Anda di halaman 1dari 9

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


RESORT MATARAM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


SATUAN SABHARA POLRES MATARAM
DALAM PENANGANAN UNJUK RASA

I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

a. Bahwa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Polres
Satuan Sabhara sebagai satuan yang menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Terkait peran strategis Satuan Sabhara sebagai salah satu unsur pelaksana tugas operasional tingkat
Kewilayahan berada di Polres, yang bertugas menyelenggarakan tugas pokok dalam kegiatan
pengamanan unjuk rasa dan pengendalian massa maka tugas Satuan Sabhara saat ini dan kedepan
dihadapkan kepada tantangan tugas yang tidak semakin ringan namun sebaliknya semakin multi kompleks
sehingga menambah spektrum beban Tugas Satuan Sabharakedepan.

c. Dalam rangka kesamaan visi persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi penyelenggaraan
dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hokum, pemberian perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka dipandang perlu membuat Naskah
“Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Sabhara Polres tentang Tata Cara Bertindak
Personil yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya mengatur secara tegas dan jelas reaktualisasi
kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu, tertib dan terkoordinasi.

/d. dengan….
2

d. Dengan penyusunan SOP Tata Cara Bertindak Satuan Sabhara dimaksud adalah merupakan Pedoman
Dasar, acuan / kerangka kerja bagi Unsur Pelaksana dilapangan dalam melaksanakan kegiatan
Harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat untuk menciptakan situasi kondusif dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat secara terintegrasi.
2. DASAR

a. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168).
b. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tanggal 30 September 2010 Tentang Organisasi & Tata Kerja
Polres dan Polsek.
c. Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2009 Tanggal 31 Maret 2009 Tentang Sistem Operasional Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
d. Peraturan Kapolri No Pol : 16 tahun 2006 tentang Pedoman pengendalian Massa.
d. Peraturan Kapolri Nomor : 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.
e. Peraturan Kapolri Nomor : 1 Tahun 2010 tentang penanggulangan Anarki.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud

1). Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur pelaksana tugas operasional tingkat
Kewilayahan Polres dan Jajaran Polsek dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Satuan
Sabhara, sehingga lebih terkoordinasi, efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat umum di wilayah hukum Polres Mataram.
2). Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari SOP ini agar mudah dipahami oleh seluruh personilSatuan
Sabhara Polres.

b. Tujuan
1) Untuk menjamin pemahaman tentang SOP Tata Cara Bertindak Personil Satuan Sabhara Polres,
sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan kepolisian di lapangan.
/ 2) Untuk……

2) Untuk memastikan penerapan Prinsip dan Standar SOP guna terwujudnya persamaaan Visi, Persepsi,
Kesatuan Tindak dan Keseragaman dalam tindakan dilapangan pada pelaksanaan Tata Cara Bertindak
Personil Satuan Sabhara Polres Mataram.

3) Sebagai Pedoman atau kerangka kerja agar selalu mendasari prinsip-prinsip yang terkandung di dalam
Naskah “Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Cara Bertindak Personil Satuan Sabhara ”
dalam setiap kegiatan, tugas pokok, fungsi dan perannya

4) Untuk mengintegrasikan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan yang diberikan oleh Satuan Sabhara
yang sudah sesuai dengan keinginan masyarakat dalam terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif

4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam penyusunan buku panduan ini mencakup segala yang menunjang terkait
dengan Pelaksanaan Dalmas di wilayah hukum Polres Mataram, baik personal dan peralatan disusun
dengan sistematika sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Tugas Pokok
c. Bab III Pelaksanaan
d. Bab IV Komando dan Pengendalian
e. Bab V Penutup

II. TUGAS POKOK

Satuan Sabhara bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Satuan Sabhara tersebut diatas,
diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah ditetapkan
dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Satuan Sabhara Polres Mataram.
/ Prosedur….

4
PROSEDUR PENANGANAN AKSI UNJUK RASA
1. Tahap Persiapan
Setiap menerima pemberitahuan akan dilaksanakan unjuk rasa, maka Sat Sabhara Polres Mataram
melakukan melakukan kegiatan persiapan. Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud pada berupa :
a. Menyiapkan Surat Perintah;
b. Menyiapkan kekuatan Dalmas yang memadai untuk dihadapkan dengan jumlah dan karakteristik massa;
c. Melakukan pengecekan personel, perlengkapan/peralatan Dalmas, konsumsi, kesehatan;
d. Menyiapkan rute pasukan Dalmas menuju objek dan rute penyelamatan (escape) bagi pejabat VVlP/VIP
dan pejabat penting lainnya;
e. Menentukan Pos Komando Lapangan/Pos Aju yang dekat dan terlindung dengan objek unjuk rasa;
f. Menyiapkan sistem komunikasi ke seluruh unit satuan Polri yang dilibatkan.

Sebelum pelaksanaan Dalmas, Kepala Kesatuan melaksanakan Acara Pimpinan Pasukan (APP) kepada
seluruh anggota satuan Dalmas yang terlibat Dalmas dengan menyampaikan:

a. Gambaran massa yang akan dihadapi oieh satuan Dalmas (jumlah, karakteristik, tuntutan, dan alat yang
dibawa serta kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi selama unjuk rasa);
b. Gambaran situasi objek dan jalan raya tempat unjuk rasa;
c. Rencana urutan langkah dan tindakan yang akan dilakukan oleh satuan Dalmas; dan
d. Larangan* dan kewajiban** yang dilakukan oleh satuan Dalmas.

* Larangan yang dimaksud adalah:


i. bersikap arogan dan terpancing oleh perilaku massa;
ii. melakukan tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan prosedur;
iii. membawa peralatan di luar peralatan Dalmas;
iv. membawa senjata tajam dan peluru tajam;
v. keluar dari ikatan Satuan/Formasi dan melakukan pengejaran massa secara perorangan;
vi. mundur membelakangi massa pengunjuk rasa;
vii. mengucapkan kata-kata kotor, pelecehan seksual/perbuatan asusila, memaki-maki pengunjuk rasa;
dan.

/ viii. Melakukan…..
5

viii. melakukan perbuatan lainnya yang melanggar peraturan perundang-undangan.

** Sedangkan, yang dimaksud dengan kewajiban adalah:


i. Menghormati hak asasi manusia dari setiap orang yang melakukan unjuk rasa;
ii. Melayani dan mengamankan pengunjuk rasa sesuai ketentuan;
iii. Setiap pergerakan pasukan Dalmas selalu dalam Ikatan Satuan dan membentuk Formasi sesuai
ketentuan;
iv. Melindungi jiwa dan harta benda;
v. Tetap menjaga dan mempertahankan situasi hingga unjuk rasa selesai; dan
vi. Patuh dan taat kepada perintah Kepala Kesatuan Lapangan yang bertanggung jawab sesuai
tingkatannya.

2. Tahap Pelaksanaan

Cara bertindak satuan Unit Patroli adalah :


a. Melakukan patroli di lokasi berkumpulnya masa yang akan melakukan unjuk rasa.
b. Melakukan pengawalan baik dengan jalan kaki, Roda Dua dan Roda empat terhadap masa pengunjuk
rasa dari titk kumpul sampai dengan lokasi tujuan unjuk rasa.
c. Melakukan pengaturan arus lalu lintas.

Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi tertib / hijau adalah:


a. Pada saat massa unjuk rasa bergerak dan/atau pawai, dilakukan pelayanan melalui pengawalan dan
pengamanan oleh anggota Unit patroli.
b. Satuan Dalmas dan/atau satuan pendukung memberikan himbauan kepolisian
c. Ada saat massa unjuk rasa tidak bergerak/mogok, Komandan Kompi (Danki) dan/atau Komandan
Peleton (Danton) Dalmas Awal membawa pasukan menuju obyek dan turun dari kendaraan langsung
membentuk formasi dasar bersaf satu arah dengan memegang tali Dalmas yang sudah direntangkan
oleh petugas tali Dalmas;
d. Melakukan rekaman jalannya unjuk rasa menggunakan video kamera baik bersifat umum maupun
khusus/menonjol selama unjuk rasa berlangsung;

/h. Kewajiban…….
6

e. Satuan pendukung melakukan kegiatan sesuai dengan fungsi masing-masing;


f. Negosiator berada di depan pasukan Dalmas Awal, melakukan perundingan/negosiasi dengan
Koordinator Lapangan (Korlap) untuk menampung dan menyampaikan aspirasi;
g. Negosiator melaporkan kepada Kapolsek dan atau Kapolres tentang tuntutan pengunjuk rasa untuk
diteruskan kepada pihak yang dituju;
h. Negosiator dapat mendampingi perwakilan pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju untuk
menyampaikan aspirasi;
i. Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya meminta kepada pimpinan instansi/pihak yang dituju untuk
datang di tengah-tengah massa pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan, maka negosiator
melaporkan kepada Kapolsek atau Kapolres meminta agar pimpinan instansi / pihak yang dituju dapat
memberikan penjelasan di tengah-tengah pengunjuk rasa;
j. Kapolsek atau Kapolres dan negosiator mendampingi pimpinan instansi/pihak yang dituju atau yang
mewakili pada saat memberikan penjelasan;
k. Mobil Penerangan Dalmas berada di belakang pasukan Dalmas Awal untuk melakukan himbauan
kepolisian oleh Kapolsek/ Bag Ops / Kapolres selaku pengendali taktis;
l. Danton dan / atau Danki Dalmas melaporkan setiap perkembangan situasi kepada Kapolsek atau
Kapolres
m. Apabila situasi meningkat dari tertib/hijau ke tidak tertib/kuning, maka dilakukan lapis ganti dengan
Dalmas Lanjut.

Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi tidak tertib / kuning adalah:
a. Pada saat massa menutup jalan dengan cara duduk-duduk, tidur-tiduran, aksi teatrikal, dan aksi
sejenisnya, maka pasukan Dalmas Awal membantu menertibkan, mengangkat dan memindahkan ke
tempat yang netral dan atau lebih aman dengan cara persuasif dan edukatif;
b. Negosiator tetap melakukan negosiasi dengan Korlap semaksimal mungkin;
c. Satuan pendukung lainnya melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan perannya;
d. Dapat menggunakan unit satwa dengan formasi bersaf di depan Dalmas Awal untuk melindungi saat
melakukan proses lapis ganti dengan Dalmas Lanjut;

/ f. Setelah……

e. Atas perintah Kapolres Pasukan Dalmas Lanjut maju dengan cara lapis ganti dan membentuk formasi
bersaf di belakang Dalmas Awal, kemudian saf kedua dan ketiga Dalmas Awa! membuka ke kanan dan
kiri untuk mengambil perlengkapan Dalmas guna melakukan penebalan kekuatan Dalmas Lanjut, diikuti
saf kesatu untuk melakukan kegiatan yang sama setelah tali Dalmas digulung;
f. Setelah Dalmas Lanjut dan Dalmas Awal membentuk formasi lapis bersaf, unit Satwa ditarik ke belakang
menutup kanan dan kiri Dalmas;
g. Apabila pengunjuk rasa semakin memperlihatkan perilaku menyimpang maka Kapolres memberikan
himbauan kepolisian;
h. Apabila eskalasi meningkat dan/atau massa melempari petugas dengan benda keras, Dalmas lanjut
melakukan sikap berlindung, selanjutnya Kapolres memerintahkan Danki Dalmas Lanjut untuk melakukan
tindakan hukum sebagai berikut:
i. kendaraan taktis pengurai massa bergerak maju melakukan tindakan mengurai massa, bersamaan
dengan itu Dalmas Lanjut maju melakukan pendorongan massa;
ii. petugas pemadam api dapat melakukan pemadaman api (pembakaran ban, spanduk, bendera dan
alat peraga lainnya); dan
iii. melakukan pelemparan dan penembakan gas air mata;
iv. evakuasi terhadap VIP/pejabat penting lainnya dapat menggunakan kendaraan taktis penyelamat;
v. Danki Dalmas melaporkan setiap perkembangan situasi kepada Kapolres
vi. Apabila situasi meningkat Kapolres melaporkan kepada Kapolda selaku pengendali umum agar
dilakukan lintas ganti dengan Detasemen / Kompi Penanggulangan Huru-Hara (PHH) Brigade Mobil
(Brimob).

Cara bertindak pada PHH dalam situasi melanggar hukum/merah adalah:


a. Kapolda memerintahkan Kepala Detasemen/Kompi PHH Brimob untuk lintas ganti dengan Dalmas
Lanjut;
b. Detasemen/Kompi PHH Brimob maju membentuk formasi bersaf sedangkan pasukan Dalmas Lanjut
melakukan penutupan serong kiri dan kanan (situasional) terhadap pasukan Detasemen/Kompi PHH
Brimob dan diikuti Unit Satwa, Rantis Pengurai Massa Samapta membentuk formasi sejajar dengan
Rantis Pengurai Massa Detasemen PHH Brimob;

/ c. Dalmas….
8

c. Dalmas Lanjut dan Rantis Pengurai Massa Sabhara bergerak mengikuti aba-aba dan gerakan
Detasemen/Kompi PHH Brimob;
d. Apabila pada satuan kewilayahan yang tidak ada Detasemen/Kompi PHH . Brimob, maka Kapolda
selaku pengendali umum memerintahkan Kapolres menurunkan Peleton Penindak Samapta untuk
melakukan penindakan hukurn yang didukung oleh satuan Dalmas Lanjut Polres terdekat.

IV. PENUTUP

1. Demikian penyusunan Naskah Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Sabhara tentang Tata Cara
Bertindak Personil dalam penanggulangan unjuk rasa ini dibuat, agar dapat dilaksanakan oleh Satuan Sabhara Polres
dan Jajaran Polsek secara terarah, tertib dan mencapai sasaran yang telah ditentukan.

2. Sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi para personil yang terlibat dalam Tata Cara Bertindak Personil
Satuan Sabhara sehingga dapat dilaksanakan secara terpadu, optimal dan berhasil serta berdaya guna.

3. Naskah Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Sabhara tentang Tata Cara Bertindak Personil ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur kemudian
sepanjang tidak bertentangan dengan Pedoman yang telah ada.
Mataram, Januari 2016

KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM

HERI PRIHANTO, SIK

AKBP NRP 72050481

Anda mungkin juga menyukai