Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN ILMU SOSIAL DASAR

Nasionalisme di Indonesia dan Masalahnya

Disusun Oleh :
Kelompok 12
Dea Ayu Putri 2011221027
Haura Nur Afifah 2011222031
Rahmi Azkiah 2011223011

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Nur, M.S.

GIZI A1
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
A. Defenisi Suku Bangsa, Bangsa dan National State
1. Pengertian Suku Bangsa
Suku bangsa disebut juga atau etnik atau etnis. Suku bangsa merupakan golongan
sosial yang ada di masyarakat yang digunakan sebagai pembeda suatu golongan satu dengan
golongan yang lainnya. Golongan ini umumnya mempunyai ciri khasnya tersendiri yang
dapat digunakan untuk membedakan golongannya diantara golongan lainnya yang
berdasarkan kepada tempat dan asal usulnya serta kebudayaannya.

Suku bangsa juga dapat berarti suatu golongan manusia yang secara sadar telah terikat
dengan identitas pada kesatuan kebudayaan. Suku bangsa ialah penggabungan sosial yang
dibedakan berdasarkan golongan-golongan sosial lain di karenakan memiliki ciri mendasar
dari hubungan asal usul dan tempat tinggal dan juga budaya yang ada di daerahnya.

2. Pengertian Bangsa
Bangsa dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang dianggap nasional, serta
memiliki identitas, budaya, adat, serta ideologi yang sama.Sementara dalam arti politis,
bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Bangsa dalam
arti politik diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan/politik, yaitu negara beserta
pemerintahnya. Mereka diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, dan perundang-
undangan yang berlaku.

3. Pengertian National State


Meupakan gabungan dari dua ide tentang bangsa (nation) dan negara (state) sehingga
terwujud sebuah konsep tentang negara bangsa atau lebih dikenal dengan Nation-State. Hal
ini membawa kepada suatu pemahaman bahwa suatu negara tidak mungkin diwujudkan tanpa
ikatan dari berbagai suku bangsa, yang dengan ikatan itu maka suatu ‘bangsa’ yang berbeda-
beda dapat disatukan dalam suatu wadah ikatan yang disebut ‘negara’.Jadi, National State
ialah terbentuknya sebuah negara yang didahului dengan adanya bangsa.

B. Defenisi Nasionalisme
Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli :

1.Ernest Renan

Nasionalisme adalah suatu keinginan untuk bersatu dan bernegara. Dalam hal ini,
nasionalisme merupakan sebuah keinginan besar untuk dapat mewujudkan persatuan dalam
bernegara.
2. Otto Bauar

Nasionalisme adalah sebuah persatuan karakter atau perangai yang timbul karena
adanya perasaan yang senasib.

3. L. Stoddard

Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian besar


masyarakat, di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara
bersama di dalam suatu bangsa.

4. Hans Kohn

Nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional


berbangsa dan bernegara sendiri.

5. Smith

Nasionalisme yaitu suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk meraih dan
memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas.

6. Abbe Baurel

Nasionalisme yakni rasa cinta kepada daerah dan bahasa oleh perseorangan atau
sekelompok orang.

7. Hitler

Nasionalisme adalah suatu sikap dan semangat rela berkorban untuk melawan bangsa
lain demi bangsa sendiri.

8. Benedict Anderson

Nasionalisme adalah sebagai suatu komunitas politik yang dibayangkan dan


diimajinasikan sebagai sesuatu yang terbatas dan juga berdaulat.

9. Ernest Gellenervia

Nasionalisme yaitu keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan


kekuatan berpolitik.

10. Dr. Hertz

Nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk merdeka, hasrat
untuk mencapai keaslian dan hasrat untuk memiliki cita-cita bersama.
Dengan Demikian, Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari
masyarakat suatu bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah, juga memiliki
kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik
dari internal maupun eksternal.
C. Munculnya Nasionalisme Indonesia
• Kelahiran Budi Utomo telah dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuknya yang masih
samar-samar, hal itu tampak dari aktivitasnya. Perkumpulan ini dengan jelas
membatasi gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran perjuangannya juga
tampak belum tegas antara perjuangan politik atau terbatas pada sosiokultural. Sikap
ragu-ragu itu menyebabkan aktivitasnya cenderung hanya dibidang kebudayaan.
Itulah sebabnya Hatta menyebutkan Budi Utomo sebagai kultural nasionalisme.
• Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan
nasionalisme Indonesia. Perjuangannya yang langsung membela rakyat,yaitu
memperjuangkan ekonomi rakyat telah menjadikan perkumpulan ini berkembang
sangat pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan nasionalisme Indonesia
mengarah pada konsep nasionalisme yang bercorak ekonomi religius, dan demokratis.
Munculnya pergerakan nasional sebagai wujud Nasionalisme Free Powerpoint
Templates Page 9
• Idische Partij, belum menggunakan nama “Indonesia” memang, tetapi organisasi ini
telah dengan tegas mencanagkan kemerdekaan tanah air dan bangsa Hindia, lepas dari
Naderland sebagai akhir dari tujuan perjuangannya. Nasionalisme yang
dikembangkan dengan demikian memiliki corak yang tegas, bahkan radikal. Hal itu
pula yag telah menempatkan organisasi tersebut sebagai organisasi politik pertama di
Indonesia. meskipun usianya tidak panjang, bahkan sangat singkat, konsep
nasionalisme yang dicanangkan memberikan angin dan corak baru bagi perjuangan
pergerakan kebangsaan Indonesia.
• Perhimpunan Indonesia (PI) memberikan andil sangat besar dalam mempertegas dan
mendewasakan konsep nasionalisme yang sesungguhnya. Perhimpunan Indonesia
juga telah memberikan sumbangannya yang sangat penting bagi perkembangan
nasionalisme Indonesia. sumbangan itu adalah nama “INDONESIA” sebagai identitas
nasional dan nama bagi bangsa dan negara yang sedang diperjuangkan untuk
merdeka, lepas dari penjajah. Free Powerpoint Templates Page 10
• Kelahiran Partai Nasional (PNI) ditanah air (1927) yang hakikatnya melanjutkan ide-
ide yang dikembangkan oleh perjimpunan Indonesia juga dilandasi oleh nasionalisme
yang revolusioner.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia,


tampaklah bahwa proses pendewasaan dan pematangan konsep nasionalisme
Indonesia bergerak dari nasionalisme kultural, berkembang ke sosio ekonomis dan
memuncak menjadi nasionalisme politik revolusioner yang mempunyai aspek
multidimensional.
D. Faktor-faktor Munculnya Nasionalisme

Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia Munculnya nasionalisme


pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (intern) dan faktor dari
luar (ekstern).
Faktor intern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut.
• Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar.
• Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam
berbagai bidang kehidupan
• Pengaruh golongan peranakan
• Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme
Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut.
• Faham-faham modern dari Eropa (liberalisme,humanisme, nasionalisme, dan
komunisme)
• Gerakan pan-islamisme
• Pergerakan bangsa terjajah di Asia
• Kemenangan Rusia atas Jepang Konsep Lain yang Berhubungan dengan
Nasionalisme

Beberapa konsep atau istilah yang memiliki kaitan atau berhubungan dengan
nasionalisme antara lain sebagai berikut.
A. Patriotisme
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh
semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan
kemakmuran bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik
ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
1) Rasa cinta pada tanah air
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4) Berjiwa pembaharu
5) Tidak mudah menyerah
6) Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi
juga dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung. Kita mungkin menemukan
seorang siswa atau masyarakat berbuat sesuatu yang mempunyai arti sangat besar
bagi sekolah atau bagi lingkungan 4 desa atau kampung.

B. Chauvinisme
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan
bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain. Contoh Chauvinisme seperti yang
dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der
Welt ( Jerman di atas segala-galanya dalam dunia ). Slogan ini kadang masih
dipakai di Jerman unutk memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris
juga punya slogan Right or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang
menganggap bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari.

C. Sukuisme
Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik
dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan
terhadap suku bangsa sendiri.

E. Nasionalisme Pada Masa Reformasi

Kebahagiaan masyarakat atas keberhasilan mengganti sistem pemerintahan Orde Baru


membuat semangat reformasi diwarnai dengan berbagai tuntutan pada saat demonstrasi.
Sistem pemerintahan disesuaikan dengan pergerakkan zaman. Gerakakan reformasi yang
digerakkan mahasiswa mengagendakan enam tujuan utama, yaitu (1) adili Suharto dan kroni-
kroninya, (2) Laksanakan amandemen UUD 1945, (3) hapuskan Dwi Fungsi ABRI, (4)
Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya, (5) tegakkan supermasi hukum, dan (6) ciptakan
supermasi hukum.

Dalam proses perjalan berbangsa dan bernegara, tidak semua tuntutan gerakan
Reformasi terpenuhi. Nasionalisme harus diletakkan dalam konteks zaman. Nasionalisme era
reformasi menghadapi tantangan yang berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya, di mana
permasalahan yang dihadapi negara semakin kompleks. Terlebih zaman sekarang adalah
zaman teknologi gawai. Berita yang mudah diakses, pertemanan yang semakin maya, sistem
ekonomi melalui daring yang semakin meluas mengharuskan masyarakat Indonesia harus
melek teknologi.

Generasi muda Indonesia berpotensi mengalami pergeseran dalam konsep dirinya


mengenai komunitas imajiner. Ketika koneksitas teknis semakin kuat, maka ada
kecenderungan konektisitas dalam rasa dan berbangsa akan merenggang. Kemajuan teknologi
dunia harus diimbangi oleh nasionalisme, agar rasa nasionalisme tidak luntur. Generasi muda
di Indonesia pada tahun 1928 mampu menciptakan sistem keyakinan dan simbol dalam
pertautan akar-akar sosiokultural yang melintas batas keetnisan, geopolitik, geografi, bahasa
yang membuka wawasan bangsa menuju pembentukan nasionalisme kewargaan yang luas
dan inklusif. Akan tetapi, tantangan masyarakat Indonesia dalam membentuk nasionalisme
era reformasi berbeda dengan masa generasi sebelumnya, karena tangtangan yang dihadapi
berkaitan dengan tarikan global kearah demokrasi di tengah perkembangan teknologi canggih
yang semakin mengglobal.

Di tengah situasi yang semakin kompleks, masyarakat Indonesia harus dapat berdiri di
atas kaki sendiri dalam membangun bangsa dan Negara. Tantangan demokrasi ke depan
adalah bagaimana mewujudkan pengakuan politik dan politik pengakuan yang menjamin hak
individu maupun kesetaraan hak atas aneka kelompok budaya sehingga dapat berdampingann
secara damai dan produktif dalam republik Indonesia. Pemerintah saat ini mencanangkan
nawa cita untuk merevolusi mental bangsa Indonesia, tujuannya agar dapat mengikuti arus
zaman tanpa tenggelam dalam kekuatan dunia luar. Rencana yang sudah diatur dalam
instruksi presiden tahun 2016 tentang gerakan nasional revolusi mental dalam lima program
yang harus digalakkan, yaitu:

a. Gerakan Indonesia melayani

b. Gerakan Indonesia bersih

c. Gerakan Indonesia tertib

d. Gerakan Indonesia mandiri

e. Gerakan Indonesia bersatu

Tujuan dari nawa cita ini adalah mengubah dan memperbaiki karakter bangsa, sasaran
utamanya adalah sunber daya manusia yang andal sejak dini dalam rangka memperkuat daya
rasa nasionalisme. Adapun tujuan utamanya adalah mengikis habis budaya birokrasi yang
malas, budaya priyayi yang selalu ingin dilayani, budaya korupsi, budaya disiplin, budaya
kreatif, dan sebagainya.

Dunia sedang mengalami proses globalisasi yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan
dan eknologi yang mampu melampaui batas ruang dan waktu. Dalam proses globalisasi,
ekonomi pasar akan mempengaruhi negara bangsa di dunia, Ekonomi pasar akan
mempengaruhi Indonesia secara nyata, maka dalam tataran tertentu, ekonomi global dapat
menghancurkan atau sebaliknya dapat menumbuhkan ekonomi suatu negara bangsa, dalam
arti bahwa ekonomi global atau pasar dapat mempengaruhi segi ekonomi, politik, maupun
masyarakat suatu bangsa yang dapat saja menjadi suatu ancaman negara bangsa yang tidak
siap menerima perubahan ekonomi pasar yang sudah mengglobal.

Di sisi lain, tantangan bangsa Indonesia, yaitu bagaimana membentuk nasionalisme


yang dapat mengimbangi bahkan mengguli kekuatan bangsa lain. Kemampuan negara dan
pemerintah dalam merawat, mengelola, dan terus memperbarui nasionalisme sebagaimana
imajinasi para pendahulunya sebagai pendiri bangsa di wilayah Nusantara, tampaknya akan
menjadi faktor kunci ke arah mana bangsa Indonesia akan menuju. Yudi Latif mengatakan
bahwa dalam wawasan Pancasila, kesadaran nasionalisme itu mengandung nilai-nilai
emansipatori. Sumber penindasan dapat datang dari homogenitas globalisasi maupun dari
partikularisasi lokalisme.

Nasionalisme diharapkan dapat menjembatani perbedaan ini. Diharapkan rasa


kebangsaan Indonesia dengan dipandu nilai-nilai Pancasila dapat mengantisipasi tantangan
yang harus dihadapi dengan jalan menawarkan visi global tanpa meninggalkan kearifan local.
F. Nasionalisme dan Milenium

Indonesia menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur inilah
cita cita negara yang dituangkan dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 alinea kedua. Untuk mencapai cita-cita tersebut bangsa kita telah melalui tahapan yang
tidak mudah. Ancaman negara yang datang dari dalam maupun luar negeri harus menjadi
kewaspadaan bersama.

Ancaman negara sebagai tanda pengingat bahwa sewaktu waktu keutuhan negara
dapat hilang terenggut oleh ancaman dari negara asing maupun atas perilaku bangsa sendiri
yang kurang menyadari bahaya ini. Negara yang kita bangun sebagai warisan para pejuang
bangsa harus berdiri kokoh, untuk itulah segala ancaman yang datang harus diantisipasi.
Untuk mempertahankan negara kita memerlukan modal penting yaitu bagaimana membangun
rasa nasionalisme generasi muda penerus bangsa ini. Rasa nasionalisme tidak hanya
diwujudkan dalam usaha mengangkat senjata kepada penjajahan tapi mengatasi ancaman
yang datang juga dapat dikategorikan dalam upaya nasionalisme. Nasionalisme perlu
ditananamkan kepada generasi penerus tonggak perjuangan ini yang kemudia akan
dilanjutkan generasi berikutnya begitu seterusnya.

Nasionalisme adalah proses untuk terus menjadi (to be) Indonesia. Nasionalisme
bukanlah sesuatu yang terberi, ia diciptakan dan dibentuk dalam proses diskursus. Kendati
Ernest Renan (1823-1842) mendefinisikan nation yang terkesan kekal dalam ungkapannya a
nation is a soul, a spiritual principle…a grand solidarity, toh… pada akhirnya mengatakan a
nation is not eternal (nasionalisme tidak abadi) (Budiawan, 2017).

Nasionalisme kaum milenial, dengan demikian, ditemu-kenali, dibentuk dan dibangun


dengan cara-cara baru. Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme tersebut perlu digali
ulang dan dibaca ulang oleh generasi milenial. Dengan itu kita berharap generasi milenial
bisa menangkap dan mengamalkan nilai-nilai yang dikandung Pancasila, UUD 1945 dan
Prinsip Kebinekaan dengan cara-cara mereka sendiri.

Generasi Milennium

Generasi milenial dapat diartikan sebagai generasi millennium yang berarti generasi
masa kini, yang juga dapat dimaknai dengan generasi hidup di abad ke-21.20 Generasi
milenial di Indonesia pada umumnya dapat mengakses informasi dari media social yang
berkaitan dengan informasi-informasi aktual.

Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Generasi ini
banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan
media sosial seperti facebook dan twitter, yang tumbuh pada era internet booming (Lyons,
2004) 7. Generasi milenium adalah "jembatan" demografi ke masa depan bangsa yang
beragam. Pada pertengahan tahun 20-an, minoritas ras dan etnis diproyeksikan untuk
membuat lebih dari setengah dari semua orang Amerika menjadi muda dan berbakat, tetapi
sensus tahun 2020 yang akan datang menunjukkan bahwa generasi pasca-millennium —
orangorang yang lebih muda dari generasi millennial — sudah menjadi minoritas.

Sesuai dengan namanya, mereka adalah generasi pertama yang mencapai usia dewasa
di milenium baru, menunjukkan bahwa mereka akan mengantar perubahan yang akan diikuti
oleh generasi selanjutnya abad ini.8 Di tingkat lokal, generasi millennial mempengaruhi
dinamika penting yang mempengaruhi pasar perumahan, institusi pendidikan, 8 William H.
Frey The Millennial Generation: A demographic Bridge to America’s Diverse Future,
Metropolitan Policy Program, 2018pajak, dan tenaga kerja, belum lagi implikasinya untuk
mengubah ekonomi lokal, tingkat ketimpangan pendapatan, dan kebutuhan untuk
mempromosikan inklusi ras dan sosial yang lebih besar. Pemerintah, politisi, pemimpin
industri, universitas dan jaringan perguruan tinggi, dan lembaga nirlaba perlu disadarkan
akan perubahan yang akan dibawa oleh generasi dewasa baru ini. Generasi milenium
mewakili jembatan demografi ke masa depan - membantu menutup kesenjangan generasi ras
dan budaya.

Nasionalisme perlu ditananamkan kepada generasi penerus tonggak perjuangan ini


yang kemudia akan dilanjutkan generasi berikutnya begitu seterusnya. Namun kita saat ini
mengalami ancaman terbesar yaitu penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan Narkoba
menjadi masalah yang belum bisa teratasi. Banyak kasus yang menggambarkan makin
mengerikannya masalah tersebut. Untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan Narkoba
tidak hanya bisa diselesaikan oleh salah satu pihak saja. Saat ini banyak pihak baik dari
pemerintah, masyarakat, maupun LSM yang telah menyuarakan dan peduli dengan masalah
Narkoba ini, namun ini belum bisa mengatasi permasalahan tersebut.

Pelajar milenial saat ini dengan penguasaan teknologi yang baik dapat mengakses
informasi dengan cepat namun dengan dampak negatif yang juga perlu diwaspadai.
Pengusaan teknologi pada generasi pelajar milenial harus dioptimalisasikan dalam rangka
mengatasi ancaman sebagai bentuk rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara.

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Terjadi perubahan
yang pesat secara biologis, psikologis, dan sosial. Perkembangan fisik menyamai orang
dewasa, namun emosinya belum dapat mengikuti perkembangan fisik yang pesat itu.
Keterbatasan cara pandangnya menyebabkan remaja sulit menunda pemuasaan keinginan
seketika, karena itu remaja lebih mirip anak kecil yang berbadan besar daripada orang
dewasa.
Sumber:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-suku-bangsa/ Diakses pada tanggal 2 Maret
2021.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bangsa/ Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.
https://mediaindonesia.com/opini/253974/negara-bangsa Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.
https://www.bola.com/ragam/read/4356745/pengertian-nasionalisme-beserta-bentuk-
bentuknya-yang-perlu-diketahui Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.
Munculnya Nasionalisme Di Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309683/pendidikan/Pertemuan+7+(Munculnya+
Nasionalisme+Di+Indonesia).pdf link diakses pada tanggal 2 Maret 2021
Utama A. 2019. NASIONALISME Bahan Ajar Latsar Gol. III Angkatan ke-37. PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BPS Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.
https://www.sastrawan.web.id/penyebab-munculnya-nasionalisme-di-indonesia/ Diakses
pada tanggal 2 Maret 2021.
https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_Nasionalisme_Utama%20Andri%20Arjita
%20S.T.,%20M.T._1736.pdf Diakses pada tanggal 2 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai