Disusun oleh :
NAFSAH ALI ADILLA 2018.03.01.0.0009
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui; Mengesahkan;
Ketua Program Studi Wakil Dekan Fakultas Pertanian
Agroteknologi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dilakukan pengajuan dan di setujui pada tanggal 03 Maret 2021 untuk digunakan
sebagai syarat keikutsertaan dalam pelaksanaan Prakter Kerja Lapangan (PKL) di Kantor
Korwil Proteksi PTH Pamekasan
Provinsi Jawa Timur
Jl. Jalmak No. 01 Pamekasan
Mengetahui; Mengesahkan;
Ketua Program Studi Wakil Dekan Fakultas Pertanian
Agroteknologi
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Bambu apus (Gigantochola apus)................................................................................3
2.2 Morfologi Bambu apus (Gigantochola apus)..............................................................3
2.3 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobateria)...........................................................3
2.4 Kelebihan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria).......................................4
2.5 Kekurangan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria)....................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN PKL..............................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................5
3.3 Eksplorasi Akar tanaman bambu (Gigantochola apus)...............................................5
3.4 Langkah Kerja.............................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................6
4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL.....................................................................................6
4.1.1 Visi danMisi.................................................................................................................7
4.1.2 Struktur Organisasi......................................................................................................8
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................................................8
4.2 Eksplorasi Agen Hayati PGPR Pada Akar Tanaman Bambu......................................9
4.3 Manfaat PGPR dalam Pengendalian OPT.................................................................10
4.4 Cara pengaplikasian PGPR........................................................................................11
BAB V PENUTUP...................................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
LAMPIRAN - LAMPIRAN.....................................................................................................14
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT ysng telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyususnan proposal ini dengan judul ” Eksplorasi PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) dari Tanaman Akar Bambu Apus (Gigantochola apus)”. Sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun umat manusia dari alam kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
Saya menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan proposal ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Penulis,
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pupuk organik hayati merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik seperti
residu tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang ternak, maupun mikroba yang meliputi
bakteri dan jamur (Singh dan Sharma, 2002). Pada dasarnya bakteri maupun jamur yang
dimanfaatkan sebagai pupuk organik hayati memiliki peran dalam membantu kesuburan
tanah maupun pertumbuhan tanaman. Bakteri yang digunakan sebagai pupuk organik
hayati merupakan bakteri tanah atau bakteri daerah perakaran yang biasa dikenal dengan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bakteri ini dapat membantu serta
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat berinteraksi dengan tanaman dengan cara
mengkolonisasi akar tanaman (Hayat et al, 2010).
PGPR ini dapat dibuat dari berbagai akar tanaman, salah satunya adalah akar tanaman
bambu. Akar bambu terdapat bakteri Pseudomonas flourenscens dan bakteri Bacillus
polymixa yang dapat membantu proses fermentasi. Bakteri PGPR akar bambu dapat
mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral sehingga menjadi unsur hara yang
tersedia, merombak dan menguraikan bahan organik (dekomposisi bahan organik)
menjadi nutrisi tanaman. Selain itu bakteri Pseudomonas fluorenscens dan bakteri
Bacillus polymixa dapat mengeluarkan enzim serta hormon yang berguna untuk memacu
pertumbuhan tanaman dan mengeluarkan antibiotik yang mampu menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mikroba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab
penyakit) (Efendi, 2011).
1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara eksplorasi PGPR ?
2. Apa manfaat PGPR dalam pengendalian OPT ?
3. Bagaimana cara pengaplikasiannya di lapangan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui eksplorasi PGPR pada akar bambu.
2. Mengkaji keberadaan PGPR pada akar bambu
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktek kerja lapang mahasiswa dapat mengetahui cara
melakukan eksplorasi PGPR pada akar bambu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978, dimana
mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu
memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu,
tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit. Mekanisme PGPR
dalam meningkatkan kesuburan tanaman dapat terjadi melalui 3 cara (Amalia, 2007),
yaitu:
1. Menekan perkembangan hama/penyakit (bioprotectant): mempunyai pengaruh
langsung pada tanaman dalam menghadapi hama dan penyakit;
2. Memproduksi fitohormon (biostimulant): IAA (Indole Acetic Acid); Sitokinin;
Giberellin; dan penghambat produksi etilen: dapat menambah luas permukaan akar-
akar halus;
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) .Bila penyerapan
unsur hara dan air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan
kebugaran tanaman juga semakin baik, sehingga akan semakin meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap tekanan-tekanan, baik tekanan biologis (OPT) maupun
non biologis (Iklim).
PGPR juga dapat digunakan sebagai pupuk hayati yang biasa ditumbuhkan di
dalam substrat cair sebagai pupuk cair dan mudah diserap oleh akar tanaman
dibandingkan dengan pupuk padat (Figuiredo, dkk. 2010 dalam Naihati, dkk. 2018:1).
PGPR dapat menggunakan akar bambu, akar bambu banyak terkolonisasi oleh bakteri PF
(Pseudomonas fluorescens), dimana bakteri ini dapat meningkatkan kelarutan P dalam
tanah (Pratiwi, dkk. 2017: 78).
4
3. Tantangan lainnya berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa
negara kontrol terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk
tersebut tidak berefek negatif pada manusia
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komoditas pangan yang banyak ditanam di Madura adalah tanaman jagung, padi,
kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan bentul sedangkan komoditas
hortikultura meliputi bawang merah, cabai rawit, tomat, melati, semangka, pisang,
rambutan, durian, buah naga, srikaya, jambu air, jambu biji, mangga dll.
Dalam pengamanan produksi, POPT membuat peringatan dini/ rekomendasi
pengendalian berdasarkan hasil pengamatan di sawah petani dan bila di perlukan maka
gerakan pengendalian dengan upaya SPOT STOP akan di lakukan bekerjasama dengan
PPL, Matri Tani, Regu Pengendali Hama dan anggota kelompok tani. Sebagai ujung
tombak di tingkat lapang selain POPT PHP sejumlah 46 orang , juga ada Petani
pengamat 24 orang, Regu Pengendali Hama (RPH) 50 orang, PPAH 41 orang dan Klinik
PHT 4 unit.
MISI
1. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petani tentang
Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu.
2. Menekan resiko kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI .
3. Meminimalkan resiko dari dampak penggunaan sarana perlindungan
4. Menerapkan pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dengan
strategi manajement tanaman sehat.
8
4.1.2 Struktur Organisasi
9
4.2 Eksplorasi Agen Hayati PGPR Pada Akar Tanaman Bambu
Eksplorasi akar tanaman bambu adalah suatu rangkaian kegiatan untuk
memperoleh beberapa rhizobacteria yang berperan sebagai PGPR, seperti bakteri
Pseudomonas flourenscens dan bakteri Bacillus polymixa dari lingkungan alaminya
yang selanjutnya dapat digunakan dalam mencegah serta mengendalikan OPT pada
tanaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan eksplorasi PGPR yaitu,
pemilihan tanaman bambu sehat dan akar yang pertumbuhannya baik/subur. Akar yang
sudah diambil kemudian dibawa ke laboratorium dan direndam dengan aquades 1x24
jam, setelah itu bisa di proses sesuai dengan langkah kerja.
10
4.3 Manfaat PGPR dalam Pengendalian OPT
Manfaat PGPR yaitu sebagai Alternatif pengendalian yang dapat diterapkan
berdasarkan pada konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), karena konsep ini bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan pestisida dan tetap menyelamatkan kehilangan hasil
tanaman budidaya terhadap serangan OPT. Konsep PHT bukanlah memberantas,
membasmi secara brutal dengan pestisida, atau memusnahkan hama, akan tetapi dilakukan
dengan pengontrolan teratur dan rutin, sehingga bila terdapat sesuatu pada tanaman tersebut
dapat dilakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi hama penyakit yang menyerang.
Salah satu pengendalian yang termasuk komponen dalam konsep PHT adalah
pengendalian ramah lingkungan yang didasarkan pada informasi dan pengalaman status
OPT pada waktu sebelumnya serta bertujuan untuk mengupayakan agroekosistem yang
toleran terhadap OPT. Strategi operasional semacam ini lebih dikenal dengan strategi
preemtif (Untung, 1993). Pengendalian dengan strategi preemtif dapat diterapkan dengan
memanfaatkan agens hayati. Mikroorganisme yang sudah banyak dilaporkan mampu
sebagai agens hayati adalah rizobakteria. Mekanisme pengendalian patogen oleh
rizobakteria dapat secara langsung yaitu dengan cara berkompetisi, menghasilkan
antibiotik, menghasilkan enzim kitinase, dan menyebabkan lisis pada dinding hifa pathogen
serta dapat pula dengan cara tidak langsung (induksi ketahanan dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman) (Habazar dan Yaherwandi, 2006). Salah satu diantaranya adalah
Plant Growth Promotimg Rhizobacteria (PGPR).
Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dibagi
dalam tiga kategori yaitu : (1) sebagai pemacu atau perangsang pertumbuhan (biostimulan)
dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon)
seperti IAA, giberelin, sitokinin dan etilen dalam lingkungan akar; (2) sebagai penyedia
hara (biofertilizer) dengan menambat N2 dari udara, melarutkan hara P yang terikat di
dalam tanah, mengoksidasi Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman dibagi dalam tiga kategori yaitu : (1) sebagai pemacu atau perangsang
pertumbuhan (biostimulan) dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat
pengatur tumbuh (fitohormon) seperti IAA, giberelin, sitokinin dan etilen dalam lingkungan
akar; (2) sebagai penyedia hara (biofertilizer) dengan menambat N2 dari udara, melarutkan
hara P yang terikat di dalam tanah, mengoksidasi sulfur, memobilisasi kalium dan
pengkhelatan ion besi; (3) sebagai pengendali patogen berasal dari tanah (bioprotektan)
dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti patoogen seperti
siderophore, β-1,3-glukanase, kitinase, antibiotik dan sianida (Millan, 2007).
Sejalan dengan pendapat Arshad &Frankenberger (1993 dalam Firmansyah, dkk.
2015: 144) bakteri pada PGPR di antaranya Psedomonas sp. pada beberapa strain tertentu
dapat mencegah tanaman dari serangan patogen berupa fungi di dalam tanah sekitar akar
tanaman, sehingga tanaman dapat lebih tahan terhadap serangan penyakit berupa jamur
tanaman.
11
4.4 Cara pengaplikasian PGPR
Perlakuan benih : Perendaman benih selama 12 jam dengan konsentrasi
10cc/liter air
Perlakuan persemaian : Dicampurkan pada media semai (pupuk organik)
Perlakuan Penanaman : Disemprotkan/dikocorkan (volume rendah) dengan
konsentrasi 10cc/liter air dan di ulang pada umur 14 HST, 28 HST dan 42 HST. Atau
dapat di campurkan pupuk organik
12
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah sejenis bakteri menguntungkan
yang hidup di sekitar perakaran tanaman, dimana bakteri ini memberi keuntungan dalam
proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Dimana di tanaman akar bambu ini terdapat
bakteri Pseudomonas fluorescens yang merupakan salah satu mikroorganisme antagonis
untuk pengendalian hayati dan penginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 1
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021
15
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 2
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021
16
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 3
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021
1. Pembuatan PDA
Senin, 22 Februari 2021
2. Bersih-bersih alat laboratorium
1. Penanaman jagung
Kamis, 18 Februari 2021
2. Pembuatan media perbanyakan tricoderma sp
17
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 4
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021
18
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan PKL
19