Anda di halaman 1dari 3

1. Apa sebenarnya faktor resiko terpenting yang dapat mengakibatkan stroke…???

Jawab : Secara umum faktor resiko stroke terbagi dua, yaitu faktor yang tidak dapat
dipengaruhi (seperti usia tua, riwayat stroke sebelumnya, berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan stroke seperti kelainan pembuluh darah otak, dan lain-lain); dan faktor
yang dapat dipengaruhi (seperti tekanan darah tinggi, penyakit gula, kolesterol tinggi,
berat badan berlebih/obesitas, psikis/emosi, dan lain-lain

2. Bagaimana sebenarnya terapi stroke…?? Berapa lama onset stroke sejak serangan masih
dapat diobati/diterapi…??

Jawab : Pada saat stroke terjadi, jaringan otak dalam kondisi terancam tidak
mendapatkan pasokan darah yang berisi oksigen dan zat makanan. Hal ini
terjadi baik pada stroke sumbatan (akibat tersumbatnya pembuluh darah) atau
stroke berdarah (pecahnya pembuluh darah). Keadaan ini akan mengancam
kematian sel-sel otak yang cenderung untuk meluas. Terapi yang harus
dilakukan adalah untuk sesegera mungkin membuka sumbatan pada stroke
sumbatan (stroke iskemik) dan membuang darah pada stroke berdarah (stroke
hemorrhagik) dengan cara operasi.

Waktu toleransi yang diberikan oleh sel-sel otak yang terancam kematian
tidaklah lama, yaitu hanya sekitar 3 – 8 jam saja sejak onset serangan
(khususnya untuk stroke iskemik). Sehingga pada durasi waktu tersebut,
pertolongan harus segera diberikan untuk sesegera mungkin dibuka sumbatan
yang terjadi. Bila telah melewati waktu toleransi tersebut maka kemungkinan
untuk pemulihan sangatlah minimal. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan
prosedur endovaskuler (kateterisasi dan rekanalisasi pembuluh darah yang
tersumbat). Sedangkan untuk stroke berdarah, maka belum ada data pasti
berapa lama toleransi sel-sel otak terhadap penekanan oleh darah yang keluar
akibatnya pembuluh darah. Beberapa penelitian mengatakan bahwa bila darah
segera dikeluarkan dan dibuang, maka akan segera pula menurunkan tekanan di
dalam kepala sehingga aliran darah ke otak juga semakin baik. Tindakannya
berupa bedah saraf dengan berbagai macam teknik.

3. Apakah setelah dilakukan tindakan operasi atau prosedur lainnya pasien kemudian
sembuh?
Jawab : Pemulihan pasien stroke sangat bergantung dengan kondisi keadaan pasien
sebelum tindakan operasi. Bila kondisi pasien lebih baik dan kelumpuhan tidak terlalu
berat maka kemungkinan pemulihan lebih cepat dan lebih baik. Namun bila kondisi
sebelum operasi sangat buruk maka kemungkinan pemulihan sangat kecil dan
membutuhkan waktu yang lama. Selain itu yang mempengaruhi kesembuhan dan
pemulihan adalah lamanya pasien mendapatkan terapi dan tindakan operasi sejak
onset stroke terjadi. Bila tindakan penyelamatan sel-sel saraf dilakukan sedini mungkin
(kurang dari 3 jam) maka kemungkinan pemulihan menjadi lebih baik. Hal ini berlaku
sebaliknya bila tindakan atau operasi dilakukan setelah 3 jam atau bahkan setelah 24
jam, maka hasil tindakan kemungkinan tidak bisa maksimal.
Tindakan operasi pada prinsipnya adalah untuk menyelamatkan pasien dari ancaman
jiwa akibat serangan stroke sehingga bila indikasi operasi sudah ditegakkan maka
biasanya seorang dokter bedah saraf akan menawarkan tindakan operasi. Hal
dikarenakan usaha menyelamatkan nyawa dan fungsi merupakan suatu prioritas
utama.

Selain tindakan operasi, maka terapi stroke yang vital termasuk fisioterapi dan
rehabilitasi fisik. Motivasi kepada pasien untuk melakukan latihan fisik untuk se-optimal
mungkin mengembalikan fungsi tubuh adalah hal yang sangat penting pada penderita
stroke pasca terapi atau tindakan operasi. Bia usaha pasien maksimal dalam melatih
diri maka usaha pemulihan jelas akan semakin baik.

4. Bagaimana dengan cerita tentang terapi tusuk ujung jari yang dikatakan dapat
mengeluarkan darah stroke dari otak? Apakah benar adanya?
Jawab : Secara ilmu medis yang saya ketahui, tidak ada terapi tusuk ujung jari yang
dapat mengeluarkan darah stroke dari dalam otak. Memang saya mendengar banyak
cerita dari para pasien tentang terapi ini, namun menurut saya hal ini tidak mungkin
dilakukan, sebab tidak ada hubungan antara sirkulasi darah di ujung jari dengan darah
yang keluar di dalam otak. Darah di otak akibat stroke hanya dapat dikeluarkan dengan
tindakan operasi bedah saraf. Berbagai teknik dan cara operasi bedah saraf tersedia
tergantung kondisi pasien dan peralatan yang tersedia. Begitu juga dengan stroke
sumbatan, tindakan yang dilakukan adalah dengan intervensi endovaskuler yang dapat
dilakukan oleh seorang ahli bedah saraf atau neurologi.

Ilmu tusuk jarum yang saya kenal dan memang ada dalam dunia kedokteran adalah
akupunktur. Namun akupunktur disini berguna untuk membantu proses rehabilitasi
setelah tindakan operasi dilakukan. Selain fisioterapi maka akupunktur juga menjadi
pilihan dalam mempercepat pemulihan pasien pasca stroke.

5. Bagaimana dengan teknik “Brain Wash” untuk stroke yang banyak terdengar akhir-akhir
ini?
Jawab : Teknik “Brain Wash” mulai banyak terdengar 2 tahun terakhir yang dikatakan
dapat menyembuhkan stroke. Sesungguhnya teknik “Brain Wash” adalah teknik
intervensi endovaskuler yang dapat dilakukan untuk melepaskan sumbatan pembuluh
darah atau menutup pembuluh darah yang anomali bentuknya. Teknik ini semakin
banyak digunakan karena sifatnya yang “minimal invasif” sehingga pasien tidak
memerlukan perawatan yang lama. Dengan teknik ini, khususnya untuk stroke
sumbatan, diharapkan dapat melepaskan sumbatan sehingga aliran darah otak dapat
berjalan kembali.

Namun perlu diperhatikan dengan benar dan jelas bahwa jaringan otak yang sudah
mati akibat tidak mendapatkan suplai darah karena adanya stroke, hanya mempunyai
waktu yang relatif sangat pendek untuk diselamatkan agar dapat pulih kembali. Bila
tindakan dilakukan setelah melewati masa waktu toleransi (“Golden Hour”), maka
tindakan intervensi endovaskuler tidak dapat memberikan hasil yang baik atau yang
diharapkan. Waktu toleransi otak untuk dapat diselamatkan sebelum kerusakan
permanen hanyalah sekitar 8 jam. Setelah itu maka kerusakan otak permanen sudah
terjadi dan tindakan endovaskuler/brain wash kemungkinan besar tidak dapat
membantu.

6. Apakah serangan stroke bisa dianggap akhir dari segalanya?


Jawab : Walaupun stroke dianggap penyakit yang sangat mematikan (seperti penyakit
serangan jantung) namun bila ditatalaksana sesegera mungkin pasca serangan maka
kemungkinan untuk mendapatkan pemulihan lebih besar. Tindakan operatif dan
intervensi masih berperan sangat besar dalam tatalaksana stroke. Selain itu semangat
dan motivasi pasien untuk sembuh serta kesabaran keluarga untuk merawat adalah hal
yang vital pula.

Anda mungkin juga menyukai