Anda di halaman 1dari 9

LIKUIDITAS SAHAM, KEBIJAKAN DIVIDEN

DAN NILAI PERUSAHAAN


Mursalim
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia
e-mail: salimda27@yahoo.com
Abstract
The objective of the paper is to investigate the effects of stock liquidity, dividend policy by
the proxy of dividend payout ratio, and dividend policy by the proxy of dividend yield to the value
of the firm. The research tested the hypotheses by using multiple regression. Hypotheses’ testing
was conducted by using research sample of 25 banking company registered in the Indonesian
Stock Exchange during the years of 2006-2008. The samples were determined by using purposive
sampling method.
The research result shows that stock liquidity has positive siginificant effect on the value
of the firm. Other result shows that dividend policy by the proxy of dividend payout ratio has
positive siginificant effect on the value of the firm. On the contrary, the result shows that dividend
policy by the proxy of dividend yield does not have siginificant effect on the value of the firm.
Keyword: stock liquidity, dividend policy, dividend payout ratio, dividend yield, value of the firm

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhi likuiditas saham, kebijakan
dividen yang dilakukan melalui dividend payout ratio dan dividend yield terhadap nilai
perusahaan (value of the firm). Pengujian hipotesis menggunakan regresi ganda. Penelitian ini
menggunakan sampel penelitian sebanyak 25 perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas saham berpengaruh signifikan dan positif
terhadap nilai perusahaan. Hasil temuan juga menunjukkan bahwa kebijakan dividen yang
dilakukan melalui dividend payout ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai
perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dividend policy
yang dilakukan melalui dividend yield tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Kata kunci: likuiditas saham, kebijakan dividen, dividend payout ratio, dividend yield, nilai
perusahaan.

PENDAHULUAN tujuan perusahaan didirikan adalah untuk


Pasar bebas menuntut para pelaku memperoleh profit agar survive (Mursalim,
ekonomi untuk meningkatkan kualitas produk, 2009). Disamping itu, laba merupakan salah
daya saing serta melakukan continuous satu bagian dari nilai perusahaan (value of the
improvement agar produk yang dihasilkan firm).
dapat berkompetisi dengan produk yang di- Untuk meningkatkan profitabilitas
hasilkan oleh perusahaan lain. Kualitas dan perusahaan, peran serta masyarakat sangat
daya saing produk dapat mendorong pening- diperlukan dalam kegiatan ekonomi, tujuan-
katan profitabilitas atau laba perusahaan. Laba nya adalah untuk mendorong peningkatan
merupakan hasil dari suatu periode tertentu hasil dan pemerataan ekonomi masyarakat.
yang dicapai oleh perusahaan dan salah satu Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan eko-

21
nomi berdampak positif bagi pertumbuhan bagaimana menghitung harga saham yang
ekonomi nasional dan salah satu partisipasi seharusnya (nilai intrinstik), telah dilakukan
langsung masyarakat yang diharapkan adalah oleh setiap analis dengan tujuan untuk dapat
melakukan investasi dalam bentuk kepemilik- memperoleh tingkat keuntungan yang
an saham atas perusahaan yang go public di memuaskan. Namun demikian sulit bagi
Bursa Efek Indonesia (BEI). investor untuk terus menerus bisa “mengalah-
Kepemilikan saham dalam bentuk kan” pasar dan memperoleh tingkat keun-
pembelian sertifikat atau surat berharga pada tungan di atas normal. Hal ini disebabkan
perusahaan, baik perusahaan swasta maupun karena adanya faktor-faktor yang mem-
perusahaan pemerintah adalah merupakan pengaruhi harga saham tersebut. Pada
bentuk investasi langsung yang memungkin- dasarnya faktor-faktor tersebut mudah dik-
kan pemegang saham mempunyai hak suara etahui. Namun masalahnya adalah bagaimana
dalam Rapat Umum Pemegang Saham menerapkan faktor-faktor tersebut ke dalam
(RUPS). Demikian pula, pemegang saham suatu model penghitungan yang bisa diper-
berhak atas keuntungan dari hasil perusahaan gunakan untuk memilih saham mana yang
dalam bentuk dividend maupun keuntungan seharusnya dimasukkan ke dalam portofolio.
yang diperoleh atas apresiasi terhadap harga Model penghitungan merupakan suatu
saham dalam bentuk capital gain. mekanisme untuk mengubah serangkaian
Salah satu aspek perusahaan yang variabel perusahaan (misalnya likuiditas
dinilai investor dalam berinvestasi adalah saham, dividen dan nilai perusahaan).
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang Penelitian ini menekankan pada
dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja hubungan antara tingkat likuiditas saham dan
keuangan yang diukur dengan laporan ke- kebijakan dividen dengan nilai perusahaan,
uangan perusahaan. Laporan keuangan khususnya pada perusahaan perbankan di BEI.
merupakan alat yang sangat penting untuk Dengan argumentasi bahwa faktor yang ber-
memperoleh informasi sehubungan dengan potensi mendorong peningkatan nilai per-
posisi keuangan dan hasil-hasil pencapaian usahaan menjadi penting untuk dilakukan
suatu perusahaan pada periode tertentu. kajian lebih lauh, sehingga perusahaan dapat
Ahmad (2004) mengemukakan bahwa survive dan selalu berupaya melakukan conti-
investasi dikategorikan dua jenis yaitu, real noues improvement. Tujuan penelitian ini
assets dan financial assets. Real assets adalah untuk menganalisis sejauhmana investor
bersifat berwujud seperti gedung-gedung, dalam berinvestasi, mempertimbangkan nilai
kendaraan dan sebagainya. Sedangkan finan- perusahaan (value of the firm).
cial assets merupakan dokumen (surat-surat)
klaim tidak langsung pemegangnya terhadap KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas HIPOTESIS
tersebut. Diantara sekian banyak perbedaan Smoothing Theory dan Agency Theory
antara aktiva riil dengan aktiva keuangan, Smoothing theory (Lintner, 1956)
daya tariknya adalah likuiditas. Likuiditas menyatakan bahwa jumlah dividen bergantung
diartikan mudahnya mengkonversi suatu asset pada keuntungan perusahaan sekarang dan
menjadi uang dan biaya tansaksi cukup sebelumnya. Disamping itu, menyatakan pula
rendah. Riil asset secara umum kurang likuid bahwa kemampuan perusahaan untuk mem-
daripada asset keuangan, hal ini desebabkan bayar dividen merupakan fungsi dari keun-
sifat heterogennya. Disamping itu return asset tungan. Lebih lanjut, Lintner menyatakan
riil biasanya sulit untuk diukur secara akurat, bahwa perusahaan hanya akan meningkatkan
kepemilikan yang tidak luas, juga tidak dividen apabila earning juga mengalami
tersedianya pasar yang aktif. peningkatan. Hal ini berarti bahwa kebijakan
Menurut Halim (2003) bahwa dalam dividen dapat dilakukan apabila terdapat
penilaian saham, investor merumuskan tambahan keuntungan setiap periodisasi per-

22
usahaan. Oleh karena itu, peningkatan earning eksistensi kepemilikan manajerial dan pening-
sebagai bagian dari nilai perusahaan dapat katan pembayaran dividen (Crutchley, et al.,
memotivasi investor untuk melakukan inves- 1999).
tasi pada perusahaan dengan harapan untuk Dengan adanya kepemilikan mana-
memperoleh dividen dalam jumlah tertentu jerial, manajer akan mendorong bukan saja
sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki keuntungan perusahaan, akan tetapi mening-
pada perusahaan. Demikian pula halnya katkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dengan peningkatan harga saham yang akan tersebut, akan motivasi investor untuk
terdorong atau terkoreksi ketika terjadi melakukan investasi dengan tingkat likuiditas
peningkatan keuntungan yang pada gilirannya saham yang tinggi dengan harapan investor
akan mendorong peningkatan likuiditas saham akan memperoleh hasil dalam bentuk dividen
perusahaan. pada akhir periode.
Disamping itu, agency theory yang
dikembangkan Jansen dan Meckling (1976) Likuiditas Saham
dipandang sebagai suatu versi dari game Dalam teori ekonomi, faktor investasi
theory, yang membuat suatu model kontrak- mempunyai peranan yang sangat penting
tual antara dua atau lebih pihak, dimana salah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
satu pihak disebut agent dan pihak yang lain Jhonson dalam Rachbini (2007) bahwa inves-
disebut principal. Principal mendelegasikan tasi adalah seluruh pendapatan yang
wewenang dan tanggungjawab atas peng- dibelanjakan oleh perusahaan atau lembaga
ambilan keputusan (decision making) kepada pemerintah untuk barang-barang modal yang
agent. Wewenang dan tanggungjawab tersebut akan dalam aktivitas produktif.
diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan Halim (2003) juga menyatakan bahwa
bersama. investasi pada hakikatnya merupakan penem-
Scott (1997) menyatakan bahwa per- patan sejumlah dana pada saat ini dengan
usahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya harapan untuk memperoleh keuntungan di
kontrak kerja antara perusahaan dengan para masa mendatang. Disamping itu, Erhans
manajernya dan kontrak pinjaman antara (2000), menyatakan investasi sebagai
perusahaan dengan krediturnya. Kedua jenis menanamkan kelebihan uang dengan tujuan
kontrak tersebut seringkali dibuat berdasarkan untuk memperoleh penghasilan. Investasi
angka laba, sehingga dikatakan bahwa agency dapat dilakukan dengan berbagai bentuk di-
theory mempunyai implikasi terhadap akun- antaranya deposito, surat berharga (market-
tansi. Kontrak kerja yang dimaksud dalam able securities) seperti saham (stock) dan
penelitian ini adalah kontrak kerja antara obligasi (bond).
manajemen dengan pemegang saham. Mana- Downes dan Goodman (1994)
jemen (agent) dan pemegang saham (princi- mengartikan likuiditas sebagai ciri suatu
pal) ingin memaksimumkan kemakmurannya sekuritas atau komoditas dengan cukup
masing-masing dengan informasi yang banyak unit yang beredar sehingga me-
dimiliki. Pada satu sisi, agen memiliki infor- mungkinkan adanya transaksi dalam jumlah
masi yang lebih banyak dibanding prinsipal di besar tanpa mengakibatkan penurunan harga
sisi lain karena manajemen yang mengelola yang berarti. Saham dapat dikatakan likuid
perusahaan secara langsung, hal ini menimbul- apabila dapat diperdagangkan secara cepat,
kan adanya ketidakseimbangan informasi berbiaya kecil dan jumlah yang besar serta
(information asymmetry). Agency problem pada harga yang adil atau wajar. Lebih lanjut,
terjadi ketika manajer sebagai agen Ogden et al. (2003) menyatakan pula bahwa
memaksimumkan kepentingannya dibanding likuiditas suatu sekuritas didefinisikan sebagai
kepentingan para pemegang saham. Untuk suatu kemampuan investor untuk membeli
mengurangi agency problem ini terdapat ber- atau menjual sekuritas secara cepat pada biaya
bagai cara yang dapat dilakukan, antara lain transaksi yang rendah dan pada suatu harga

23
yang mencerminkan nilai pasar yang wajar Kebijakan dividen adalah keputusan keuang-
atau adil. an, yaitu dengan mempertimbangkan apakah
Sementara itu, Goldreich et al. (2004) pembayaran dividen akan meningkatkan
juga menyatakan likuiditas saham merupakan kemakmuran pemegang saham. Sedangkan
kemampuan untuk memperdagangkan saham Husnan dalam Ahmad (2004) kebijakan
dan likuiditas saham ini merupakan elemen dividen dapat diartikan; 1) apakah laba yang
penting yang mempengaruhi nilai perusahaan. diperoleh seharusnya dibagi-bagikan ataukah
Dari uraian di atas dapat diungkapkan bahwa tidak, 2) apakah laba sebaiknya dibagi dengan
likuiditas saham dapat ditentukan oleh tingkat konsekuensi harus mengeluarkan saham baru,
atau volume perdagangan saham. ataukah tidak perlu dibagi sehinga tidak perlu
mengeluarkan saham baru. Akan tetapi perlu
Kebijakan Dividen dipertimbangkan untuk perusahaan yang go
Investasi yang dilakukan oleh investor public di BEI. Emiten yang tidak mengalami
dalam bentuk kepemilikan saham, diharapkan salah satu kondisi, antara lain selama tiga
akan memperoleh kembalian (return) berupa tahun berturut-turut tidak membayar dividen
dividen pada akhir periode. Kebijakan dividen tunai (untuk saham), melakukan tiga kali
sebuah perusahaan memiliki dampak penting cidera janji (atau obligasi) dapat dikenakan
bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat sanksi delisting (pembatalan pencatatan)
(Suharli, 2004). Demikian pula, Stice et al. sahamnya atau obligasinya dari bursa efek.
(2005) mengartikan dividen sebagai Wibowo dan Arif (2004) menyatakan
pembagian laba kepada para pemegang saham dividen merupakan distribusi laba kepada para
perusahaan secara proporsional dengan jumlah pemegang saham dalam berbagai bentuk. Ada
saham yang dipegang oleh para pemegang beberapa perusahaan membayar dividen
saham (shareholders). Ross (1977) juga sebesar sama dengan laba ditahan yang
mendefinisikan dividen sebagai pembayaran tersedia untuk keperluan tersebut, dengan
kepada pemilik perusahaan yang diambil dari alasan: 1) ada perjanjian dengan kreditur
keuntungan perusahaan baik dalam bentuk tertentu, 2) ada persyaratan dalam perundang-
saham maupun tunai. undangan, 3) ada keinginan untuk memper-
Arifin (2005) menyatakan bahwa tahankan aktiva untuk ekspansi, dan 4) ada
kebijakan dividen (dividend policy) merupa- keinginan melakukan pembayaran dividen
kan keputusan perusahaan mengenai berapa secara merata.
besar dividen kas (cash dividends) yang harus Dividen adalah pembagian laba yang
dibayarkan dan berapa kali dividen tersebut dibayarkan kepada pemegang saham
akan dibayarkan dalam satu tahun. Saat ini berdasarkan pada banyaknya saham yang
pengertian kebijakan dividen menyangkut dimiliki (Siegel dan Shim, 1999). Hal ini
keputusan yang lebih beragam seperti; apakah dapat diartikan bahwa semakin banyak saham
kas akan didistribusikan dengan cara share perusahaan yang dimiliki oleh pemegang
repurchases (pembelian kembali) atau lewat saham, maka semakin tinggi pula dividen
dividen kas, apakah perusahaan lebih yang diperoleh pemegang saham setiap
mementingkan kenaikan harga saham dengan periode. Mahadwartha dan Hartono (2002)
cara menahan laba lebih banyak atau mem- juga menyatakan manajemen menggunakan
bagikan dividen yang lebih besar, bagaimana dividen sebagai sinyal prospek perusahaan.
menjaga keseimbangan antara kepentingan Demikian pula, Hatta (2002) menyatakan
investor individual yang pajak atas dividennya bahwa kebijakan dividen sering dianggap
tinggi dan investor institusional yang pajak sebagai signal bagi investor dalam menilai
atas dividennya rendah. baik buruknya perusahaan. Hal ini disebabkan
Ahmad (2004) kebijakan dividen di- kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai
artikan secara umum sebagai pembayaran laba perusahaan.
perusahaan kepada pemegang sahamnya.

24
Nilai Perusahaan investor dalam menjual saham dapat
Dalam kaitannya memprediksi harga menyebabkan penurunan nilai perusahaan.
saham, investor melakukan penilaian terhadap Dari uraian di atas dapat diformulasikan
perusahaan melalui faktor fundamental yang hipotesis alternatif sebagai berikut:
meliputi kinerja keuangan perusahaan. H1: Likuiditas saham berpengaruh signifikan
Investor perlu memahami pengertian kinerja terhadap nilai perusahaan.
perusahaan. Helfert dalam Juarini (2006)
menyatakan bahwa kinerja perusahaan adalah Terdapat hubungan antara kebijakan
hasil dari banyak keputusan individu yang dividen dengan nilai perusahaan. Manullang
dibuat secara terus-menerus oleh manajemen (2005) bagi pemegang saham biasa,
perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan penanaman modal dalam surat-surat berharga
adalah dampak keuangan kumulatif dan yang diperjual-belikan di bursa mengalami
ekonomiatas keputusan manajemen. perubahan harga akibat ketidakpastian di
Salah satu cara mengetahui suatu dalam memperoleh pendapatan dan dividen
perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga nilai perusahaan ditentukan oleh naik
telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan turunnya dividen yang dibayar oleh
adalah menggunakan pengukuran kinerja. perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam
Longbrake (1972) mendefinisikan nilai melakukan pembayaran dividen baik melalui
perusahaan (value of the firm) sebagai harapan dividend payout ratio maupun dividend yield
investor atas investasi yang dilakukan dan kepada para pemegang saham akan
kebijakan keuangan perusahaan. Teori ini mendorong reinvestasi serta adanya kenaikan
menjelaskan bahwa nilai perusahaan adalah harga saham dapat meningkatkan value
fungsi dari dividen dan tingkat return dari perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat
suatu ekuitas. Teori ini pula memberikan diformulasikan hipotesis alternatif sebagai
pemahaman bahwa besaran perusahaan yang berikut:
direpresentasikan melalui total aset akan H2: Kebijakan dividen yang dilakukan melalui
mempengaruhi kebijakan keuangan per- dividend payout ratio berpengaruh
usahaan dan mempengaruhi nilai perusahaan. signifikan terhadap nilai perusahaan.
Disamping itu, dividen berpotensi mem-
pengaruhi nilai perusahaan. H3: Kebijakan dividen yang dilakukan melalui
dividend yield berpengaruh signifikan
Hipotesis terhadap nilai perusahaan.
Likuiditas saham suatu perusahaan
memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan. METODE PENELITIAN
Baker dan Stein (2002) menyatakan bahwa Populasi dan Sampel
semakin likuid suatu saham maka akan Penelitian ini dilakukan pada per-
semakin rendah nilai perusahaan. Hal ini usahaan yang telah go public di BEI khusus-
disebabkan rendahnya expected return ketika nya perusahaan perbankan. Populasi per-
pasar likuid. Selain itu, jika likuiditas suatu usahaan perbankan sebanyak 30 perusahaan
saham tinggi maka akan terdapat sentimen (BEI, 2009). Sampel ditentukan dengan teknik
investor yang tidak rasional (irrational) yang pengambilan sampel berdasarkan purposive
menyebabkan return yang diharapkan menjadi sampling dengan kriteria; 1) perusahaan per-
lebih rendah artinya harga saham akan bankan yang listing di BEI dari tahun 2006-
mengalami penurunan. Disamping itu, ketika 2008, secara berturut-turut, 2) memenuhi
harga saham turun maka nilai perusahaan pelaporan keuangan yang dipublikasikan
berpotensi mengalami penurunan. Kondisi ini selama periode tersebut, 3) memiliki data
biasanya ditandai dengan penjualan saham harga saham dan dividen selama periode
secara besar-besaran yang disebut dengan over penelitian.
react. Andanya reaksi berlebihan dari para

25
Metode Analisis Kebijakan dividen yang diproksi Dividend
Untuk melakukan pengujian hipotesis Payout Ratio (X2) diukur dengan membagi
digunakan formulasi regresi berganda sebagai Dividen per share dengan Earning per share
berikut: dikalikan 100%. Kebijakan dividen yang
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e diproksi Dividend Yield (X3) diukur dengan
membagi Dividen per share dengan Closing
Dimana: Price per share dikalikan 100%.
Y = Nilai Perusahaan, X1 = Likuiditas Saham,
X2 = Dividend Payout Ratio, X3 = Dividend HASIL PENELITIAN DAN
Yield, 0 = Konstanta, 1- 3= Koefisien PEMBAHASAN
regresi, e = Kesalahan residual. Berdasarkan kriteria penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya, maka jumlah
Definisi Operasional Variabel sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Nilai Perusahaan (Y) diukur dengan Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah sampel
menggunakan rasio Tobin’s Q yaitu nilai pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25
saham biasa ditambah nilai buku utang dan perusahaan perbankan dengan periode
dibagi dengan total asset. Likuiditas saham penelitian selama 3 tahun dari 2006-2008.
(X1) diukur dengan tingkat perputaran saham Sedangkan hasil pengujian regresi berganda
yaitu volume transaksi saham dibagi dengan dapat diringkas dalam tabel 2.
jumlah saham yang beredar di akhir tahun.
Tabel 1: Rincian Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Populasi perusahaan perbankan (BEI, 2009) 30
Kriteria penelitian:
1. Perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2006-2008 secara 28
berturut-turut,
2. Memenuhi pelaporan keuangan yang dipublikasikan selama periode 27
penelitian,
3. Memiliki data harga saham dan dividen selama periode penelitian. 25
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 25
Sumber: Hasil Penelitian, 2009
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 334993.7 2571686 .130 .045
Dividen Payout Ratio 103999.7 54266.572 .176 1.916 .036
Dividen Yield -753780 552492.8 -.130 -1.364 .174
Likuiditas Saham 6215.626 556.333 .920 11.172 .000

Adj. R Square = 0,742


Sig – F = 0,000
N = 75
Sumber : Data Diolah, 2009

26
Dari tabel 2 menunjukkan koefisien antara dividen payout ratio dengan nilai per-
determinasi Adj. R. Suquare sebesar 0,742. usahaan, khususnya industri perbankan yang
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan tercatat di BEI. Hasil temuan berarti ketika
model dalam penelitian ini mampu kebijakan dividen dilakukan oleh perusahaan
memprediksi variasi variabel nilai perusahaan melalui dividen payout ratio mengalami
(value of the firm) sebesar 74,2%, artinya peningkatan, maka akan mendorong pula
variabel likuiditas saham dan kebijakan peningkatan nilai perusahaan. Dari hasil ini
dividen dapat menjelaskan nilai perusahaan, mengindikasikan bahwa investor akan lebih
sedangkan sisanya sebesar 25,8% dijelaskan termotivasi melakukan investasi pada per-
oleh factor lain diluar model penelitian ini. usahaan ketika ada jaminam untuk
Disamping itu, nilai signifikan uji F memperoleh kembalian (retrun) dalam bentuk
menunjukkan 0,000 (signifikan pada alpha dividen yang tinggi di akhir periode.
5%) menunjukkan bahwa likuiditas saham, Mahadwartha dan Hartono (2002) menyatakan
kebijakan dividen baik melalui dividen payout bahwa manajemen menggunakan dividen
ratio maupun dividend yield secara bersama- sebagai sinyal prospek perusahaan. Selain itu,
sama (simultan) berpengaruh terhadap nilai berdasarkan divided signalling theory, bahwa
perusahaan. peningkatan dividen memberikan sinyal
Berdasarkan hasil regresi (uji t) positif mengenai aliran kas di masa mendatang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari dan informasi ini digunakan oleh pihak
variabel likuiditas saham sebesar 0,000 (di investor untuk membeli saham. Hatta (2002)
bawah alpha 5%). Hasil ini menunjukkan juga menyatakan bahwa kebijakan dividen
bahwa terdapat pengaruh signifikan positif sering dianggap sebagai signal bagi investor
antara likuiditas saham dengan nilai per- dalam menilai baik buruknya perusahaan.
usahaan. Artinya, apabila likuiditas saham Oleh karena itu, peningkatan pembayaran
atau perputaran saham perusahaan mengalami dividen perlu dilakukan oleh perusahaan untuk
peningkatan, maka akan mendorong pening- mendorong peningkatan nilai perusahaan,
katan nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan sehingga investor terdorong untuk reinvestasi
pernyataan Baker dan Stein (2002) bahwa ter- dalam perusahaan. Disamping itu Hartono
dapat pengaruh antara likuiditas saham dengan (2000) menemukan bahwa kebijakan dividen
nilai perusahaan, meskipun pengaruhnya ber- dipengaruhi oleh keputusan akuntansi
beda dengan hasil penelitian ini (pengaruh perusahaan. Hasil temuan ini sejalan dengan
positif). Sementara temuan Baker dan Stein penyataan Manullang (2005) bahwa nilai
bahwa semakin likuid suatu saham maka akan perusahaan ditentukan oleh naik turunnya
semakin rendah nilai perusahaan. Hal ini pembayaran dividen yang dilakukan oleh
disebabkan rendahnya expected return ketika perusahaan. Dari hasil temuan ini, mendukung
pasar likuid. Selain itu, jika likuiditas suatu hipotesis alternatif dua (H2) bahwa terdapat
saham tinggi maka akan terdapat sentimen pengaruh siginifikan antara kebijakan dividen
investor yang tidak rasional (irrational) yang melalui dividen payout ratio dengan nilai
menyebabkan return yang diharapkan menjadi perusahaan.
lebih rendah artinya harga saham akan meng- Temuan lain, kebijakan dividen
alami penurunan. Temuan ini berhasil mem- melalui dividend yield memiliki nilai signifi-
buktikan secara empiris hipotesis alternatif kan sebesar 0,174 atau 17,4% (di atas alpha
pertama (H1) bahwa terdapat pengaruh signi- 5%). Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan
fikan antara likuiditas saham dengan nilai dividen melalui dividend yield tidak berpe-
perusahaan. ngaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Temuan selanjutnya, tingkat signifi- Hasil ini sejalan dengan pernyataan Amran
kansi variabel dividen payout ratio adalah (2000) bahwa kebijakan dividen melalui
0,036 atau sebesar 3,6% (dibawah alpha 5%), dividen yield tidak berpengaruh signifikan ter-
hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif hadap nilai perusahaan, disebabkan per-

27
usahaan memberikan kebijakan dividen (pem- DAFTAR PUSTAKA
bagian laba) yang rendah maka hal tersebut Ahmad, N.N (2004). “Environmental
akan berdampak pada hilangnya kepercayaan Disclosure in Malaysian Annual
investor pada perusahaan tersebut. Apabila Reports: A Legitimacy Theory
investor sudah kehilangan kepercayaan maka Perspective”. International Journal of
akan mengurangi minat investor untuk Capital Management, 14 (1), 44.
berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga Anthony, R.N. (1985). “Testing for Interaction
berpengaruh terhadap penurunan nilai per- in Mulitiple Regression”. American
usahaan. Alasan lain yang dikemukakan Journal of Sociology, 83, 144-153.
Amran (2000) bahwa dividen yield tidak ber-
pengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan Baker, M. dan Stein, J.C. (2002). “Market
disebabkan karena fluktuasi harga saham, Likuidity as a Sentiment Indicators”.
tingkat keuntungan disetiap tahunnya, khusus- Working Paper, May, 1-48.
nya selama rentan waktu pengamatan. Hasil Downes dan Goodman (1994). Dictionary og
temuan ini tidak mendukung hipotesis tiga Finance and Investment Terms.
(H3) bahwa terdapat pengaruh signifikan Barron’s Educations Series. Inc.
antara kebijakan dividen melalui dividen yield
dengan nilai perusahaan. Goldreich, David., Bernd Hanke dan Purnendu
Nath. (2004). “The Price of Future
SIMPULAN DAN IMPLIKASI Liquidity: Time Varying Liquidity in
PENELITIAN the US Treasury Market”. Working
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Paper. London Business School and
pengaruh likuiditas saham dan kebijakan Cepr.
dividen yang diproksi dividend payout ratio Hartono, J. (2000). “An Agency-Cost
dan dividend yield terhadap nilai perusahaan, Explanation for Divident Payments”.
khususnya perbankan yang tercatat di Bursa Working Paper. Gadjah Mada
Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan University. Yogyakarta.
bahwa likuiditas saham berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hatta, A.J. (2002). “Faktor-Faktor yang
Selain itu kebijakan dividen melalui dividend Mempengaruhi Kebijakan Dividen:
payout ratio juga memiliki pengaruh Investigasi Pengaruh Teori
signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Stakeholder”. Journal Akuntansi &
Namun demikian, kebijakan dividen melalui Auditing Indonesia, 6 (2), Desember.
dividend yield tidak berpengaruh signifikan Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. (1976).
terhadap nilai perusahaan (value of the firm). “Theory of the Firm: Managerial
Implikasi penelitian mendatang Behavior, Agency Costs and
diharapkan mengkaji lebih jauh tentang nilai Ownership Structure”. Journal of
perusahaan yang dikaitkan dengan faktor lain Financial Econimics, 3 (4).
diluar model penelitian ini, dengan Longbrake, W.A. (1972). “A Theory of the
menambahkan variabel independen seperti; Valuation of the Firm”. Journal of
harga saham, volume perdagangan saham, Financial and Quantitative Analysis,
motivasi investor dan sebagainya. Tujuannya, 7(2).
agar investor tidak semata-mata berorientasi
pada laba perusahaan saja sebagai dasar untuk Mariewaty, Dian dan Astuty Yuli Setyani.
berinvestasi, akan tetapi mempertimbangan (2004). “Analisis Rasio Keuangan
nilai perusahaan. Terhadap Perubahan Kinerja pada
Perusahaan di Industri Food and
Beverages yang Terdaftar di BEJ”.

28
Simposium Nasional Akuntansi VIII. Signaling Approach”. Bell Journal of
Solo. Economics.
Mursalim, (2006). “Persepsi Dimensi Income Scott, W.R. (1997). Financial Accounting
Smoothing Terhadap Motivasi Investor Theory. New Jersey: Prentice-Hall
Dalam Berinvestasi di Bursa Efek International.
Jakarta”. Jurnal Manajemen, Downes dan Goodman (1994). A. Simen &
Akuntansi & Sistem Informasi, 6. Schuster Company. Upper Saddle:
No.(2). River.
Mursalim, (2009). “Analisis Persamaan Struk- Suharli, M. (2004). “Studi Empiris Terhadap
tural: Aktivisme Institusi, Kepemilik- Faktor Penentu Kebijakan Jumlah
an, Institusional dan Manajerial, Dividen. Tesis Magister Akuntansi.
Kebijakan Dividen dan Utang Untuk (Tidak Dipublikasi)
Mengatasi Masalah Keagenan”. Jurnal
Akuntansi & Auditing Indonesia, Stice, E.K., Stice, J.D., dan Skousen, K.F.
13(1). (2005). Intermediate Accounting.
Ohio: South-Western Publishing Co.
Ogden, J.P. Frank, C.J. Philip, F.O. (2003). Cincinati.
Advance Corporate Finance, Policies
and Srategies. Prentice Hall. Tuasikal, A. (2001). “Manfaat Informasi
Akuntansi dalam Memprediksi Return
Ross, S.A. ( 1977). “The Determination of Saham”. Simposium Nasional
Financial Structure: The Incentive Akuntansi IV. Semarang.

29

Anda mungkin juga menyukai