Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN

AGAMA ISLAM BAB IX DAN X

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Rahma Destika (5181144001)
Reg B

Dosen Pengampu:
Nurmayani M.Pd

PENDIDIKAN TATA RIAS


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Materi Bab IX Kerukunan Antar Umat Beragama

Pertanyaan :

1. Apakah ikut mengucapkan, merayakan, dan berpartisipasi dalam hari raya


keagaamn agama lain termasuk dalam toleransi agama dan wujud dari
kerukunan umat beragama di Indonesia? Jelaskan!
2. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menumbuhkan kerukunan antar umat
beragama?
3. Apa yang dimaksud dengan kebersamaan dalam pluralitas beragama? Dan
sebutkan contohnya!
4. Apa yang dimaksud dengan ukhuwah U’budiyyah dan bagaimanakah
hubungan secara ukhuwah u’budiyyah?

Jawab :

1. Ikut mengucapkan, merayakan, dan berpartisipasi dalam hari raya


keaagamaan agama lain bukan termasuk dalam toleransi agama dan wujud
dari kerukunan umat beragama di Indonesia , karena hal tersebut
bertentangan dengan ajaran islam. Namun bentuk toleransi sebenarnya
dalam toleransi beragama, telah diatur dalam islam sebagaimana akan
jelaskan dibawah alasannya, dalam memahami hal ini perlu menjelaskan
beberapa hal, yaitu mengenai tasamuh atau toleransi, batasan dari toleransi
berpendapat sesuai dengan pendapat sebagian besar ulama, bahwa haram
hukumnya mengikuti perayaan bahkan mengucapkan selamat atas
perayaan agama orang-orang kafir.
 Pertama mengenai tasamuh atau tolerasansi, perlu diketahui bahwa
islam adalah satu-satunya agama di dunia yang mengatur secara
jelas mengenai toleransi antar pemeluk agama lain, yang
sumbernya langsung dari kalam Allah dan dari sabda Rasulullah.
tidak ada satupun agama didunia yang mengajarkan mengani
toleransi dalam hubungan terhadap pemeluk agama lain, keculai itu
hanya pendapat pemuka-pemuka agamanya saja, dan bahkan
cenderung tanpa dasar dari literatur keagamaan mereka. Maka jelas
wajib kita bertoleransi terhadapa pemeluk agama lain. namun
Allah juga memberikan batasan mengenai toleransi ini, toleransi
ada batasnya, sebagaimana dalam surah Al- Kafirun Allah
berfirman yang artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Wahai
orang-orang kafir!. aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku
sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”( QS. AL
KAFIRUN 1-6).Jadi orang islam memiliki batasan toleransi, yaitu
tidak bertoleransi dalam urusan akidah.
 Mengucapkan selamat natal , ikut merayakan atau ikut
menyanyikan lagu-lagu bertema natal berarti kita telah menyalahi
akidah islam, yaitu secar tidak langsung melakukan hal-hala yang
sebutkan diatas berarti :
- Mengakui ALLAH memiliki anak, karena orang nasrani
meyakini Isa adalah anak Tuhan.
- Mengakui bahwa Isa Al Masih lahir pada tanggal 25 desember,
padahal dijelaskan dalam Al Quran bahwa Nabi Isa lahir saat
buah-buah kurma sedang berbuah.
- Mengakui bahwa nabi Isa mati di tiang salib, padahal Nabi Isa
diangkat ALLAh kelangit.

2. Bentuk toleransi yang dapat menumbuhkan keukunan antar umat


beragama, yaitu :
a. Tidak menggangu agama lain
b. Tidak menghalangi ibadah agama lain
c. Tidak merusak agama lain
d. Membantu ketika saudara-sadura dari agama lain membutuhkan
bantuan
e. Tetap bermuamalah dengan saudara-saudara dari agama lain
3. Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang
luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda,
dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula. Dalam pandangan
Islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah
mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian dari keberagaman(pluralitas).
Namun anggapan bahwa semua agama adalah sama (pluralisme) tidak
diperkenankan, dengan kata lain tidak menganggap bahwa Tuhan yang
'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-Islam) sembah.
Contohnya :
- Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk menerima
keyakinan yang kita miliki.
- Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk memeluk agama
yang kita peluk.
- Membantu dalam melaksanakan pembangunan fasilitas umum.
- Saling menghormati hak dan kewajiban agama masing-masing.
- Menghormati adat istiadat dalam bermasyarakat.
- Terbuka dalam menerima perbedaan pandangan dan pendapat.
- Tidak melakukan keonaran dalam lingkungan masyarakat.
- Saling menghormati dalam menyikapi perbedaan dalam
keyakinan.

4. Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada


Allah. Ukhuwah 'ubudiyah maksudnya adalah persaudaraan sesama
makhluk yang sama-sama ciptaan Allah termasuk binatang dan tumbuhan
yang kesetundukan kepada Allah.

Kesimpulan Bab IX Kerukunan Antar Umat Beragama

Kerukunan antar umat beragama merupakan suatu kesatuan yang dilandasi


saling pengertian mengenal keadaan pemeluk agama lain untuk menjalankan
syariat agamanya dengan tidak menimbalkan konflik dan gangguan.

Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya


kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong,
dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan
Negara.
Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di
dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu
ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama antara lain:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk
agama lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesasahan
tetapi salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain
yang sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

Materi Bab X Konflik, Pemecahan, dan Harapan Umat Beragama

Pertanyaan :
1. Bagaimana cara untuk meminimalisir atau menghapuskan persoalan
mayoritas dan minoritas umat beragama dalam suatu Negara?
2. Apa Tantangan kita sebagai umat islam di Indonesia?
3. Bagaimana menghilangkan anggapan orang-orang tentang terorisme itu
adalah orang islam?
4. Apa-apa saja hal yang dijalankan agar harapan kehidupan manusia itu
rukun dan harmonis.
Jawab:
1. Indonesia dinilai sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar
di dunia yang sukses mengembangkan demokrasi. Namun di sisi lain,
sejumlah perlakuan diskriminatif atas kaum minoritas masih menggelayut
di negeri ini. Kaum minoritas belum sepenuhnya memperoleh hak mereka
terutama terkait dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Berbagai
tindak pelanggaran HAM dan perlakuan diskriminatif yang dialami
minoritas ternyata tidak hanya dilakukan oleh kelompok mayoritas semata,
tetapi juga oleh negara. Negara secara sitemastis telah mengeluarkan
sejumlah produk perundang-undangan yang potensial meminggirkan
kelompok minoritas dan lebih berpihak kepada mayoritas. Untuk
melindungi hak-hak warga negara oleh gangguan kelompok mayoritas dan
negara, ada dua langkah advokasi politik kesetaraan dan peningkatan
kapasitas mayoritas bagi penguatan nilai-nilai demokrasi.
a. Langkah pertama dimaksudkan untuk mendorong negara lebih serius
memperhatikan dan melindungi keberadan kelompok minoritas dengan
menerbitkan undang-undang dan regulasi yang adil dan mengayomi
semua warga negara.
b. Langkah kedua dihajatkan untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi
seperti kebebasan, kesetaraan dan toleransi yang sesungguhnya telah
ada dalam diri kelompok mayoritas, umat Islam Indonesia.

2. Menurut MINA (Musyawarah Kerja Mi’raj Islamic News Agency) ada


tujuh tantangan tersebut diantaranya adalah individualisasi, materialisasi,
sekularisasi, permisifme, imperealisasi, ghazul fiqri (perang pemikiran),
dan keterbelakangan umat Islam.

3. Pangkal dari terorisme diantaranya adalah karena ketidakadilan, kebencian


yang mendalam kepada liyan, dan pemahaman terhadap sesuatu hal secara
ekstrem. Aksi terorisme dan kekerasan tidak hanya terjadi baru-baru ini
saja, namun itu juga ada di sepanjang sejarah umat manusia. Termasuk
pada zaman Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. menawarkan
setidaknya tiga hal untuk mengatasi atau menghilangkan aksi-aksi
terorisme yang mendera suatu masyarakat.
a. Pertama, menyebarkan ruh kasih sayang dan keadilan tanpa
membeda-bedakan suku, ras, agama, dan gender. Nabi Muhammad
saw. selalu menekankan kepada para sahabatnya untuk berlaku adil
kepada siapapun, termasuk kepada non-Muslim. Juga mencurahkan
kasih sayang kepada sesama meskipun dia beda.
b. Kedua, mengasihi mereka yang tidak tahu dan berbuat salah. Nabi
Muhammad saw. tidak lantas menghukum mereka yang tidak tahu dan
berbuat salah. Bahkan sebaliknya, Nabi Muhammad saw.
memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang. Nabi
Muhammad saw. sadar bahwa perlakuan kasih sayang kepada mereka
yang tidak tahu dan berbuat salah akan membuatnya lunak.
Sebaliknya, jika seandainya dikerasin maka bisa saja mereka nantinya
akan balas dendam dan berbuat kekerasan
c. Ketiga, mengedepankan nilai-nilai moderat atau tidak berlebih-
lebihan. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw. pernah
mengatakan kalau sebaik-baiknya suatu perkara adalah yang tengah-
tengah. Tidak terlalu ekstrim ke kanan. Juga tidak terlalu ekstrim ke
kiri. Begitu pun dalam memahami agama ataupun hal lainnya.

4. Ada 4 (empat) hal yang harus dijalankan agar kehidupan manusia itu
rukun dan harmonis. Singkatnya kerukunan itu dapat diciptakan melalui 4
(empat) aspek: kerukunan dalam rumah tangga, kerukunan dalam
beragama, kerukunan dalam bermasyarakat dan kerukunan dalam
berbudaya.  
a. Kerukunan Dalam Rumah Tangga
Indonesia terdiri dari beranekaragam suku, ras, budaya dan agama.
Kadang keberagaman ini memicu timbulnya konflik. Untuk itulah
diperlukan sikap toleransi, kesabaran dan kerendahan hati dalam hidup
bermasyarakat. Kerukunan hendaknya dimulai dari lingkup terkecil,
yaitu keluarga. Bila sikap saling toleransi dijunjung tinggi dalam
sebuah keluarga, tentunya akan berimbas dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Kerukunan Dalam Beragama
Demikian halnya dalam menciptakan kerukunan beragama.
Masyarakat Indonesia memeluk agama yang berbeda, sudah barang
tentu diperlukan toleransi sesama umat beragama demi meminimalisir
pertikaian. Salah satunya dengan menciptakan Tri Kerukunan Umat
Beragama, yang meliputi: kerukunan internal umat beragama,
kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama
dengan pemerintah. Jika kerukunan antar umat beragama terjalin
dengan baik, maka kehidupan dalam masyarakat pun akan terjalin
dengan harmonis. Masyarakat akan merasa aman dan damai hidup di
Negara sendiri.
c. Kerukunan Dalam Bermasyarakat
Kerukunan dalam bermasyarakat adalah tanggung jawab setiap
manusia. Oleh karena itu nilai-nilai dan norma-norma dalam beretika
harus diterapkan sejak dini. Agar kita dapat diterima di lingkungan
masyarakat, hendaknya harus bersikap baik dan sopan, saling
menghargai dan menghormati sesama, serta menghindari berkata kasar
yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
d. Kerukunan Dalam Berbudaya
Budaya Indonesia sangat majemuk. Dengan kemajemukan ini
menyebabkan keanekaragaman budaya. Masing-masing daerah
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda yang patut dilestarikan.
Terkadang perbedaan ini dapat menimbulkan konflik. Jalan satu-
satunya adalah menghormati budaya daerah lain. Seperti pepatah
"dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung",  sebaiknya kita
mengikuti dan menghormati kebiasaan dan adat istiadat dimana kita
berada.

Kesimpulan Bab X Konflik, Pemecahan, dan Harapan Umat


Beragama

Dapat disimpulkan bahwa setiap umat beragama yang menghargai


kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam
suatu keniscayaan sehingga dapat saling menjaga kerukunan hidup antarumat
beragama. Yang terlihat di sini agama sebagai pemicu atau sumber dari konflik.
Sangatlah ironis konflik yang terjadi padahal suatu agama pada dasarnya
mengajarkan kepada para pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong
menolong dan juga saling menghormati serta menjaga tali persaudaraan antar
sesama umat beragama.
Dalam perbedaan agama semestinya tak perlu menjadi konflik manakala
masing-masing umat beragama memahami ajaran agama secara mendalam. Sebab
selain perbedaan yang ada antaragama, sesungguhnya juga terdapat banyak
persamaan. Apalagi ditambah adanya dialog yang intens untuk sama-sama
memperjuangkan masalah sosial kemanusiaan. Peluang konflik dengan sendirinya
akan makin kecil jika masing-masing umat beragama mau melakukan kerja sama
dalam masalah sosial-kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai