Anda di halaman 1dari 26

Tugas Mata Kuliah Ketenagakerjaan

“Dampak Pandemi Covid-19 pada Sektor Jasa di Indonesia”

Oleh :

MITHA SAFIRA NURMAULID 20/467919/PMU/10525


NUR AMANAH 20/467920/PMU/10526
PANDU WINATA 20/467921/PMU/10527
RANDY A. R. O. B. 20/467922/PMU/10528
RATNA KUSUMA NINGRUM 20/467923/PMU/10529
RINA LUSIANA HANDAYANTI 20/467924/PMU/10530
YUSNANDAR 20/471739/PMU/10686

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPENDUDUKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Dampak Pandemi Covid-19 pada Sektor Jasa di Indonesia
Mitha S., Nur A., Pandu W., Randy B., Ratna K., Rina L., Yusnandar
Magister Kependudukan UGM 2020

Abstrak
Pandemi Covid-19 membuat perekonomian dunia termasuk Indonesia mengalami kontraksi. Laju
pertumbuhan ekonomi sebagai parameter ekonomi makro Indonesia pada tahun 2020 mengalami
pertumbuhan -2,69% (year on year). Sektor jasa pada tahun 2019 tercatat kontribusi terhadap PDB
sebesar 57%. Sektor jasa juga memegang peranan penting pada rantai perekonomian, bukan hanya
sebagai sektor penghasil nilai tambah namun juga sebagai enabler yang menghubungkan semua
kegiatan produksi. Dengan menggunakan data sekunder dan analisis deskriptif serta komparatif
diperoleh hasil dari semua klasifikasi lapangan usaha jasa hanya jasa komunikasi dan informasi
dan jasa kesehatan yang mengalami pertumbuhan positif selama pandemi Covid-19. Jasa – jasa
lainnya mengalami dampak pertumbuhan negatif yang mengakibatkan nilai produksi serta
penyerapan angkatan kerja berkurang.
Kata Kunci : Sektor Jasa, PDB, Tenaga Kerja, PSBB, Covid-19

1. Latar Belakang
Tahun 2020 menjadi tahun krisis baru bagi seluruh negara di dunia. Munculnya pandemi Covid-
19 yang mewabah di hampir seluruh negara di dunia berdampak pada berbagai aspek kehidupan
penduduk dunia. Pandemi Covid-19 mulai menyebar ke berbagai negara didunia sejak awal tahun
2020 yang mulanya berasal dari negara China. Mudahnya virus ini menular membuat banyak
negara kemudian melakukan kebijakan-kebijakan pembatasan keluar masuknya penduduk
maupun barang dari dan keluar negaranya. Kebijakan pembatasan ini diberlakukan dengan
implementasi yang berbeda-beda pada masing-masing negara. Beberapa negara melakukan
penutupan perbatasan negara baik darat maupun laut dan juga melakukan penutupan jalur
penerbangan internasional menuju negaranya. Kebijakan pembatasan keluar masuknya penduduk
dan barang ini dampak besar pada perekonomian dunia. Pasar ekonomi global saling terhubung
antar negara membuat kebijakan pembatasan disatu negara berdampak pada negara lain.
Lumpuhnya arus pengiriman barang dan jasa di satu negara akan menyebabkan kontraksi
perekonomian negara lain. Berbagai sektor lapangan usaha terdampak oleh pandemi ini, baik itu
sektor pertanian, sektor industri maupun sektor jasa.
Dalam kasus Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik/BPS tentang Produk Domestik
Bruto/PDB lapangan usaha menunjukkan bahwa komposisi PDB terbesar di Indonesia sampai
dengan tahun 2019 adalah sektor jasa. Secara luas sektor ini meliputi semua kode Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha kecuali kode A, B dan C yang merupakan sektor Pertanian dan Industri. Dalam
publikasi BPS, sektor jasa memiliki kontribusi sebesar 57% dalam PDB tahun 2019. Besarnya
kontribusi sektor jasa membuat kontraksi disektor ini berdampak besar pada PDB Indonesia.
Terlebih dengan kondisi pembatasan yang ada akibat pandemi Covid-19 membuat sektor ini
praktis mengalami kontraksi yang besar. Kegiatan mayoritas sektor jasa yang menggunakan cara
konvensional tatap muka dalam transaksi praktis mengalami kesulitan saat kebijakan pemerintah
untuk melakukan pembatasan sosial baik social distancing maupun physical distancing
diterapkan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak dari adanya pandemi Covid-19 pada
perekonomian Indonesia khususnya sektor jasa. Sejauh mana pandemi berdampak pada kondisi
ketenagakerjaan dan kegiatan produksi sektor jasa dan bagaimana perbandingan kondisi sektor
jasa sebelum dan setelah pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini, pembahasan sektor jasa dibatasi
pada lapangan usaha yang memiliki kontribusi PDB terbesar diantaranya jasa Informasi dan
Komunikasi, jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, jasa Keuangan dan Asuransi, jasa Transportasi
dan Pergudangan, jasa Pendidikan, jasa Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta jasa
Konstruksi dan Real Estate.

2. Kajian Pustaka
Sektor jasa merupakan sektor yang semakin memegang peranan penting dalam perekonomian
suatu negara termasuk Indonesia. Bukan hanya sebagai penyumbang terbesar PDB ataupun
penyerap tenaga usaha, sektor jasa juga memegang peran sebagai input antara dan enabler bagi
seluruh aktivitas ekonomi. Semua kegiatan produksi akan bersinggungan dengan sektor jasa (CSIS
dan ERIA, 2016).
KBLI menurut BPS didefinisikan sebagai klasifikasi rujukan yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kegiatan ekonomi Indonesia ke dalam beberapa lapangan usaha yang
dibedakan berdasarkan jenis kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/ouput baik berupa
barang maupun jasa. KBLI yang digunakan dalam penyajian PDB menggunakan 17 kode lapangan
usaha diantaranya sebagai berikut :

Tabel 1. KBLI Lapangan Usaha pada PDB Indonesia


A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan J. Informasi dan Komunikasi
B. Pertambangan dan Penggalian K. Jasa Keuangan dan Asuransi
C. Industri Pengolahan L. Real Estate
D. Pengadaan Listrik dan Gas M,N. Jasa Perusahaan
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
dan Daur Ulang Jaminan Sosial Wajib
F. Konstruksi P. Jasa Pendidikan
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan R,S,T,U. Jasa lainnya
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi

Menurut BPS, angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang
selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara
tidak bekerja karena suatu sebab, seperti sedang menunggu panenan atau cuti. Atau, penduduk
yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan
juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Sedangkan konsep pengangguran didefinisikan
sebagai penduduk yang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.

3. Data dan Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari
berbagai lembaga terkait. Data yang dikumpulkan diantaranya bersumber dari penelitian-
penelitian akademisi sebelumnya dan juga dari produsen data seperti BPS, dan Otoritas Jasa
Keuangan/OJK. Penggunaan data kuantitatif yang dikumpulkan dengan berbagai metode
menjadikan informasi yang diperoleh lebih komprehensif dan akurat dalam menggambarkan
permasalahan yang dibahas Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
mengulas tentang dampak pandemi pada masing-masing sektor jasa di Indonesia. Data disajikan
dengan berbagai grafik maupun tabel untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca.
4. Pembahasan
Pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini, adalah kejutan besar bagi ekonomi global
termasuk Indonesia. Pada kuartal I 2020, BPS mencatat perekonomian Indonesia masih dapat
tumbuh 2,97 persen. Namun pada tiga kuartal berikutnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami kontraksi, dengan data terakhir di kuartal IV 2020 sebesar -2,19 persen (year on year)
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berbagai sektor lapangan usaha jasa turut
terdampak pandemi Covid-19. Berikut uraian dampak pandemi pada beberapa sektor jasa yang
berkontribusi besar pada PDB Indonesia.
SMERU Research Institute, lembaga independen yang melakukan penelitian dan kajian publik,
pada Juli 2020 merilis catatan kebijakan mereka yang berjudul "Mengantisipasi Potensi Dampak
Krisis Akibat Pandemi Covid-19 terhadap Sektor Ketenagakerjaan". Dalam catatan itu, tim riset
SMERU menggarisbawahi setidaknya ada dua implikasi krisis ekonomi yang dialami Indonesia
pada sektor ketenagakerjaan. Pertama, peningkatan jumlah pengangguran, dan kedua, perubahan
lanskap pasar tenaga kerja pasca-krisis.

4.1. Sektor Jasa Informasi dan Komunikasi


Pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk menjaga jarak secara fisik dan lebih banyak
beraktivitas di rumah. Masyarakat maupun pelaku bisnis yang sebelumnya biasa bertemu secara
fisik kini hanya bisa berkomunikasi dengan layanan koneksi internet ataupun telepon selular.
Kebijakan pembatasan sosial, bekerja dan belajar di rumah berdampak pada lonjakan trafik data
atau penggunaan internet. Sektor jasa telekomunikasi merupakan salah satu dari beberapa sektor
yang masih terus berpotensi tumbuh di era normal baru. Sektor jasa telekomunikasi masih
memiliki daya tahan di tengah pandemi Covid-19. Kebutuhan masyarakat akan gaya hidup digital
dengan akses data internet selama pandemi Covid-19 turut meningkatkan kinerja sektor
telekomunikasi.
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Lapangan Usaha (y-on-y)
Jasa Informasi dan Komunikasi

12 10.88 10.83 10.91


9.6 9.71 9.81
9.03 9.15

0
Triwulan I- Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan I- Triwulan Triwulan Triwulan
2019 II-2019 III-2019 IV-2019 2020 II-2020 III-2020 IV-2020

Sumber: BPS-Badan Pusat Statistik

Gambar 1. menunjukkan data rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV-2020 oleh BPS
yang menyebutkan bahwa salah satu lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif adalah
jasa Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar 10,91 persen dari tahun lalu dan terus mengalami
peningkatan. Hal terjadi sebagai dampak adanya anjuran untuk tidak keluar rumah maka banyak
orang mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan melalui teknologi informasi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan adanya kenaikan trafik
internet sebesar 20% selama Maret-April atau satu bulan pertama pandemi. Pada periode yang
sama, Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) juga mencatat
kenaikan trafik sebanyak 10-15%. Dengan adanya kenaikan trafik layanan berbasis data dan
digital, serta perubahan pola penggunaan layanan oleh pelanggan pada masa pandemi Covid-19
ini, tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja industri telekomunikasi dan informasi. Penyedia
jasa telekomunikasi perlu menambah kapasitasnya dalam pembangunan jaringan infrastruktur
untuk memperluas cakupan dan kapasitas layanan, memperbaharui perangkat lama menjadi baru
dan memperbanyak saluran distribusi daring.
Dalam analisis lebih lanjut, peningkatan trafik internet paling besar terjadi untuk aplikasi belajar
online. E-learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi
informasi dan komunikasi. Beberapa pemanfaatan teknologi lainnya yang digunakan untuk
meningkatkan proses belajar mengajar melalui pembelajaran jarak jauh diantaranya dengan
menggunakan media komunikasi seperti WhatsApp, Google Class, YouTube, Webex maupun
Zoom yang bisa mempertemukan pendidik dan siswa secara virtual sehingga proses belajar
mengajar bisa tersampaikan dengan baik. Pembelajaran secara online atau daring tidak bisa lepas
dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa
yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, terlebih untuk siswa yang bertempat
tinggal di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Pada umumnya kondisi jaringan seluler
dikawasan ini tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
Peningkatan trafik internet juga terjadi pada penggunaan internet untuk aplikasi penunjang kerja
dari rumah, termasuk melakukan rapat dengan aplikasi layanan video-conference. Pandemi Covid-
19 yang berdampak secara global berpengaruh positif terhadap pengguna aktif harian layanan
video-conference. Selain itu, koneksi internet banyak dimanfaatkan masyarakat untuk media
sosial, streaming sebagai alternatif hiburan, menonton, ataupun bermain game.
Masih di sisi hiburan, lonjakan trafik internet untuk layanan game online diperkirakan hingga 61%.
Meningkatnya penggunaan game online tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai
negara. Hal ini terjadi sebagai akibat banyak negara memberlakukan peembatasan wilayahnya atau
lockdown sehingga pengguna internet menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dengan
sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan internet.
Dari sisi perdagangan, selama pandemi telah terjadi peningkatan pengguna layanan e-commerce
atau perdagangan secara elektronik. Pelaksanaan pemasaran online terhadap pengusaha Usaha
Mikro Kecil dan Menengah/UMKM memberikan dampak yang positif. Optimalisasi pemasaran
online ditengah pandemi bisa memberikan solusi kepada pada pasar ekonomi karena hal tersebut
sesuai dengan konsep revolusi industri 4.0 yang menggunakan teknologi sebagai alat untuk
mempermudah pekerjaan. Dengan adanya sistem pemasaran online ini maka permintaan produksi
akan tetap berjalan selama pandemi Covid-19. Kemudahan akses informasi maupun komunikasi
antara penjual dengan pelanggan dalam masalah penjualan produk, sistem pembayaran yang
semakin mudah serta efisiensi waktu maupun tempat menjadi alasan mengapa sektor jasa e-
commerce ini terus berkembang meski pandemi.
Berbagai operator telekomunikasi merasakan adanya perubahan dan dampak secara nyata selama
pandemi Covid-19. Beberapa indikator yang menyebabkan diantaranya adalah :
1. International roaming
International roaming menjadi komponen pendapatan operator seluler yang paling terdampak
dari pembatasan perjalanan dan banyaknya penutupan penerbangan lintas negara, sehingga
mengurangi kontribusi international roaming. Penutupan ibadah umroh dan negara tujuan
wisata menyebabkan international roaming kehilangan pasar yang besar.
2. Pendapatan segmen enterprise
Harga industri seluler pada segmen konsumen mengalami kompetisi harga dan menjadikan
segmen enterprise memilih untuk memperbesar pendapatan operator, sehingga meningkatkan
kontribusi enterprise cukup signifikan pada total pendapatan operator.
3. Potensi kenaikan pengguna internet
Kenaikan trafik internet berpotensi menaikkan pendapatan operator telekomunikasi meski
tidak signifikan. Berbagai operator seluler di Indonesia menjadikan kompetisi mengarah pada
perang, beragam paket internet ditawarkan dengan harga murah, bahkan hampir semua
operator menawarkan harga gratis untuk akses tertentu seperti akses ke platform edukasi,
kesehatan, dan website informasi pandemi Covid-19.
4. Supply Chain
Meningkatnya trafik penggunaan internet harus didukung dengan meningkatnya kapasitas
jaringan. Adanya pergeseran lokasi pengguna internet dari kawasan publik dan perkantoran ke
perumahan menuntut fleksibilitas alokasi kapasitas operator, sehingga operator perlu
melakukan usaha ekstra dalam menjaga kualitas layanan dan upgrade jaringan.

Dampak pandemi Covid-19 juga ditunjukkan dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) 2020. Persentase penduduk bekerja menurut status pekerjaan jasa Informasi dan
Telekomunikasi mengalami penurunan pada sektor formal yang semula 69,98 persen turun
menjadi 68,69 persen. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi pada sektor informal, jasa
telekomunikasi yang justru mengalami peningkatan dari 30,1 persen menjadi 31,31 persen pada
masa pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan tenaga kerja di
beberapa perusahaan jasa telekomunikasi dan menyebabkan para pekerja yang semula bekerja
sebagai buruh atau karyawan beralih pada pekerjaan bebas non pertanian.
Gambar 2. Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang
Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Status
Pekerjaan Utama (Jasa Informasi & Komunikasi)
80 69.98 68.69
Formal
60
Informal
40 30.1 31.31

20

0
2019 2020
Sumber :BPS-Badan Pusat Statistik

Dalam pelaksanaan PSBB, sektor telekomunikasi termasuk sektor yang diperbolehkan tetap
melakukan kegiatan baik itu operasional, layanan, maintenance, maupun upgrade jaringan.
Tingginya trafik penggunaan internet saat pandemi menjadi sebuah kesempatan bagi para operator
telekomunikasi dan internet provider untuk meningkatkan kualitas layanan dan ekspansi.
Penambahan dan perluasan cakupan jaringan infrastruktur menjadi pilihan kebijakan untuk
memperoleh keuntungan. Namun perlu menjadi perhatian juga, untuk belanja modal dan sebagian
maintenance operator menggunakan mata uang dollar, hal ini beresiko terhadap kondisi keuangan
ketika terjadi kenaikan harga dollar sehingga dapat menyebabkan penurunan pendapatan pada
operator seluler.
Dengan kondisi pasar yang terus tumbuh meningkat, sektor telekomunikasi dapat menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di saat banyak sektor usaha terpuruk karena dampak
pandemi Covid-19. Kontribusi sektor jasa Informasi dan Telekomunikasi terhadap pertumbuhan
PDB Indonesia diharapkan dapat terus meningkat. Pemerintah perlu berupaya untuk memberikan
insentif untuk pembiayaan belanja modal, sehingga operator seluler memiliki ruang untuk
mengantisipasi kenaikan tarif dan kelangsungan bisnisnya.

4.2. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial


Sektor Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial merupakan sektor paling bertahan dan menunjukkan
tren kenaikan paling positif dalam PDB triwulanan selama tahun 2020. Sektor ini bertumbuh
sebesar 11,6 persen selama tahun 2020. Hal ini berkaitan dengan dampak pandemi yang
menimbulkan kebutuhan akan alat kesehatan, obat-obatan dan juga pelayanan kesehatan terus
meningkat. Permintaan alat kesehatan dan obat-obatan menjadikan kontribusi jasa kesehatan pada
pembentukan PDB tahun 2020 di Indonesia meningkat dari 1,1 persen pada tahun 2019 menjadi
1,3 persen pada tahun 2020. Peningkatan ini diprediksi akan terus meningkat sampai ditemukan
vaksin dari Covid-19.

Gambar 3. Perkembangan Kontribusi Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial


terhadap PDB, 2015-2010
1.4
2020; 1.3
1.2
2015; 1.07 2016; 1.07 2017; 1.07 2018; 1.07 2019; 1.1
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Sumber :BPS-Badan Pusat Statistik

Tenaga kesehatan (Nakes) memegang peranan penting dalam penangan kesehatan bagi
masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan Pasal 1
poin 1, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah tiap-tiap orang/individu yang
mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan melalui pengetahuan dan keterampilan yang didapat
dengan cara mengenyam pendidikan terkait kesehatan yang diperuntukan untuk melakukan
penanganan kesehatan. Dengan kata lain tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam
pelayanan kesehatan berkaitan dengan promotif (peningkatan pemahaman), preventif
(pencegahan), protektif (perlindungan), kuratif (pengobatan) serta rehabilitasi. Pada pasal 11 poin
1 disebutkan bahwa yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan meliputi tenaga medis,
tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, kenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, keterapian fisik, tenaga
keteknisian medis, tenaga biomedika, tenaga kesehatan tradisiona dan tenaga kesehatan lainnya.
Tenaga medis yang telah disebutkan diatas, melaksanakan tugas dan tanggujawabnya sesuai
dengan keahlian masing-masing. Dengan meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Indonesia
yang telah mencapai 1.341.314 per tanggal 1 Maret 2021, kebutuhan akan jasa pelayanan tenaga
kesehatan terus meningkat.
Dalam kondisi normal, meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang telah mencapai
266.911.000 jiwa di tahun 2019, berdampak pada meningkatnya permintaan akan tenaga medis di
tiap-tiap wilayah yang ada di Indonesia. Permasalahan yang timbul adalah mengenai
pendistribusian dan penyerapan tenaga kesehatan di daerah. Menurut Ditjen Farmalkes
Kementerian Kesehatan RI sampai tahun 2019 masih terjadi defisit tenaga kesehatan di Indonesia.

Tabel 2. Data Jumlah Tenaga Kerja Kesehatan, 2019

Tenaga kesehatan Tersedia Jumlah yang ibutuhkan Defisit

Dokter Gigi 7.127 9.825 2.698

Apoteker 12.155 13.279 1.124

Tenaga kesehatan masyarakat 13.458 19.650 6.192

Tenaga Gizi 10.697 13.279 2.582

Teknis Pelayanan Darah 8.124 9.825 1.701


Sumber: Paparan Kabag Kepegawaian dan Umum Ditjen Farmalkes, Pemetaan Kebutuhan Tenaga Kefarmasian,
Kemenkes RI, 2019; www.farmalkes.kemkes.go.id

Tabel diatas menunjukan bahwa Indonesia masih membutuhkan tenaga medis untuk 5 kelompok
(dokter gigi, apoteker, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, teknis pelayanan darah) sehingga
bisa mencapai target yang telah ditentukan. Data juga menunjukan bahwa kekurangn jumlah
tenaga kesehatan masih jauh dari target yang diinginkan. Hal itu tentunya tergambar dari defisit
yang terjadi berada diatas 1000 orang.

Berkaitan dengan terjadinya pandemi Covid-19, pemerintah dalam hal ini Kementrian kesehatan
melalui Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melakukan upaya dalam pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dalam melakukan adaptasi kebiasaan baru yang baik dan aman. Salah satu cara
yang digunakan untuk mendeteksi penyebaran virus secara dini yaitu dengan metode Rapid test
dan swab test-PCR. Penggunaan metode rapid test dan swab test-PCR memiliki perbedaan dalam
hal pengambilan sampel untuk pengujian seseorang terpapar virus. Rapid test mengambil sampel
darah yang diambil dari ujung jari yang ditusuk/dilukai ataupun pengamilan darah dari pembulu
vena. Sedangkan untuk pengambilan sampel menggunakan metode swab test-PCR sampel yang
diambil dari rongga nasofaring/orofaring. Dengan kata lain, pengambilan sampel diambil dari
memasukan stick khusus kedalam lubang hidung pasien. Prosedur pengambilan sampel
menggunakan metode rapid test cenderung cepat dan sederhana. Sedangkan swab test-PCR
cenderung susah dan memakan waktu.
Dalam hal vaksin Covid-19, pemerintah membuat kebijakan untuk mendatangkan vaksin dengan
total anggaran mendekati Rp.100 triliun rupiah. Pemerintah mengklaim telah mendatangkan 1.2
juta dosis vaksin untuk diberikan pada penduduk Indonesia dan akan diberikan dalam beberapa
tahap. Menurut pemerintah pengadaan vaksin akan ditambah sampai penduduk Indonesia
mendapat vaksin. Pelaksanaan vaksinasi tersebut dituang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 84. Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Covid-19 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/12757/2020 tentang Penetapan Sasaran pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Tenaga kesehatan menjadi salah satu yang mendapat prioritas dalam menerima vaksin covid-19.
Berdasarkan update terakhir dari satgas Covid-19 per tanggal 28 Februari menunjukan sebanyak
998.439 jiwa telah mendapat vaksinasi tahap ke 2 dengan peningkatan jumlah vaksin sebanyak
16.069. perkiraan total sumber daya manusia kesehatan yang akan menerima vaksinasi sebanyak
1.468.764 jiwa. Sedangkan penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksinasi tahap pertama
sebanyak 1.691.724 dan meningkat sebanyak 75.559 dari total penerima vaksin sebanyak
181.554.465 jiwa. Hal ini tentunya merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap
keselamatan para tenaga. Menurut data yang dirangkum oleh Tim Mitigasi IDI menunjukan
selama bulan Maret-Desember 2020, total tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19 di
Indonesia mencapai 504 jiwa. Dari jumlah itu terdapat 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64
bidan, 7 apoteker dan 10 tenaga laboratorium medik yang tersebar hampir di seluruh wilayah di
Indonesia.

4.3. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi


Pandemi Covid-19 berdampak pada Jasa Keuangan dan Asuransi di Indonesia. Kontribusi sektor
ini pada PDB Indonesia tahun 2019 sebesar 4,24%. Data PDB triwulanan yang dirilis BPS
menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 terjadi kontraksi pada kategori jasa ini. Kategori
ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan dana pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa
penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan holding dan kegiatan lembaga
penjaminan atau pendanaan serta lembaga keuangan sejenis.
Sumber data yang digunakan untuk aktivitas ini berasal dari Bank Indonesia (BI); Otoritas Jasa
Keuangan (OJK); BEI; PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI); PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (PT KSEI); Direktorat Statistik KTIP BPS. Adapun data harga yang digunakan
berasal dari Direktorat Statistik Harga BPS.

Grafik 4. Perbandingan Laju Pertumbuhan Triwulanan terhadap Triwulan yang Sama


Tahun Sebelumnya (y-on-y), 2019-2020

Sumber : Badan Pusat Statistik-Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2016-2020

Dari Grafik 4 terlihat bahwa selama tahun 2020, tren laju pertumbuhan PDB Jasa Keuangan dan
Asuransi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Pada triwulan III tahun 2020,laju
pertumbuhan PDB mencapai angka -0,95%. Jauh lebih rendah dari periode yang sama pada tahun
2019 yang mencapai 6,16%. Terjadinya penurunan ini salah satunya sebagai imbas dari adanya
pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dari sisi ketenagakerjaan, hasil Sakernas Agustus 2020 menunjukkan terjadi penurunan jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja di sektor keuangan dan asuransi dari tahun 2019 ke
tahun 2020. Bentuk penurunan ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pengurangan tenaga kerja
di sektor jasa Keuangan dan Asuransi sebagai dampak terjadinya pandemi Covid-19. Adapun
tenaga kerja yang tidak lagi berada pada sektor jasa ini memiliki kemungkinan tidak memiliki
pekerjaan/pengangguran atau bisa juga beralih ke lapangan kerja pada sektor lainnya.
Grafik 5. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Bekerja Pada Sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi, 2019-2020

1810255 1819735
1775289

1557927

Feb '19 Agt '19 Feb '20 Agt '20

Jasa Keuangan dan Asuransi

Sumber : BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2020

Pemerintah melalui instrumen regulator keuangan mengeluarkan kebijakan untuk meminimalkan


dampak Covid-19, termasuk di sektor industri perbankan. Pemerintah melalui Otoritas Jasa
Keuangan mengeluarkan Kebijakan Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercylical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019, penerbitan POJK No.11 /
POJK.03 / 2020. Kebijakan stimulus yang dimaksud terdiri atas kebijakan penilaian kualitas
pembiayaan hanya didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan margin/bagi hasil/ujrah
dengan pembiayaan mencapai 10 Miliar dan Skema Restrukturisasi pembiayaan. Skema ini
diharapkan bisa memberi ruang pada pengguna jasa keuangan untuk bisa beradaptasi dan
memunculkan kebiasaan baru agar bisa survive selama pandemi.

4.4. Sektor Jasa Transportasi dan Pergudangan


Transportasi menjadi parameter utama dalam menentukan perkembangan pembangunan kota
besar di Indonesia. Sektor transportasi sangat berperan untuk suatu pertumbuhan ekonomi yang
menyeluruh. Selain itu, komponennya tidak dapat dipisahkan dari perencanan membangun sebuah
kota (Talitha, 2020). Secara umum, pergerakan moda transportasi digunakan sebagai alat
pendukung, sarana dan prasarana yang memudahkan manusia dalam mobilitas, berpindah dari satu
tempat ke tempat lain untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Moda transportasi ini dapat
berupa moda trasportasi darat, moda transpotasi udara, dan moda traspotasi laut, dimana setiap
moda tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda-beda (Munawar dalam Suara.com,
2020). Dalam perkembangan sistem transportasi, akan secara langsung mencerminkan
pertumbuhan pembangunan ekonomi yang sedang berjalan. Dengan tersedianya sarana dan
prasarana transportasi yang baik, mampu memberikan pelayanan kepada penduduk masyarakat
dalam melakukan mobilitas agar mewujudkan kesejahteraan.
Penyebaran wabah Covid-19 di seluruh negara membuat sektor jasa Transportasi dan Pergudangan
mengalami kesulitan, termasuk di Indonesia. Kebijakan yang diambil pemerintah adalah membuat
suatu keputusan dengan adanya sosial distancing maupun physical distancing, dan ditindak lanjuti
dengan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan tersebut, dibuat agar
membatasi sebuah mobilitas penduduk demi mencegah penyebaran wabah Covid-19 yang lebih
luas. Kebijakan pembatasan mobilitas berdampak pada penurunan pergerakan moda trasportasi
baik darat, laut maupun udara..
Menurut data Dinas Perhubungan, pada angkutan darat tercatat terjadi penurunan omzet angkutan
barang telah mencapai 25% hingga 50%. Sedangkan penurunan pada angkutan penumpang telah
mencapai 75% hingga 100% pada seluruh moda, baik moda angkutan antarkota maupun angkutan
perkotaan non-PSO. Bahkan kemerosotan omzet untuk angkutan pariwisata telah mencapai 100%.
Di moda transportasi udara, penurunan terjadi sejak awal 2020. Di awali penutupan rute ke
Tiongkok, kemudian dilanjutkan penutupan rute ke Saudi Arabia dan Korea Selatan (Korsel),
ditambah tidak adanya kegiatan bepergian atau traveling akibat kebijakan pembatasan mobilitas
telah menekan pendapatan operator maskapai antara 20% hingga 50%. Pandemi Covid-19 juga
mengganggu cash flow perusahaan moda transportasi laut. Kondisi keuangan perusahaan moda
transportasi laut akan mengalami negative cash flow. Kinerja moda transportasi laut per Maret
2020 mengalami penurunan sekitar 15% dan diperkirakan kondisi ini semakin menurun. Di sisi
lain, account receivable atau catatan piutang perusahaan moda transportasi laut juga mengalami
peningkatan akibat pelanggan jasa angkutan laut yang belum dapat membayar tagihannya.
Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen)
PDB di Indonesia Tahun 2017-2020)
Keterangan 2017 2018 2019 2020
c to c Triwulan I 0,32 0,34 0,23 0,05
Triwulan II 0,33 0,35 0,24 -0,63
Triwulan III 0,34 0,32 0,25 -0,66
Triwulan IV 0,34 0,29 0,27 -0,64
q to q Triwulan I -0,03 -0,02 -0,03 -0,28
Triwulan II 0,12 0,14 0,15 -1,21
Triwulan III 0,22 0,10 0,14 0,74
Triwulan IV 0,02 0,01 0,05 0,18
y to y Triwulan I 0,32 0,34 0,23 0,05
Triwulan II 0,34 0,35 0,24 -1,29
Triwulan III 0,35 0,24 0,28 -0,70
Triwulan IV 0,34 0,23 0,32 -0,58
Sumber: BPS, 2017-2020
Berdasarkan Tabel 3. laju pertumbuhan PDB pada lapangan usaha di sektor Transportasi dan
Pergudangan di tahun 2020 dengan perhitungan c to c, terjadi kenaikan di triwulan I sebesar 5%
dibandingkan dengan komulatif sebelumnya. Namun, di triwulan berikutnya yaitu Triwan II, II
dan IV, terjadi penurunan PDB yang sangat signifikan, puncaknya pada triwulan III yaitu sebesar
-66% dibandingkan komulatif sebelumnya. Sementara dengan menggunakan perhitungan
perbandingan Triwulan sebelumnya (q to q) pada tahun 2020 terjadi penurunan PDB pada triwulan
I sebesar -28% dibandingkan triwulan IV 2019. Penurunan terparah terjadi pada triwulan II tahun
2020 yaitu sebesar -121% dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah satu faktor penyebab
terjadinya penurunan angka PDB di triwulan II tahun 2020 ini adalah mulai diberlakukannya
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga membatasi pergerakan masyarakat
di luar rumah. Namun, pada triwulan III tahun 2020 mulai kembali terjadi kenaikan angka PDB
sebesar 74% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kemudian dengan melakukan perbandingan
tahun ke tahun (y to y) pada tahun 2020 terjadi penurunan angka PDB mulai dari triwulan II yaitu
sebesar -129% dibanding triwulan tahun sebelumnya. Terjadi penurunan angka PDB sebesar -70%
di triwulan III tahun 2020 dan penurunan angka PDB sebesar -58% di triwulan IV tahun 2020.

4.5. Sektor Jasa Pendidikan


Gencarnya pembangunan dengan menitikberatkan pada kualitas manusia merupakan bagian
penting dari perkembangan suatu bangsa dan juga negara. Salah satu parameter dari pembangunan
manusia adalah dalam hal pendidikan. Semakin besarnya kesadaran masyarakat terhadap
Pendidikan menyebabkan sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang penting dalam
perekonomian. Hal ini karena selain merupakan sektor vital untuk menunjang kemajuan bangsa
dari pendidikannya. Sektor pendidikan juga menyediakan lapangan pekerjaan yang besar sehingga
mempengaruhi PDB pada bidang jasa.
Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia memberikan dampak yang cukup signifikan di setiap
lini kehidupannya. Himbauan social distancing dan physical distancing memunculkan adaptasi
kebiasaan baru dalam bidang pendidikan yaitu School from Home (SFH) atau sekolah dari rumah.
Pemberlakuan physical distancing di beberapa wilayah akibat pandemi menyebabkan lebih dari
68 juta anak Indonesia tidak belajar di sekolah (World Bank, 2020). Mekanisme pendidikan jarak
jauh seperti pembelajaran daring dan pembelajaran melalui televisi dilaksanakan sebagai upaya
untuk mengurangi terhentinya pembelajaran, namun dengan akses dan daya serap yang bervariasi
secara signifikan di antara siswa dan keluarga. Selain itu dalam hal ekonomi pandemi juga
berimbas pada operasional kelompok jasa. Pada jasa pendidikan sendiri tersisa 27,29% yang masih
beroperasi seperti biasa (BPS, 2020). Selain itu pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat juga
terjadi pada jasa pendidikan yakni sebesar 95,02%. Tingginya kebutuhan terhadap pendidikan
walaupun pandemi belum dapat dipastikan berakhir menyebabkan 78% pelaku sektor ini optimis
akan segera pulih (BPS, 2020). Masih berlakunya SFH atau sekolah dari rumah yang ditekankan
pada wilayah yang berada pada zona merah dan keputusan dikembalikan pada orang tua pada
daerah zona hijau terkait izin anak kembali sekolah menyebakan pembelajaran menggunakan
teknologi informasi terus akan mendominasi. Berkaitan dengan itu, maka peningkatan kebutuhan
akan listrik sebagai bagian dari pengeluaran yang meningkat dari dampak pemberlakuan SFH atau
sekolah dari rumah menyebabkan 60% dominasi bantuan dari sektor ini ada pada keringanan
tagihan listrik (BPS, 2020).

Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen) PDB di Indonesia Tahun 2017-2020)
Keterangan 2017 2018 2019 2020
c to c Triwulan I 0,12 0,15 0,17 0,18
Triwulan II 0,08 0,15 0,18 0,11
Triwulan III 0,09 0,16 0,20 0,09
Triwulan IV 0,12 0,16 0,19 0,08
q to q Triwulan I -0,35 -0,38 -0,36 -0,35
Triwulan II 0,09 0,10 0,12 -0,02
Triwulan III 0,04 0,09 0,12 0,18
Triwulan IV 0,39 0,34 0,27 0,25
y to y Triwulan I 0,12 0,15 O,17 0,18
Triwulan II 0,03 0,15 0,19 0,04
Triwulan III 0,11 0,19 0,23 0,07
Triwulan IV 0,20 0,17 0,18 0,05
Sumber: BPS, 2017-2020

Berdasarkan Tabel 4. laju pertumbuhan PDB pada lapangan usaha di sektor pendidikan mengalami
kenaikan pada setiap triwulan dari tahun 2017-2020. Pertumbuhan terbesar terjadi pada triwulan
III tahun 2019. Data pada Tabel 1 juga menunjukan bahwa terjadi penurunan setelah triwulan III
tahun 2019 dengan penurunan signifikan terjadi pada triwulan II pada tahun 2020. Penurunan nilai
PDB yang sangat drastis yakni sebesar 7% dari nilai PDB Triwulan I menunjukan bahwa pandemi
Covid-19 memiliki implikasi yang sangat besar. Perubahan sosial ekonomi yang cepat
menimbulkan goncangan yang besar pada struktur ekonomi dan sektor-sektornya. Kondisi inilah
yang menimbulkan kebijakan yang menjadi masalah baru yakni dengan adanya pengurangan
jumlah guru, penutupan beberapa sekolah dan lembaga pendidikan non pemerintah yang menjadi
penyumbang angka pengangguran akibat Covid-19.
Sektor pendidikan secara tidak langsung merupakan sektor yang berkaitan dengan sektor lainnya.
Pasar dari sektor pendidikan berada pada siswa didik, sementara rumah tangga peserta didik
sendiri tidak lepas dari pengaruh dampak Covid-19. Variasi kondisi sosial ekonomi peserta didik
akan mempengaruhi pemasukan sekolah. Pada sekolah atau Lembaga pendidikan non pemerintah
pembiayaan dari peserta didik merupakan sumber utama mereka. Adanya gejolak ekonomi pada
peserta didik dan dituntutnya sekolah menyediakan media belajar dan informasi untuk
membelajaran daring menyebabkan pemasukan sekolah menjadi berkurang atau bahkan menjadi
minus. Oleh karena itu, salah satu kebijakan pemerintah untuk meringankan beban dari
pembelajaran jauh dari dengan memberikan subsidi kuota internet bagi dan guru/dosen. Selain
pembelajaran dalam jaringan (daring) menyebabkan waktu luang dan jam kerja orang tua menjadi
terganggu akibat kewajiban mengontrol anaknya dalam belajar (BPS, 2020). Kondisi ini secara
tidak langsung juga mempengaruhi produktivitas orang tua yang menjadi pelaku ekonomi di
berbagai sektor.

4.6. Sektor Jasa Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum


Pandemi Covid-19 turut menyebabkan gangguan pada rantai pasok global, rantai pasok dalam
negeri, volatilitas pasar keuangan, guncangan permintaan konsumen, serta dampak negatif di
sektor-sektor utama seperti sektor jasa Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Penurunan
bisnis pada sektor jasa Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum seperti pariwisata, perhotelan
dan restoran, menjadi multiplier effect pada UMKM sekitar dan terganggunya lapangan kerja.
Sektor ini dinilai paling terdampak karena besarnya interaksi manusia yang terjadi.
Data terakhir dari BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang
ke Indonesia pada awal tahun 2021 masih mengalami penurunan. Selama bulan Januari 2021,
kunjungan wisman ke Indonesia tercatat sebanyak 141,26 ribu kunjungan. Terjadi penurunan
sebesar 89,05 persen dibandingkan bulan Januari 2020, yaitu sebanyak 1,29 juta kunjungan.
Penurunan juga terjadi sebesar 13,90 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
Desember 2020, yang tercatat sebanyak 164,08 ribu kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan turis
asing ini utamanya disebabkan oleh masih tingginya positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia.
Merosotnya kunjungan turis asing ke Indonesia ini juga terlihat dari data wisman yang datang
melalui pintu masuk udara (bandara). Selama bulan Januari 2021, jumlah kunjungan wisman ke
Indonesia berdasarkan pintu masuk udara turun signifikan sebesar 99,79 persen dibandingkan
dengan bulan Januari 2020. Seluruh pintu masuk udara mengalami penurunan, bahkan penurunan
di sebagian besar bandara mencapai 100,00 persen, seperti di Bandara Husein Sastranegara (Jawa
Barat), Bandara Adi Sucipto/YIA (DI Yogyakarta), Bandara Minangkabau (Sumatera Barat),
Bandara Iskandar Muda (Aceh), Bandara Ahmad Yani (Jawa Tengah), Bandara Supadio
(Kalimantan Barat), Bandara Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan) dan Bandara Badaruddin II
(Sumatera Selatan). Persentase penurunan terendah tercatat di Bandara Sam Ratulangi (Sulawesi
Utara) sebesar 96,54 persen, diikuti oleh Bandara Soekarno-Hatta (Banten) dengan persentase
penurunan sebesar 99,34 persen.Sejalan dengan hal tersebut, jumlah kunjungan wisman dari pintu
masuk udara juga mengalami penurunan sebesar 92,69 persen terhadap jumlah kunjungan wisman
pada bulan Desember 2020 yang tercatat sebanyak 23,60 ribu kunjungan. Penurunan tertinggi
terjadi di Bandara Ngurah Rai (Bali), yaitu sebesar 98,43 persen. Kemudian diikuti oleh Bandara
Soekarno-Hatta (Banten) dan Bandara Kualanamu (Sumatera Utara) dengan persentase masing-
masing sebesar 94,34 persen dan 85,19 persen. Sebaliknya, penurunan terendah tercatat di Bandara
Internasional Lombok (Nusa Tenggara Barat) sebesar 50,00 persen.
Gambar 6.
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman Menurut Pintu Masuk Udara
Januari 2019-Januari 2021

Sumber: Badan Pusat Statistik


Untuk sub sektor jasa penginapan seperti hotel, BPS mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada bulan Januari 2021 sebesar 30,35 persen atau turun
18,82 poin dibandingkan dengan TPK bulan Januari 2020 yang mencapai 49,17 persen. Begitu
pula jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Desember 2020, TPK bulan Januari 2021
mengalami penurunan sebesar 10,44 poin.
BPS juga mencatat rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia
selama bulan Januari 2021 mencapai 1,86 hari, atau terjadi penurunan sebesar 0,02 poin jika
dibandingkan dengan rata-rata lama menginap di bulan Januari 2020. Jika dilihat berdasarkan
klasifikasinya, TPK tertinggi bulan Januari 2021 tercatat pada hotel dengan klasifikasi bintang 2
dengan persentase sebesar 34,76 persen. Diikuti dengan hotel bintang 3 sebesar 33,28 persen.
Sementara itu, TPK terendah tercatat pada hotel dengan klasifikasi bintang 1 dengan persentase
sebesar 24,42 persen.
Gambar 7.
Perkembangan TPK Hotel Klasifikasi Bintang di Indonesia
Januari 2019-Januari 2021

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dampak pandemi Covid-19 juga ditunjukkan dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) Agustus 2020 pada upah buruh di seluruh lapangan pekerjaan. Perubahan upah buruh
pada satu tahun terakhir, disebabkan oleh berbagai macam faktor yang sejatinya merupakan
dampak ikutan dari adanya pandemi Covid-19 seperti perubahan jam kerja, pemotongan upah
maupun kebijakan perusahaan untuk merumahkan buruh sementara. Upah buruh pada sektor jasa
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dinilai sangat terdampak pandemi Covid-19, dimana
rata-rata upah buruh pada kategori ini turun 17,28 persen. Diikuti Real Estate yang turun 15,70
persen, Transportasi dan Pergudangan turun sebesar 12,13 persen. Industri Pengolahan yang
merupakan sektor padat karya juga terdampak relatif signifikan dimana upah buruh pada kategori
tersebut turun 7,13 persen.

Tabel 5.
Rata-rata Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (rupiah)
Agustus 2019-Agustus 2020

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2020, BPS.

4.7. Sektor Jasa Konstruksi Dan Real Estate


Kebijakan pemerintah berupa penerapan PSBB pada masa pandemi guna mencegah penyebaran
Covid-19, ternyata memiliki dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia. Dampak yang
paling signifikan yaitu menurunnya mobilitas perdagangan dan jasa sehingga berdampak kepada
dunia usaha dan sektor konstruksi. Dampak perekonomian di sektor konstruksi tersebut terutama
dirasakan pada beberapa elemen pelaksanaan konstruksi seperti material, tenaga kerja, peralatan,
transportasi.
Badan Pusat Statistik juga menyebutkan bahwa pola aktivitas konstruksi triwulanan selama 2019
− triwulan III tahun 2020 menunjukkan adanya fluktuasi pada jumlah pekerja, balas jasa dan upah
pekerja, nilai pekerjaan konstruksi, kondisi dan prospek bisnis, serta masalah bisnis konstruksi.
Indeks triwulanan pekerja tetap menurun pada triwulan I dan II tahun 2020 dan mulai meningkat
pada triwulan III.
Gambar 8. Indeks Triwulanan dan Pertumbuhan Pekerja Tetap

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pola yang sama juga terjadi pada indeks triwulanan hari orang pekerja, indeks triwulanan balas
jasa dan upah, serta indeks triwulanan nilai konstruksi yang diselesaikan. Hal ini menunjukkan
hubungan linear antara jumlah pekerja, balas jasa dan upah serta nilai konstruksi yang diselesaikan.
Gambar 9. Indeks triwulanan hari orang pekerja, balas jasa dan upah, dan nilai
konsutruksi yang diselesaikan periode triwulan III 2019 – TW III 2020.
160.00
indeks triwulanan hari
140.00 orang pekerja

120.00 indeks triwulanan balas


jasa dan upah
100.00
indeks triwulanan nilai
80.00 konstruksi yang
diselesaikan
TW III- TW IV- TW I- TW II- TW III-
2019 2019 2020 2020 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah


Pusat Penelitian Kependudukan LIPI bersama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia
(LD-UI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan menemukan
bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
dan penurunan pendapatan buruh/karyawan/pegawai selama masa PSBB di Indonesia. Lebih
lanjut penelitian mereka menunjukkan terjadinya PHK yang sangat besar pada pekerja usia muda
15-24 tahun yaitu 34,5 persen. Menurut mereka kejadian PHK paling parah terjadi di sektor
konstruksi karena seluruh korban PHK tidak mendapatkan pesangon. Para korban PHK yang tidak
mendapat pesangon ini umumnya berstatus sebagai pegawai tidak tetap atau karyawan kontrak
yang upahnya berdasarkan output tertentu. Selain itu, pada sektor konstruksi juga terjadi
penurunan pendapatan pekerja terbanyak kedua sebesar 47,5% pekerja, setelah Industri
pengolahan, dimana sebanyak 55,4% pekerjanya mengalami penurunan pendapatan.
Hasil simulasi yang dilakukan SMERU menunjukkan bahwa TPT meningkat dari 4,99% pada
Februari 2020 menjadi sekitar 6,17%–6,65% pada Maret 2020. Persentase ini setara dengan
peningkatan jumlah pengurangan penyerapan tenaga kerja yang mencapai sekitar 1,6 juta hingga
2,3 juta orang. Pada sektor konstruksi menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor ini
berkurang sekitar 252.800–355.900 orang dan menempati posisi ketiga setelah perdagangan dan
industri pengolahan. Namun, jika dilihat dari proporsinya, konstruksi adalah sektor yang paling
banyak mengurangi penyerapan tenaga kerja dengan proporsi sebesar 3,2%–4,5% dari jumlah
pekerja di sektor tersebut.
Gambar 10. Hasil Penelitian SMERU Institute tentang Dampak Pandemi Menurut
Sektor Lapangan Pekerjaan

Sumber : SMERU
Berbeda dengan sektor konstruksi, tenaga kerja pada sektor real estate tidak terlalu dalam dalam
kontraksi baik secara jumlah maupun proporsi. Hal ini dimungkinkan karena secara total, jumlah
tenaga kerja pada sektor real estate memang sedikit hanya 393.665 pekerja atau 0,3% dari total
pekerja (Sakernas Agustus 2020). Namun demikian, upah buruh pada sektor real estate terdampak
sebesar 15,70%, dimana ini merupakan dampak terbesar kedua setelah sektor akomodasi dan
makan minum sebesar 17,28%.

5. Kesimpulan
Dampak pandemi Covid-19 dirasakan semua sektor lapangan usaha di Indonesia. Keterkaitan satu
sama lain antar lapangan usaha membuat lumpuhnya satu lapangan usaha berdampak pada banyak
lapangan usaha lainnya. Data PDB sebagai salah satu indikator makro perekonomian Indonesia
menunjukkan bahwa dari 17 KBLI yang ada, mayoritas mengalami pertumbuhan negatif sebagai
dampak dari pandemi. Hal ini sejalan dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia year on year
tahun 2019 yang berada pada angka -2,19%.
Berdasarkan 3 klasifikasi utama lapangan kerja, jasa merupakan lapangan kerja yang memiliki
kontribusi terbesar dalam memberikan nilai tambah pada kegiatan produksi di Indonesia. Dari sisi
tenaga kerja, sektor jasa menyerap banyak tenaga kerja dengan berbagai ketrampilan. Dari banyak
sektor jasa yang berkontribusi pada PDB, hanya sektor jasa Informasi dan Komunikasi serta sektor
jasa Kesehatan lah yang menunjukkan pertumbuhan positif. Sedangkan sektor jasa lainnya
mengalami kontraksi pertumbuhan yang negatif sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

Daftar Pustaka
Alinea.id. (2020, Juni). Menuju New Normal, Momentum Berjayanya Industri Telekomunikasi.
Diakses pada 1 Maret 2021. https://www.alinea.id/bisnis/menuju-new-normal-berjayanya-
industri-telekomunikasi-b1ZOy9uHx.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). (2020). Laporan Survei Internet APJII
2019-2020 (Q2). Jakarta
BDK Jakarta Kementerian Agama RI. (2020, Juli). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa
Pandemi Covid-19. Diakses pada 1 Maret 2021.
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-masa-
pandemi-covid-19
Badan Pusat Statistik. (2017). Seri 2010] Sumber Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen), 2017.
Diakses pada 2 Maret 2021 dari https://www.bps.go.id/indicator/11/554/2/-seri-2010-
sumber-pertumbuhan-pdb-seri-2010.html.
_________________. (2018). Seri 2010] Sumber Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen), 2018.
Diakses pada 2 Maret 2021 dari https://www.bps.go.id/indicator/11/554/2/-seri-2010-
sumber-pertumbuhan-pdb-seri-2010.html.
_________________ . (2019). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
I-2019. Jakarta: BPS, No.39/05/Th.XXII, 6 Mei 2019.
_________________ . (2019). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2019. Jakarta: BPS.
_________________ . (2019). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
II-2019. Jakarta: BPS, No.65/08/Th.XXII, 5 Agustus 2019.
_________________. (2019). Seri 2010] Sumber Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen), 2019.
Diakses pada 2 Maret 2021 dari https://www.bps.go.id/indicator/11/554/2/-seri-2010-
sumber-pertumbuhan-pdb-seri-2010.html.
_________________ . (2019). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
III-2019. Jakarta: BPS, No.89/11/Th.XXII, 5 November 2019.
_________________. (2020). Seri 2010] Sumber Pertumbuhan PDB Seri 2010 (Persen), 2020.
Diakses pada 2 Maret 2021 dari https://www.bps.go.id/indicator/11/554/2/-seri-2010-
sumber-pertumbuhan-pdb-seri-2010.html.
_________________. (2020). Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_________________ . (2020). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2020.Jakarta: BPS.
__________________ . (2020). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
IV-2019. Jakarta: BPS, No.17/02/Th.XXIV, 5 Februari 2020.
_______________________. (2020). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Triwulan I-2020. Jakarta: BPS, No.30/05/Th.XXIII, 5 Mei 2020.
_______________________. (2020). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Triwulan II-2020. Jakarta: BPS, No.64/08/Th.XXIII, 5 Agustus 2020.
_______________________. (2020). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Triwulan III-2020. Jakarta: BPS, No.85/11/Th.XXIII, 5 November 2020.
_______________________. (2020). Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Triwulan IV-2020. Jakarta: BPS, No.13/02/Th.XXIV, 5 Februari 2021.
_______________________. (2020). Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
_______________________. (2020). Berita Resmi Statistik. Berita Resmi Statistik No.86/11/Th.
XXIII, 05 November 2020.
_______________________. (2020). Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku
Usaha. Jakarta: Badan Pusat Statistik
_______________________. (2020). Analisis Isu Terkini 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik
_______________________. (2021). Berita Resmi Statistik. Berita Resmi Statistik No.13/02/Th.
XXIV, 05 Februari 2021.
_______________________. (2021). Berita Resmi Statistik. Berita Resmi Statistik No.21/03/Th.
XXIV, 01 Maret 2021.
_______________________. (2021). Indikator Konstruksi Triwulan III 2020. Jakarta: BPS.
Beritasatu. (2020). Pandemi Covid-19 Memukul Bisnis di Sektor Transportasi. Diakses pada 2
Maret 2020 dari https://www.beritasatu.com/ekonomi/619131/pandemi-covid19-
memukul-bisnis-di-sektor-transportasi
Fadly, H.D & Sutama. (2020). Membangun Pemasaran Online dan Digital Branding di Tengah
Pandemi Covid-19. Jurnal Ecoment Global. Vol 5. No.2 Desember 2020: 91-98.
Indotelko.com. (2020). April. Ada Covid-19, operator telekomunikasi diuntungkan?. Diakses pada
1 Maret 2021. https://www.indotelko.com/read/1586730375/covid-19-operator.
Investor Daily. (2020). Mei. Sektor Telekomunikasi Terdongkrak Covid-19. Diakses pada 1 Maret
2021. https://investor.id/editorial/sektor-telekomunikasi-terdongkrak-covid19.
Luthfiyah T.S., Miro F. (2020). Pengaruh Covid-19 Terhadap Transportasi Di Daerah
Jabodetabek. Pustaka Bung Hatta, 1: 1 – 6.
Ngadi, Ruth Meilianna, Yanti Astrelina Purba. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap PHK
Dan Pendapatan Pekerjadi Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, Edisi Khusus
Demografi dan COVID-19, Juli 2020, 43-48.
Rizal, Jawahir Gustav. (2020). Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor
Ketenagakerjaan Indonesia. Diakses pada tanggal 3 Maret 2021.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/ 102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-
dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all.
SMERU. (2020). Covid-19 Terhadap Sektor Ketenagakerjaan. SMERU: Catatan Kebijakan No.4
Juli 2020.
http://binakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Buletin_2020/Buletin_Konstruksi_4_
20.pdf.
SMERU. (2020). Situasi Ketenagakerjaan di Lapangan Usaha Yang Terdampak Pandemi Covid-
19. SMERU: Catatan Isu SMERU No. 1 Juni 2020.
https://smeru.or.id/sites/default/files/publication/pb04_covidnaker_in.pdf.
Solihin, D & Verahastuti, C. (2020). Profitabilitas Sektor Telekomunikasi di Tengah Pandemi
Covid-19. Jurnal Aktual: Akuntansi dan Keuangan. Vol 5. No.2 Agustus 2020: 213-221
Sugihamretha, I Dewa Gde. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada
Sektor Pariwisata. The Indonesian Journal of Development Planning. IV (2): 191-206.
Warta Cakrawala. 2021, Januari. Intensitas Penggunaan Internet dan Peran Vital Industri
Telekomunikasi. Diakses pada 1 Maret 2021,
https://www.wartacakrawala.com/2021/01/intensitas-penggunaan-internet-dan-peran-
vital-industri-telekomunikasi/.
World Bank. (2020). Temuan Inti: Estimasi Dampak COVID-19 pada Sistem Pembelajaran dan
Pendapatan di Indonesia – Cara Mengubah Arus. Jakarta: The World Bank.

Anda mungkin juga menyukai