Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amanda Putri

Kelas : 1A keperawatan

Nim : 19216012

Matkul : Pancasila

Dosen : Gery Vebryan

Menganalisis dan mengevaluasi hubungan Pancasila dengan Pembukaan dan Batang


Tubuh UUD NRI Tahun 1945

UUD NRI 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita,
hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-
nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dari pandangan hidup dan
dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila itulah yang
dijabarkan kedalam Batang Tubuh melalui pasal UUD NRI 1945.

a. Pokok pikiran pertama :


Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan asas persatuan.
b. Pokok pikiran kedua :
Negara hendak mewujdkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Pokok pikiran ketiga :
Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan.
d. Pokok pikiran keempat :
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan dan Batang Tubuh NRI tahun 1945 ada 2 hubungan
yaitu Hubungan secara Formal dan Hubungan Secara Material.

Hubungan Antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI 1945

Pada hakekatnya inti dari Pembukaan UUD 1945 adalah terdapat dalam alinea IV. Sebab
dalam alinea IV tersebut mencakup segala aspek penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang
berdasarkan Pancasila. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik
sebagai berikut :

1. Hubungan formal
Pancasila merupakan norma dasar hukum yang positif. Dengan demikian tata kehidupan
bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, politik dan ekonomi saja, akan
tetapi juga prpaduan asas-asas kultural, religius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat
dalam Pancasila.
Rumusan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berdasarkan pengertian ilmiah
merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental. Pembukaan UUD 1945 berfungsi
dan berkedudukan sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang hakekat hukumnya berbeda
dengan pasal-pasalnya. Sehingga posisi Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945
sangat kuat dan permanen. Perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah
tidak sah, hal ini telah diatur dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996, (juncto Tap
No. V/MPRS/1973).
2. Hubungan Secara Material
Hubungan kedua antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila adalah hubungan
secara formal. Bila ditinjau dari proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945,
secara kronologis materi pertama yang dibahas oleh BPUPKI adalah dasar filsafat
Pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah itu tersusunlah Piagam Jakarta
yang disusun oleh panitia 9 sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah tertib hukum
yang tertinggi, yang bersumber dari Pancasila. Dengan kata lain Pancasila merupakan
sumber tertib hukum Indonesia. Secara material tertib hukum Indonesia adalah dijabarkan
dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Menganalisis dan mengavaluasi penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI
1945

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai hubungan yang
bersifat formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh kaclan menunjuk
pada tercantumnya pancasila secara formal didalam Pembukaan yang mengandung pengertian
bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan
tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan
asas-asas kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapat dalam
Pancasila.

Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam batang tubuh
UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945,
sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya pokok-pokok pikiran pembukaan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila kedalam batang tubuh, maka Pancasila
tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.

Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945

Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dengan batang tubuh
UUD NRI tahun 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI
taahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD NRI tahun
1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, Pembukaan UUD mengandung empat pokok
pikiran, yaitu :

1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”


2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan Sosial”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”

1. Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterima dalam
Pembukaan UUD NRI tahun 1945.
2. Pokok pikiran kedua merupakan penegasan tujuan atau sautu cita-cita yang hendak dicapai.
3. Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk dalam Undang-undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan permusyawaratan perwakilan.
4. Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu Undang-undang Dasar harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.
5. MPR RI telah melakukan amndemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak empat kali yang terjadi
pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 2002.

Amandemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :


a. pertama, pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan
negara.
b. kedua, pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan
sosial.
c. Ketiga, pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara,
bahasa negara, lambung negara, lagu kebangsaan, perubahan UUD, aturan
peralihan, dan aturan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai