Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Dosen Pembimbing : Rodiyah S.Kep.,Ns,M.kes

NAMA :ANTON FATONI


NIM :201204011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PEMKAB JOMBANG


PROFESI NERS TAHUN AJARAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. KONSEP DASAR KEHAMILAN


A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (manuaba, 2007)
Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
intrapartum. (Helen Varney, 2006)
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai lahirnya janin.
Lama hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007 )
B. Patofisiologi kehamilan
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan
sperma.
1. Ovum
 Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan akan
habis jika sudah masuk masa menopause
 Ovum mempunyai waktu hidup 24 – 28 jam setalh di keluarkan dari ovarium
 Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
 Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai nucleus, terapung –
apung dalam sitoplasma yang kekuning – kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak
mengandung karbohidrat dan asam amino.
 Mempunyai lapisan pelindung sel – sel granulosum / korona radiata dan zona
pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda – benda
kutub. Bahan – bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui
saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum
di ampul tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona
pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat
pembuahan umum terjadi.
2. Sperma
 Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannyadisebut spermatogenesis
 Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan tetap
berproduksi meskipun pada lansia
 Kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata – rata 3 hari
 Terdapat 100 juta sperma pada setiap mili liter air mani yang dihasilkan, rata –
rata 3 cc tiap ejakulasi.
 Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum karenadapat mengeluarkan
enzim hialuroidase untuk melunakkan korona radiate atau sel – sel granulosa
 Mempunya morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor : panjangnya kurang
lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
Secara garis besar, proseskehamilan melputi beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampul tuba(sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi, kurang
lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi
300 juta sperma. Setelah masuk keoargan genetalia interna wanita, sperma akan
menghadapi bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di tuba fallopi.
Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering adalah di daerah ampul tuba.
Adapun prosesfertilisasi meliputi :
 Penetrasi spermatozoake dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum,
spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan
zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan
yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma.
 Fusi spermatozoa dan ovum
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya,
yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan
mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria manusia
berasal dari ibu. Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan
nucleus ovum yang masihdalam metaphase untuk proses pembelahan
selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian telofase, dan
benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya
mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah
mengandung jumlah kromosom yang haploid.
 Fusi materi genetic
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri
atas bahan genetic dari perempuan dan laki – laki. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki –
laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X atau Y. zigot yang
memeliki 44 kromosom otosom dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi
janin perempuan, namun bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1
kromosom X dan 1kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki – laki.
b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk blastokista (blastocyst), suatu
bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut
massa inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas, sejak trofoblas terbentuk, produksi hCG
dimulai. Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel – sel desidua. Blastula
dengan bagian yang berisi inner cell mass akan mudah masuk ke desidua,
menyebabakan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah
sebabnya, terkadang nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Sel desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan
oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di
sisi lain endometrium mengontrol invasitrofoblas dengan mengeluarkan cyrokine
dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil
keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai
proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
1. Masa pre embrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama ectoderm, endoderm dan mesoderm
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2 – 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh tekah ada dalam
bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali
deisebut masa oogenesis atau masa pembentukan organ.
3. Masa fetal
Berlangsung setelah minggu ke – 8 sampai bayi lahir.
c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke
pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni
ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang – ruang interviler dimana
vili korialis seolah – olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk
plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi dan dimulai
pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kaplier di
dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi dengan darah maternal
yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis
akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta
C. Tanda dan gejala
1. Tanda tidak pasti (presumptive sign)
a. Amenorea (berhentinya menstruasi)
 Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graff
dan ovulasi.
 Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan
persalinan
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
 Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan
 Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sicknes
 Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi
 Akibat mual muntah nafsu makan berkurang
c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
 Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam
d. Syncope (pingsan)
 Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
 Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
e. Payudara tegang
 Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
 Payudara membesar dan tegang
 Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
f. Sering miksi
 Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi
 Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
 Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB
h. Pigmentasi kulit
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit.
 Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
 Sekitar payudara : * hiperpigmentasi areola mamae
* putting susu semakin menonjol
* kelenjar Montgomery menonjol
* pembulu darah menifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. varises
 karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembulu
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
 Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara
 Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan
2. Tanda mungkin (probability sign)
a. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
b. Tanda hegar
Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena ovum
berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di dalam ototr
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester ke tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya,
dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan.
3. Tanda pasti (positive sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
 Terlihan alat / teraba gerakan janin
 Terba bagian – bagian janin
b. Denyut jantung janin
 Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
 Dilihat dengan USG
D. Perubahan fisiologi ibu hamil
1. Sitem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone estrogen dan
progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan
pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan
hormon estrogen dan progesteron
c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina.
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum.
e. Payudara
Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen
dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin
untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar.
2. Sitem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke
rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh,
timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan
meningkatkan rasa asam di mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot – otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung,
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah
terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih
lama.
3. Sistem kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat
keatas dan berotasi kedepan.
4. Sitem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.
5. Sistem integument
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat
peningkatanhormone estrogen dan progesterone serta hormone
melanokortikotropin.
b. Kulit
Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal – gatal dan
peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatan
hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yang
meningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis
tengah tubuh di induksi hormone timbul.
6. System pernafasan
a. Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormone
estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena pembesaran kapiler,
terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus.
b. Toraks dan diafragma
 Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragma
sehingga diafragma naik 4 cm
 terjadi pelebaran sudut toraks dari 68º menjadi 103º
 peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syaraf
untuk konsumsi oksigen.
7. System neurologi dan muskulo skeletal
 Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim
pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk
pada tungkai
 Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median,
dan skiatik.
 Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan hemodinamis
 Terjadi hipoglikemi
E. Perubahan psikologi ibu hamil
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh,
maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya
mual, muntah, keletihan,dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan
psikologis seperti berikut:
1. Trimester pertama
 Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan
 Mencari tahusecara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepada
orang lain apa yang dirahasiakan.
 Hasrat melakukan seks berbeda – beda, ada yang menigkat ada yang menurun.
 Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari nafkah bagi
keluarganya.
2. Trimester kedua
 Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang tinggi, serta
rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
 Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energy dan
pikirannya lebih konstruktif
 Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
 Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya
 Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu
 Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal
 Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda
yang di anggap membahayakan bayinya.
 Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan.
 Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan aneh

F. Ketidaknyamanan ibu hamil dan tindakan penatalaksanaannya


1. Sitem reproduksi
 Keputihan
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b. Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang punya daya serap tinggi
c. Cara cebok yang benar dari vagina ke belakang
d. Keringkan vulva setealh BAK dan BAB
e. Ganti celana dalam setiap kali basah
f. Hindari semprotan air
2. Sitem pencernaan
 Karies gigi
a. Berkumur dengan air hangat dan asin
b. Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya
 Gusi berdarah
Memeriksakan gusi secara teratur
 Mual muntah
a. Hindari bau dan faktor penyebab lain
b. Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur dan
bangun secara perlahan – lahan
c. Makan sedikit tapi sering
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras
f. Makan makanan kering di antara waktu makan
g. Jangan langsung gosok gigi setelah makan
h. Istirahat seperlunya
i. Gunakan obat obat non farmakologis jika memungkinkan
j. Jika terlalu parah beri vit. B6
 Konstipasi
a. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet
b. Istirahat cukup
c. Senam hamil
d. BAB teratur dan segera setelah ada dorongan
e. Anjurkan defekasi secara teratur
 Hemoroid
a. Hindari kostipasi dan mengejan saat BAB
b. Duduk berendam
c. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum seperlunya
3. Sistem kardiovaskular
 Palpitasi jantung
KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan
 Anemia fisiologis
a. Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asan folat
b. Konsumsi tablet Fe 1 x minimal selama 3 bulan
 Edema umum
a. Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama
b. Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki agak di tinggikan
c. Hindari stoking yang ketat
d. Senam hamil
e. Hindari sepatu / sandal hak tinggi
4. Sitem perkemihan
 Sering BAK
a. KIE penyabab BAK
b. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan
c. Perbanyak minum pada siang hari
5. Sistem integument
 Chloasma gravidarum
a. Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil
b. Gunakan bahan pelindung non alergis
c. Hindari penggunaan hidrokuinon
 Keringat bertambah
a. Pakai pakaian yang longgar
b. Perbanyak minum
c. Mandi secara teratur
 Garis – garis di perut dan payudara
Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen
6. System pernafasan
 Hidung tersumbat dan mimisan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Gunakan alat penguapan udara yang sejuk
c. Meningkatkan asupan cairan yang banyak
d. Meletakkan handuk yang lembab pada sinus, dan masase sinus tersebut
 Sesak nafas
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Bantu cara mengatur pernafasan
c. Posisi berbaring semiflower
d. Latihan pernafasan dan senam hamil
 Nyeri pinggang dan punggung sebelah bawah.
a. Hindari sepatu hak tinggi
b. Gunakan bantak waktu tidur untuk meluruskan punggung
c. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
d. Masase daerah pinggang dan punggung
7. Neurologi dan muskulo skeletal
 Kram kaki
a. Kompres hangat pada kaki
b. Konsumsi cukup kalsium
c. Istirahat cukup
 Kesemutan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Posiskan tubuh dengan benar
c. Berbaring dan merebahkan diri
 Pusing hingga pingsan
a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
b. Hindari berdiri terlalu lama
c. Hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak desakan (Ummi
hani,2010)
G. Penatalaksanaan medis
a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan
b. Pengobatan penyulit kehamilan
c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi
d. Memberikan preparat penunjang kesehatan
 Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya
 Tambahan preparat Fe
e. Menjadwalkan pemeriksaan ulang (Manuaba, 2010)
2. KONSEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala yang
wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1, 6 minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung 10 minggu( saron 2003).

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari (Arief B, 2009)

2. Etiologi

Hiperemesis gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti. Adapun


faktorPenyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Beberapa
faktor predisposisi yang ditemukan (Diyan 2013) :

1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
keduakeadaan tersebut.

2. hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan

3. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal


dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibuteha
dap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karenasebagai
salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak 

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui
dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klie

3. Tanda dan Gejala

1) Muntah yang hebat


2) Haus
3) Dehidrasi
4) Nafsu makan menurun
5) BB menurun
6) Keadaan umum menurun
7) Peningkatan suhu tubuh
8) Ikterik
9) Gangguan kesadaran, delirium biasanya terjadi pada minggu ke 6-1

4. Manifestasi klinik

Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, (Erna, 2013) yaitu:

1. Hiperemesis gravidarum tingkat I

Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan


menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah
kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.

2. Hiperemesis gravidarum tingkat II

Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat, keadaan


umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat
(dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguriadan konstipasi; nafas bau aseton dan
aseton dalam urin.

3. Hiperemesis gravidarum tingkat III

Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual
muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma);nadi kecil, cepat dan halus;
suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi
komplikasi fatal ensefalopati Wernicke(nistagmus,diplopia, perubahan mental).

5. Patofisologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra
seluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbu
nnya  zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindromamollary-weiss), dengan akibat
perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
6. Komplikasi

Menurut Prawirohardjo, 2002 dan Manuaba, 2007 dampak dari hiperemisis gravidarum
tersebut dapat menimbulkan gangguan diantaranya:

1. Dehidrasi

2. Ikterik

3. Takikardi

4. Alkalosis

5. Menarik diri, depresi

6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental

7. Suhu tubuh meningkat

7. Penatalaksanaan

Pencegahan terhadap hiperemisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan


memberikan penerapan tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi lebih sering.
Penatalaksanaan pada klien dengan hiperemisis gravidarum menurut (Prawirohardjo,
2002 dan Indriyani, 2013 ) adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang dan nyaman. Tidak diberikan
makanan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
b. Terapi psikologis
Perawat perlu meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut karna kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Pemberian cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5%. Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang
dan berfungsi sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
pula diberikan asam amino secara intravena.
d. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.
e. Obat-obatan
Pemberian obat yang tidak bersifat tertogenik (tidak menyebabkan kelainan
kongenital/kecacatan) :
1) Sedative ringan : phenobarbital (luminal) 30 gram, valium

2) Anti alergi : antihistamin, dramamin, avomin

3) Anti muntah : mediamer B6, emetrole, avopreg

4) Vitamin : B kompleks, vitamin C

5) Antasida dan anti mulas

f. Tes diagnostik

1) Hitung darah lengkap

2) BUN, kreatinin, elektrolit dan panel tiroid, hektobakteria, penyaringan pilorus dan
panel hati.

3) Uji-uji lain sesuai kebutuhan

a) Amilase, lipase untuk menyingkirkan dugaan pankreatitis

b) Panel hepatitis untuk menyingkirkan dugaan hepatitis

c) Skrining toksikologi untuk menyingkirkan dugaan penyalahgunaan zat

d) Pemeriksaan USG untuk menyingkirkan gugaan kehamilan mola

g. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan
mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah pola makan sehari-hari
dengan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari
minum air ketika makan, minumlah air setengah jam sebelum makan dan setengah jam
setelah makan, minumlah air 8 gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, beridirilah
pelan-pelan dan tidak berbaring setelah makan.
Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu :
1) Diet hiperemisis gravidarum I
Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya
terdiri dari roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya.
2) Diet hiperemisis gravidarum II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi.
3) Diet hiperemisis gravidarum III
Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan klien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada

diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi


8. Pencegahan 

Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah : 

1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi

2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)

3. Hindari makanan berminyak dan berbau

4. Defekasi teratur 

9. Pemeriksaan Penunjang

 Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun

 Hemoglobin dan hematokrit menurun

 Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein

 Kadar vitamin dalam darah menurun

 BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat


10. Pathway

Faktor alergi  Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesisgravidarum Penurunan pengosongan lambung

penyesuaian komplikasi peningkatan tekanan gaster

intake nutrisi menurun kehilangan cairan berlebih

pengeluaran nutrisi berlebih dehidrasi


Defisit Nutrisi

cairan eksta seluler dan plasma hemokonsentrasi

HCL meningkat aliran darah kejaringan menurun

Iritasi saluran cerna perfusi jaringa otak

Nyeri uluhati hipokalemia penurunan kesadaran

Resiko
Gangguan rasa nyaman ketidakseimbangan
elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
(TEORI)

A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas Pasien Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur ,Agama, Jenis Kelamin
,Pekerjaan, Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang mengirim, Cara masuk RS,
dan Diagnosa medis dan nama Identitas Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur, Hub
dengan pasien, Pekerjaan dan Alamat
2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus
menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta
konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor
kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung,
dan ikterus.

2) Riwayat kesehatan dahulu


a) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
b) Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
3. Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae
membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum,
mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik,
ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
4. Riwayat menstruasi
1) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
2) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
5. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan
darah, dan tingkat kesadaran.
7. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah
marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta
kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari
keluarga dan perawat.
8. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
9. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine
yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di
dalam urine.
10. Pemeriksaan Fisik Persistem
Untuk menemukan tanda –tanda fisik yang mendukung diagnosis Hepatomegali dan untuk
mengetahui penyakit yang mungkin menyertai Hepatomegali meliputi pemeriksaan :
TTV (Tanda –tanda Vital) : (Suhu, Nadi, Tekanan Darah, RR, TB, BB) dan Kesadaran
Pasien.
1) Sistem pernafaan
a) Hidung
Inspeksi : simetris / tidak, ada pernafasan cuping hidung / tidak, ada sekret /
tidak.
Palpasi : ada nyeri tekan / tidak, ada pembengkakan sinus / tidak.
b) Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering atau tidak, ada karies / tidak, pucat / tidak,
kebersihan mulut (gigi, lidah, gusi).
c) Leher
Inspeksi : sinomatitis / tidak, ada pembengkakan trakea / tidak
Palapasi : ada nyeri tekan atau tidak, ada bendungan vena jugularis / tidak
d) Faring
Inspeksi : adakah pembengkakan tonsil, warna, ada odem / tidak
e) Area dada
Inspeksi : simetris / tidak , adakah retraksi dinding dada / tidak
Palpasi : ada nyeri tekan / tidak
Perkusi : sonor / hipersonor
Auskultasi : apakah ada suara tambahan seperti wheezing, ronchi
2) Sistem kardiovaskuler
a) Wajah
Inspeksi wajah pucat / tidak, ada odem / tidak, mukosa bibir pucat / tidak.
b) Dada
Inspeksi : simetris / tidak, ada hepatomegali/ tidak
Palpasi :ictus cordis teraba / tidak
Perkusi : terdapat bunyi sonor / hipersonor
Auskultasi : adakah suara bunyi jantung tambahan / tidak
c) Ekstremitas atas
Inspeksi : adakah odem / tidak
Palpasi : CRT < 2 detik / lebih
d) Ekstremitas bawah
Inspeksi : adakah odem / tidak
Palpasi : akral hangat / tidak, ada nyeri tekan / tidak
3) Sistem persarafan
N I (olfaktorius) : dapat mencium bau – bauan / tidak
N II (optikus) : pupil mengecil / tidak jika di beri cahaya, lapang pandang normal /
tidak
N III, IV, VI (okulomotor, troklear, abduse) : reflek pupil terhadap cahaya, dapat
membuka mata secara sepontan / tidak
N V (trigeminal) : dapat mengekspresikan wajah / tidak, bisa mengatupkan rahang /
tidak
N VII (fasial) : bisakah merasakan sensasi sentuhan / tidak, bisakah mengerutkan
dahi / tidak
N VIII (akustik) : fungsi pendengaran baik atau tidak
N IX, X (glosofaringeal, vagus) : adakah reflek muntah / tidak, bisa mengerutkan
dahi / tidak
N XI (asesori spinal) : bisa menoleh ke kanan ke kiri / tidak,
N XII (hipoglosal) : bisa mengulurkan lidah / tidak
4) Sistem perkemihan urin
Kandung kemih : Palpasi ada nyeri tekan / tidak, ada distensi kandung kemih / tidak
5) Sistem eliminasi alvi
Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering / tidak, mulut bersih / tidak
Lidah :
Inspeksi : kotor / tidak
Abdomen :
Inspeksi : simetris / tidak, ada asites / tidak
Palpasi : K1 : ada nyeri tekan / tidak (hepar)
K2 : ada nyeri tekan / tidak (gaster)
K3 : ada nyeri tekan / tidak (kolon)
K4 : ada nyeri tekan / tidak (apendik)
6) Sistem muskuloskeletal dan integumen
Kekuatan otot
Turgor kulit : lambat ./ tidak
7) Sistem endokrin dan eksokrin
a) Kepala
Inspeks : penyebaran rambut merata / tidak
Palpasi : ada nyeri tekan / tidak, ada benjolan / tidak
b) Leher
Inspeksi : simetris / tidak
Palpasi : ada nyeri tekan / tidak, ada bendungan vena jugularis / tidak
8) Sistem reproduksi
Genetalia : Inspeksi ada odem / tidak
9) Sistem persepsi sensori
Mata :
Inspeksi : konjungtiva anemis / tidak
Hidung : ada peradangan pada sinus / tidak
Teliga : ada serumen / tidak
11. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL, SPIRITUAL
1) AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Apakah pasien terpenuhi kebutuhan tidur / tidak, ada penurunan aktivitas /tidak, merasa
cepat lelah / tidak.
2) PERSONAL HYGIENE
Apakah pasien mandiri / tidak dalam melakukan kebersihan diri (mandi, sikat gigi,
keramas, dll) , berapa kali dalam melakukan kebersihan diri .
3) NUTRISI
Apakah ada penurunan nafsu makan / tidak, berapa porsi saat makan / minum, suka
makan makanan tambahan / tidak (buah, sayur, susu, dll).
4) ELIMINASI
BAB dan BAK berapa kali dalam sehari, konsistensi feses, warna/jenis urine.
5) SEKSUALITAS
Status pasien (menikah, lajang, bercerai), usia pasien, aktifitas seksual teratur/tidak.
6) PSIKOSOSIAL
Hubungan dengan keluarga, tetangga (baik/tidak), sering mengikuti acara di lingkungan
rumah / tidak.
7) SPIRITUAL
Ketaatan dalam menjalankan ibadah, ada hambatan saat melakukan ibadah / tidak.
12. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan Rasa Nyaman b.d Kehamilan
2) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Muntah
3) Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis
13. Intervensi keperawatan

NO SLKI SIKI
OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS
1 Status -Kesejahteraan fisik=4 Perawatan Observasi
Kenyamanan -kesejahteraan kehamilan -indentifikasi
(hal.161) psikologis=4 trimester pertama factor risiko
-Perawatan sesuai (hal. 325) kehamilan
kebutuhan=4 -monitor TTV
-Keluhan tidak -timbang berat
nyaman=4 badan
-Mual =4 Terapeutik
-lakukan skrining
depresi pada
kehamilan
-motivasi makan
porsi kecil tapi
sering
-atur waktu
istirahat di antara
waktu aktifitas
Edukasi
-anjurkan tidak
menbiarkan perut
kosong atau
terlalu penuh
-anjurkan
menghindari
aktifitas yang
berlebih
-anjurkan
melakukan
pemeriksaan
kehamilan secara
rutin
Kolaborasi
-kolaborasi
pemeriksaan USG
untuk
menentukan usia
kehamilan

2 Keseimbangan -asupan cairan=4 Manajemen Observasi


cairan -asupan makanan=4 cairan -monitor status
(hal.41) -dehidrasi=4 (hal. 159) hidrasi
-tekanan darah=4 -monitor berat
-membran mukosa=4 badan harian
-berat badan=4 -monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
-catat intake-
output dan hitung
balans cairan 24
jam
-berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
Berikan cairan
intravena, jika
perlu
Kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
diuretic, jika
perlu
3 Status Nutrisi -porsi makanan yang Manajemen Observasi
(hal.121) dihabiskan=4 Nutrisi -identifikasi status
-pengetahuan tentang (hal.200) nutrisi
standar asupan nutrisi - identifikasi
yang tepat=4 kebutuhan kalor
-berat badan=4 dan jenis nutrien
-frekuensi makan=4 - monitor berat
-nafsu makan=4 badan
Terapeutik
-Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
-berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
-berikan makanan
tinggi serat untuk
mencrgah
konstipasi
Edukasi
-anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
-ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu

ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Kasus Semu: Ny.A usia 29 th datang kerumah sakit diantar suaminya pukul 08.00 WIB
bermaksut memeriksakan kehamilan ke duanya, Ny.A mengatakan hamil anak kedua usia
kehamilan 12 minggu dan mengeluh mual dan muntah sejak tiga hari lalu, dalam sehari
bisa 8x muntah, mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemas jika berjalan seperti
sempoyongan, juga tidak nafsu makan karena mualnya, Selama kehamilannya Tn.A tidak
bisa tidur dengan nyenyak karena selalu terbangun setiap 2 sampai 3 jam tertidur. Tn.A
selalu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, Selama dilakukan pemeriksaan fisik
tanggal 1 oktober 2020 Didapatkan kesadaran kompos mentis, Keadaan umum sakit
sedang, turgor kulit kering, konjungtiva anemis, sklera mata ikterik, mukosa bibir kering,
kantung mata agak hitam, Nampak gelisah, Nampak pucat, berat badan menurun, tinggi
badan 155 cm, BB sebelum hamil 58 Kg, BB saat hamil 49 kg, tekanan darah 100/60
mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 37,8 derajat C, RR 20x/menit.

I. PENGKAJIAN

Tanggal MRS : 01-10 - 2020


Waktu : 08.00 WIB
Tanggal pengkajian : 01-10 – 2020

1) IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A
Umur : 29 Tahun
Suku / bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Diwek, Jombang
Status perkawinan : Sudah Kawin

2) IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. A
Umur : 34 Tahun
Suku / bangsa : jawa
Agama : Islam
Pendidikan : S1Manajemen
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Diwek, Jombang
Status perkawinan : Sudah kawin

3) RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama :
Mual dan muntah 10X dalam sehari
I. Riwayat Kehamilan Sekarang
Tn.A dikehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 12 minggu mengeluh mual dan
muntah hebat 10X dalam sehari di trimester ke 1, BB sebelum hamil 58 kg, BB saat
hamil 49 kg, TD 100/60 mmHg, N 80x/menit, S 37,8 derajat C, RR 20x/menit.
II. Riwayat Obstetri
a. Menarche umur 12 tahun, banyaknya ± 3 softek/hari, siklusnya 28 hari, lamanya ±
8hari, keluhan saat datang bulan tidak nyeri
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak pertama usia 2 tahun, pada usia kehamilan 9 bulan dengan persalinan
normal di Bidan, tidak ada penyulit dan jenis kelaminnya laki-laki dengan BB
2800 gr
c. Pengalaman menyusui
Ibu mempunyai pengalaman menyusui pada anak pertamanya, lama menyusui ± 2
tahun.
d. Kehamilan sekarang
Status usia kehamilan 12 minggu, HPHT 13 juli 2020, berat
badan sebelum hamil 58 kg, taksiran persalinan tanggal 20 april 2021. Ibu sudah
mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2, ibu juga mendapatkan pengobatan selama
hamil jenisnya vitamin elkana dan tablet Fe. Untuk persiapan persalinan, rencana
persalinan berada di Bidan, perlengkapan kebutuhan ibu dan bayi sudah
dipersiapkan, kesiapan mental ibu dan keluarga merasa sudah siap untuk
menantikan kelahiran anak ke2, pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara
menangani nyeri, proses persalinan ibu sudah mengetahui tanda-tanda melahirkan
perut terasa kenceng-kenceng yang terus menerus, untuk mengurangi rasa
kenceng-kenceng dengan cara tarik nafas dalam, untuk proses persalinannya ibu
mendapatkan bimbingan untuk mengejan dari bidan dan rencana perawatan bayi
dilakukan sendiri dengan dibantu keluarga.
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:
I. Breast care : ibu mengetahui kalau sebelum menyusui bayi untuk membersihkan
puting susu.
II. Nutrisi : ibu mengetahui nutrisi yang baik untuk ibu dan bayi.
III. Senam nifas : ibu belum pernah melakukan senam nifas.
IV. KB : ibu mengetahui kb apa yang cocok untuk ibu.
V. Menyusui : ibu akan menyusui bayinya selama ± 2 tahun dengan ASI
exsklusif.

III. Riwayat KB
Ibu melaksanakan KB, jenis KB yang digunakan KB suntik 3 bulan dan
menggunakan KB sejak setelah melahirkan anak pertama, masalah yang terjadi
selama menggunakan KB suntik yaitu haid tidak teratur.

IV. Riwayat pernikahan


Yn.A menikah satu kali, usia pernikahan dengan suami 7 tahun.

V. Riwayat Lingkungan
Yn.A mengatakan untuk kebersihan lingkunganya bersih, tidak ada percemaran
lingkungan dan tidak ada bahaya yang mengancam.

2. Riwayat penyakit sekarang :


Ny.A usia 29 th datang kerumah sakit diantar suaminya pukul 08.00 WIB bermaksut
memeriksakan kehamilan ke duanya, Ny.A mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan
12 minggu dan mengeluh mual dan muntah sejak tiga hari lalu, dalam sehari bisa 8x
muntah, mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemas jika berjalan seperti sempoyongan, juga
tidak nafsu makan karena mualnya, Selama kehamilannya Tn.A tidak bisa tidur dengan
nyenyak karena selalu terbangun setiap 2 sampai 3 jam tertidur. Tn.A selalu memeriksakan
kehamilannya ke puskesmas, Selama dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 1 oktober 2020
Didapatkan kesadaran kompos mentis, Keadaan umum sakit sedang, turgor kulit kering,
konjungtiva anemis, sklera mata ikterik, mukosa bibir kering, kantung mata agak hitam ,
Nampak gelisah, Nampak pucat, berat badan menurun, tinggi badan 155 cm, BB sebelum
hamil 58 Kg, BB saat hamil 49 kg, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 80 kali per menit,
suhu 37,8 derajat C, RR 20x/menit.

3. Riwayat penyakit dahulu


Ny.A mengatakan pernah mempunyai penyakit gastritis
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ny.A mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi ,diabetes militus, dll.

4) PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM

Tanda-tanda Vital, TB dan BB :


- S : 37,8°C
- N : 80 x/menit
- TD :100/ 60 mmHg
- RR : 20x/menit
- TB : 155cm
- BB sebelum hamil : 58 Kg
- BB hamil : 49 kg

1) Sistem pernafaan
a) Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak terpasang alat
bantu nafas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan.
b) Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada karies
c) Leher
Inspeksi : tidak ada sinomatitis, tidak ada pembengkakan trakea
Palapasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis.

d) Faring
Inspeksi : tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada odem
e) Area dada
Inspeksi : simetris , tidak ada retraksi dinding dada, mamae simertris kiri dan
kanan, papilla menonjol.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
2) Sistem kardiovaskuler
a) Wajah
Inspeksi : pucat, tidak ada odem, bibir pucat,
b) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada fraktur tulang dada
Palpasi : teraba ictus cordis di ICS ke 4 midklavikula sinistra
Perkusi : sonor
Auskultasi :tidak terdengar suara tambahan ( murmur)
c) Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada odem
Palpasi : CRT < 2 detik
d) Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak ada odem
Palpasi : akral hangat, tidak ada nyeri tekan
3) Sistem persarafan
N I (olfaktorius) : pasien dapat memejamkan mata dan dapat membedakan bau
N II (optikus) : pasien dapat melihat dengan jelas
N III, IV, VI (okulomotor, troklear, abduse) : adanya reflek pupil dapat
menggerakkan bola mata, dapat menggerakkan bola mata keatas dan
kebawah, adanya reflek pupil gerakan bola mata.
N V (trigeminal) : pasien dapat mengunyah dan menggerakkan rahang.
N VII (fasial) : pasien bisa senyum dan menutup bola mata dengan tahanan.
N VIII (akustik) : pasien dapat mendengar dengan baik.
N IX, X (glosofaringeal, vagus) : pasien dapat membedakan rasa manis dan asam,
pasien dapat menelan ludah.
N XI (asesori spinal) : pasien dapat menggerakkan bahu.
N XII (hipoglosal) : pasien dapat menjulurkan lidah
4) Sistem perkemihan urin
Kandung kemih :
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih.
5) Sistem eliminasi alvi
Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering, mulut bersih
Lidah :
Inspeksi : terlihat bersih
Abdomen :
Inspeksi : simetris, pembesaran perut belom kelihatan, tidak ada odema, linea nigra
samar-samar.
Palpasi :
Leopold 1: tidak dilakukan (ballottement positif)
Leopold 2: tidak dilakukan
Leopold 3: tidak dilakukan
Leopold 4: tidak dilakukan
K1 : tidak ada nyeri tekan (hepar)
K2 : tidak ada nyeri tekan (gaster)
K3 : tidak ada nyeri tekan (kolon)
K4 : tidak ada nyeri tekan (apendik)
Auskultasi :
Djj : tidak diperiksa
Frekwensi: -
Irama: -
Punktum max : -
6) Sistem muskuloskeletal dan integumen
Kekuatan otot : 3-3-3-3
Turgor kulit : pergerakan lambat
7) Sistem endokrin dan eksokrin
c) Kepala
Inspeks : penyebaran rambut merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
d) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis
8) Sistem reproduksi
Genetalia :
Inspeksi : tidak ada odem , tidak ada varices
9) Sistem persepsi sensori
Mata :
Inspeksi : konjungtiva anemis, tidak juling
Hidung : tidak ada peradangan pada sinus
Telinga : tidak ada serumen

5) KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL, SPIRITUAL


1) AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Pasien mengatakan mual dan muntah, muntah sehari 8x dan merasa lemas.
2) PERSONAL HYGIENE
Pasien mengatakan bisa BAK dan BAB sendiri tanpa bantuan, tidak ada masalah dalam
BAB dan BAK
3) NUTRISI
Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan, porsi makan lebih sedikit saat di RS, pasien
bisa makan sendiri.
4) ELIMINASI
Pasien mengatakan BAB sehari sekali saat di RS, BAK 3-4 kali/hari saat di RS, tidak ada
masalah dalam BAK dan BAB.
5) SEKSUALITAS
Status pasien menikah dan memiliki 1 anak
6) PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan berhubungan baik dan ramah saat komunikasi dengan keluarga maupun
orang lain
7) SPIRITUAL
Pasien mengatakan tidak sholat karena hamil

ANALISA DATA
Nama Pasien : Yn.A
Dx. Medis : Kehamilan dengan Hiperemesis
Gravidarum

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 DS: Kehamilan Gangguan Rasa Nyaman
 Pasien mengeluh mual
dan muntah dalam
sehari 8x

DO:
 Pasien Nampak gelisah
 Berat badan menurun

-TD :100/60 mmHg


-S : 37,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 49kg

DS Muntah Resiko Ketidakseimbangan


 Pasien mengeluh lemas Elektrolit
 Pasien mengeluh Susah
tidur

DO:
 Turgor kulit kering
 Mukosa bibir kering
 Kantong mata agak
hitam

DS: Faktor psikologis Defisit Nutrisi


 Pasien mengeluh tidak
nafsu makan
 Pasien mengeluh nyeri
uluhati

DO:
 Pasien Nampak pucat
 Konjungtiva anemis
 sklera mata ikterik

2. DIAGNOSA KEPERAWATA
1) Gangguan Rasa Nyaman b.d Kehamilan
2) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Muntah
3) Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SLKI SIKI
OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS
1 Status -Kesejahteraan fisik=4 Perawatan Observasi
Kenyamanan -kesejahteraan kehamilan -indentifikasi
(hal.161) psikologis=4 trimester pertama factor risiko
-Perawatan sesuai (hal. 325) kehamilan
kebutuhan=4 -monitor TTV
-Keluhan tidak -timbang berat
nyaman=4 badan
-Mual =4 Terapeutik
-lakukan skrining
depresi pada
kehamilan
-motivasi makan
porsi kecil tapi
sering
-atur waktu
istirahat di antara
waktu aktifitas
Edukasi
-anjurkan tidak
menbiarkan perut
kosong atau
terlalu penuh
-anjurkan
menghindari
aktifitas yang
berlebih
-anjurkan
melakukan
pemeriksaan
kehamilan secara
rutin
Kolaborasi
-kolaborasi
pemeriksaan USG
untuk
menentukan usia
kehamilan

2 Keseimbangan -asupan cairan=4 Manajemen Observasi


cairan -asupan makanan=4 cairan -monitor status
(hal.41) -dehidrasi=4 (hal. 159) hidrasi
-tekanan darah=4 -monitor berat
-membran mukosa=4 badan harian
-berat badan=4 -monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
-catat intake-
output dan hitung
balans cairan 24
jam
-berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
Berikan cairan
intravena, jika
perlu
Kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
diuretic, jika
perlu
3 Status Nutrisi -porsi makanan yang Manajemen Observasi
(hal.121) dihabiskan=4 Nutrisi -identifikasi status
-pengetahuan tentang (hal.200) nutrisi
standar asupan nutrisi - identifikasi
yang tepat=4 kebutuhan kalor
-berat badan=4 dan jenis nutrien
-frekuensi makan=4 - monitor berat
-nafsu makan=4 badan
Terapeutik
-Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
-berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
-berikan makanan
tinggi serat untuk
mencrgah
konstipasi
Edukasi
-anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
-ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI


O
1 Gangguan Rasa Nyaman 01-10-2020/ 1. Mengobservasi factor resiko
b.d Kehamilan 09.00 WIB kehamilan
2. Memonitor ttv harian
3. Mengobservasi riwayat merokok,
imunisasi masa kehamilan,
penggunaan kontrasepsi
4. Mengidentifikasi riwayat keluarga
terhadap kelainan kongenital
5. Berkolaborasi pemeriksaan USG
untuk menentukan usia kehamilan
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan

2 Resiko 01-10-2020/ 1. Mengobservasi status hidrasi


ketidakseimbangan 10.00 WIB 2. Memonitor berat badan harian
elektrolit b.d Muntah 3. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
4. Mendorong keluarga terlibat dalam
terapi dan pengobatan
5. Berkolaborasi pemberian obat-
obatan di uretic sesuai indikasi

3 Defisit Nutrisi b.d Faktor 01-10-2020/ 1. Mengidentifikasi status nutrisi


psikologis 11.00 WIB 2. Mengobservasi alergi dan
intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
4. Memonitor asupan makanan
5. Memonitor berat badan harian
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan
N Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI
O
1 Gangguan Rasa Nyaman 02-10-2020/ 1. Mengobservasi factor resiko
b.d Kehamilan 10.00 WIB kehamilan
2. Memonitor ttv harian
3. Mengobservasi riwayat merokok,
imunisasi masa kehamilan,
penggunaan kontrasepsi
4. Mengidentifikasi riwayat keluarga
terhadap kelainan congenital
2 Resiko 02-10-2020/ 1. Mengobservasi status hidrasi
ketidakseimbangan 11.00 WIB 2. Memonitor berat badan harian
elektrolit b.d Muntah 3. Mendorong keluarga terlibat dalam
terapi dan pengobatan
4. Berkolaborasi pemberian obat-
obatan di uretic sesuai indikasi

3 Defisit Nutrisi b.d Faktor 02-10-2020/ 1. Mengidentifikasi status nutrisi


psikologis 13.00 WIB 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
3. Memonitor asupan makanan
4. Memonitor berat badan harian

N Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI


O
1 Gangguan Rasa Nyaman 03-10-2020/ 1. Mengobservasi factor resiko
b.d Kehamilan 09.00 WIB kehamilan
2. Memonitor ttv harian
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan
2 Resiko 03-10-2020/ 1. Mengobservasi status hidrasi
ketidakseimbangan 10.00 WIB 2. Memonitor berat badan harian
elektrolit b.d Muntah 3. Mendorong keluarga terlibat dalam
terapi dan pengobatan

3 Defisit Nutrisi b.d Faktor 03-10-2020/ 1. Mengidentifikasi status nutrisi


psikologis 11.00 WIB 2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor berat badan harian
5. EVALUASI KEPERAWATAN

N TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI


O ( S O A P)
1 01-10-2020/ Gangguan Rasa S: Pasien mengatakan mual dan muntah
17.00 WIB Nyaman b.d Kehamilan dalam sehari 8x

O:- Pasien Nampak gelisah


-Berat badan menurun
-TD :100/60 mmHg
-S : 37,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 49kg
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

2 01-10-2020/ Resiko S: -Pasien mengatakan lemas


18.00 WIB ketidakseimbangan -Pasien mengatakan Susah tidur
elektrolit b.d Muntah
O: -Turgor kulit kering
-Mukosa bibir kering
-Kantong mata agak hitam
-TD :100/60 mmHg
-S : 37,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 49kg
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3 01-10-2020/ Defisit Nutrisi b.d S: -Pasien mengatakan tidak nafsu
19.00 WIB Faktor psikologis makan
-Pasien mengatakan nyeri uluhati

O: -Pasien Nampak pucat


-Konjungtiva anemis
-sklera mata ikterik
-TD :100/60 mmHg
-S : 37,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 49kg
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

N TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI


O ( S O A P)
1 02-10-2020/ Gangguan Rasa S: Pasien mengatakan mual dan muntah
18.00 WIB Nyaman b.d Kehamilan mulai berkurang dalam sehari 3x

O:- Pasien Nampak gelisah berkurang


-Berat badan naik
-TD :110/70 mmHg
-S : 36,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 52kg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

2 02-10-2020/ Resiko S: -Pasien mengatakan lemas berkurang


19.00 WIB ketidakseimbangan -Pasien mengatakan sudah mulai bisa
elektrolit b.d Muntah tidur

O: -Turgor kulit membaik


-Mukosa bibir membaik
-Kantong mata hitam menghilang
-TD :110/70 mmHg
-S : 36,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 52kg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
3 02-10-2020/ Defisit Nutrisi b.d S: -Pasien mengatakan nafsu makan
20.00 WIB Faktor psikologis mulai membaik
-Pasien mengatakan nyeri uluhati
berkurang

O: -Pasien Nampak pucat berkurang


-Konjungtiva membaik
-sklera mata membaik
-TD :110/70 mmHg
-S : 36,8°C
- N : 80 x/menit
- RR : 20x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 52kg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

N TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI


O ( S O A P)
1 03-10-2020/ Gangguan Rasa S: Pasien mengatakan sudah tidak mual
17.00 WIB Nyaman b.d Kehamilan dan muntah

O:- Pasien Nampak gelisah sudah hilang


-Berat badan naik
-TD :120/70 mmHg
-S : 36,6°C
- N : 78 x/menit
- RR : 19x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 56kg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien pulang.

2 03-10-2020/ Resiko S: -Pasien mengatakan lemas


18.00 WIB ketidakseimbangan menghilang
elektrolit b.d Muntah -Pasien mengatakan bisa tidur

O: -Turgor kulit normal


-Mukosa bibir normal
-Kantong mata hitam hilang
-TD :120/70 mmHg
-S : 36,6°C
- N : 78x/menit
- RR : 19x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 56kg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien pulang.
3 03-10-2020/ Defisit Nutrisi b.d S: -Pasien mengatakan nafsu makan baik
19.00 WIB Faktor psikologis -Pasien mengatakan nyeri uluhati
hilang

O: -Pasien Nampak pucat hilang


-Konjungtiva normal
-sklera mata normal

-TD :120/70 mmHg


-S : 36,6°C
- N : 78x/menit
- RR : 19x/menit
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil: 58kg
- BB hamil: 56kg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai