TUGAS ELEMEN MESIN 1-Dikonversi
TUGAS ELEMEN MESIN 1-Dikonversi
𝑃
σ=
𝐴
dimana :
σ = Tegangan (kg/cm2)
P = Gaya atau beban yang bekerja pada elemen mesin (kg).
A = Unit luasan dari elemen mesin.
Dalam sistem MKS satuan tegangan : Kg/cm2 dan dalam Sistem Internasional
(SI) satuan tegangan : N/mm2 atau N/cm2.
B. Tegangan pada sebuah titik
Gambar berikut menunjukkan suatu elemen tegangan berdimensi tiga, yang
menunjukkan tegangan normal σx, σy, dan σz, semuanya bersifat positif dan
tegangan geser Ʈxy, Ʈyx, Ʈyz, Ʈzy,Ʈzx dan Ʈxz. Elemen tersebut berada dalam
kesetimbangan statis, sehingga :
Ʈxy = Ʈyx ; Ʈyz = Ʈzy ; Ʈzx = Ʈxz
Tegangan normal yang arahnya keluar adalah tegangan tarik yang dinyatakan positif
jika arahnya keluar adalah tegangan tarik yang dinyatakan positifjika arahnya positif
menurut sistem koordinat tersebut. Dalam hal ini menurut kesepakatan bersama
misalnya arah sumbu X ke kanan adalah positif dan seterusnya.
C. Tegangan normal disebabkan gaya aksial
Gaya aksial P yang bekerja tegak lurus terhadap penampang A, akan menimbulkan
Tegangan normal (σn) di setiap titik dari penampang
σn = P/A
1
• misalnya pada sebuah poros, maka luas penampang A = 4 𝜋𝑑𝑠 2
D. Tegangan normal berasal dari momen lentur
Momen lentur sebuah poros inersia utama Mb menimbulkan tegangan lentur σb sebesar :
𝑴𝒃
𝝈 = 𝑾𝒃
dimana:
Mb = momen lentur (Nmm)
Wb = momen tahanan lentur (mm3)
Jika momen yang terjadi dalam arah X maka dinotasikan dengan X, demikian pula jika
dalam arah Y maka dinotasikan dengan Y, dimana Wb = I/e (I = momenInersia, mm4 dan
e = jarak eksentris terhadap sumbu, mm )
Gaya lintang Q yang bekerja pada berbagai macam penampang dengan luasan A, akan
menimbulkan tegangan geser langsung sebesar :
𝑸
𝝉𝒔 = 𝑨
F. Tegangan geser dari momen torsi
• Sebuah batang bulat yang menerima momen disebut batang punter atau batang torsi.
Akibat momen ini maka pada bagian mesin tersebut memuntir membentuk sudut θ
yang disebut sudut puntir .yang besarnya adalah :
𝑳
𝑸 = 𝑴𝒕. 𝑮 . 𝑰𝒑
• Dimana :
• θ = sudut puntir (rad)
• Mt = momen torsi (N.mm)
• L = panjang batang puntir (mm)
• G = modulus geser (N/mm2)
• Ip = momen tahanan polar (mm4)
Untuk batang-batang pejal, tegangan geser puntir di titik pusat adalah nol dan
maksimum dipermukaan batang, maka dapat ditulis :
dimana :
Kekuatan bahan biasanya dihitung dari pembebanan satu poros. Namun sering kali
dalam praktek terjadi pembebanan dua poros atau kombinasi pembebanan misalnya
keadaan ketegangan dimana sebuah poros dibebani beban lentur dan beban puntir
𝜎𝑡𝑜𝑡 = 𝜎𝑏 2 + 3𝜏𝑡 2
H. Tegangan yang diijinkan dan faktor keamanan
𝐾
𝜎𝑧𝑢𝑙 = 𝑥𝐶𝐵
𝑆
dimana :
K = Karakteristik bahan
S = Faktor keamanan
CB = faktor pemakaian
BAB 2
SAMBUNGAN LAS
• Berbagai macam kampuh di bagi berdasarkan bentuk sambunganya itu dan posisi
menyambung potongan-potongan.
2. Sambungan-T (T-joint)
Bagian yang disambung berbentuk T kekuatannya lebih rendah dari pada
kampuh temu.
SAMBUNGAN LAS
keterangan :
│σt│ = tegangan tarik atau tekan yang diijinkan (N/mm)
σt = tegangan tarik atau tekan (N/mm)
Ʈs = tegangan geser yang terjadi (N/mm)
│Ʈs│ = tegangan geser yang diijinkan (N/mm