Anda di halaman 1dari 4

IMUNITAS ALAMIAH:

EOSINOPHIL EXTRACELLULAR TRAPS (EET)

Safari Wahyu Jatmiko


Departemen Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Correspondence to: Safari Wahyu Jatmiko
Email: safari.wahyu@ums.ac.id

ABSTRACT
Eosinophils play a role in the defense against viruses, bacteria, fungi and parasites, as well as be involved
in the pathogenesis of allergic and autoimmune diseases. The role of eosinophils in the defense against bacterial
run by enzymes found in the granules such as MBP, ECP, EPO, and EDN, and spending EET. EET formation is
determined by the presence of free radicals and intracellular calcium. The antimicrobial function of EET played
by Histon.

Keywords: eosinophil , Eosinophils extracellular traps

Sistem imun alami adalah sistem imun yang Esoinofil mempunyai banyak fungsi.
sudah ada pada manusia sehat, mampu mengenali Beberapa fungsi diantaranya adalah:
patogen yang masuk secara non-antigen spesifik, 1. Maturasi uterus
dan memberikan respons segera terhadap patogen 2. Pembentukan kelenjar mammae
tanpa adanya aktifasi sistem imun terlebih dahulu. 3. Terlibat dalam seleksi negativdouble positive
Berbagai sel terlibat dalam sistem imun alamiah, thymocytes
diantaranya adalah sel eosinofil(Maddof dan 4. Presentasi antigen dan proliferasi sel T
Kasper, 2008; Warrington et al, 2011). 5. Sebagai regulator fungsi sel mast
6. Terlibat dalam imunitas terhadap infestasi
EOSINOFIL cacing, infeksi virus, jamur, dan bakteri
Eosinofil adalah granulosit yang berukuran (Blanchard dan Rothenberg, 2009).
12–17 µm, inti berlobus 2-6 dengan sitoplasma
Meskipun eosinofil diyakini berperan
biru pucat dan dipenuhi granula eosinofilik (Bain, dalam imunitas alamiah, akan tetapi fungsinya
2011).Granula eosinofilik tersebut mengandung dalam melawan bakteri belum diketahui dengan
major basic protein (MBP),eosinophil cationic jelas. Penelitian yang dilakukan yousefi et al
protein (ECP), eosinophil peroxidase (EPO), (2010)menunjukkan bahwa lipopolisakarida dari
daneosinophil-derivedneurotoxin (EDN) bakteri gram negatif akan mengaktifkan eosinofil
(Blanchard dan Rothenberg, 2009). untuk melepaskan DNA mitokondria. Pelepasan
Eosinofil mengekpresikan berbagai ini tergantung dengan adanya reactive oxygen
molekul di permukaan membran sel nya. Diantara Species.Proses pelepasan DNA terjadi dengan
molekul tersebut adalah reseptor imunoglobulin cepat dalam waktu kurang dari satu detik. Di
untuk IgG (FcgRII/CD32) dan IgA (FcaRI/CD89), ruang ekstraselular, DNA mitokondria dan protein
reseptor komplemen (CR1/CD35, CR3, dan granul membentuk struktur ekstraseluler yang
CD88), reseptor sitokin (IL-3R, IL-5R,GM-CSF, mampu mengikat dan membunuh bakteri.Sebuah
IL-1aR,IL-2R, IL-4R, IFN-αR, dan TNF-αR); proses yang sekarang dikenal dengan istilah EET
reseptor kemokin (CCR1 dan CCR3), molekul (Simon et al, 2012).
adhesi (very late antigen 4, a4b7, dan siglec-8),
reseptor leukotrin (CysLT1R, CysLT2R, dan EOSINOPHIL EXTRACELLULAR TRAPS
reseptor LTB4), reseptor prostaglandin, reseptor (EET)
platelet-activating factor (PAF), dan TLRs (Stone, Pada tahun 2004, Brinkmann dan
Prussin, dan Metcalfe, 2010). koleganya menunjukkan bahwa netrofil bisa

Biomedika, Volume 5 Nomor 1, Februari 2013 23


mengeluarkan kromatinnya ke media ektraseluler ditemukan pada beberapa keadaan seperti infeksi,
dan mebuat ikatan dengan berbagai protein untuk alergi, dan penyakit autoimun. EET terdiri dari
membentuk netrophil extracellular trap. Hal ini anyaman serat DNA (Deoxyribo Nucleic Acid)
terjadi ketika netrofil diaktifkan oleh phorbol dan protein granul eosinofil seperti MBP dan ECP.
myristate acetate, lipopolisakarida, interleukin Deoxyribo Nucleic Acid dalam EET berasal dari
8,bakteri Gram positive, dan bakteri gramnegatif mitokondria eosinofil. Hal ini yang menyebabkan
(Guimaraes-Costaet al, 2012). Kini diketahui eosinofl tidak mengalami kematian setelah
bahwa sel-sel yang lain seperti basofil, sel mast, mengeluarkan EET (Yousefi, Simon, dan Simon,
monosit, makrofag, dan eosinofil juga memiliki 2012). Meskpiun demikian, Ueki et al (2013)
kemampuan yang sama (Goldmann dan Medina, melaporkan bahwa sumber DNA EET juga bisa
2013). Pada eosinofil, proses tersebut dinamakan berasal dari inti sel. Ia juga membuktikan bahwa
EET (Simon et al, 2012). eosinofil yang mengalami EET pun bisa mati.
Eosinophil extracellular trapmerupakan
bagian darirespon imun bawaan dan dapat

Gambar 1. EET yang disertai dengan kematian sel

Gambar 2. EET yang tidak disertai dengan kematian sel

Eosinofil dapat diaktifkan oleh banyak terjadi serangkaian proses yang akan memicu
hal. Toll like receptor, sitokin, kemokin, dan terbentuknya EET (Chunet al, 2007; Morshedet
reseptor adhesi bereperan sebagai inisiator al, 2012; Yousefi, Simon, dan Simon, 2012).
aktivasi eosinofil. Bila eosinofil telah aktif, maka Aktifasi eosinofil memicu teraktifkannya Protein

24 Biomedika, Volume 5 Nomor 1, Februari 2013


Kinase C (PKC) (Kato et al, 2005). Setelah PAD4 aktif maka ia akan mengubah histon
PKC aktif, ia akan merangsang enzim NADPH menjadi tersitrulinasi. Radikal bebas dan histon
oksidase (In-Heeet al, 2014). Hasil dari aktifnya yang telah mengalami sitrulinasi ini kemudian
NADPH oksidase adalah terbentuknya O2-. Selain mengakibatkan terjadinya kolaps nuklear dan
pembentukan radikal bebas, aktifasi eosinofil juga disintegrasi membran sel. Hasil akhir dari proses
mengakibatkan peningkatan kalsium intrasel. ini adalah dikeluarkannya EET (Goldmann dan
Peningkatan ini akan mengaktifkan PAD4. Ketika Medina, 2013; Guimaraes-Costaet al, 2012).

Gambar 3. Proses Terjadinya EET.

Pada awalnya EET ditengarai hanya menjawab pertanyaan ini. Salah satunya adalah
berperan dalam imunitas terhadap bakteri saja. interaksi elektrostatik antara EET dengan
Akan tetapi sekarang EET diketahui mempunyai permukaan bakteri. Setelah terikat maka patogen
peran yang lain diluar imunitas terhadap bakteri. akan dirusak oleh histon. Histon H2B mempunyai
Sebagai contoh adalah EET terlibat dalam daya antibakteri terhadap bakteri Gram positive,
penyakit kulit inflamasi baik karena infeksi gram negatif dan terhadap jamur (Goldmann dan
maupun non infeksi dan terutama pada sindroma Medina, 2013).
wells (Simon et al, 2012). Bahkan diketahui juga
KESIMPULAN
bahwa EET terlibat dalam patogenesi penyakit
Eosinofil adalah bagian dari sel lekosit yang
asma bronkiale (Dworskiet al, 2011).
berperan dalam imunitas alamiah. Struktur sel
Pada konteks penyakit infeksi, EET
eosinofil ditandai dengan jumlah lobus inti yang
diyakini sebagai strategi yang dikembangkan oleh
berjumlah 2-6 dengan granula stoplasma terwarna
sel inang untuk mengontrol dan mengeliminasi
eosinofilik. Sel eosinofl dilengkapi dengan struktur
patogen. Sejumlah bakteri, fungi, dan parasit
permukaan membran sel yang diperlukan untuk
dilaporkan terjebak dan dibunuh oleh EET.
menjalankan fungsinya serta granula sitoplasma
Mekanisme molekuler bagaimanakah EET
yang tersususn atas zat-zat khusus.
membunuh mikroorganisme belum diketahu
Di bidang imunologi klinik, eosinofil
dengan pasti. Banyak hipotesis diajukan untuk

Biomedika, Volume 5 Nomor 1, Februari 2013 25


diketahui terlibat dalam penyakit alergi dan MAPK signaling, BMC Pulmonary
autoimun. Selain itu, Eosinofil berperan dalam Med,14(122), 1-11
imunitas terhadap patogen seperti virus, jamur, Kato, Masahiko., Yamaguchi, Takafumi,. Tachibana,
cacing dan bakteri. Salah satu mekanisme Atsushi., Suzuki, Masato., Izumi, Takashi.,
eosinofil dalam melawan patogen adalah dengan Maruyama, Kenichi., Hayashi, Yasuhide.,
Kimura, Hirokazu., 2005, An atypical
mengeluarkan EET.
protein kinase C, PKC f, regulates human
Eosinophil extracellular traps terdiri dari eosinophileffector functions, Immunol, 116,
anyaman serat DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) 193–202
dan protein granul eosinofil seperti MBP dan Maddof, Lawrence C., Kasper, Dennis L., 2008,
ECP.Deoxyribo Nucleic Acid dalam EET berasal Basic Consideration in Infectious Disease,
dari mitokondria eosinofil ataupun inti sel. in: Fauci, Anthony S., Kasper, Dennis L.,
Pembentukan EET tergantung dengan adanya Longo, Dan L., Braunwald, Eugene., Hauser,
radikal bebas dan peningkatan ion kalsium intrasel. Stephen L., Jameson, J Larry., Loscalzo,
Sifat antimikroba dari EET belum banyak Joseph., (eds) Harrison’s Principle of
diketahui. Hipotesis yang ada menjelaskan bahwa Internal Medicine, 17th Ed, New York:
McGraw Hill Medical, 750
efek antimikroba EET diperankan oleh histon.
Selain itu enzim MBP dan ECP bersifat destruktif Morshed, M., Yousefi, S., Sto¨ckle, C., Simon,
H.U., Simon, D., 2012, Thymic stromal
terhadap patogen dan jaringan.
lymphopoietin stimulates the formationof
DAFTAR PUSTAKA eosinophil extracellular traps, Allergy, 67,
1127–37.
Bain, Barbara J., 2011, Blood cell morphology in health
Simon, Dagmar., Hoesli, Susanne., Roth, Nina.,
and disease, in: Bain, Barbara J.,Bates,
Staedler, Simon., Yousefi, Shida., Simon,
Imelda., Laffan, Michael A., Lewis, S.
Hans-Uwe., 2011, Eosinophil extracellular
Mitchell., (eds), Dacie and Lewis Practical
DNA traps in skin diseases, J Allergy Clin
Haematology, 11 th ed, Philadelphia:Churchill
Immunol,127,194-9
LivingstoneElsevier, 94
Stone, Kelly D., Prussin, Calman., Metcalfe, Dean
Blanchard, Carine., Rothenberg, Marc E., 2009, Biology
D., 2010, IgE, mast cells, basophils, and
of the Eosinophil, Adv Immunol,101, 81–121
eosinophils, J Allergy Clin Immunol, 125,
Chun, K. Wong., Cheung, Phyllis F. Y., Wai, K. Ip., S73-80
Lam, Christopher W. K., 2007, Intracellular
Ueki, Shigeharu.,Melo, Rossana C. N., Ghiran, Ionita.,
Signaling Mechanisms RegulatingToll-
Spencer, Lisa A., Dvorak, Ann M., Weller,
Like Receptor–Mediated Activation of
Peter F., 2013, Eosinophil extracellular DNA
Eosinophils, Am J Respir Cell Mol Biol, 37,
trap cell death mediates lytic release offree
85–96
secretion-competent eosinophil granules in
Dworski, Ryszard., Simon, Hans-Uwe., Hoskins, humans, Blood, 121(11), 2074-83
Aimee., Yousef, Shida., 2011, Eosinophil
Warrington, Richard., Watson, Wade., Kim, Harold
and neutrophil extracellular DNA traps in
L., Antonetti, Francesca Romana., 2011,
humanallergic asthmatic airways, J Allergy
An introduction to immunology and
Clin Immunol, 127:1260-6.
immunopathology, Allergy Asthma Clin
Goldmann,Oliver., Medina, Eva., 2013, The Immunol, 7(Suppl 1), 1-8
expanding world of extracellular traps:
Yousefi, Shida., Gold, Jeffrey A., Andina, Nicola.,
not onlyneutrophils but much more, Front
Lee, James J., Kelly, Ann M., Kozlowski,
Immunol, 3(420),1-10
Evelyne., Schmid, Inès., Straumann, Alex.,
Guimaraes-Costa, Anderson B., Nascimento, Michelle Reichenbach, Janine., Gleich, Gerald J.,
T. C., Wardini, Amanda B., Pinto-da-Silva, Simon, Hans-Uwe., 2008, Catapult-like
Lucia H., Saraiva, Elvira M., 2012, ETosis: release of mitochondrial DNA by eosinophils
A Microbicidal Mechanism beyond Cell contributes to antibacterial defense, Nat
Death, J Parasitol Research, 929743,1-11 Medicine, 14, 949 –53
In-Hee, Cho., Ju-Hyun, Gong., Min-Kyung, Kang., Yousefi, Shida., Simon, Dagmar., Simon, Hans-Uwe.,
Eun-Jung, Lee., Jung, Han Yoon Park., 2012, Eosinophil extracellular DNA traps:
Sang-Jae, Park., Young-Hee, Kang., 2014, molecular mechanisms and potential roles
Astragalin inhibits airway eotaxin-1 in disease, Curr Opinion Immunol, 24(6),
induction andepithelial apoptosis through 736–9
modulating oxidativestress-responsive

26 Biomedika, Volume 5 Nomor 1, Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai