pasien untuk penguapan panas. (12.00 wita)
banyak
istirahat. 4. Menganjurkan
keluarga untuk
4. Anjurkan memakaikan pasien
keluarga pakaian yang tipis:
untuk Pasien tampak
memakaikan 5. Mempercepat memakai pakaian
pasien dalam penurunan dengan kain yang
pakaian yang produksi panas. berbahan tipis.
tipis. (12.00 wita)
5. Menganjurkan
keluarga untuk
memberikan
kompres hangat:
Ibu pasien tampak
5. Anjurkan 6. Obat mengompres bagian
keluarga antipiretik membantu kepala dan leher
untuk menurunkan panas pasien.(12.30 wita)
memberikan pada pasien
kompres 6. Kolaborasi
hangat. pemberian obat
SOD yaitu
Paracetamol sirup 1
½ Cth/ 8 jam per
oral
(08.00 WITA)

6. Kolaborasi
pemberian
obat
Antipiretik
SOD

Anda mungkin juga menyukai