Anda di halaman 1dari 36

KONSEP KETUHANAN

DALAM ISLAM
Hakikat Tuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:


Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia, sebagai yang Maha
Pencipta, Maha Kuasa, Maha Perkasa dan segala KekuasaanNya.

Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa, Allah adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu
yang ada. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 101

َ َ‫ﺎﺣﺒَﺔٌ ۖ َو َﺧﻠ‬
‫ﻖ ُﻛ ﱠﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ۖ َوھُ َﻮ ِﺑ ُﻜﻞﱢ َﺷ ْﻲ ٍء َﻋﻠِﯿ ٌﻢ‬ ِ ‫ﺻ‬ ُ ‫ض ۖ أَﻧﱠ ٰﻰ ﯾَ ُﻜ‬
َ ُ‫ﻮن ﻟَﮫُ َوﻟَ ٌﺪ َوﻟَ ْﻢ ﺗَ ُﻜ ْﻦ ﻟَﮫ‬ ِ ْ‫ت َو ْاﻷَر‬
ِ ‫ﺑَ ِﺪﯾ ُﻊ اﻟ ﱠﺴ َﻤﺎ َوا‬
Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal
Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala
sesuatu. (QS. Al-An’am : 101)
Pengertian Tuhan dalam Perspektif Islam

Dalam Al-Qur’an, perkataan Tuhan dikenal dengan


beberapa istilah, yaitu :

• Rabb ‫رب‬
• Maalik atau Malik ‫ﻣﺎﻟﻚ‬
• Ilaah ‫إﻟﮫ‬
Rabb
Rabb ( ‫رب‬ ) adalah “Tuhan Sang Maha Pencipta”, yang
menciptakan keseluruhan alam. Dalam Al-Qur’an, perkataan Rabb
sering dihubungkan dengan kata kerja seperti yang terdapat didalam
surat al-Alaq (96) ayat 1-5: Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang
paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Maalik atau Malik
Dalam Al-Qur’an kata Maalik ( ‫ ) ﻣﺎ‬dipakai untuk menunjuk pada Tuhan yang
berkuasa, mempunyai, memiliki, atau merajai sesuatu. Sebagaimana yang
tercantum dalam:

• surah al-Fatihah (1) ayat 4 : “(Tuhan) Yang menguasai hari pembalasan”.

• Sedangkan dalam surat an-Nass (114) ayat 2 : “Raja (Tuhan) manusia”.


Ilaah
‫ٕا‬
Secara etimologis ‘Ilaah’ ( ) berarti : sebagai yang disembah dengan sebenarnya
atau tidak sebenarnya.
Apa saja yang disembah manusia, dapat disebut dengan Ilaah. Ini yang
membedakan seseorang apakah muslim atau bukan.

‫ٕا‬
• Menurut Ibnu Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah ( ) dalam al-Qur’an tersebut
adalah :
Yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri
dihadapanNya, dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berserah ketika dalam
kesusahan, berdo’a dan bertawakal kepadaNya untuk kemashlahatan diri, meminta
perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut
kepada Nya.
Pemikiran Manusia yang salah Tentang Tuhan
Dalam pemikiran Manusia tentang Tuhan, terdapat
pengkasifikasian kepercayaan, yaitu :

1. Dinamisme Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya


kekuatan yang maha dahsyat yang berpengaruh dalam
kehidupan. Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam
benda-benda.

2. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap


roh gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan
manusia.

3. Politeisme yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa

4. Henoteisme yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif


ketidak puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya
banyak sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa
dewa saja
Dinamisme
• Berasal dari bahasa Yunani “dunamos”, Diterjemahkan ke bahasa inggris :
dynamic, Dalam Bahasa Indonesia : kekuatan, kekuasaan, khasiat, daya.

• Dinamisme:
Kepercayaan agama primitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di
indonesia.
Disebut preanismisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk
mempunyai mana (percaya adanya kekuatan yang maha yang berada dimana-
mana).
• Tujuan Dinamisme: memperoleh tuah/mana sebanyak-
banyaknya, memahami benda-benda bertuah, memahami
benda yang telah diisi tuah yang bertujuan untuk
memperoleh ketentraman dan keselamatan manusia
selama hidup.
Animisme
Berasal dari kata “Anima”, dari bahasa latin “Animus”,
• Dari bahasa yunani “Avepos”,
• Dalam bahasa sansekerta “prana”,
• Dalam bahasa Ibrani “ruah”,
Yang berarti nafas atau jiwa.
Animisme:
• kepercayaan terhadap makhluk halus dan roh yang awalnya muncul
dari kepercayaan primitif.

• Setiap benda baik yang bernyawa atau tidak, mempunyai ruh atau
(spirit) jiwa yang mesti dihormati. Ruh tersebut dipercaya akan
bersikap baik kepada manusia, atau sebaliknya.
Misal: kawasan tertentu (jalan-jalan, kebun,gunung), gua, pohon, batu
besar, hewan (babi,harimau) dsb.
• Tujuan Animisme: dipercaya dapat melindungi manusia
dari ruh jahat, serta diyakini membantu dalam
kehidupan keseharian mereka.
Pandangan Islam Terhadap Animisme dan
Dinamisme
Animisme dan Dinamisme hanyalah kepercayaan yang hayal belaka.
Dalam islam hal ini dianggap syirik, dan orang yang melakukannya dikatakan
musyrik.

Islam mengajarkan untuk tidak boleh menyembah selain Allah,


sebagaimana ditegaskan dalam syahadat pertama :
“saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”.

Menurut islam kepercayaan ini samasekali tidak memberikan manfaat


kepada manusia. Islam juga sangat melarang kita untuk menganut kepercayaan
tersebut.
Pembuktian Adanya Allah Tuhan YME

Wujud (ada)-nya Allah SWT adalah


sesuatu yang badihiyah.
Namun demikian untuk membuktikan
wujud-Nya dapat dikemukakan
beberapa dalil, antara lain:
• Dalil Fitrah
• Dalil Akal
• Dalil naqli
Dalil Fitrah
Dalil fitrah adalah dalil yang lahir dari fitrah asal manusia itu sendiri,
bagaimanapun manusia umumnya mengakui kewujudan Allah
(QS Al-A’raf ayat 172).

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak


Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (kelengahan Tuhan)”
Dalil Akal
Dengan menggunakan akal pikiran untuk merenungkan dirinya
sendiri, alam semesta dan lain-lainnya seorang manusia bisa
membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT).
Untuk membuktikannya dapat dipakai beberapa “qanun” (teori,
hukum) antara lain:
• Qanun al ’Illah : hukum sebab-akibat.
• Qanun al-Wujub : wujub berarti wajib. Pencipta alam semesta pasti
adalah yang wajib ada.
• Qanun al-Huduts : Huduts berarti baru (ada awalnya).
• Qanun an-Nizham : Nizham berarti aturan, teratur.
Dalil Naqli

Dalil naqli adalah pembuktian adanya Tuhan berdasarkan


Al-Qur’an dan sunnah untuk membimbing manusia mengenal
Tuhan yang sebenarnya (Allah SWT) dengan segala asma dan
sifat-Nya. Sebab hanya dengan fitrah dan akal tentu tidak bisa
menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya itu (Allah SWT).
KEIMANAN DAN IMPLIKASINYA
DALAM KEHIDUPAN
KETAKWAAN DAN IMPLIKASINYA
DALAM ISLAM
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai