Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah dilakukan proses Asuhan Kebidananpada Seorang perempuan umur 16 tahun

G1P0A0hamil 36 minggu dengan Persalinan kala I fase aktif memanjang. Maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan pembahasan dimulai dari

pengkajian, analisis, diagnosis/ masalah, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Data Subjektif

Seorang perempuan datang dengan keluhan perut mulas, keluar lendir

darah, dan keluar air-air. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktik, karena menurut Sulistyawati dan Nugaraheny (2010), tanda-

tanda masuk dalam persalinan, yaitu terjadinya hispersalinan, pengeluaran

lendir dan darah (penandapersalinan), serta pengeluaran cairan. Suami

menemani ibu saat proses persalinan. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik dimana menurut Sondakh (2013), salah satu faktor yang

mempengaruhi jalannya proses persalinan adalah Persiapan fisik untuk

melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas

emosional.

B. Data Objektif

Seorang perempuan melahirkan bayi dengan kala 1 fase aktif

memanjang, tidak ada kesenjangan teori dan praktek karena Fase aktif

memanjang Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan

54
55

serviks kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan 6 jam rata-rata 2,5 jam

dengan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm per jam pada multigravida (Oxorn,

2010), dilakukan observasi kemajuan persalinan dan observasi detak jantung

janin. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek,

karena menurut (Saifudin, abdul bari. 2016) penangan umum untuk kala 1 fase

aktif memanjang yaitu Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin

(termasuk tanda vital).

His yang tidak adekuat membuat kala 1 fase aktif memanjang. Hal ini

tidak ada kesenjangan teori dan praktek karena menurut (Saifudin, abdul bari.

2016) salah satu faktor kala 1 fase aktif memanjang yaitu his tidak efisien. Maka

dilakukan pemberian dukungan emosional, dan mengaur posisi agar penurunan

kepala janin lebih cepat. Hal ini tidak ada kesenjangan teori dan praktek karena

menurut (Saifudin, abdul bari. 2016) salah satu penanganan umum pada kala 1

fase aktif memanjang dengan dukungan emosional, perubahan posisi (sesuai

dengan penanganan persalinan normal).

Seorang perempuan dilakukan pemeriksaan dalam dan di dapatkan hasil

pemeriksaan yaitu 4 cm dan di lakukan pemeriksaan kembali 4 jam kemudian

dengan hasil pemeriksaan 7 cm. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek karena menurut (Varney, 2010) pemeriksaan dalam

dilakukan 4 jam sekali untuk menentukan kemajuan persalianan.


56

C. Analisis

Seorang perempuan saat ini sedang hamil anak ke-1, dan tidak pernah

keguguran, sehingga didapatkan analisis pada kehamilan yaitu G1P0A0.

Usia kehamilan Ny.”S” adalah 36 minggu, karena HPHT : 24-04-2020 dan

tanggal pengkajian 01-03-2021. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2009), cara

menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan

menghitung hari berdasarkan HPHT, dengan mengukur tinggi fundus uteri,

dengan mengetahui pergerakan pertama janin, serta dengan USG.

Dari penjelasan diatas, didapatkan analisis “Seorang perempuan umur 16

tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala

dengan Persalinan Kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas sungai selan.

D. Penatalaksanaan

Langkah pertama adalah memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

karena menurut (Anonym, 2010) memberikan penjelasan pada setiap tindakan

yang akan di lakukan penolong merupakan asuhan sayang ibu untuk memberi rasa

nyaman.

Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dan keadaan janin. Hal ini

menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut

Simkin (2015) dan Oxorn (2016) Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital dan
57

tingkat hidrasinya, Tentukan keadaan janin: Periksa DJJ selama atau segera

sesudah his, hitung frekuensinya minimal sekali dalam 30 menit selama fase aktif.

Pemberian dukungan, mengajarkan teknik relaksasi dan menganjurkan miring

ke kiri agar mempercepat penurunan kepala. Hal ini tidak ada kesenjangan teori

dan praktek karena menurut Simkin (2015) dan Oxorn (2016), Perbaiki keadaan

umum dengan: Beri dukungan semangat kepada pasien selama persalinan,

Menganjurkan untuk mobilisasi dengan berjalan dan   mengubah posisi dalam

persalinan.

Melakukan pertolongan persalinan kala II yaitu pada langkah-langkah

pertolongan persalinan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN). Hal ini

menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut

JNPK-KR(2013),melakukan pertolongan persalinan harus sesuai prosedur yaitu

dengan asuhan persalinan normal.

Melakukan pemberian cairan RL untuk memenuhi cairan dan elektrolit pada

tubuh ibu hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena

Menurut (Pudiastuti, 2012,) pemberian infus diberikan RL dengan 20 tetes/ menit

berfungsi untuk mencegah terjadinya syok pasca persalian.

Anda mungkin juga menyukai