FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Menentukan diet
makanan pada pasien yang menderita penyakit kronis ( Kanker Kolorektal )” tepat pada
waktunya.
Tugas ini dapat terselesaikan bukanlah semata-mata atas usaha sendiri
melainkan berkat dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga penyusunan karya tulis ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya,
yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Kemajuan selalu menyertai segala sisi kehidupan menuju kearah yang lebih
baik, karenanya sumbangan saran untuk perbaikan sangat kami harapkan dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
Bab II.................................................................................................................................9
2.1. Definisi Kanker Menurut WHO dan Beberapa Para Ahli......................................9
2.2. Faktor Risiko Kanker Kolorektal..........................................................................11
2.3. Patofisiologi Kanker Kolorektal...........................................................................12
2.4. Penatalaksana........................................................................................................13
2.5. Gejala Kanker Kolorektal.....................................................................................15
2.6. Stadium Kanker Kolorektal..................................................................................16
2.7. Tata Laksana Pasien dengan Kanker Kolorektal..................................................17
2.8. Pola Diet...............................................................................................................18
BAB III............................................................................................................................22
3.1 Hasil dan Pembahasan...........................................................................................22
BAB IV............................................................................................................................25
4.1 Simpulan................................................................................................................25
4.2 Saran......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
2.4. Penatalaksana
Penatalaksanaan karsinoma kolorektal adalah sebagai berikut:
1. Bedah
Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima
sebagaipenanganan kuratif untuk kanker kolorektal. Pembedahan kuratif harus
mengeksisidengan batas yang luas dan maksimal tetapi juga harus tetap
mempertahankan fungsidari kolon sebisanya (Casciato DA, 2004).Pada tumor
yang bisa dioperasi, tindakanbedah merupakan satu-satunya pengobatan kuratif
karena adenokarsinoma kurangsensitif terhadap radiasi ataupun sitostatika.
Namun, pada tumor yang tidak dapatdioperasi lagi, tindakan bedah bersifat
paliatif.13Pilihan penanganan kanker rektummemerlukan ketepatan lokalisasi
tumor, karena itu untuk tujuan terapi rektum dibagidalam 3 bagian, yaitu 1/3
atas, 1/3 tengah, dan 1/3 bawah. Bagian 1/3 atas dibungkusoleh peritoneum pada
bagian anterior dan lateral, bagian 1/3 tengah dibungkusperitoneum hanya di
bagian anterior saja, dan bagian 1/3 bawah tidak dibungkusperitoneum.Lipatan
transversal rektum bagian tengah terletak +11cm dari garisanokutan dan
merupakan tanda patokan adanya peritoneum. Bagian rektum dibawahkatub
media disebut ampula rekti, dimana bila bagian ampula ini direseksi
makafrekuensi defekasi secara tajam akan meningkat. Hal ini merupakan faktor
pentingyang harus dipertimbangkan dalam memilih tindakan
pembedahan.Bagian pascaeriorrektum tidak ditutup peritoneum tetapi dibungkus
oleh lapisan tipis fasia pelvis yangdisebut fasia propria.Pada setiap sisi rektum di
bawah peritoneum terdapatpengumpulan fasia yang dikenal sebagai ligamen
lateral, yang menghubungkanrektum dengan fasia pelvis parietal.Letak ujung
bawah tumor pada kanker rektibiasanya dihitung dari berapa cm jarak tumor
tersebut dari garis anokutan.Pada hasil-hasil yang dilaporkan harus disebutkan
apakah pembagian tersebut dibuat denganendoskopi yang kaku atau fleksibel
dan apakah patokannya dari garis anokutan, lineadentata, atau cincin
anorektal.Bagian utama saluran limfatik rektum melewatisepanjang trunkus a.
hemoroidalis superior menuju a. mesenterika inferior.Hanyabeberapa saluran
limfe yang melewati sepanjang v. mesenterika inferior.Kelenjar Jurnal Averrous
Vol.5 No.2 November 2019Page76-88getah bening pararektal di atas
pertengahan katup rektum mengalir sepanjang cincinlimfatik hemoroidalis
superior. Di bawahnya (yaitu 7-8 cm diatas garis anokutan),beberapa saluran
limfemenuju ke lateral.Saluran-saluran limfe ini berhubungandengan kelenjar
getah bening sepanjang a.hemoroidalis media, fossa obturator,
dana.hipogastrika, serta a. iliaka komunis. Perjalanan saluran limfatik utama
pada kankerrekti adalah mengikuti pembulih darah rektum bagian atas menuju
kelenjar getahbening mesenterika inferior.Aliran limfatik rektum bagian tengah
dan bawah jugamengikuti pembuluh darah rektum bagian tengah dan berakhir di
kelenjar getah eningiliaka interna.Kanker rekti bagian bawahyang menjalar ke
anus kadang-kadang dapatbermetastase ke kelenjar inguinal superfisial karena
adanya hubungan dengan saluranlimfatik eferen yang menuju ke anus bagian
bawah.Kolektomi laparasokopikmerupakan pilihan penatalaksanaan bedah untuk
kanker kolorektal. Bukti-bukti yangdiperoleh dari beberapa uji acak terkontrol
dan penelitian kohort memperlihatkanbahwa bedah laparoskopik untuk kanker
kolorektal dapat dilakukan secara onkologisdan memiliki kelebihan
dibandingkan dengan bedah konvensional sepertiberkurangnya nyeri
pascaoperasi, penggunaan analgetika, lama rawat di rumah sakit,dan perdarahan.
2.5. Gejala Kanker Kolorektal
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah
berkembang jauh.Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya
kanker. Beberapa gejala yang dapat muncul, antara lain:
a. Diare atau sembelit
b. Perut terasa penuh
c. Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
d. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya.
e. Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
f. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
g. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
Gejala yang biasa timbul akibat manifestasi klinik dari karsinoma kolorektal
dibagimenjadi 2, yaitu :
1. Gejala subakut
Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan
perubahan pada pola buangair besar (meskipun besar).Tumor yang
memproduksi mukus dapat menyebabkan diare. Pasienmungkin memperhatikan
perubahan warna feses menjadi gelap, tetapi tumor seringkalimenyebabkan
perdarahan samar yang tidak disadari oleh pasien. Kehilangan darah dalam
jangkawaktu yang lama dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.Ketika
seorang wanita postmenopouse atau seorang pria dewasa mengalami anemia
defisiensi besi, maka kemungkinankanker kolon harus dipikirkan dan
pemeriksaan yang tepat harus dilakukan.Karena perdarahanyang disebabkan
oleh tumor biasanya bersifat intermitten, hasil negatif dari tes occult blood tidak
Jurnal Averrous Vol.5 No.2 November 2019Page76-88dapat menyingkirkan
kemungkinan adanya kanker kolon.Sakit perut bagian bawah
biasanyaberhubungan dengan tumor yang berada pada kolon kiri, yang mereda
setelah buang air besar.Pasien ini biasanya menyadari adanya perubahan pada
pola buang air besar serta adanya darahyang berwarna merah keluar bersamaan
dengan buang air besar. Gejala lain yang jarang adalahpenurunan berat badan
dan demam. Meskipun kemungkinannya kecil tetapi kanker kolon dapatmenjadi
tempat utama intususepsi, sehingga jika ditemukan orang dewasa yang
mempunyaigejala obstruksi total atau parsial dengan intususepsi, kolonoskopi
dan double kontras bariumenema harus dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan kanker kolon.
2. Gejala akut
Gejala akut dari pasien biasanya adalah obstruksi atau perforasi,
sehingga jika ditemukanpasien usia lanjut dengan gejala obstruksi, maka
kemungkinan besar penyebabnya adalah kanker.Obstruksi total muncul pada <
10% pasien dengan kanker kolon, tetapi hal ini adalah sebuahkeadaan darurat
yang membutuhkan penegakan diagnosis secara cepat dan penanganan
bedah.Pasien dengan total obstruksi mungkin mengeluhtidak bisa flatus atau
buang air besar, kramperut dan perut yang menegang.Jika obstruksi tersebut
tidak mendapat terapi maka akan terjadiiskemia dan nekrosis kolon, lebih jauh
lagi nekrosis akan menyebabkan peritonitis dan sepsis.Perforasi juga
dapatterjadi pada tumor primer, dan hal ini dapat disalah artikan sebagai
akutdivertikulosis. Perforasi juga bisa terjadi pada vesika urinaria atau vagina
dan dapatmenunjukkan tanda tanda pneumaturia dan fecaluria. Metastasis ke
hepar dapat menyebabkanpruritus dan jaundice, dan yang sangat disayangkan
hal ini biasanya merupakan gejala pertamakaliyang muncul dari kanker kolon.
4.1 Simpulan
Penyakit kanker saat ini menjadi masalah kesehatan di dunia maupun di
Indonesia, salah satunya kanker kolorektal. Kanker kolorektal adalah suatu tumor
malignayang muncul dari jaringan epitel dari kolon atau rektum. Setelah menjalani
operasi kolorektal, kemampuan tubuh pasien dalam mencerna dan menyerap makanan
tentu tidak sama dengan sebelumnya itulah mengapa pasien kolorektal membutuhkan
pola makan atau diet khusus.
4.2 Saran
Kami menyadari jika asuhan keperawatan anestesi di atas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karenanya kami sangat membutuhkan
banyak sumber serta kritikan yang bersifat membangun untuk sempurnanya makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.).
Emma Rahmadania, A. A. (2015). DISTRIBUSI POLA DIETPASIEN KANKER
KOLOREKTAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE AGUSTUS-
OKTOBER 2015TinjauanterhadapDiet Lemak, Diet Protein, Diet
SeratberdasarkanUsiadanJenisKelamin. Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin : Rahmadania,E.dkk. Distribusi Pola Diet Pasien...
Munawaroh, K. (2018). SKALA NYERI PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL
YANG MENJALANI KEMOTERAPI. GASTER Vol. XVI No. 2.
Munawaroh, K. (2018). SKALA NYERI PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL
YANG MENJALANI KEMOTERAPI. STIKes Mitra Bunda Persada Batam:
GASTER Vol. XVI No. 2.
Prima Kusuma Hapsari, E. A. (2016). HUBUNGAN ASUPAN SERAT, LEMAK DAN
KALSIUM DENGAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI
SEMARANG. semarang: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc.
Wahyuni Syukuriah Tatuhey, H. N. (2012). KARAKTERISTIK KANKER
KOLOREKTALDI RSUD Dr. M HAULUSSY AMBON PERIODE JANUARI
2012–JUNI 2013. Molucca Medica, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014, hlm. 150–
157.
Winaktu, G. J. (2011). Peran Serat Makanan Dalam Pencegahan Kanker Kolorektal.
Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510: J. Kedokt Meditek
Vol 17, No.43, Jan-April 2011 .