BAB IIIBab 3 RTRW Sebagai Arahan RPI2JM Kab Bantul
BAB IIIBab 3 RTRW Sebagai Arahan RPI2JM Kab Bantul
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL
RPI2-JM
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Rencana Struktur Ruang
Wilayah Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
yang dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Rencana Pola Ruang
Wilayah Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
yang dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Strategi operasional untuk sistem perkotaan nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut
ini.
Strategi operasional untuk sistem jaringan transportasi nasional di DIY dijelaskan melalui
tabel berikut ini
Peta pola ruang DIY berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali disajikan dalam gambar sebagai
berikut ini:
Strategi operasional untuk kawasan lindung nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut
ini
Strategi operasional untuk kawasan budidaya nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut
ini
Tabel 3. 7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIY
No. Kawasan Strategi Operasional Lokasi
Budidaya
1. Kawasan Pemertahanan luas lahan pertanian Kabupaten Kulon
Peruntukan pangan berkelanjutan, pengendalian Progo, Kabupaten
Pertanian perkembangan kegiatan budi daya pada Bantul, Kabupaten
kawasan pertanian pangan Gunungkidul,
berkelanjutan terutama di sisi kiri dan Kabupaten Sleman
sisi kanan jalan, pengendalian alih
fungsi peruntukan lahan pertanian
a. Sistem Perkotaan
Arahan pengembangan sistem perkotaan dalam satu kesatuan wilayah secara spasial dan
fungsional direncanakan secara hirarki sebagai berikut:
a. hirarki I : Kota Yogyakarta;
b. hirarki II : Ibu Kota Kabupaten (IKB) Sleman, Ibu Kota Kecamatan (IKK) Godean, IKK
Gamping, IKK Depok, IKK Pakem, IKK Prambanan, IKB Bantul, IKK Piyungan, IKK
Imogiri, IKK Srandakan, IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Banguntapan, IKB Wonosari,
IKB Wates;
c. hirarki III : IKK Temon, IKK Nanggulan, IKK Sentolo, Satuan Permukiman (SP)
Dekso, IKK Galur, IKK Kretek, IKK Sedayu, IKK Minggir, IKK Moyudan, IKK Tempel,
IKK Kalasan, IKK Berbah, IKK Playen, IKK Semanu, IKK Karangmojo, IKK Nglipar,
IKK Semin, IKK Rongkop, IKK Mlati, IKK Ngaglik;dan
d. hirarki IV : IKK Kokap, IKK Girimulyo, IKK Samigaluh, IKK Kalibawang, IKK Panjatan,
IKK Lendah, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Bambanglipuro, IKK Sanden, IKK
Pundong, IKK Jetis, IKK Pleret, IKK Dlingo, IKK Seyegan, IKK Turi, IKK Cangkringan,
IKK Ngemplak, IKK Patuk, SP Sambipitu, IKK Panggang, IKK Paliyan, IKK Ngawen,
IKK Tepus, IKK Ponjong, SP Jepitu, IKK Girisubo, IKK Gedangsari, IKK Tanjungsari,
IKK Saptosari, IKK Purwosari.
Arahan pengembangan sistem perkotaan untuk kesesuaian fungsi, daya dukung dan daya
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
III-15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
Arahan pengembangan pada jalan arteri/kolektor primer ditetapkan rest area di Tempel dan
Kalasan Kabupaten Sleman, Temon Kabupaten Kulon Progo dan Bunder Kabupaten
Gunungkidul.
Pola ruang mengatur kawasan lindung dan kawasan budidaya, penatapan kawasan lindung
dan budidaya yang terkait dengan Bidang Cipta Karya dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi terdiri atas :
a. kawasan pantai selatan untuk pembangkit listrik tenaga angin dan gelombang laut di
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul;dan
a. b.kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunung Merapi Kabupaten Sleman.
Kawasan strategis pengembangan pesisir, dan pengelolaan hasil laut terdiri atas :
a. Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo di Kabupaten
Bantul;
b. Pantai Trisik, Pantai Karangwuni, Pantai Glagah, Pantai Congot di Kabupaten Kulon
Progo;dan
c. Pantai Sadeng, Pantai Sundak, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan dan Pantai Gesing
di Kabupaten Gunungkidul.
Hierarki sistem perkotaan Kabupaten dalam kesatuan wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta secara spasial dan fungsional meliputi :
a. hierarki I adalah IKB Bantul, IKK Banguntapan, IKK Kasihan, dan IKK Sewon;
b. hierarki II adalah IKK Imogiri, IKK Piyungan, IKK Sedayu, IKK Kretek, dan IKK
Srandakan; dan
c. hierarki III adalah IKK Bambanglipuro, IKK Dlingo, IKK Jetis, IKK Pajangan, IKK Pandak,
IKK Pleret, IKK Pundong, dan IKK Sanden.
Pengembangan sistem perkotaan untuk kesesuaian fungsi, daya dukung, dan daya tampung
lingkungan hidup di Kabupaten direncanakan meliputi :
a. kota sedang adalah IKB Bantul; dan
b. kota kecil adalah IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Banguntapan, IKK Srandakan, IKK
Kretek, IKK Piyungan, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Imogiri, IKK Pleret, dan IKK
Sedayu.
Pengembangan kawasaan perdesaan untuk kesesuaian fungsi, daya dukung, dan daya
tampung lingkungan hidup di Kabupaten direncanakan di Kecamatan Bambanglipuro,
Kecamatan Jetis, Kecamatan Sanden, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, Kecamatan
Kretek, Kecamatan Sedayu, dan Kecamatan Dlingo,
Sistem transportasi darat untuk pergerakan lokal maupun regional didukung oleh
pengembangan fasilitas angkutan darat di Kabupaten yang meliputi:
a. terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri Kecamatan Imogiri dan di Desa Palbapang
Kecamatan Bantul;
b. terminal angkutan barang di Desa Argosari Kecamatan Sedayu;
c. stasiun penumpang dan stasiun barang serta pergudangan di Stasiun Sedayu; dan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
III-23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
Jaringan jalan kolektor primer antara lain meliputi jalan Prambanan – Piyungan, jalan
Yogyakarta – Piyungan, jalan Sedayu – Pandak, jalan Palbapang – Barongan, jalan
Sampakan – Singosaren, jalan Palbapang – Samas, jalan Srandakan – Kretek, jalan
Klangon – Tempel, jalan Pemuda- jalan Kolonel Sugiyono- jalan Brigjen Katamso- jalan
Panembahan Senopati,jalan Jodog – Srandakan, jalan Sedayu – Pandak,jalan Bantul –
Klodran– Gaten – Manding- Bakulan, jalan Bakulan-Kretek, jalan Kota Yogyakarta –
Bakulan, jalan Kretek- Parangtritis, jalan Yogyakarta – Bibal jalan Imogiri – Dodogan, dan
Ruas Jalan Pantai Selatan (JJLS).
Pengembangan sistem drainase yang menggunakan jaringan pembuangan air hujan disusun
berdasarkan rencana induk drainase. Setiap bangunan wajib dilengkapi peresapan air hujan
sesuai dengan ketentuanperaturan perundang undangan.
Sistem Persampahan
Pengelolaan sampah sebagaimana dilaksanakan dengan prinsip mengurangi,
memanfaatkan, dan mendaur ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri
atas :
a. pengelolaan cara setempat adalah pengelolaan di tingkat rumah tangga yang meliputi
pengurangan, pemilahan, dan pengumpulan sampah di tingkat komunal maupun
pengolahan sampah mandiri;
b. pengelolaan cara komunal adalah pengangkutan dengan armada angkutan sampah
menuju ke pengolahan sampah akhir; dan
c. pengolahan sampah mandiri dapat dilakukan pada masing-masing rumah tangga yang
memiliki lahan luas hanya untuk jenis sampah organik sedangkan untuk sampah non
organik wajib dikelola dengan cara komunal dengan TPST (Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu).
e. sambungan rumah.
Peta rencana struktur ruang Kabupaten Bantul ditunjukan pada gambar berikut ini.
Kawasan lindung sekitar mata air direncanakan seluas kurang lebih 1.578 (seribu lima ratus
tujuh puluh delapan) Hektar atau 3,11% (tiga koma sebelas persen) dari luas wilayah
Kabupaten Bantul yang tersebar di Desa Parangtritis (Kecamatan Kretek), Desa Seloharjo,
dan Desa Panjangrejo (Kecamatan Pundong), Desa Muntuk, Desa Mangunan, Desa Dlingo,
Desa Temuwuh, Desa Terong, dan Desa Jatimulyo (Kecamatan Dlingo), Desa Srimulyo, dan
Desa Srimartani (Kecamatan Piyungan), Desa Caturharjo dan Desa Triharjo (Kecamatan
Pandak), Desa Srigading, Desa Gadingsari, dan Desa Gadingharjo (Kecamatan Sanden)
serta Desa Sendangsari (Kecamatan Pajangan) masing-masing kawasan mata air
ditetapkan zona bebas kegiatan budidaya paling rendah dalam radius 200 (dua ratus) meter
dari pusat kawasan. Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ditentukan paling rendah 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan, meliputi 20%
(dua puluh persen) ruang terbuka hijau publik dan 10% (sepuluh persen) ruang terbuka hijau
privat.
Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 (lima
ribu dua ratus empat puluh tujuh) Hektar atau 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) dari
luas wilayah Kabupaten Bantul difokuskan terutama pada bagian timur yaitu di Desa
Jatimulyo, Desa Terong, Desa Muntuk, Desa Dlingo Kecamatan Dlingo, sebagian Desa
Srimartani, Desa Srimulyo, Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan, Desa Wonolelo, Desa
Bawuran,Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret, Desa Imogiri, Desa Selopamioro, Desa
Wukirsari, Desa Girirejo, Desa Karangtalun Kecamatan Imogiri, Desa Parangtritis
Kecamatan Kretek, Desa Seloharjo Kecamatan Pundong.
seluruh Kecamatan. Industri mikro dan kecil dapat berada di luar kawasan peruntukan
industri sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi kawasan.
Rencana Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota
Mandiri di Desa Guwosari, Desa Sendangsari dan Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan dan
di Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan direncanakan seluas kurang lebih 1.300 (seribu
tiga ratus) Hektar.
Rencana untuk kawasan permukiman perdesaan di wilayah Kabupaten Bantul direncanakan
seluas kurang lebih 5.738 (lima ribu tujuh ratus tiga puluh delapan) Hektar atau 11,32%
(sebelas koma tiga dua persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul penyebarannya di
seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten, kecuali Kecamatan Banguntapan.
h. Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya meliputi :
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan
b. kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum lainnya.
Peta Rencana Pola Ruang Kab. Bantul ditunjukan dalam gambar sebagai berikut ini.
2. Kawasan Strategis Sosio-Kultural Kabupaten yaitu Kawasan Strategis Desa Wisata dan
Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi (GMT) dan Kasongan – Jipangan – Gendeng –
Lemahdadi (Kajigelem).
Peta Rencana Strategis Kabupaten Bantul ditunjukan dalam gambar sebagai berikut ini.
Kawasan Strategis
BKM
(Pusat
Pertumbuhan
ekonomi & Kegiatan Kawasan Strategis GMT dan Kajigelem
Sosial Budaya) (Pusat Pertumbuhan Ekonomi & Pusat
Kegiatan Sosial Budaya)
Kawasan Strategis
Gumuk Pasir
Kawasan Strategis Agrowisata
Kretek-Sanden-
dan Agropolitan Dlingo
Srandakan
(Konservasi Lingkungan Hidup)
(Konservasi
Lingkungan Hidup)
Kawasan Agropolitan Imogiri
dan Pundong
(Konservasi Lingkungan Hidup)
Contents
3.1 RTRW Nasional .......................................................................................................... 1
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional ............................................................................ 2
3.3 RTRW Pulau Jawa-Bali ............................................................................................... 3
3.3.1 Struktur Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ................................... 3
3.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ......................................... 8
3.4 RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta ................................................................................ 14
3.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY ............................................................................. 14
3.4.2 Rencana Pola Ruang DIY .................................................................................. 18
3.4.3 Kawasan Strategis DIY ...................................................................................... 20
3.5 RTRW Kabupaten Bantul .......................................................................................... 22
3.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul ....................................................... 22
3.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul ............................................................ 26
3.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Bantul ................................................................ 33
Tabel 3. 1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ............. 1
Tabel 3. 2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ................... 2
Tabel 3. 3 Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ..................... 2
Tabel 3. 4 Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di DIY ....................................... 5
Tabel 3. 5 Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di DIY .......................................... 6
Tabel 3. 6 Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di DIY ....................................... 9
Tabel 3. 7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIY ................................... 11
Tabel 3. 8 Kawasan Lindung dan Budidaya DIY .................................................................. 18