Anda di halaman 1dari 8

Ujian Tengah Semester

Manajemen Desa Siaga


Perlindungan anak dari kekerasan fisik maupun mental di Deli Serdang,
Sumatra Utara

DISUSUN OLEH :

RENI SEVIA ASTUTI NIM : 18200010

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG

TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG

Setiap anak, sejak dalam kandungan hingga kemudian mencapai 18 tahun,


memiliki hak-hak dasar yang melekat pada setiap diri anak yang harus dihormati,
dilindungi, dipenuhi, dan oleh karena itu juga harus dipromosikan. Hak-hak anak
tersebut berkenaan dengan klaster hak-hak:
(a) sipil dan kebebasan,
(b) pengasuhan dalam lingkungan keluarga atau pengasuhan alternatif,
(c) kesehatan dan kesejahteraan dasar,
(d) pendidikan, waktu luang, dan kegiatan budaya
(e) serta perlindungan khusus, termasuk perlindungan dari kekerasan.
Hak-hak tersebut berprinsip pada terbaik bagi anak, hak hidup dan kelangsungan
hidup, nondiskriminasi, dan perghargaan terhadap pandangan anak. Artinya hak-hak
tersebut harus dipenuhi bukan semata-mata untuk hidup dan kelangsungan hidup
anak, tetapi juga untuk mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak, yang berlaku
untuk semua anak, tanpa membeda-bedakan, yang dilaksanakan dengan menghargai
pandangan anak. Tantangan dalam pencegahan kekerasan di masyarakat, adalah
kerangka hukum masih gagal melarang segala bentuk kekerasan terhadap anak,
hukum diam di tempat, penegakannya sering tidak memadai. Begitu juga dengan
sikap sosial dan praktik budaya memaafkan kekerasan, kurangnya pengetahuan, data,
dan pemahaman serta akar penyebab kekerasan terhadap anak, selain itu sumber daya
yang dialokasikan tidak memadai
Informasi lain yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah upaya perlindungan anak
yang dilakukan pemerintah lebih berfokus pada penanganan keluarga dan anak-anak
yang rentan dan beresiko atau sudah menjadi korban kekerasan. Pemerintah masih
minim memberi pemerintah terhadap upaya penguatan keterampilan orang tua dan
keterampilan hidup anak secara lebih menyeluruh, serta penguatan tatanan sosial
dengan penyadaran, penguatan dan penegakan norma yang berlaku. Perhatian
pemerintah terhadap penguatan masyarakat untuk memberi dukungan dalam
reintergrasi juga masih minim. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus ditemukan
ada dukungan pemerintah yang cukup kuat dalam pengembangan praktik
perlindungan anak berbasis masyarakat. Sinergi pemerintah setempat dan daerah
dengan masyarakat dalam pengembangan praktik tersebut dipayungi dengan
peraaturan daerah, bahkan peraturan desa. Meskipun masing-masing praktik memiliki
kelemahan, tetapi kekauatan dari setiap praktik di berbagai wilayah menjadi potensi
yang berharga bagi pengembangan perlindungan anak yang terpadu.
Deli Serdang saat ini berada di posisi tertinggi dari semua kabupaten/kota di Sumatera
Utara dalam hal kasus kekerasan terhadap anak sepanjang masa pandemi sejak Maret
2020.Kata dia, Komnas PA sendiri mencatat sejak Maret-Juni 2020 menerima laporan
sebanyak 2.706 kasus. Dan dari jumlah kasus itu, sebanyak 52 persen kategori
kekerasan seksual yang menunjukkan angka dan fakta mengerikan.

B. MATAPENCAHARIAN

Kondisi ekonomi masyarakat Desa  Pematang Johar secara kasat mata terlihat jelas
perbedaannya antara Rumah Tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan
kaya.

Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda
pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan,   buruh tani, petani sawah
tadah hujan, dan sebagian kecil di sektor formal seperti PNS pemda, Honorer, guru, tenaga
medis, TNI/Polri, dll.

Karena Desa Pematang Johar merupakan Desa pertanian maka sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut :

Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan


Petani 525 424
Buruh Tani 657 593
Buruh migran perempuan - 15
Buruh migran laki-laki 2 -
Pegawai Negeri Sipil 63 47
Pengrajin industri rumah tangga 9 26
Pedagang keliling 25 14
Peternak 128 99
Nelayan 5 -
Montir 62 -
Dokter swasta - 1
Bidan swasta - 6
Perawat swasta - 5
Pembantu rumah tangga - 197
TNI 12 -
POLRI 13 -
Pensiunan PNS / TNI / POLRI 19 15
Pengusaha kecil dan menengah 219 202
Pengacara 2 -
Notaris - -
Dukun Kampung Terlatih - -
Jasa pengobatan alternatif 4 1
Dosen swasta/Guru Swasta 53 101
Pengusaha besar - -
Arsitektur - -
Seniman / Artis 15 5
Karyawan perusahaan swasta 498 172
Karyawan perusahaan pemerintah 14 9
Tukang Kayu 126 -
Tukang  Batu 357 -
Tukang Besi 93 -
Tukang Jahit 5 8
Tukang Cukur 4 -
Tukang Service Elektronik 5 -
Tukang Pijat 4 6
Salon - 5
Buruh Harian Lepas 1274 418
Jumlah Total Penduduk 4178 2364

Desa Pematang Johar merupakan salah satu dari 5 (lima) desa yang ada di Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

C. PECAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR DESA SIAGA TERSEBUT DAN


TARGET YANG SUDA DICAPAI DAN BELUM DICAPAI

Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA)


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menemukan
kekerasan terhadap anak mencapai 5.697 kasus dengan 5.315 korban sepanjang 1
Januari 2020 hingga 23 September 2020.

D. GAMBARKAN KEGIATAN-KEGIATAN DESA SIAGA DAN BAGAIMANA


KARATHERISTIK MASYARAKAT DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA

Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bekerjasama dengan Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Deli Serdang terus mengembangkan pelaksanaan
Desa Layak Anak di Kabupaten Deli Serdang.
Menurut Keumala Dewi, Direktur Eksekutif PKPA, Yayasan PKPA tidak akan
berhenti untuk terus mengkampanyekan keterlibatan pemerintah desa dan masyarakat
di Sumatera Utara untuk secara bersama-sama membangun Desa Layak Anak sebagai
bagian dari upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak.

“PKPA sangat mengapresiasi inisiatif dan kontribusi Pemerintah Desa Kolam untuk
membantuk Komite Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (KPATBM)
dan Forum Anak Desa Kolam” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada
pengukuhan kedua lembaga tersebut di Lapangan Volly Desa Kolam, Minggu,
(21/01/18).

E. LANGKAH-LANGKAH DAN PERAN BIDAN MENGATASI PERMASALAHAN


DI DELI SERDANG

1. Meminta izin dengan pemerintah desa setempat untuk mengadakan program untuk
menurunkan angka kekerasan pada anak

2. memilih masyarakat untuk di jadikan kader

3. keterampilan dalam menghadapi masalah sehari-hari termasuk mengatasi konflik,


membangun hubungan interpersonal yang sehat dan keamanan diri di sekolah maupin
di rumah

4. melakukan kampanye anti kekerasan dengan “tangan bukan untuk memukul”


kepada masyarakat terutama orang tua

F. INOVASI PROGRAM KEGIATAN

1. Persiapan

a. Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya


dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan
yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas
administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi
setempat.
Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang memahami
tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada pemangku kepentingan masyarakat.
b. Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat,
serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim untuk
mengembangkan Desa Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu
kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau
anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber dana yang lain, sehingga
pembangunan Desa Siaga dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan
kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan
mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim
yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan
financial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat
dalam rangka pengembangan Desa Siaga untuk mengurangi kekerasan terhadap
anak

2. Pelaksanaan pemantauan tahap pelaksanaan desa siaga


a.Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus
para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil
masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai
dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
3. Pendekatan pengembangan desa siaga
a. mengidentifikasi masalah
karena rasa bosan, jenuh dan penat akibat aktivitas yang lebih banyak harus
dilakukan di rumah.
"Penelitian menunjukkan mayoritas tindak kekerasan terhadap anak terjadi
pada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Tekanan sosial
ekonomi seperti terlilit utang dan kemampuan ekonomi yang rendah menjadi
penyebab strespada orang tua," 
b. penyebab masalah
Ada banyak faktor kenapa terjadi kekerasan terhadap anak :

1) Lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam menonton tv,


bermain dll. Hal ini bukan berarti orang tua menjadi diktator/over
protective, namun maraknya kriminalitas di negeri ini membuat perlunya
meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.
2) Anak mengalami cacat tubuh, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu
lugu
3) Kemiskinan keluarga (banyak anak).
4) Keluarga pecah (broken Home) akibat perceraian, ketiadaan Ibu dalam
jangka panjang.
5) Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidak mampuan
mendidik anak, anak yang tidak diinginkan (Unwanted Child)atau anak
lahir diluar nikah.
6) Pengulangan sejarah kekerasan orang tua yang dulu sering
memperlakukan anak-anaknya dengan pola yang sama
7) Kondisi lingkungan yang buruk, keterbelakangan
8) Kesibukan orang tua sehingga anak menjadi sendirian bisa menjadi
pemicu kekerasan terhadap anak
9) Kurangnya pendidikan orang tua terhadap anak.

C. sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.

Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat
ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk,
dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes, yaitu melakukan
pencegahan seperti penyuluhan upaya untuk promosi dan pencegahan ini
dilakukan dengan tujuan untuk membangun norma anti kekerasan,
memampukan orang tua untuk mengasuh anak yang jauh dari nilai kekerasan
dan memampukan anak untuk bisa melindungi dirinya dari kemungkinan
kekerasan yang terjadi. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan
dipantau oleh Puskesmas.
4. Pembinaan dan peningkatan
Membina kerjasama dengan sekolah atau pun tempat-tempat umum agar dapat
menjalankan semua kegiatan untuk mengurangi kekerasan pada anak, Untuk
dapat melihat perkembangan, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi.
Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan perlu dicatat oleh kader apa yang telah
dilakukan.
5. Peran pemangku terkait
a.      Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan kegiatan untuk mengurangi kekerasan pada anak.
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan Poskesdes / Puskesmas / Pustu dan berbagai UBKM yang ada
(Posyandu, Polindes, dan lain-lain).

b.      Tim Penggerak PKK


1) Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan penyuluhan
dan kegiatan positif
2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan.
c.       Tokoh Masyarakat
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan penyuluhan
dan kegiatan positif
2) Menaungi dan membina kegiatan
3)  Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut
6. Inovasi yang dilakukan
membuat forum anak untuk tempat pengaduan bagi anak-anak atau remaja
yang mengalami kekerasan fisik maupun mental, tentunya dilakukan oleh petugas
yang memiliki empaty tinggi agar mereka percaya saat menceritakan keluh kesahnya.
Kemudian melakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk anak-anak agar mereka
bisa lebih aktif dan bisa berbaur dengan orang lain, apabila ada masalah tidak di
pendam sendiri seperti : Kampanye Stop Kekerasan oleh Anak-anak, Peringatan Hari
Anak oleh Anak-anak, Lomba Menggambar dan Mewarnai, Lomba Kreativitas Anak,
Pawai Sepeda Sehat dan Ceria, Cerita Dongeng dan Pementasan, Pembentukan dan
Penguatan Forum Anak Desa/Kelurahan dan Dusun/RW, Penyuluhan Pencegahan
Kekerasan Masa Remaja, Penyuluhan Anti Narkoba bagi Anak

G. KESIMPULAN KEBERHASILAN INOVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA


Apabila kegiatan tersebut didukung oleh pihak-pihak terkait dan masyarakatpun
berperan aktif, inovasi tersebut akan terlaksana dengan baik dan membuat para orang
tua bisa mengontrol emosi dan bisa memahami anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai