Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Eksplorasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dari


Tanaman Akar Bambu Apus (Gigantochola apus)

Di Kantor Korwil Proteksi TPH Pamekasan


Jl. Jalmak No. 01 Pamekasan

Disusun oleh :
NAFSAH ALI ADILLA 2018.03.01.0.0009

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Eksplorasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dari


Tanaman Akar Bambu Apus (Gigantochola apus)
Diajukan oleh,

NAFSAH ALI ADILLA


NPM.2018030100009

Di setujui dan telah diuji


Pada tanggal 03 Maret 2021

Dosen pembimbing Korwil proteksi TPH Pamekasan

Lia Kristiana, S.P., M. P Agus Iriyanto, SP


NIDN. 0705058802 NIP. 196312121987020005

Mengetahui; Mengesahkan;
Ketua Program Studi Wakil Dekan Fakultas Pertanian
Agroteknologi

Lia Kristiana, S.P., M. P Moh. Shoimus Sholeh., Mp


NIDN. 0705058802 NIDN. 07030490

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Eksplorasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dari


Tanaman Akar Bambu Apus (Gigantochola apus)
Diajukan oleh,
NAFSAH ALI ADILLA
NPM. 2018030100009

Telah dilakukan pengajuan dan di setujui pada tanggal 03 Maret 2021 untuk digunakan
sebagai syarat keikutsertaan dalam pelaksanaan Prakter Kerja Lapangan (PKL) di Kantor
Korwil Proteksi PTH Pamekasan
Provinsi Jawa Timur
Jl. Jalmak No. 01 Pamekasan

Dosen pembimbing Korwil proteksi TPH Pamekasan

Lia Kristiana, S.P., M. P Agus irianto, SP


NIDN. 0705058802 NIP. 196312121987020005

Mengetahui; Mengesahkan;
Ketua Program Studi Wakil Dekan Fakultas Pertanian
Agroteknologi

Lia Kristiana, S.P., M. P Moh. Shoimus Sholeh., Mp


NIDN. 0705058802 NIDN. 07030490

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Bambu apus (Gigantochola apus)................................................................................3
2.2 Morfologi Bambu apus (Gigantochola apus)..............................................................3
2.3 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobateria)...........................................................3
2.4 Kelebihan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria).......................................4
2.5 Kekurangan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria)....................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN PKL..............................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................5
3.3 Eksplorasi Akar tanaman bambu (Gigantochola apus)...............................................5
3.4 Langkah Kerja.............................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................6
4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL.....................................................................................6
4.1.1 Visi danMisi.................................................................................................................7
4.1.2 Struktur Organisasi......................................................................................................8
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................................................8
4.2 Eksplorasi Agen Hayati PGPR Pada Akar Tanaman Bambu......................................9
4.3 Manfaat PGPR dalam Pengendalian OPT.................................................................10
4.4 Cara pengaplikasian PGPR........................................................................................11
BAB V PENUTUP...................................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
LAMPIRAN - LAMPIRAN.....................................................................................................14

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT ysng telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyususnan proposal ini dengan judul ” Eksplorasi PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) dari Tanaman Akar Bambu Apus (Gigantochola apus)”. Sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun umat manusia dari alam kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
Saya menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan proposal ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Moh. Shoimus Sholeh., Mp selaku Wakil Dekan Fakultas Pertanian


Universitas Islam Madura.
2. Ibu Lia Kristiana SP., MP selaku ketua program studi Agroteknologi Fakultas
pertanian Universitas Islam Madura sekaligus dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
3. Korwil Proteksi TPH Pamekasan yang sudah menerima sekaligus membimbing
dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.
4. Kepada ibu dan saudara saya yang telah memberi motivasi dehingga saya dapat dapat
menyelesaikan penyusunan proposal pengajuan PKL ini.
5. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi Angkatan 2018 Fakultas Pertanian
Universitas Islam Madura.

Pamekasan, 03 Maret 2021

Penulis,

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patogen tanaman banyak menjadi masalah penting di dalam budidaya tanaman,


karena dapat menurunkan produksi tanaman (Champoiseau et al., 2009). Banyak usaha
telah dilakukan untuk mengendalikan patogen tanaman, baik dengan penggunaan
tanaman tahan maupun pestisida sintesis. Akan tetapi, tanaman tahan terhadap patogen
tanaman jarang tersedia, sedangkan pestisida sintetis jika digunakan dengan tidak
bijaksana akan banyak menimbulkan masalah, baik terhadap lingkungan, produk
tanaman, maupun kesehatan manusia. Oleh karena itu, agensia pengendalian hayati
merupakan salah satu pilihan pengendalian patogen tanaman yang menjanjikan karena
murah, mudah didapat, dan aman terhadap lingkungan.

Pupuk organik hayati merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik seperti
residu tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang ternak, maupun mikroba yang meliputi
bakteri dan jamur (Singh dan Sharma, 2002). Pada dasarnya bakteri maupun jamur yang
dimanfaatkan sebagai pupuk organik hayati memiliki peran dalam membantu kesuburan
tanah maupun pertumbuhan tanaman. Bakteri yang digunakan sebagai pupuk organik
hayati merupakan bakteri tanah atau bakteri daerah perakaran yang biasa dikenal dengan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bakteri ini dapat membantu serta
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat berinteraksi dengan tanaman dengan cara
mengkolonisasi akar tanaman (Hayat et al, 2010).

PGPR ini dapat dibuat dari berbagai akar tanaman, salah satunya adalah akar tanaman
bambu. Akar bambu terdapat bakteri Pseudomonas flourenscens dan bakteri Bacillus
polymixa yang dapat membantu proses fermentasi. Bakteri PGPR akar bambu dapat
mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral sehingga menjadi unsur hara yang
tersedia, merombak dan menguraikan bahan organik (dekomposisi bahan organik)
menjadi nutrisi tanaman. Selain itu bakteri Pseudomonas fluorenscens dan bakteri
Bacillus polymixa dapat mengeluarkan enzim serta hormon yang berguna untuk memacu
pertumbuhan tanaman dan mengeluarkan antibiotik yang mampu menghambat
pertumbuhan dan perkembangan mikroba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab
penyakit) (Efendi, 2011).

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara eksplorasi PGPR ?
2. Apa manfaat PGPR dalam pengendalian OPT ?
3. Bagaimana cara pengaplikasiannya di lapangan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui eksplorasi PGPR pada akar bambu.
2. Mengkaji keberadaan PGPR pada akar bambu

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktek kerja lapang mahasiswa dapat mengetahui cara
melakukan eksplorasi PGPR pada akar bambu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bambu apus (Gigantochola apus)


Tanaman bambu tumbuh dengan membentuk rumpun, di Indonesia tersedia secara
melimpah bambu yang dapat dimanfaatkan batangnya untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Bambu dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai kering, dari daratan tinggi
dan biasanya di tempat-tempat terbuka. Manfaat bambu sering digunakan batangnya
sebagai bahan kerajianan. Jenis bambu yang dikenal masyarakat beragam di antaranya
bambu Apus (Gigantochola apus). Jenis bambu ini banyak tumbuh di sekitar lingkungan
masyarakat. Pemanfaatan bambu tersebut digunakan untuk tali, bahan bangunan dan
kerajinan alat rumah tangga maupun hiasan rumahan. Setelah pemanfaatan batang bambu
sering kali akar bambu sendiri terabaikan bahkan tidak dimanfaatkan karena dapat
menghasilkan tanaman bambu yang baru. Selain hal tersebut akar bambu dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk alami karena terkoloni banyak bakteri di rizhosfer yaitu
daerah perakaran yang dapat membantu tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan-nya.

2.2 Morfologi Bambu apus (Gigantochola apus)


Secara morfologi bambu mempunyai batang beruas dan berbuku. Pada setiap ruas
tumbuh cabang-cabang yang berukuran kecil daripada batang bambunya sendiri. Batang
bambu tumbuh tegak, terdapat pelepah yang memruakan modifikasi daun yang menepel
pada setiap ruas. Pelepah ini berfungsi menutupi batang ketika muda. Sedangkan daun
pada bambu memiliki urat daun sejajar seperti rumput, setiap daunnya mempunyai tulang
utama yang menonjol. Akar pada bambu memiliki rimpang, rimpang merupakan batang
di dalam tanah, sebagian kuncup pada rimpang muncul kepermukaan menjadi buluh.
Kuncup yang tumbuh dari rimpang akar bambu akan menjadi rebung yang lambat laun
kan menjadi buluh (Abrori, 2016: 11).

2.3 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobateria)


PGPR adalah sejenis bakteri menguntungkan yang hidup di sekitar perakaran
tanaman, dimana bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan
pertumbuhannya. PGPR berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan
pertumbuhan tanaman. Bakteri pada PGPR dapat secara aktif mengkolonisasi rizosfer.
Selain itu bakteri tersebut dapat sebagai biofertilizer, yaitu mampu mempercepat proses
pertumbuhan melalui percepatan penyerapan unsur hara. Kemudian sebagai biostimulan
yaitu PGPR dapat memicu pertumbuhan tanaman dengan cara memproduksi fitohormon
pertumbuhan. PGPR juga melindungi tanaman dari serangan patogen (Shofiah dan
Tyasmoro, 2018:76).
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sebagai alternatif teknologi
ramah lingkungan di lapangan, hal ini dilihat dari banyaknya petani dalam mengamankan
produksi pertanian akibat serangan OPT menggunakan pestisida secara berlebihan,
sehingga menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan, seperti terjadinya ledakan
hama, timbulnya hama sekunder, matinya musuh alami, rusaknya lingkungan, bahkan
penolakan pasar akibat produk mengandung residu pestisida (Gandanegara, 2007).

3
PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978, dimana
mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu
memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu,
tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit. Mekanisme PGPR
dalam meningkatkan kesuburan tanaman dapat terjadi melalui 3 cara (Amalia, 2007),
yaitu:
1. Menekan perkembangan hama/penyakit (bioprotectant): mempunyai pengaruh
langsung pada tanaman dalam menghadapi hama dan penyakit;
2. Memproduksi fitohormon (biostimulant): IAA (Indole Acetic Acid); Sitokinin;
Giberellin; dan penghambat produksi etilen: dapat menambah luas permukaan akar-
akar halus;
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) .Bila penyerapan
unsur hara dan air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan
kebugaran tanaman juga semakin baik, sehingga akan semakin meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap tekanan-tekanan, baik tekanan biologis (OPT) maupun
non biologis (Iklim).
PGPR juga dapat digunakan sebagai pupuk hayati yang biasa ditumbuhkan di
dalam substrat cair sebagai pupuk cair dan mudah diserap oleh akar tanaman
dibandingkan dengan pupuk padat (Figuiredo, dkk. 2010 dalam Naihati, dkk. 2018:1).
PGPR dapat menggunakan akar bambu, akar bambu banyak terkolonisasi oleh bakteri PF
(Pseudomonas fluorescens), dimana bakteri ini dapat meningkatkan kelarutan P dalam
tanah (Pratiwi, dkk. 2017: 78).

2.4 Kelebihan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria)


Berikut kelebihan dari PGPR (Desmawati, 2008), diantaranya :
1. Menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang – kacangan
2. Memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga
4. Memproduksi hormon tanaman
5. Menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan
6. Mengontrol hama dan penyakit tumbuhan

2.5 Kekurangan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria)


Ada beberapa kekurangan dalam produksi PGPR ini (Desmawati, 2008), diantaranya :
1. Kekonsistenan pengaruh bakteri PGPR di laboratorium dengan di lapangan kadang –
kadang berbeda.
2. Bakteri ini harus dapat diperbanyak dan diproduksi dalam bentuk yang optimum baik
vialibilas maupun biologinya selama diaplikasikan di lapangan. Beberapa bakteri PGPR
harus dilakukan re-inokulasi setelah diaplikasikan di lapangan seperti Rhizobia.

4
3. Tantangan lainnya berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa
negara kontrol terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk
tersebut tidak berefek negatif pada manusia

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Desa Jalmak
Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan selama kurun waktu ± 1 bulan di mulai
pada tanggal 8 Februari sampai dengan 8 Maret 2021.

3.2 Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Beaker glass 1. Akar bambu
2. Fementor (set aerator) 2. Terasi 400 gr
3. Panci 3. Air 1 galon
4. Sendok 4. Bekatul 250 gr
5. Kompor 5. Gula 800 gr
6. Jerigen/galon 6. Larutan PK
7. Bak
8. Timbangan
9. Saringan
10. Gayung

3.3 Eksplorasi Akar tanaman bambu (Gigantochola apus)


1. Cari tanaman bambu dengan pertumbuhan subur
2. Lebih baik pada tanah berpasir.
3. Ambil akar bambu beserta sebagian tanahnya dan akar rambut.
4. Simpan dalam kantong/bak plastik.

3.4 Langkah Kerja


1. Masukkan air setengah galon dalam panci dan panaskan
2. Setelah panas, masukkan gula, terasi dan dedak kemudian di aduk-aduk
3. Lalu masukkan sisa air di galon dan masak selama 20 menit (dihitung setelah
mendidih)
4. Matikan api
5. Masukkan dalam galon dan biarkan sampai dingin
6. Masukkan air rendaman akar dalam galon
7. Beri udara dengan fermentor 5-10 hari

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL

Gambar 4.1 Kantor Satgas Proteksi TPH Pamekasan


Sejarah adanya Korwil PTH Pamekasan adalah adanya suatu kerjasama dua Negara
antara Negara Jepang dengan Negara Indonesia mengenai pembangunan pertanian. Gedung
Korwil TPH Pamekasan diatas dibangun oleh Negara Jepang pada tahun 1988 dimana di
Jawa Timur terdapat 7 buah gedung Korwil TPH yang memiliki model atau bentuk bangunan
yang sama seperti Korwil TPH Pamekasan diatas. Sedangkan Korwil TPH Pamekasan bisa
dikatakan gedung Korwil baru dibandingkan dengan gedung Korwil yang lain.
Korwil TPH Pamekasan merupakan salah satu Korwil TPH dibawah UPT. Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur yang terletak di pulau Madura sebagai institusi terdepan perlindungan tanaman di
wilayah eks Karesidenan Madura. Korwil TPH Pamekasan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam keberhasilan kegiatan pengamanan produksi, antara lain :
 Pengamanan produksi tanaman pangan dan hortikultura dari gangguan OPT dan
DPI;
 Sebagai institusi/ wadah bagi petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) di Kabupaten;
 Pembinaan terhadap kelembagaan PHT di tingkat lapangan;
 Sebagai institusi yang mengembangkan teknologi terapan spesifik lokasi di bidang
perlindungan tanaman berbasis PHT.

Wilayah kerja Korwil TPH Pamekasan meliputi kabupaten Bangkalan, Sampang,


Pamekasan dan Sumenep yang sebagian besar merupakan sawah tadah hujan 59.393 ha,
sawah teknis seluas 17.278 ha, sawah setengah teknis seluas 4.723 ha, pengairan
sederhana 5.728 ha, tadah hujan seluas 59.393 ha, irigasi desa 20.672 ha dan tegal
253.787 ha, selengkapnya dapat diketahui pada tabel 1.
7
Tabel 4.1 Potensi Lahan di Wilayah Korwil TPH Pamekasan

Sawah Sawah ½ Tadah Irigasi


Sederha Tegal
No Kabupaten Teknis teknis hujan Desa
na (ha) (ha)
(ha) (ha) (ha) (ha)
1 Bangkalan 5.081 1.101 1.831 21.082 0 64.31
2 Sampang 3.032 1.179 413 15.373 20.499 20.499
3 Pamekasan 4.515 606 1.456 5.947 0 51.637
4 Sumenep 4.65 1.837 2.028 16.991 173 117.341
Jumlah 17.278 4.723 4.723 59.393 20.672 253.787

Komoditas pangan yang banyak ditanam di Madura adalah tanaman jagung, padi,
kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu dan bentul sedangkan komoditas
hortikultura meliputi bawang merah, cabai rawit, tomat, melati, semangka, pisang,
rambutan, durian, buah naga, srikaya, jambu air, jambu biji, mangga dll.
Dalam pengamanan produksi, POPT membuat peringatan dini/ rekomendasi
pengendalian berdasarkan hasil pengamatan di sawah petani dan bila di perlukan maka
gerakan pengendalian dengan upaya SPOT STOP akan di lakukan bekerjasama dengan
PPL, Matri Tani, Regu Pengendali Hama dan anggota kelompok tani. Sebagai ujung
tombak di tingkat lapang selain POPT PHP sejumlah 46 orang , juga ada Petani
pengamat 24 orang, Regu Pengendali Hama (RPH) 50 orang, PPAH 41 orang dan Klinik
PHT 4 unit.

4.1.1 Visi danMisi


VISI
“Terwujudnya produksi tanaman pangan dan hortikultura yang mantap, aman
danberkelanjutan “

MISI
1. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petani tentang
Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu.
2. Menekan resiko kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI .
3. Meminimalkan resiko dari dampak penggunaan sarana perlindungan
4. Menerapkan pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dengan
strategi manajement tanaman sehat.

8
4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Korwil TPH Pamekasan dapat dilihat pada gambar 2.

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas Pokok
Sesuai dengan surat keputusan direktur perlindungan Tanaman pangan
No:10/DT/.100/C.5/03/11/2011. Tugas pokok laboratorium PHPTPH
Pamekasan adalah melaksanakan sebagian tugas UPT. Proteksi tanaman
pangan dan holtikultura.
1. Fungsi
Fungsi dari laboratorium PHPTPH pamekasan yaitu ;
 Pelaksanaan pengamatan OPT dan faktor yang mempengaruhinya
 Pelaksaan analisis data dan penyebarluasaan informasi serangan
OPT,serta faktor penentu perkembangan OPT
 Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi pengamatan,
peramalan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem PHT
 Pelaksaan peramalan OPT secara spesifik lokasi
 Pelaksanaan pemantauan dan dan evakuasi penerapan teknologi
pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT
 Pemberian pelayanan kepada masyarakat melalui klinik tanaman
 Pengawasan atas peredaran, penyimpanan, penggunaan dan
dampak negatif pestisida.

9
4.2 Eksplorasi Agen Hayati PGPR Pada Akar Tanaman Bambu
Eksplorasi akar tanaman bambu adalah suatu rangkaian kegiatan untuk
memperoleh beberapa rhizobacteria yang berperan sebagai PGPR, seperti bakteri
Pseudomonas flourenscens dan bakteri Bacillus polymixa dari lingkungan alaminya
yang selanjutnya dapat digunakan dalam mencegah serta mengendalikan OPT pada
tanaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan eksplorasi PGPR yaitu,
pemilihan tanaman bambu sehat dan akar yang pertumbuhannya baik/subur. Akar yang
sudah diambil kemudian dibawa ke laboratorium dan direndam dengan aquades 1x24
jam, setelah itu bisa di proses sesuai dengan langkah kerja.

Gambar 1 Eksplorasi akar bambu

Dari hasil eksplorasi PGPR dengan menggunakan langkah-langkah diatas, telah


diperoleh beberapa bakteri yang dapat diamati menggunakan mikroskop (Gambar 2).

Gambar 2 Bakteri Pseudomonas flourenscens (kiri), Bakteri Bacillus polymixa (kanan)


Pseudomonas fluorescens merupakan salah satu mikroorganisme antagonis
untuk pengendalian hayati (Nasrun et al. 2005) dan penginduksi ketahanan tanaman
(Ardebili et al. 2011). P. fluorescens merupakan bakteri pengolonisasi akar penghasil
asam salisilat dan fitoaleksin yang menginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen
(Van Loon dan Baker 2006). Bacillus polymixa merupakan bakteri non pantogen yang
menguntungkan di bidang kesehatan dan lingkungan. Bakteri ini penghasil antibiotik.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain.

10
4.3 Manfaat PGPR dalam Pengendalian OPT
Manfaat PGPR yaitu sebagai Alternatif pengendalian yang dapat diterapkan
berdasarkan pada konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), karena konsep ini bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan pestisida dan tetap menyelamatkan kehilangan hasil
tanaman budidaya terhadap serangan OPT. Konsep PHT bukanlah memberantas,
membasmi secara brutal dengan pestisida, atau memusnahkan hama, akan tetapi dilakukan
dengan pengontrolan teratur dan rutin, sehingga bila terdapat sesuatu pada tanaman tersebut
dapat dilakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi hama penyakit yang menyerang.
Salah satu pengendalian yang termasuk komponen dalam konsep PHT adalah
pengendalian ramah lingkungan yang didasarkan pada informasi dan pengalaman status
OPT pada waktu sebelumnya serta bertujuan untuk mengupayakan agroekosistem yang
toleran terhadap OPT. Strategi operasional semacam ini lebih dikenal dengan strategi
preemtif (Untung, 1993). Pengendalian dengan strategi preemtif dapat diterapkan dengan
memanfaatkan agens hayati. Mikroorganisme yang sudah banyak dilaporkan mampu
sebagai agens hayati adalah rizobakteria. Mekanisme pengendalian patogen oleh
rizobakteria dapat secara langsung yaitu dengan cara berkompetisi, menghasilkan
antibiotik, menghasilkan enzim kitinase, dan menyebabkan lisis pada dinding hifa pathogen
serta dapat pula dengan cara tidak langsung (induksi ketahanan dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman) (Habazar dan Yaherwandi, 2006). Salah satu diantaranya adalah
Plant Growth Promotimg Rhizobacteria (PGPR).
Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dibagi
dalam tiga kategori yaitu : (1) sebagai pemacu atau perangsang pertumbuhan (biostimulan)
dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon)
seperti IAA, giberelin, sitokinin dan etilen dalam lingkungan akar; (2) sebagai penyedia
hara (biofertilizer) dengan menambat N2 dari udara, melarutkan hara P yang terikat di
dalam tanah, mengoksidasi Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman dibagi dalam tiga kategori yaitu : (1) sebagai pemacu atau perangsang
pertumbuhan (biostimulan) dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat
pengatur tumbuh (fitohormon) seperti IAA, giberelin, sitokinin dan etilen dalam lingkungan
akar; (2) sebagai penyedia hara (biofertilizer) dengan menambat N2 dari udara, melarutkan
hara P yang terikat di dalam tanah, mengoksidasi sulfur, memobilisasi kalium dan
pengkhelatan ion besi; (3) sebagai pengendali patogen berasal dari tanah (bioprotektan)
dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti patoogen seperti
siderophore, β-1,3-glukanase, kitinase, antibiotik dan sianida (Millan, 2007).
Sejalan dengan pendapat Arshad &Frankenberger (1993 dalam Firmansyah, dkk.
2015: 144) bakteri pada PGPR di antaranya Psedomonas sp. pada beberapa strain tertentu
dapat mencegah tanaman dari serangan patogen berupa fungi di dalam tanah sekitar akar
tanaman, sehingga tanaman dapat lebih tahan terhadap serangan penyakit berupa jamur
tanaman.

11
4.4 Cara pengaplikasian PGPR
 Perlakuan benih : Perendaman benih selama 12 jam dengan konsentrasi
10cc/liter air
 Perlakuan persemaian : Dicampurkan pada media semai (pupuk organik)
 Perlakuan Penanaman : Disemprotkan/dikocorkan (volume rendah) dengan
konsentrasi 10cc/liter air dan di ulang pada umur 14 HST, 28 HST dan 42 HST. Atau
dapat di campurkan pupuk organik

12
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah sejenis bakteri menguntungkan
yang hidup di sekitar perakaran tanaman, dimana bakteri ini memberi keuntungan dalam
proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Dimana di tanaman akar bambu ini terdapat
bakteri Pseudomonas fluorescens yang merupakan salah satu mikroorganisme antagonis
untuk pengendalian hayati dan penginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen

13
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. 2007. Perlakuan Benih Menggunakan Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan


Tanaman ( RPPT ) dan Pemupukan P terhadap Pengendalian Penyakit Antraknosa,
serta Pertumbuhan Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal.
Desmawati, 2008. Pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacter ( PGPR ) prospek
yang menjanjikan dalam berusaha tani tanaman hortikultura.
http://ditlin.hortikultura.go.id/tulisan/desmawati.htm [8 Februari 2008].
Gandanegara, S. 2007. Azora pupuk hayati untuk tanaman jagung dan sayur.Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi. BATAN.
Habazar, T. dan Yaherwandi. 2006. Pengendalian Hayati Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Andalas University Press. Padang. 390 hlm.
Hayat,R., Ali,S.,Amara,U., Khalid I. R, and Ahmed, 2010. soil beneficial bacteria and their
role in plant growth promotion: a review annal Microbiology60:579598.
Nasrun, Christanti, Arwiyanto T, Mariska I. 2005. Pengendalian penyakit layu bakteri nilam
menggunakan Pseudomonas fluorescens. J Littri.11(1):19–24.
Singh, A. and Sharma, S. 2002. Composting of crop residue through treatment with
microorganisms and subsequent vermicomposting. Bioresource Technology 107-111.
Suwahyono, U. 2011. Petunujk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif &
Efisien. Jakarta: Penebar Swadaya.
Shofiah,Dian Khoirotun dan Setyono Yudho Tyasmoro. 2018. Aplikasi PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) dan Pupuk Kotoran Kambing pada Pertumbuhan dan Hasil
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Manjung. Jurnal produksi Tanaman.
Volume. 6 Nomor 1. Malang: Universitas Brawijaya.
Untung,K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu, Gajah Mada University Press.
Yoyakarta.273 hlm.
Van Loon LC. Baker PAHM. 2006. Induced systemic resistance as a mechanism of disease
suppression by rhizobacteria. Di Dalam: Siddiqui ZA, editor. PGPR: Biocontrol and
Biofertilization. Netherland (NL): Springer. hlm 39–66.

14
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 1
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021

Hari / Tanggal Kegiatan

1. Pengamatan petak tetap tanaman padi di Desa durbuk


2. Pengamatan OPT tanaman padi di Desa teja barat
Selasa, 09 Februari 2021
3. Monitoring OPT Kec. Galis
4. Diskusi hasil turun lapang

Rabu, 10 Februari 2021 1. Pengajuan proposal

Kamis, 11 Februari 2021 2. Persiapan Alat dan Bahan

15
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 2
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021

Hari / Tanggal Kegiatan

1. Pengenalan alat-alat laboratorium


Senin, 15 Februari 2021 2. Eksplorasi tricoderma sp.
3. Mensterilkan alat Laboratorium pada autoklaf

1. Pembuatan pestisida nabati dari daun mimba


Selasa, 16 Februari 2021
2. Eksplorasi PGPR pada akar tanaman bambu

1. Pemberian materi tentang PGPR


Rabu, 17 Februari 2021 2. Penghalusan sampel tanah tanaman pisang
3. Pembungkusan cawan petri

Kamis, 18 Februari 2021 1. Bersih-bersih kantor

16
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 3
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021

Hari / Tanggal Kegiatan

1. Pembuatan PDA
Senin, 22 Februari 2021
2. Bersih-bersih alat laboratorium

1. Bersih-bersih alat laboratorium


Selasa, 23 Februari 2021
2. Pembuatan PGPR

Rabu, 24 Februari 2021 1. Pembuatan media tanaman jagung

1. Penanaman jagung
Kamis, 18 Februari 2021
2. Pembuatan media perbanyakan tricoderma sp

Jumat, 26 Februari 2021 1. Perbanyakan Trichoderma sp.

17
LAPORAN HARIAN ( LOG BOOK) MINGGU 4
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI KORWIL PROTEKSI TPH PAMEKASAN
2021

Hari / Tanggal Kegiatan

Senin, 01 Maret 2021 1. Bersih-bersih alat laboratorium

Selasa, 02 Maret 2021 2. Pembuatan koleksi OPT tanaman cabai

Rabu, 03 Maret 2021

Kamis, 04 Maret 2021

Jumat, 05 Maret 2021

18
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan PKL

Pengamatan petak tetap di desa Durbuk Monitoring OPT di Kec galis

Diskusi hasil turun lapang

Proses sterilisasi petri Eksplorasi akar tanaman bambu

19

Anda mungkin juga menyukai