Anda di halaman 1dari 7

Pemberdayaan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Geografi

1. Hakekat dan Ruang Lingkup Pembelajaran Geografi 


Secara sederhana pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat
sekolah menengah. Karena itu penjabaran konsep-konsep, pokok bahasan, dan sub-pokok
bahasan harus disesuaikan dan diselaraskan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan
mental siswa pada jenjang-jenjang pendidikan.
Hartshorne dalam Sumaatmadja (1983) mengatakan “geography is that discipline that
seeks to describe and interpret the variable character from place to place of the earth as the
world of man” . Pada defenisi ini Hartshorne menekankan karakter variabel dari suatu tempat
ke tempat lainnya sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Dalam hal ini geografi sebagai
bidang ilmu, mencari penjelasan dan interpretasi tentang karakter tadi sebagai hasil interaksi
faktor-faktor geografi yang mencirikan tempat-tempat di permukaan bumi sebagai dunia
kehidupan manusia. Kedalam interaksi itu termasuk pemanfaatan semberdaya lingkungan
oleh manusia bagi kepentingan hidupnya. 
Seminar dan lokakarya peningkatan kualitas pembelajaran geografi di Semarang
tahun 1988 (Sumaatmadja: 2001), merumuskan geografi sebagai berikut: Geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfeer dengan sudut pandang
kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Dari konsep ilmu geografi yang
dikemukakan, dapat dilihat bahwa geografi dan studi geografi berkenaan dengan: (1)
permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer),
(3) umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam
dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5) analisis hubungan keruangan
gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Oleh karena itu pembelajaran geografi meliputi:
a. Alam lingkungan yang menjadi sumberdaya bagi kehidupan
b. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya
c. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi
terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi
d. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara di atasnya
Ruang lingkup inilah yang memberikan ciri dan karakteristik pembelajaran geografi. Apapun
yang akan diproses pada pembelajaran geografi, materinya selalu digali dari permukaan bumi
pada suatu lokasi untuk mengungkapkan corak kehidupan manusia yang memberikan ciri
khas kepada wilayah yang bersangkutan sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografis pada
lokasi yang bersangkutan. Secara bertahap dan makin lama makin luas dan mendalam,
materi-materi geografi itu dalam proses belajar mengajarnya tidak keluar dari ruang lingkup
pembelajaran geografi yang menjadi ciri khasnya. 
James dalam Sumaatmadja (2001) mengatakan “geography has sometimes been
called the mother of science, since many fields of learning that started with observation of the
actual face of the earth turned to the study of specific processes whereever they might be
located”. Dengan argumen itu James menjelaskan, bahwa bidang pengetahuan apapun yang
dipelajari seseorang selalu dimulai dengan pengamatan di permukaan bumi, sehingga cukup
beralasan mengatakan bahwa “geografi sebagai induk dari ilmu”. Geografi yang objek
studinya permukaan bumi dengan relasi keruangannya, memiliki kedudukan yang kuat dalam
memberikan dasar pengetahuan kepada tiap orang dalam mempelajari dan melakukan studi
terhadap berbagai aspek kehidupan.

2. Karakteristik Pembelajaran Geografi


Mengkaji gejala/fenomena geografi dengan baik, haruslah terlebih dahulu melakukan
pengkajian faktor manusia dalam alam lingkungannya. Untuk itu, harus dimiliki pengetahuan
dasar berkenaan dengan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan lain sebagainya.
Untuk kepentingan tersebut, diterapkan pendekatan sosiologi, ilmu ekonomi, antropologi,
ilmu politik, dan lain sebagainya. Selain mengkaji aspek manusia, studi geografi juga
mengkaji lingkungan fisik yang melatarbelakangi kehidupan manusia. Aspek-aspek fisik
yang melatarbelakangi kehidupan manusia itu meliputi cuaca dan iklim, kesuburan tanah,
keadaan batuan, kelautan, dan lain sebagainya. Untuk mampu mengungkapkan latarbelakang
alami ini, guru geografi wajib memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu tubuh tanah,
meteorologi, klimatologi, geologi, geomorfologi, kartografi, astronomi, ilmu kimia, ilmu
fisika, dan lain-lain. Pendekatan ilmu-ilmu tadi dapat diterapkan untuk mengungkapkan
gejala-gejala dan proses-proses alam yang melatarbelakangi kehidupan manusia di
permukaan bumi.
Pembelajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga
masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berfikir kritis tentang masalah
kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap
kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya. Sumaatmadja (2001)
menjelaskan bahwa pembelajaran geografi mempunyai nilai ekstensi yang meliputi nilai-nilai
teoritis, filosofis, dan ketuhanan. Dengan demikian, jika geografi diajarkan dan dipelajari
secara terarah dan baik, dapat membina siswa didik berfikir integratif untuk dirinya sendiri
dan untuk kepentingan kehidupan pada umumnya. Dengan begitu, pendidikan dan
pembelajaran geografi dapat dijadikan salah satu sarana “memanusiakan manusia”.
Mengingat fungsi dan peranan geografi, semestinya pembelajaran geografi mendapatkan
tempat yang serasi dan wajar ditengah-tengah pendidikan lain pada umumnya. Pencapaian
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru geografi memprosesnya di lapangan. Oleh
karena itu, guru geografi harus memiliki kemampuan dasar keguruan sesuai dengan bidang
geografi yang menjadi tanggungjawab profesinya.

3. Sumber Pembelajaran Geografi


Menurut Mangunwijaya yang dikutip Yunanto (2004:20) pengetahuan siswa tumbuh
tingkat bagaikan bejana kosong yang lalu terisi oleh cekokan orang dewasa dan
lingkungannya, atau bukan seperti alat potret yang memasukkan dan merekam segala apa
yang tertangkap oleh lensa pada film di dalamnya. Bermain bagi siswa adalah suatu aktivitas
yang mutlak harus dijalankan, demi pengembangan daya pikirnya.
Sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar alat peraga, alat permainan untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada siswa maupun orang dewasa
yang berperan mendampingi siswa dalam belajar (Yunanto,2004:20). Sumber belajar ini
dapat berupa tulisan (tulisan tangan atau hasil cetak), gambar, foto, narasumber, benda-benda
alamiah, dan benda-benda hasil budaya. Montessori yang dikutip Yunanto (2004:20)
menyatakan bahwa lingkungan atau alam sekitar dapat mengundang minat unutk
mempelajarinya.
Sumber belajar Geografi dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni (1)
sumber belajar geografi utama, dan (2) sumber belajar geografi lanjutan. Sumber belajar
utama menunjuk pada otensitas dan orisinalitas. Pada tahap ini belum banyak dilakukan
pengolahan, sehingga unsur subyekvitas masih pada tingkat minimal. Sedangkan sumber
belajar lanjutan sudah melalui pengolahan. 
Tabel 1. Analisa Kritis Sumber Belajar geografi

No Sumber Belajar Geografi Utama Sumber Belajar Geografi Lanjutan 


1 Gunung Gambar/foto/miniatur gunung
2 Planet Planetarium
3 Rupa Bumi Peta/Foto Udara/Citra Satelit
4 Pola Aliran Sungai Sketsa Pola Aliran Air
5 Bumi Globe
Sumber belajar dapat diolah atau dikreasikan dengan berbagai metode agar siswa
lebih mudah mencerna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam usaha mengkreasi itu,
sumber belajar bisa menjadi alat yang dapat berfungsi membantu proses belajar siswa. Hal ini
sering disebut Alat dan atau Aktivitas Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan merupakan
fasilitas yang sudah dibuat sedemikian rupa, misalnya menjadi permainan bongkar-pasang,
sehingga siswa belajar dengan memainkan fasilitas tersebut. Alat peraga merupakan fasilitas
belajar yang dapat mewakili fungsi atau cara kerja sesuatu, misalnya Alat Peraga Anatomi
Tubuh Manusia. Sedangkan APE menunjuk pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa.
Misalnya kegiatan percobaan mencampur warna, kegiatan bermain peran, dan sebagainya.
Sumber belajar dapat berupa hasil cetak, rekaman, dan narasumber/orang. Secara garis besar,
menurut Yunanto (2004:24-30) sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi (1) lingkungan
alam (2) lingkungan sosial (3) lingkungan budaya (4) media (5) hasil cetak (6) realita dan (7)
produk pabrik.
a. Lingkungan Alam 
Sumber belajar yang masuk dalam kelompok ini merupakan tempat atau alam bebas yang
dapat memberikan informasi langsung kepada siswa. Alam menyediakan banyak hal yang
dapat dipelajari siswa. Misalnya siswa dapat belajar langsung mengenal tanaman, hewan,
tanah, batu, suhu, udara, sungai, pegunungan, gunung, air dan sebagainya.
b. Lingkungan Sosial
Sumber belajar ini lebih menekankan tempat hasil karya manusia, dan di dalamnya terdapat
aktivitas hubungan manusia. Misalnya,siswa dapat langsung bertemu dengan Pak Tani
(sebagai narasumber) uintuk mengetahui proses penanaman padi. Informasi mengenai alat
transportasi dan bagaimana sarana jalan yang menjadi kebutuhan penting mesyarakat pun
dapat langsung diakses oleh siswa. 
c. Lingkungan Budaya
Pemukiman Penuduk, sebagai lingkungan yang penting sebagai sumber belajar yang beragam
dari hasil proses kegiatan manusia terhadap lingkungannya. 
d. Media
Kaset, VCD, acara TV dan radio merupakan sumber belajar berupa audio visual. Sementara
gambar, foto, film, video dapat dikelompokkan dalam sumber belajar visual. Kaset dan CD
benyak membantu ketika digunakan sebagai media belajar (terutama) bahasa asing. Logat,
intonasi, dan ciri khasnya dapat dipertahankan seperti pengguna aslinya. CD dapat memuat
potret peristiwa secara lebih lengkap, misalnya peristiwa gunung meletus Gunung Krakatau,
Puncak Maount Everest, Kutub dan sebagainya. Oleh karenanya, VCD merupakan sumber
belajar yang dapat lebih banyak informasi dibanding CD.
e. Hasil Cetak
Koran, majalah, buku, brosur, leaflet merupakan sumber belajar penting bagi siswa. Sumber
belajar ini dapat memberikan banyak informasi kepada siswa. Misalnya tentang peristiwa
gempa bumi, hujan, angin taufan dan sebagainya
f. Realita 
Batu-batuan, bunga-bungaan dapat menjadi sumber belajar penting bagi siswa. Sumber
belajar ini penting demi perkembangan siswa. Warna-warrna batu dan jenis-jenis batu dapat
memberi khasanah pangetahuan bagi siswa. Berdasarkan konteks kegiatan belajar akan
menjadi sumber belajar yang tidak sekedar indah untuk dipandang, namun sekaligus
memberikan pengetahuan yang kadang tidak cukup untuk sekedar diceramahkan.
g. Produk Pabrik
Produk pabrik dapat memberi informasi, minimal memberikan gambaran kemajuan teknologi
negara produsennya. Misalnya. Selain itu lewat produk pabrik dapat lebih diketahui berbagai
informasi tentang negara itu, baik lokasinya di dalam peta, geografisnya, penduduknya, dan
sebagainya.
Pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan manusia, dan hasil interaksi faktor-faktor
geografis di permukaan bumi sebagai sumber materi geografi, guru dituntut kemampuannya
melakukan seleksi terhadap materi, sehingga apa yang diproses dalam belajar mengajar
menjadi efektif dan efesien sesuai dengan perkembangan mental siswa didik, dengan
demikian dapat diperoleh produktivitas yang tinggi dalam merealisasikan tujuan
instruksional. Peta sebagai round earth on the flat paper merupakan salah satu sumber utama
pembelajaran geografi. International Cartography Assosiation dalam Prihandito (1990),
mengatakan peta, adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-
kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan ummnya digambarkan pada suatu bidang
datar dan diperkecil/diskalakan.
Atlas disajikan berbagai peta berdasarkan kenegaraan, gejala alam, penyebaran
sumberdaya, penyebaran aspek kebudayaan, dan lain sebagainya. Membaca peta dalam
menggunakan atlas yang berkenaan dengan jaring-jaring derajad, legenda, dan indeks, harus
dibimbing lebih dahulu oleh guru. Semuanya ini menjadi kemampuan dasar dalam
menggunakan dan memanfaatkan atlas. Selain memiliki fungsi yang sama dengan peta dan
atlas, lebih jauh globe dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu,
iklim, musim, dan gejala-gejala alam lainnya baik yang berkenaan dengan atmosfer,
hidrosfer, litosfer, maupun antroposfer. Dengan demikian, penggunaan dan pemnfaatan globe
sebagi sumber pembelajaran geografi dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa didik tentang relasi keruangan gejala-gejala geografi di permukaan
bumi. 
Sumber pembelajaran lain yang dapat membantu mengembangkan citra dan konsep
geografi pada diri siswa didik adalah potret, gambar, slide, dan filem. Pada sekolah-sekolah
yang kemampuan ekonominya telah tinggi, video tape recorder juga telah digunakan dan
dimanfaatkan. Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala-gejala geografi selain
diadakan oleh sekolah dan guru, dapat pula pengadaannya ditugaskan kepada siswa. Untuk
mendapatkan gambar dan potret yang sesuai dengan materi pembelajaran, dalam memberikan
tugas guru harus memberikan arahan yang jelas. Setelah gambar dan potret terkumpul, guru
menampilkan gambar dan potret itu di kelas, dengan demikian fungsi gambar dan potret
untuk meningkatkan citra dan konsep kepada siswa didik dapat terpenuhi. Selain itu, secara
langsung siswa didik merasa dihargai upaya dan jerih payahnya mengumpulkan benda-benda
tadi. Gambar dan potret yang dikumpulkan bukan untuk disimpan, tetapi setiap saat
digunakan untuk membantu meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar.
Pengumpulan gambar harus senantiasa dilakukan untuk memperbaharui gambar-gambar yang
sudah ada sesuai dengan perubahan gejala yang menjadi objek kajian geografi.
Sumber belajar audio visual seperti slide, filem, dan VTR (video tape recorder), dan internet,
dewasa ini berkembanag menjadi salah satu sumber pembelajaran yang dapat memberikan
data maupun gambar secara lebih hidup dan nyata tentang berbagai fenomena dan gejala-
gejala geografi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Sumber ini mampu mengatasi kendala pembelajaran geografi untuk mengaktualkan
gejala geografi yang sedang dipelajari. Dengan demikian pembentukan citra dan penguasaan
konsep ke-geografian sesuai tujuan instruksional yang dicanangkan dapat ditingkatkan.
Pemanfaatan aneka sumber pembelajaran geografi pada proses belajar mengajar di sekolah
akhirnya membuat siswa mengerti, dan mencintai tanah air dan dunia pada umumnya.
Dengan demikian terbina kemampuan memanfaatkan sumberdaya lingkungan secara rasional
sesuai dengan tingkat kualitas kehidupan dan kualitas lingkungannya.
4. Pemberdayaan Sumber Belajar Geografi
Amstrong yang dikutip Yunanto (2004) mengemukakan bahwa : ”Elang sangat pandai
terbang, tentu saja. Tetapi ketika mengikuti kelas menggali, elang sangat tidak mampu
menjalani tugas yang diberikan, sehingga harus mengikuti program perbaikan menggali.
Tugas itu begitu banyak menyita waktu, sehingga tak lama kemudian elang lupa cara terbang.
Begitu halnya dengan siswa kita. Mereka telah kehilangan banyak waktu untuk melakukan
kegiatan yang sia-sia. Ingat, elang diciptakan untuk terbang.”
Mangunwidjaja yang dikutip Yunanto (2004) mengatakan pendidikan sekarang tidak otoriter,
anti pengarahan top-down, anti akomodasi, anti serba hafalan model beo, anti sikap dan
suasana yang serba menggurui belaka. Yang dicari bukanlah pendidikan berdasarkan
kewibawaan yang tumbuh dari penghargaan, kecintaan spontan, dan iklim demokratis.
Sumber belajar memiliki keanekaragaman dan tersebar luas di lingkungan sekitar kita.
Bagaimana cara agar sumber belajar dapat mendukung dan berdayaguna secara optimal
didalam Kegiatan Belajar Siswa?
Keanekaragaman dan sebaran sumber belajar akan dapat berdayaguna secara optimal
apabila dapat dengan mudah diakses di dalam proses belajar. Oleh karena itu, perlu adanya
persiapan sebelum proses belajar dimulai. Persiapan ini meliputi (1) inventaris sumber belajar
yang ada (2) perlunya ruang belajar yang mendukung (dalam hali ini ruang kelas bukan satu-
satunya ruang belajar untuk siswa), dan (3) perlunya pemberdayaan yang memberi situasi
kondusif dalam melakukan kegiatan belajar.
a. Inventaris Sumber Belajar Geografi
Inventaris ini dapat dimulai dengan mengelompokkan sumber belajar berdasarkan
tempat. Artinya perlu dipilah mana sumber belajar yang hanya dapat diakses di luar ruangan.
Sumber belajar yang bisa diakses di dalam ruangan perlu kembali dilihat dan diberi catatan
berdasarkan kebutuhan, yang bisa berdasarkan multi kecerdasan, mata pelajaran, atau bentuk
kegiatan yang akan dilakukan.
Khusus sumber belajar yang berada di luar ruangan dapat dikategorikan mulai dari
yang paling dekat dan dilanjutkan pada sumber belajar yang semakin jauh. Kemudian dapat
dilanjutkan dengan mencermati satu per satu tingkat kesulitan dalam mengakses sumber
belajar tesebut. Apakah memerlukan biaya, misalnya untuk transportasi? Bagaiamana waktu
yang disediakan untuk kegiatan belajar? Lalu kegiatan belajar macam apa yang sesuai
dilakukan?
Inventaris ini sangat penting dan mendukung di dalam mengelola sumber belajar.
Maka tinggal melengkapi mana yang kurang dan mana yang belum dimanfaatkan di dalam
kegiatan belajar. Ketelitian dan kreativitas pendidik sangat mendukung kegiatan inventarisasi
ini. Dengan kegiatan ini guru, orang tua, calon pendidik, pengasuh siswa, pemerhati
pendidikan mendapat stimulus untuk mendapat insight bagaimana sumber belajar tersebut
akan diolah manjadi kegiatan belajar aktif.
b. Identifikasi Ruang Balajar 
Ruang belajar yang tidak terbatas di kelas. Kegiatan belajar dapat dilakukan baik di kelas
maupun diluar kelas, dirumah atau yang jauh dari rumah. Yakni, sejauh hal itu mendukung
terciptanya suasana yang kondusif terhadap keberlangsungan kegiatan belajar. Dalam hal ini
siswa perlu dilibatkan dalam persiapan pemilihan tempat dan kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan demikian siswa ikut diberi tanggung jawab ketika kegiatan berlangsung. Jika perlu,
tata tertib dan aturan mainnya bisa disepakati oleh siswa sendiri atas fasilitas dari orang
dewasa yanh sedang mandampingi siswa.
c. Optimalisasi Kegiatan Belajar 
Optimalisasi kegiatan belajar menjadi prasyarat untuk terjadinya interaksi antara siswa-siswa-
siswa-guru-sumber belajar, atau orang dewasa-siswa. Interaksi atau dialog yang dimaksud
tetap berpusat pada siswa. Ini berarti guru dan orang dewasa lebih berfungsi sebagai
fasilitator dan dinamisator, sementara sumber belajar cukup tersedia sehingga memberi
keleluasaan kepada siswa unutk semakin mudah melakukan proses belajar. Optimalisasi ini
dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Disekolah
 Mobilitas Guru dan Siswa
Dalam proses kegiatan belajar terdapat dua subyek yang tidak dapat berdiri tunggal, yakni
guru dan siswa. Guru perlu mengetahui siswa secara pribadi. Artinya, masing-masing potensi
yang ada pada siswa perlu dipantau dan dicatat perkembangannya. Dengan demikian, ketika
terjadi proses belajar guru dapat memfasilitasi dan memandu siswa berdasarkan
perkembangan yang terjadi pada siswa. Hal ini perlu dilakukan mengingat setiap siswa
memiliki cara belajar yang beragam. Ada yang visual kinesthic, atau auditory. Masing-
masing siswa memerlukan fasilitas yang berbeda kendatipun materi yang dipelajari sama.
Ruang gerak sebaiknya diatur dan disesuaikan dengan tata letak fisik seperti bangkul, papan
tulis, rak sumber belajar, rak buku, dan kegiatan yang dilakukan siswa. Hal ini dilakukan agar
siswa dapat melakukan kegiatan belajarnya dengan aktif dan mandiri. Sementara itu, guru
melakukan pendampingan ketika siswa menemui persoalan dan membutuhkan panduan dari
guru. Maka ruang gerak guru perlu diatur agar tidak mengganggu siswa lain dalam
melakukan kegiatan belajarnya.
 Interaksi Guru dan Siswa
Interaksi dalam kegiatan belajar dengan sebaiknya berlangsung antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa. Oleh karenanya perlu disuassiswaan agar interaksi tersebut tidak
menimbulkan tubrukan kepentingan. Justru sebaliknya, kepentingan tersebut diorganisir
sedemikian rupa, sehingga antara siswa dengan guru, serta siswa dengan siswa dapat saling
mendukung kegiatan yang berlangsung.
Ketiga aspek di atas dapat tercipta apabila didukung pengorganisasian komponen-komponen
yang terkait dalam proses kegiatan belajar, terutama di dalam kelas. Komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut : 1) pengorganisasian fisik, 2) pengorganisasian kegiatan, 3)
pengorganisasian siswa, 4) pengorganisasian waktu.

• Dirumah 
Pada dasarnya melakukan kegiatan belajar di sekolah ataupun dirumah tidak banyak berbeda.
Di rumah, orang tua, pengasuh siswa, atua orang dewasa yang selalu mendampingi siswa
perlu prinsip-prinsip (a) siswa perlu diperhatikan (b) pada dasarnya siswa mengalami tumbuh
kembang yang unik (c) fasilitas belajar sebaiknya disediakan dalam ruangan khusus, dan (d)
waktu kegiatan belajar di rumah bisa lebih longgar.

4. Pemilihan Sumber Belajar Geografi


Pengertian pemilihan sumber belajar goegrafi adalah kesesuaian antara sumber belajar
dengan kebutuhan atau penekanan yang dilakukan di dalam proses kegiatan belajar.
Penekanan ini dapat berdasarkan Taksonomi Bloom, multi-kecerdasan, mata pelajaran,
pengorganisasian kegiatan yang dilakukan, serta tahap tumbuh kembang siswa sedang
berlangsung.
a. Taksonomi Bloom
• Kognisi
Kognisi merupakan wilayah pada diri siswa yang melibatkan kemampuan penalaran, akal,
atau logika. Kognisi biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, hafalan, dan pemikiran yang
linier. Dalam hal ini proses belajar disekolah-sekolah didominasi oleh aspek kognisi tanpa
diimbangi dengan aspek lainnya, yakni psikomotor dan afeksi.
• Afeksi
Afeksi merupakan wilayah pada diri siswa yang melibatkan rasa, intuisi, insting, atau emosi.
Materi-materi yang dikemas dalam kegiatan belajar seringkali minim muatan afeksinya.
Misalnya, prilaku peduli lingkungan, pemanfaatan bahan bekas dan lain-lain
• Psikomotor
Psikomotor merupakan wilayah pada diri siswa yang bersinggungan dengan koordinasi
gerakan tubuh. Kegitan yang dapat dilakukan antara lain pembuatan miniatur muka bumi,
pembuatan peta dan sebagainya.

Tabel 2. Domain Taksonomi, Sumber Belajar, Dan Kegiatan Belajar

No Domain Taksonomi Sumber Belajar Geografi Kegiatan Belajar


1 Kognisi Globe • Mencari lokasi suatu negara
• Memahami garis astronomi (lintang dan bujur)
2 Afeksi Pemukiman Kumuh • Siswa dapat mengamati pemukiman kumuh di lingkungan
sekitar
• Memberikan bimbingan dan sosialisasi dalam pentingnya hidup sehat serta bersih
3 Psikomotor Peta dan Foto Udara • Siswa membuat peta rupa bumi, persebaran penduduk
• Siswa dapat menganalisis persebaran gunung berapi
• Siswa dapat mengelompokan pola atau wilayah pemukiman, industri, perkebunan dan
sebagainya

b. Bentuk Kegiatan 
• Individu/Perorangan 
Dalam kegiatan belajar yang dilakukan secara perorangan, masing-masing siswa melakukan
kegiatan. Kegiatan ini bisa dilakukan bersama-sama tetapi juga masing-masing siswa
melakukannya secara pribadi.
• Kelompok Kecil
Kegiatan belajar kelompok dilakukan melalui kerjasama lebih dari dua orang. Dalam
kegiatan kelompok perlu diperhatikan jumlah anngota kelompok yang terlibat. Dengan
demikian masing-masing anggota memiliki peran dan melakukan tugas. Penting untuk
dihindari adlaah adanya anggota kelompok yang tidak mendapat dan melakukan tugas.
• Klasikal
Kegiatan belajar ini dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas dengan menggunakan
media audio - visual

Tabel 3. Pemberdayaan, Sumber Belajar, dan Kegiatan Belajar

No Pemberdayaan Kegaitan Belajar Sumber Belajar Kegiatan Belajar


1 Individual • Peta • Menentukan lokasi negara dari peta
• Termometer • Menghitung suhu udara di suatu titik ruangan/daerah
2 Kelompok • DAS • Menentukan daerah aliran sungai
• Menentukan besaran air yang mengalir
• Menghitung luas DAS
4 Klasikal • CD Film • Menonton dan menganalisis proses terjadinya gempa/hujan dan
sebagainya
Hubungan kesesuaian tersebut di atas dapat kreasi menurut kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa siswa maengalami tumbuh kembang. Oleh karenanya, sumber
belajar dalam format kegiatan belajar perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai