Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampul tuba(sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi, kurang
lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi
300 juta sperma. Setelah masuk keoargan genetalia interna wanita, sperma akan
menghadapi bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di tuba fallopi.
Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering adalah di daerah ampul tuba.
Adapun prosesfertilisasi meliputi :
Penetrasi spermatozoake dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum,
spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan
zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan
yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma.
Fusi spermatozoa dan ovum
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya,
yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan
mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria manusia
berasal dari ibu. Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan
nucleus ovum yang masihdalam metaphase untuk proses pembelahan
selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian telofase, dan
benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya
mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah
mengandung jumlah kromosom yang haploid.
Fusi materi genetic
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri
atas bahan genetic dari perempuan dan laki – laki. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki –
laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X atau Y. zigot yang
memeliki 44 kromosom otosom dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi
janin perempuan, namun bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1
kromosom X dan 1kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki – laki.
b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk blastokista (blastocyst), suatu
bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut
massa inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas, sejak trofoblas terbentuk, produksi hCG
dimulai. Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel – sel desidua. Blastula
dengan bagian yang berisi inner cell mass akan mudah masuk ke desidua,
menyebabakan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah
sebabnya, terkadang nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Sel desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan
oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di
sisi lain endometrium mengontrol invasitrofoblas dengan mengeluarkan cyrokine
dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil
keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai
proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
1. Masa pre embrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama ectoderm, endoderm dan mesoderm
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2 – 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh tekah ada dalam
bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali
deisebut masa oogenesis atau masa pembentukan organ.
3. Masa fetal
Berlangsung setelah minggu ke – 8 sampai bayi lahir.
c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke
pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni
ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang – ruang interviler dimana
vili korialis seolah – olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk
plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi dan dimulai
pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kaplier di
dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi dengan darah maternal
yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis
akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta
C. Tanda dan gejala
1. Tanda tidak pasti (presumptive sign)
a. Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graff
dan ovulasi.
Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan
persalinan
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan
Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sicknes
Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi
Akibat mual muntah nafsu makan berkurang
c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam
d. Syncope (pingsan)
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
f. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi
Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB
h. Pigmentasi kulit
Sekitar pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit.
Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
Sekitar payudara : * hiperpigmentasi areola mamae
* putting susu semakin menonjol
* kelenjar Montgomery menonjol
* pembulu darah menifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. varises
karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembulu
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara
Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan
2. Tanda mungkin (probability sign)
a. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
b. Tanda hegar
Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena ovum
berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di dalam ototr
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester ke tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya,
dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan.
3. Tanda pasti (positive sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Terlihan alat / teraba gerakan janin
Terba bagian – bagian janin
b. Denyut jantung janin
Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
Dilihat dengan USG
D. Perubahan fisiologi ibu hamil
1. Sitem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone estrogen dan
progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan
pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan
hormon estrogen dan progesteron
c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina.
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum.
e. Payudara
Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen
dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin
untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar.
2. Sitem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke
rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh,
timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan
meningkatkan rasa asam di mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot – otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung,
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah
terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih
lama.
3. Sistem kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat
keatas dan berotasi kedepan.
4. Sitem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.
5. Sistem integument
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat
peningkatanhormone estrogen dan progesterone serta hormone
melanokortikotropin.
b. Kulit
Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal – gatal dan
peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatan
hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yang
meningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis
tengah tubuh di induksi hormone timbul.
6. System pernafasan
a. Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormone
estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena pembesaran kapiler,
terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus.
b. Toraks dan diafragma
Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragma
sehingga diafragma naik 4 cm
terjadi pelebaran sudut toraks dari 68º menjadi 103º
peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syaraf
untuk konsumsi oksigen.
7. System neurologi dan muskulo skeletal
Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim
pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk
pada tungkai
Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median,
dan skiatik.
Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan hemodinamis
Terjadi hipoglikemi
E. Perubahan psikologi ibu hamil
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh,
maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya
mual, muntah, keletihan,dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan
psikologis seperti berikut:
1. Trimester pertama
Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan
Mencari tahusecara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepada
orang lain apa yang dirahasiakan.
Hasrat melakukan seks berbeda – beda, ada yang menigkat ada yang menurun.
Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari nafkah bagi
keluarganya.
2. Trimester kedua
Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang tinggi, serta
rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energy dan
pikirannya lebih konstruktif
Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya
Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu
Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal
Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda
yang di anggap membahayakan bayinya.
Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan.
Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan aneh
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala yang
wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1, 6 minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung 10 minggu( saron 2003).
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari (Arief B, 2009)
2. Etiologi
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
keduakeadaan tersebut.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui
dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klie
4. Manifestasi klinik
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, (Erna, 2013) yaitu:
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual
muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma);nadi kecil, cepat dan halus;
suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi
komplikasi fatal ensefalopati Wernicke(nistagmus,diplopia, perubahan mental).
5. Patofisologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra
seluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbu
nnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindromamollary-weiss), dengan akibat
perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
6. Komplikasi
Menurut Prawirohardjo, 2002 dan Manuaba, 2007 dampak dari hiperemisis gravidarum
tersebut dapat menimbulkan gangguan diantaranya:
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental
7. Penatalaksanaan
f. Tes diagnostik
2) BUN, kreatinin, elektrolit dan panel tiroid, hektobakteria, penyaringan pilorus dan
panel hati.
g. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan
mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah pola makan sehari-hari
dengan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari
minum air ketika makan, minumlah air setengah jam sebelum makan dan setengah jam
setelah makan, minumlah air 8 gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, beridirilah
pelan-pelan dan tidak berbaring setelah makan.
Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu :
1) Diet hiperemisis gravidarum I
Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya
terdiri dari roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya.
2) Diet hiperemisis gravidarum II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi.
3) Diet hiperemisis gravidarum III
Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan klien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada
4. Defekasi teratur
9. Pemeriksaan Penunjang
Resiko
Gangguan rasa nyaman ketidakseimbangan
elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
(TEORI)
A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas Pasien Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur ,Agama, Jenis Kelamin
,Pekerjaan, Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang mengirim, Cara masuk RS,
dan Diagnosa medis dan nama Identitas Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur, Hub
dengan pasien, Pekerjaan dan Alamat
2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus
menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta
konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor
kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung,
dan ikterus.
NO SLKI SIKI
OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS
1 Status -Kesejahteraan fisik=4 Perawatan Observasi
Kenyamanan -kesejahteraan kehamilan -indentifikasi
(hal.161) psikologis=4 trimester pertama factor risiko
-Perawatan sesuai (hal. 325) kehamilan
kebutuhan=4 -monitor TTV
-Keluhan tidak -timbang berat
nyaman=4 badan
-Mual =4 Terapeutik
-lakukan skrining
depresi pada
kehamilan
-motivasi makan
porsi kecil tapi
sering
-atur waktu
istirahat di antara
waktu aktifitas
Edukasi
-anjurkan tidak
menbiarkan perut
kosong atau
terlalu penuh
-anjurkan
menghindari
aktifitas yang
berlebih
-anjurkan
melakukan
pemeriksaan
kehamilan secara
rutin
Kolaborasi
-kolaborasi
pemeriksaan USG
untuk
menentukan usia
kehamilan
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Kasus Semu: Ny.A usia 29 th datang kerumah sakit diantar suaminya pukul 08.00 WIB
bermaksut memeriksakan kehamilan ke duanya, Ny.A mengatakan hamil anak kedua usia
kehamilan 12 minggu dan mengeluh mual dan muntah sejak tiga hari lalu, dalam sehari
bisa 8x muntah, mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemas jika berjalan seperti
sempoyongan, juga tidak nafsu makan karena mualnya, Selama kehamilannya Tn.A tidak
bisa tidur dengan nyenyak karena selalu terbangun setiap 2 sampai 3 jam tertidur. Tn.A
selalu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, Selama dilakukan pemeriksaan fisik
tanggal 1 oktober 2020 Didapatkan kesadaran kompos mentis, Keadaan umum sakit
sedang, turgor kulit kering, konjungtiva anemis, sklera mata ikterik, mukosa bibir kering,
kantung mata agak hitam, Nampak gelisah, Nampak pucat, berat badan menurun, tinggi
badan 155 cm, BB sebelum hamil 58 Kg, BB saat hamil 49 kg, tekanan darah 100/60
mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 37,8 derajat C, RR 20x/menit.
I. PENGKAJIAN
1) IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A
Umur : 29 Tahun
Suku / bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Diwek, Jombang
Status perkawinan : Sudah Kawin
3) RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama :
Mual dan muntah 10X dalam sehari
I. Riwayat Kehamilan Sekarang
Tn.A dikehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 12 minggu mengeluh mual dan
muntah hebat 10X dalam sehari di trimester ke 1, BB sebelum hamil 58 kg, BB saat
hamil 49 kg, TD 100/60 mmHg, N 80x/menit, S 37,8 derajat C, RR 20x/menit.
II. Riwayat Obstetri
a. Menarche umur 12 tahun, banyaknya ± 3 softek/hari, siklusnya 28 hari, lamanya ±
8hari, keluhan saat datang bulan tidak nyeri
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak pertama usia 2 tahun, pada usia kehamilan 9 bulan dengan persalinan
normal di Bidan, tidak ada penyulit dan jenis kelaminnya laki-laki dengan BB
2800 gr
c. Pengalaman menyusui
Ibu mempunyai pengalaman menyusui pada anak pertamanya, lama menyusui ± 2
tahun.
d. Kehamilan sekarang
Status usia kehamilan 12 minggu, HPHT 13 juli 2020, berat
badan sebelum hamil 58 kg, taksiran persalinan tanggal 20 april 2021. Ibu sudah
mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2, ibu juga mendapatkan pengobatan selama
hamil jenisnya vitamin elkana dan tablet Fe. Untuk persiapan persalinan, rencana
persalinan berada di Bidan, perlengkapan kebutuhan ibu dan bayi sudah
dipersiapkan, kesiapan mental ibu dan keluarga merasa sudah siap untuk
menantikan kelahiran anak ke2, pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara
menangani nyeri, proses persalinan ibu sudah mengetahui tanda-tanda melahirkan
perut terasa kenceng-kenceng yang terus menerus, untuk mengurangi rasa
kenceng-kenceng dengan cara tarik nafas dalam, untuk proses persalinannya ibu
mendapatkan bimbingan untuk mengejan dari bidan dan rencana perawatan bayi
dilakukan sendiri dengan dibantu keluarga.
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:
I. Breast care : ibu mengetahui kalau sebelum menyusui bayi untuk membersihkan
puting susu.
II. Nutrisi : ibu mengetahui nutrisi yang baik untuk ibu dan bayi.
III. Senam nifas : ibu belum pernah melakukan senam nifas.
IV. KB : ibu mengetahui kb apa yang cocok untuk ibu.
V. Menyusui : ibu akan menyusui bayinya selama ± 2 tahun dengan ASI
exsklusif.
III. Riwayat KB
Ibu melaksanakan KB, jenis KB yang digunakan KB suntik 3 bulan dan
menggunakan KB sejak setelah melahirkan anak pertama, masalah yang terjadi
selama menggunakan KB suntik yaitu haid tidak teratur.
V. Riwayat Lingkungan
Yn.A mengatakan untuk kebersihan lingkunganya bersih, tidak ada percemaran
lingkungan dan tidak ada bahaya yang mengancam.
1) Sistem pernafaan
a) Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak terpasang alat
bantu nafas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan.
b) Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada karies
c) Leher
Inspeksi : tidak ada sinomatitis, tidak ada pembengkakan trakea
Palapasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis.
d) Faring
Inspeksi : tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada odem
e) Area dada
Inspeksi : simetris , tidak ada retraksi dinding dada, mamae simertris kiri dan
kanan, papilla menonjol.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
2) Sistem kardiovaskuler
a) Wajah
Inspeksi : pucat, tidak ada odem, bibir pucat,
b) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada fraktur tulang dada
Palpasi : teraba ictus cordis di ICS ke 4 midklavikula sinistra
Perkusi : sonor
Auskultasi :tidak terdengar suara tambahan ( murmur)
c) Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada odem
Palpasi : CRT < 2 detik
d) Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak ada odem
Palpasi : akral hangat, tidak ada nyeri tekan
3) Sistem persarafan
N I (olfaktorius) : pasien dapat memejamkan mata dan dapat membedakan bau
N II (optikus) : pasien dapat melihat dengan jelas
N III, IV, VI (okulomotor, troklear, abduse) : adanya reflek pupil dapat
menggerakkan bola mata, dapat menggerakkan bola mata keatas dan
kebawah, adanya reflek pupil gerakan bola mata.
N V (trigeminal) : pasien dapat mengunyah dan menggerakkan rahang.
N VII (fasial) : pasien bisa senyum dan menutup bola mata dengan tahanan.
N VIII (akustik) : pasien dapat mendengar dengan baik.
N IX, X (glosofaringeal, vagus) : pasien dapat membedakan rasa manis dan asam,
pasien dapat menelan ludah.
N XI (asesori spinal) : pasien dapat menggerakkan bahu.
N XII (hipoglosal) : pasien dapat menjulurkan lidah
4) Sistem perkemihan urin
Kandung kemih :
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih.
5) Sistem eliminasi alvi
Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering, mulut bersih
Lidah :
Inspeksi : terlihat bersih
Abdomen :
Inspeksi : simetris, pembesaran perut belom kelihatan, tidak ada odema, linea nigra
samar-samar.
Palpasi :
Leopold 1: tidak dilakukan (ballottement positif)
Leopold 2: tidak dilakukan
Leopold 3: tidak dilakukan
Leopold 4: tidak dilakukan
K1 : tidak ada nyeri tekan (hepar)
K2 : tidak ada nyeri tekan (gaster)
K3 : tidak ada nyeri tekan (kolon)
K4 : tidak ada nyeri tekan (apendik)
Auskultasi :
Djj : tidak diperiksa
Frekwensi: -
Irama: -
Punktum max : -
6) Sistem muskuloskeletal dan integumen
Kekuatan otot : 3-3-3-3
Turgor kulit : pergerakan lambat
7) Sistem endokrin dan eksokrin
c) Kepala
Inspeks : penyebaran rambut merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
d) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis
8) Sistem reproduksi
Genetalia :
Inspeksi : tidak ada odem , tidak ada varices
9) Sistem persepsi sensori
Mata :
Inspeksi : konjungtiva anemis, tidak juling
Hidung : tidak ada peradangan pada sinus
Telinga : tidak ada serumen
ANALISA DATA
Nama Pasien : Yn.A
Dx. Medis : Kehamilan dengan Hiperemesis
Gravidarum
DO:
Pasien Nampak gelisah
Berat badan menurun
DO:
Turgor kulit kering
Mukosa bibir kering
Kantong mata agak
hitam
DO:
Pasien Nampak pucat
Konjungtiva anemis
sklera mata ikterik
2. DIAGNOSA KEPERAWATA
1) Gangguan Rasa Nyaman b.d Kehamilan
2) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Muntah
3) Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SLKI SIKI
OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS
1 Status -Kesejahteraan fisik=4 Perawatan Observasi
Kenyamanan -kesejahteraan kehamilan -indentifikasi
(hal.161) psikologis=4 trimester pertama factor risiko
-Perawatan sesuai (hal. 325) kehamilan
kebutuhan=4 -monitor TTV
-Keluhan tidak -timbang berat
nyaman=4 badan
-Mual =4 Terapeutik
-lakukan skrining
depresi pada
kehamilan
-motivasi makan
porsi kecil tapi
sering
-atur waktu
istirahat di antara
waktu aktifitas
Edukasi
-anjurkan tidak
menbiarkan perut
kosong atau
terlalu penuh
-anjurkan
menghindari
aktifitas yang
berlebih
-anjurkan
melakukan
pemeriksaan
kehamilan secara
rutin
Kolaborasi
-kolaborasi
pemeriksaan USG
untuk
menentukan usia
kehamilan
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN