Anda di halaman 1dari 21

Pengambilan

Darah
vena
Kelompok Kecil 3 Tutorial M(13)

1. Fitri Eka Rahmawati 220210190017


2. Atiq Rizka Azjunia 220210190018
3. Wiwit Nurhabibah 220210190019
4. Hesti Heryani 220210190020
Tujuan Prosedur
- Untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi racun, obat,
atau zat tertentu, dan memeriksa kondisi kesehatan secara keseluruhan.
- Untuk mendapatkan sampel darah vena yang lebih baik dan memenuhi syarat
untuk melakukan untuk melakukan pemeriksaan
- Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle sticky
injury) akibat vena puncite bagi petugas maupun pasien
- Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
Indikasi
- Bila dilakukan pemeriksaan yang memerlukan specimen darah
lebih dari 0,5 cc
- Bila terdapat pemeriksaaanyang memerlukan serum,plasma
maupun wholeblood
- Indikasi phlebotomy umumnya adalah sebagai tindakan diagnostik
untuk pemeriksaan penunjang laboratorium sampel darah. Selain
itu, phlebotomy juga memiliki indikasi terapeutik seperti pada
pasien polisitemia vera atau sebagai sarana administrasi obat.
Kontra Indikasi
- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah yang oedema
- Daerah hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan cannula,fistula, atau cangkokan vascular
- Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
zat tertentu.
KONSEP SECARA SINGKAT
“Phlebotomy” berasal dari bahasa Yunani yakni
phlebos (pembuluh darah vena) dan tome (memotong).
Menurut sejarah, Phlebotomy sejak 2000 tahun yang lalu
telah digunakan untuk mengeluarkan darah (bloodletting)
dan menyembuhkan pasien. Phlebotomy adalah suatu
tindakan membuat sayatan/mengiris pembuluh darah
supaya darah mengalir sehingga dapat
ditampung/dikumpulkan ke dalam tabung sampel
tertentu. Dengan tujuan pemeriksaan laboratorium,
pengobatan/terapi, dan kegiatan donor darah.

Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena


yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena
magna/vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan
spuit atau vacutainer.
1) Cara kuno terdiri dari cupping (alat penghisap seperti
mangkuk : dry cupping dan wet cupping), penorehan vena
(venesections), dan gigitan lintah (leeches biting).
2) Cara masa kini terdiri dari menusuk ke pembuluh darah vena
(venipuncture) dan menusuk ke kulit (skinpuncture).
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu
cara manual menggunakan alat suntik (syringe) dan cara
vakum menggunakan tabung vakum (vacutainer). Seiring
dengan perkembangan teknologi pengambilan darah
menggunakan alat suntik telah tergantikan oleh
kehadiran tabung vacutainer, kelebihannya yaitu tabung
tersebut memiliki konsentrasi antikoagulan yang sesuai
pada komposisi pengambilan darah dan mengurangi
terjadinya hemolisis dan tak perlu membagi-bagi sampel
darah ke dalam beberapa tabung. Jadi, kemungkinan
kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua,
anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil,
rapuh), atau jika pasien gemuk, mengatasi hal ini mungkin
bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Hal-hal yang
harus
diperhatikan
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan
darah vena adalah:
❏ Pemasangan torniquet (tali pembendung)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai
hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat
(protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total). Melepas turniket
sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
❏ Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak
sel darah merah.

❏ Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan


jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
❏ Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
❏ Terlebih dulu cari lokasi fungsi vena pada lengan non-dominan pada
pasien
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah
umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam
lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar,
dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena
chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture
pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.Jika vena cephalica
dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat
dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan
dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya
lebih kecil.
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

❏ Darah dari syringe atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas
jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung
vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah
mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
❏ Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara
memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali
dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
❏ Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama –
botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua – tes
koagulasi (tabung tutup biru), ketiga – tabung non additive (tutup merah),
keempat – tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot
activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin),
tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat).
ALAT YANG
DIBUTUHKAN
1. Spuit/ Jarum suntik 3ml 3. Torniquet
atau 5ml

2. Sarung tangan 4. Kapas Alkohol


5. Plester 7. Vacuum Tube 9. Ekstension set

6. Anti koagulan 8. Bak Injeksi 10. Linen


sop
1) Cuci tangan terlebih dahulu
2) Persiapan alat : tanamkan normal salin kedalam set ekstensi IV
3) Mengucapkan salam pada pasien
4) Memperkenalkan diri
5) Cocokan identitas pasien
6) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7) Kontrak waktu dan kesediaan
8) Jika pasien sudah bersedia dan berada pada posisi yang nyaman
9) Cuci tangan kembali dan pakai sarung tangan
10) Lebarkan linen pada pangkuan dan tempatkan lengan pasien dengan telapak tangan
menghadap keatas
11) Pasangkan torniquet 6-8 inci di atas venipuncture, untuk membendung aliran darah,
tapi jangan terlalu kencang sebab dapat merusak pembuluh darah
12) Instruksikan pasien untuk mengepalkan lengannya
13. Pilih bagian vena mediana cubiti. Palpasi untuk memastikan posisi vena
14. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan kesiku
15. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan gerakan melingkar dan
bergerak dari tengah ke arah luar menggunakan kapas alkohol dan biarkan kering, dan tangan yang
sudah dibersihkan jangan dipegang lagi
16. Sambil menunggu kering siapkan plester
17. Lepaskan rakitan kateter dari kemasan steril menggunakan tangan yang tidak dominan
18. Masukan jarum dengan sudut 15-30 derajat dengan posisi lubang jarum menghadap keatas Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash).
19. Kemudian penghisap spuit ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk kedalam spuit
20. Kepalan tangan dibuka dan torniquet dilepas sampai didapat sejumlah darah yang dikehendaki
21. Letakan kapas di tempat suntikan lalu tarik jarum kembali
22. Tempatkan benda tajam kedalam wadah benda tajam.
23. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama beberapa menit.
24. Beri label dilaksanakannya tindakan
25. Setelah itu rapikan alat
26. Dan cuci tangan kembali
Dokumentasi
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat jenis pemasangan dan ukuran alat yang digunakan
3. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan
prosedur.
4. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.
5. Catat yang bertanggung jawab selama prosedur
Daftar pustaka
Ardyansyah, A. (2020, September 1). Media Warung Sains Teknologi.
Retrieved Maret 9, 2021, from Media Warung Sains Teknologi:
https://warstek.com/mengenal-phlebotomy-dalam-proses-meng
eluarkan-darah/
Thanks
you

Anda mungkin juga menyukai