ABSTRACT
Eosinophils play a role in the defense against viruses, bacteria, fungi and parasites, as well as be involved
in the pathogenesis of allergic and autoimmune diseases. The role of eosinophils in the defense against bacterial
run by enzymes found in the granules such as MBP, ECP, EPO, and EDN, and spending EET. EET formation is
determined by the presence of free radicals and intracellular calcium. The antimicrobial function of EET played
by Histon.
Sistem imun alami adalah sistem imun yang Esoinofil mempunyai banyak fungsi.
sudah ada pada manusia sehat, mampu mengenali Beberapa fungsi diantaranya adalah:
patogen yang masuk secara non-antigen spesifik, 1. Maturasi uterus
dan memberikan respons segera terhadap patogen 2. Pembentukan kelenjar mammae
tanpa adanya aktifasi sistem imun terlebih dahulu. 3. Terlibat dalam seleksi negativdouble positive
Berbagai sel terlibat dalam sistem imun alamiah, thymocytes
diantaranya adalah sel eosinofil(Maddof dan 4. Presentasi antigen dan proliferasi sel T
Kasper, 2008; Warrington et al, 2011). 5. Sebagai regulator fungsi sel mast
6. Terlibat dalam imunitas terhadap infestasi
EOSINOFIL cacing, infeksi virus, jamur, dan bakteri
Eosinofil adalah granulosit yang berukuran (Blanchard dan Rothenberg, 2009).
12–17 µm, inti berlobus 2-6 dengan sitoplasma
Meskipun eosinofil diyakini berperan
biru pucat dan dipenuhi granula eosinofilik (Bain, dalam imunitas alamiah, akan tetapi fungsinya
2011).Granula eosinofilik tersebut mengandung dalam melawan bakteri belum diketahui dengan
major basic protein (MBP),eosinophil cationic jelas. Penelitian yang dilakukan yousefi et al
protein (ECP), eosinophil peroxidase (EPO), (2010)menunjukkan bahwa lipopolisakarida dari
daneosinophil-derivedneurotoxin (EDN) bakteri gram negatif akan mengaktifkan eosinofil
(Blanchard dan Rothenberg, 2009). untuk melepaskan DNA mitokondria. Pelepasan
Eosinofil mengekpresikan berbagai ini tergantung dengan adanya reactive oxygen
molekul di permukaan membran sel nya. Diantara Species.Proses pelepasan DNA terjadi dengan
molekul tersebut adalah reseptor imunoglobulin cepat dalam waktu kurang dari satu detik. Di
untuk IgG (FcgRII/CD32) dan IgA (FcaRI/CD89), ruang ekstraselular, DNA mitokondria dan protein
reseptor komplemen (CR1/CD35, CR3, dan granul membentuk struktur ekstraseluler yang
CD88), reseptor sitokin (IL-3R, IL-5R,GM-CSF, mampu mengikat dan membunuh bakteri.Sebuah
IL-1aR,IL-2R, IL-4R, IFN-αR, dan TNF-αR); proses yang sekarang dikenal dengan istilah EET
reseptor kemokin (CCR1 dan CCR3), molekul (Simon et al, 2012).
adhesi (very late antigen 4, a4b7, dan siglec-8),
reseptor leukotrin (CysLT1R, CysLT2R, dan EOSINOPHIL EXTRACELLULAR TRAPS
reseptor LTB4), reseptor prostaglandin, reseptor (EET)
platelet-activating factor (PAF), dan TLRs (Stone, Pada tahun 2004, Brinkmann dan
Prussin, dan Metcalfe, 2010). koleganya menunjukkan bahwa netrofil bisa
Eosinofil dapat diaktifkan oleh banyak terjadi serangkaian proses yang akan memicu
hal. Toll like receptor, sitokin, kemokin, dan terbentuknya EET (Chunet al, 2007; Morshedet
reseptor adhesi bereperan sebagai inisiator al, 2012; Yousefi, Simon, dan Simon, 2012).
aktivasi eosinofil. Bila eosinofil telah aktif, maka Aktifasi eosinofil memicu teraktifkannya Protein
Pada awalnya EET ditengarai hanya menjawab pertanyaan ini. Salah satunya adalah
berperan dalam imunitas terhadap bakteri saja. interaksi elektrostatik antara EET dengan
Akan tetapi sekarang EET diketahui mempunyai permukaan bakteri. Setelah terikat maka patogen
peran yang lain diluar imunitas terhadap bakteri. akan dirusak oleh histon. Histon H2B mempunyai
Sebagai contoh adalah EET terlibat dalam daya antibakteri terhadap bakteri Gram positive,
penyakit kulit inflamasi baik karena infeksi gram negatif dan terhadap jamur (Goldmann dan
maupun non infeksi dan terutama pada sindroma Medina, 2013).
wells (Simon et al, 2012). Bahkan diketahui juga
KESIMPULAN
bahwa EET terlibat dalam patogenesi penyakit
Eosinofil adalah bagian dari sel lekosit yang
asma bronkiale (Dworskiet al, 2011).
berperan dalam imunitas alamiah. Struktur sel
Pada konteks penyakit infeksi, EET
eosinofil ditandai dengan jumlah lobus inti yang
diyakini sebagai strategi yang dikembangkan oleh
berjumlah 2-6 dengan granula stoplasma terwarna
sel inang untuk mengontrol dan mengeliminasi
eosinofilik. Sel eosinofl dilengkapi dengan struktur
patogen. Sejumlah bakteri, fungi, dan parasit
permukaan membran sel yang diperlukan untuk
dilaporkan terjebak dan dibunuh oleh EET.
menjalankan fungsinya serta granula sitoplasma
Mekanisme molekuler bagaimanakah EET
yang tersususn atas zat-zat khusus.
membunuh mikroorganisme belum diketahu
Di bidang imunologi klinik, eosinofil
dengan pasti. Banyak hipotesis diajukan untuk