Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Risnawati Nur

NIM : 105831104417
KELAS : Arsitektur VII B

KESIMPULAN
HADIS TENTANG METODE HISAB DAN RUKYAH
1. Ayat al-Qur‟an dan Hadis Nabi saw merupakan sumber ajaran Islam yang wajib
dipahami dan di implementasikan oleh setiap muslim dalam kehidupannya. Ayat-ayat
al-Qur‟an adalah firman Allah swt dapat merespons atau memberi jawaban terhadap
tantangan dan perkembangan yang diperhadapkan kepada umat muslim, termasuk
permasalahan hisab dan rukyah yang sampai saat ini belum dapat diterima oleh
banyak orang muslim dengan alasan tidak dilakukan oleh Rasulullah saw, bahkan ada
diantara ilmuan (ulama) yang memasukkan dalam kategori bid‟ah.
2. Beliau memberi isyarat dalam hadisnya bahwa bulan Qamariyah itu 29 hari dan
kadang-kadang 30 hari.
3. Nabi saw. tidak pernah mempersoalkan kapan terbitnya bulan Muharram, bulan
Shafar, dan seterusnya, hal ini menunjukkan bahwa penetapan awal bulan Qamariyah
berlangsung menurut kebiasaannya dan berjalan sesuai dengan sunnatullah (hukum-
hukum yang berlaku di alam ini) secara urfiyah dan ma‟ruf pada seluruh masyarakat
pada waktu itu.
4. Adapun penetapan awal bulan Ramadan dan Syawal disebutkan oleh Nabi saw. secara
mant}uk dalam beberapa riwayat secara beragam lafalnya, beliau bersabda
“berpuasalah karena engkau melihat hilal dan berbukalah karena engkau melihatnya”
pada ungkapan lain disebutkan “apabila engkau melihat hilal berpuasalah dan apabila
engkau melihatnya berbukalah”. Bahkan disebutkan pada riwayat yang lain dalam
bentuk larangan “jangan berpuasa sebelum engkau melihat hilal dan jangan berbuka
sebelum engkau melihatnya,” bahwa yang dimaksud hadis-hadis tersebut adalah
puasa Ramadan dilakukan setelah melihat hilal awal bulan Ramadan, kemudian
berbuka dilakukan setelah melihat hilal awal bulan Syawal.

5. Bahwa melakukan perhitungan terhadap awal bulan Qamariyah, termasuk awal bulan
Ramadan, Syawal, dan Z|ulhijjah tidak ada halangan, bahkan Rasulullah saw.
memberi peluang untuk melakukan berdasarkan petunjuk nash yang dipahami dari
beberapa lafal terttentu yang dapat menerima pengembangan makna, seperti: lafal ُ‫ْا و‬
َ ‫ ف ْا وُ ُر ْد‬. ‫ ْا وُّ ِد َع‬artinya ukurlah atau perkirakanlah, sedangkan lafal
َ ‫ ُر ْد‬dan ‫اق ف‬
‫اق ف‬
‫ ْا وُّ ِد َع ف‬artinya hitunglah.
6. Perintah Nabi saw. untuk mengukur, memperkirakan, atau menghitung merupakan
prosedur kerja yang harus digunakan dalam metode hisab.

Anda mungkin juga menyukai