Anda di halaman 1dari 23

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang job sheet

1. Pengertian job sheet

Berdasarkan sumber istilah job sheet berasal dari bahasa Inggris yaitu job

yang Perarti pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helai atau lembar.

Jadi, job sheet adalah lembar kerja atau lembar kegiatan, yang berisi informasi

atau printah dan petunjuk mengerjakannya. Job sheet merupakan dokumen yang

mencakup seluruh atau sebagian spesifikasi manufaktur dari suatu komponen.

Dunia pendidikan job sheet disebut juga lembaran kerja yaitu suatu media

pendidikan yang dicetak membantu instruktur dalam pengajaran keterampilan,

terutama di dalam laboraturium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-

gambar tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu

pekerjaan (Tooling Univercity,2013:1).

Job sheet atau lembar kerja siswa memuat sekumpulan kegiatan mendasar

yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya

pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang

harus ditempuh. Berdasarkan pengertian di atas, bahwa media job sheet adalah

media cetak yang dapat dipergunakan untuk memberikan pesan atau informasi,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan 27 peserta didik,

sehingga dapat meningkatkan aktifitas keterlibatan pesert didik dalam proses

pembelajaran, dalam hal ini menggunakan lembaran-lembaran yang berisi tugas


7

yang harus dikerjakan peserta didik, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas berupa teori dan praktik (Trianto,2009:222).

Job sheet merupakan salah satu media yang dapat memudahkan

mahasiswa di dalam pembelajaran laboraturium.Job sheet ini berisi petunjuk,

gambar-gambar dan langkah-langkah kerja yang tersususun secara sistematis

untuk menyelesaikan suatu tugas berupa teori, dan praktik yang telah di berikan

oleh dosen atau pendidik (S.Hardiyanti,2017).

2. Fungsi dan Tujuan Job Sheet

lembar kerja siswa atau job sheet berfungsi sebagai panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk

panduan eksperimen atau demonstrasi (Trianto,2009:222).

Sejalan dengan ini, fungsi lembar kerja siswa atau job sheet adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik.

b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan serta kompetensi keterampilannya.

c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan mengandung unsur melatih

keterampilan siswa.

d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran praktik (Prastowo,2012: 205).

Tujuan penyusunan job sheet adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi

dengan materi yang diberikan.


8

b. Menyajikan tugas-tugas dan langkah-langkah kerja yang meningkatkan

penguasaan peserta didik terhadap materi.

c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.

d. Memudahkan pendidik dalam mendampingi proses kegiatan praktikum.

(Prastowo,2012:206)

3. Kelebihan dan Keterbatasan Job Sheet

Menurut Kemp & Dayton (1985) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006:

37), mengelompokan media kedalam delapan jenis, dimana media job sheet

termasuk kedalam media cetak.Job sheet sebagai media pembelajaran memiliki

kelebihan dan keterbatasan, antara lain:

a. Kelebihan media job sheet antara lain:

Kelebihan media cetakan dalam hal ini adalah Job sheet sebagai berikut:

1) Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing

2) Disamping mengulangi materi dalam media cetakan peserta didik

akan mengikuti urutan pikiran secara logis

3) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan

hal lumrah dan dapat menambah daya tarik,serta dapat memperlancar

pemahaman informasi yangdisajikan dalam dua format, verbal dan

visual.

4) Peserta didik akan berparti sipasi/berinteraksi dengan aktif karena

harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun.

5) Serta peserta didik dapat mengetahui apakah jawabannya benar atau

salah.
9

6) Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan

dengan mudah.

Sejalan dengan pemahaman tersebut, Rasyid (1985) menyebutkan bahwa

keuntungan dari pemakaian job sheet adalah:

1) Apat mengurangi penjelasan yang tidak perlu atau mengurangi

penjelasan yang berulang-ulang sehingga akan menghemat waktu.

2) Memungkinkan instruktur untuk mengajar siswa yang mengerjakan

job sheet yang berbeda.

3) Dapat membangkitkan kepercayaan diri siswa untuk membentuk

kebiasaan bekerja (workmanship).

4) Akan menjadi persiapan yang sangat baik bagi siswa untuk bekerja di

industri, sebab terbiasa membaca gambar, karena instruksi pengajaran

lebih banyak diberikan dalam bentuk tertulis dan gambar (Fatmawati

dkk,2014:12).

b. Keterbatasan media job sheet

Menurut Azhar Arsyad (2006:38), keterbatasan media cetakan dalam hal

ini adalah job sheet sebagai berikut:

1) Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetak.

2) Biaya percetakan lebih mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi,

gambar, atau foto yang berwarna.

3) Proses percetakan media sering kali memakan waktu beberapa hari,

sampai berbulan-bulan, tergantung kepada peralatan percetakan dan

kerumitan informasi pada halaman cetak.


10

4) Perbagian unit-unit pelajaran dalam media cetak harus dirancang

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat

membosankan peserta didik.

5) Umumnya media cetak dapat membawa hasil yang baik jika tujuan

pelajaran itu bersifat kognitif.

6) Jika tidak dirawat dengan baik media cetak cepat rusak atau hilang.

Berdasarkan beberapa sumber di atas, job sheet memiliki kelebihan dan

keterbatasan/kelemahan sebagai media pembelajaran. Kelebihan job sheet

antara lain:

a. peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa harus didampingi oleh

guru,

b. proses pembelajaranakan lebih cepat karena siswa terjun langsung

dalam penerapan teoriyang sudah diajarkan oleh guru sehingga

pemahaman tersebut akan muncul ketika siswa dapat memecahkan

masalah dalam praktikum.

c. siswa akan belajar secara urut dan sistematis sesuai prosedur dalam

job sheet.

Apabila terdapat keterbatasan alat dan bahan dalam praktik, maka siswa

dapat mengerjakan job materi yang berbeda dengan ketersediaan bahan yang

ada. Kelemahan job sheet sebagai media pembelajaran antara lain: sulit

menampilkan gerak atau kurang variasi dalam penyajian materi, penyajian

gambar yang kurang jelas dan tidak tepat, biaya lebih mahal dalam pencetakan

apabila menggunakan ilustrasi maupun desain gambar berwarna.


11

4. Prinsip Dasar Pembuatan Media Job Sheet

Komponen-komponen lembar kerja siswa atau job sheet meliputi:

a. Judul eksperimen

b. Teorisingkat tentang materi

c. Alat dan bahan

d. Prosedur eksperimen

e. Data pengamatan serta pertanyaan (Trianto ,2006: 223).

Kesimpulan Untuk Bahan diskusi. Judul eksperimen atau judul job sheet

ditentukan atas kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang

terdapat dalam kurikulum. Teori singkat tentang materi berisi deksripsi teori-teori

yang mendukung percobaan secara singkat tetapi sudah menyangkut substansi

yang esensial, alat dan bahan berisi deskripsi alat dan bahan yang diperlukan

dalam percobaan, prosedur eksperimen berisi langkah-langkah percobaan yang

akan dilakukan, data hasil pengamatan berisi hasil percobaan yang ditulis dalam

bentuk table atau grafik, dan kesimpulan berisi hasil pembahasan atau simpulan

(Trianto,2006:223).

Untuk menyempurnakan pembuatan, menjelaskan ada 6 elemen yang perlu

diperhatikan padasaat merancang yaitu:

1). Konsistensi, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan format dari halaman ke halaman harus konsisten.

b. Penggunaan jarak spasi harus konsisten

c. Penggunaan bentuk dan ukuran harus konsisten


12

2). Format, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Format kolom harus disesuaikan dengan ukuran kertas

b. Tanda-tanda (icon) yang mudah dimengerti bertujuan untuk menekankan

hal-hal yang penting atau khusus.

c. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, atau miring.

d. Pemberian tanda-tanda untuk taktik dan strategi pengajaran yang

berbeda.

3). Organisasi, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Selalu menginformasikan peserta didik mengenai dimana mereka atau

sejauh mana mereka dalam teks tersebut

b. Menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.

c. Isi materi dibuat secara berurutan dan sistematis

d. Kotak-kotak dapat diguanakan untuk memisahkan bagian- bagian teks

4). Daya tarik, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan warna, gambar

bentuk dan ukuran huruf yang serasi

b. Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda

5). Ukuran, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Memilih ukuran huruf yang sesuai dengan peserta didik, pesan dan

lingkungannya

b. Menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antara judul, sub

judul dan isi naskah.


13

c. Menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat

membuat proses membaca itu sulit

6). Ruang (spasi) kosong, definisinya adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan spasi kosong tak berisi gambar atau teks untuk

menambah kontras. Hal ini dimaksud agar pembaca dapat beristirahat

pada titik-titik teretntu.

b. Menyesuaikan spasi antara baris untuk meningkatkan tampilan dan

tingkat keterbacaan.

c. Menambahkan spasi antara paragraf untuk meningkatkan tingkat

keterbacaan (Aryad,2014: 85-88).

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar pembuatan jobsheet harus

terdapat beberapa susunan komponen sebagai berikut:

a. Judul Job sheet yang ditentukan atas dasar kompetesi dasar dan analisis

kebutuhan yang ada pada kurikulum,

b. Materi yaitu penjelasan teori-teori yang berkaitan dengan kegiatan

praktik, dapatjuga berisi rumus-rumus maupun teori yang mendukung

dalam kegiatan praktikum.

c. Alat dan bahan berisi penjelasan perlengkapan yang perlu disiapkan

dalam kegiatan praktikum.

d. Prosedur berisi langkah-langkah yang dikerjakan siswa selama

melakukan praktikum.

e. Data pengamatan adalah data numerik, gambar pengamatan, atau grafik

yang dilampirkan setelah melakukan praktikum


14

f. Simpulan berisi pembahasan dari pengamatan hasil eksperimen yang

sudah dilakukan dan dianalisa hasilnya.

Berdasarkan analisis terhadap berbagai sumber maka criteria job sheet yang

baik untuk tiap-tiap butir kriteria penilaian tersebut, yaitu:

a. Kejelasan tujuan pembelajaran. Termasuk Kemudahan memahami materi

bahan ajar.

b. Kejelasan isi/ materi.

c. Kejelasan instruksi umum.

d. Kesesuaian perlengkapan alat dan bahan.

e. Kesesuaian tindak pencegahan atau K3.

f. Ketepatan langkah-langkah kerja.

g. Kejelasan gambar kerja. Termasuk tingkat kemenarikan gambar/ilustrasi

text.

h. Kesesuaian pertanyaan awal dan pertanyaan akhir.

i. Ketepatan petunjuk kepustakaan.

j. Kesesuaian dan ketepatan format evaluasi. Termasuk Tingkat kesulitan

soal-soal evaluasi.

k. Kejelasan/ ketepatan penggunaan bahasa.

5. Kriteria Job Sheet yang Baik

Kelengkapan job sheet terdiri atas:

a. Judul, MP (materi pokok), SK (standar kompetensi), Indikator, tempat

Petunjuk belajar (petunjuk siswa/ guru)

b. Tujuan yang akan dicapai


15

c. Informasi pendukung

d. Latihan-latihan

e. Petunjuk kerja

f. Penilaian

g. Berikut adalah contoh kelengkapan job sheet (M.Bruri.dkk,2009:15-16).

Sejalan dengan pemahaman tersebut, Job sheet paling tidak memuat: judul,

kompetensi dasar yang akan dicapai, peralatan/ bahan yang diperlukan untuk

meyelesaikan tugas, informasi singkat (keselamatan kerja), langkah kerja, tugas

yang harus dikerjakan, dan laporan yang harus dikerjakan (Widarto,2013).

Berdasarkan kriteria job sheet yang baik, ada beberapa bagian-bagian yang

saling berhubungan dan memperjelas dalam pembuatan job sheet, diantaranya

adalah:

a. kompetensi

b. alat dan kelengkapannya

c. prosedur keselamatan kerja

d. langkah- langkah kerja

e. gambar kerja, dan

f. hasil kerja.

Untuk menghasilkan job sheet yang baik harus memenuhi aspek-aspek

kelayakan. Berdasarkan pendapat paraahli yang telah dibahas, untuk

menghasilkan job sheet yang baikdapat dirumuskan ke dalam aspek-aspek

kelayakan job sheet. Kelayakan materi meliputi aspek:


16

a. kelayakan isi

b. kebahasaan

c. sajian

d. kemanfaatan.

Kelayakan media meliputi aspek:

a. tampilan

b. kemudahan penggunaan

c. konsistensi,

d. format, dan

e. kegrafikan.

Untuk mendukung tercapainya job sheet yang baikrespon dari responden

sebagai penguna sangat dibutuhkan, yang meliputi aspek:

a. penyajian materi

b. kebahasaan,

c. kegrafikan

d. manfaat.

6. Langkah-langkah penyusunan Job Sheet

Berdasarkan kajian terhadap prosedur penyusunan dan kriteria job sheet

yang baik, maka untuk dapat membuat job sheet perlu memahami langkah-

langkah penyusunan job sheet.

a. Menentukan analisis kurikulum

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi manayang

memerlukan bantuan bahan ajar job sheet. Dalam menentukan materi dilakukan
17

dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan

diajarkan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

b. Menyusun peta kebutuhan job sheet

Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah job sheet yang harus

ditulis dalam job sheet serta melihat urutannya.

c. Menentukan judul-judul job sheet

Judul job sheet ditentukan atas dasar kompetensi- kompetensi dasar, materi-

materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.

d. Penulisan job sheet

Langkah pertama adalah merumuskan kompetensi dasar sebagai tujuan

pembelajaran. Langkah kedua adalah menentukan alat dan perlengkapan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik yang akan dilakukan dengan mengacu pada

job sheet yang dibuat. Langkah ketiga adalah menyusun prosedur praktikum yang

didasarkan pada langkah-langkah kerja dan K3 (kesehatan dankeselamatan kerja).

Langkah keempat adalah menulis dengan memperhatikan struktur job sheet.

B. Tinjauan Umum Tentang Ketrampilan

1. Pengertian ketrampilan

Ketrampilan adalah suatu kemampuan seseorang untuk bertindak setelah

menerima pengalaman belajar tertentu dengan menggunakan angguta badan dan

peralatan yang tersedia. Ketrampilan merupakan kelanjutan dari hasil belajar

kognitif (memahami sesuatu) dan efektif (perbuatan atau perilaku)

(Notoatmijo,2012).
18

Ketrampilan dapat menunjukan pada aksi khusus yang di tampilkan atau

pada sifat dimana ketrampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan di anggap

sebagai suatu ketrampilan, terdiri dari beberapa ketrampilan dan drajat

penguasaan yang dicapai oleh seseorang mengambarkan tingkat kertampilannya.

Hal ini terjadi karena kebiasaan umum yang sudah diterima umum untuk

menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas

bias disebut ketrampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano,

menyetel mesin, berjalan berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini yang

digunakan, maka kata “ketrampilan” yang dimaksut adalah kata benda

(Semiwan,2010).

Istilah trampil biasanya di gunakan untuk mengambarkan tingkat kemampuan

seseorang yang bervariasi.Ketrampilan (skil) merupakan kemampuan untuk

mengoprasikan pekerjaan secara mudah dan cermat (Semiwan,2011).

Menurut setiawan (2012), kertrampilan berdasarkan faktor-faktor genetik dan

lingkungan dapat di bagi dua yaitu:

a. Ketrampilan phylogenetic, adalah ketrampilan yang di bawah sejak lahir,

yang dapat berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut.

b. Ketrampilan ontogenetic, merupakan kertampilan yang dihasilkan dari

latihan dan pengalaman sebagai hasil dari pengaruh lingkungan.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu tingkat

ketrampilan yang baik, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


19

1. Faktor individu atau pribadi yaitu kemauan serta keharusan dari individu

itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk menguasai ketrampilan yang

diajarkan.

2. Faktor proses belajar mengajar kepada bagaimana kondisi belajar dapat

disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan sangat berperan

dalam penguasaan ketrampilan.

3. Faktor situasional menujuk pada metode dan tehnik dari praktek yang

dilakukan.

2. Tingkat ketrampilan

a. Presepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

diambil merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin

Respon terpimpin yaitu dapat melakukan suatu sesuai dengan urutan

yang benar (dalam hal ini adalah urutan prosedur tetap/protap), ini merupakan

indicator praktek tingkat kedua.

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sesuatu dengan benar sacara otomatis atau sesuatu itu

sudah merupakan sebuah kebiasaan, maka ia sudah mencapai tingkat praktek yang

ketiga.
20

d. Adaptasi

Adaptasi merupakan suatu praktek atau tindakan yang berkembang

dengan baik, artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya mengurangi

kebenaran tindakan tersebut (Poedjawijatna,2014).

Ketrapilan yang keempat ini perkembangannya dapat berjalan secara alami dan

dapat dipelajari pada setiap orang.

Sementara menurut (Semiwan,2010), ketrampilan dapat digolongkan

menjadi tiga bagian yaitu:

1) Ketrampilan teknis

Ktrampilan teknis merupakan suatu ketrampilan yang mampu

menggunakan prosedur yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ketrampilan jenis ini

lebih menggunakan pada penggunaan tenaga dari pada pemikiran yang mendalam,

serta jarang menguasai berbagai bidang biasanya hanya suatu bidang tertentu saja.

2) Ketrampilan manusiawi

Ketrampilan manusiawi adalah ketrampilan mengadakan kerjasama,

memahami dan memotivasi orang lani. Ketrampilan jenis ini biasanya banyak

dimiliki oleh orang yang mudah bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang di

sekitarnya dari berbagai lapisan masyarakat.

3) Ketrampilan konseptual

Ketrampilan konseptual adalah ketrampilan dalam mengkoordinasi,

mengintegrasi dan mengaktifkan organisasi.Biasaanya jenis ketrampilan ini

banyak dimiliki oleh seseorang maneger yang sudah berpengalaman dalam bidang
21

tertentu dan digunakan untuk membuat suatu keputusan mulai dari perencanaan

sampai dengan evaluasi. .

C. Tinjauan Umum Tentang Resusitasi

1. Pengertian Resusitasi

Resusitasi (respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi

yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk

menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya

(Muslihatun, 2011).

Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan

pernafasan buatan . Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali

atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai

akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak

(Muslihatun, 2011).

Resusitasi adalah tindakan dengan memperyahankan jalan nafasa agar

tetap baik sehingga pross oksigen cukup agar sirkulasi darah tetap baik (Buku

Ajar Neonatus, Bayi dan Balita).

Sedangkan menurut Hidayat dkk, 2009), resusitasi mengandung arti

harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat

dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi

kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas dua komponen utama

yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya

adalah perawatan pasca resusitasi.


22

2. Tujuan Resusitasi

a. Memberikan ventilasi yang adekuat

b. Membatasi kerusakan serebi

c. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan

oksigen kepada otak, jantung dan alat–alat vital lainnya

d. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

3. Tanda – Tanda Resusitasi Perlu Dilakukan

a. Pernafasan

Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak

bernafas atau bahwa pernafasan tidak adekuat.  Lihat gerakan dada naik

turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal-

sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan, misalnya apneu. Jika

pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya 30 – 50 x/menit

dan menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.

b. Denyut jantung – frekuensi

Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut

jantung bayi  tidak teratur.  Frekuensi denyut jantung harus > 100 per

menit. Cara yang termudah dan cepat adalah dengan menggunakan

stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai

keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus

menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = frekuensi

denyut jantung selama 1 menit) Hasil penilaian ;


23

1) Apabila frekuensi >100x / menit dan bayi bernafas spontan,

dilanjutkan dengan menilai warna kulit.

2) Apabila frekuensi <100x / menit walaupun bayi bernafas spontan

menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif).

c. Warna Kulit

Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit

bayi pucat  atau bisa sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi

jantung baik, seharusnya kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis

central, oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis purifier, oksigen

tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih

lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.

4. Kondisi Yang Memerlukan Resusitasi

a. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat

lidah yang jatuh ke posterior.

b. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada

ibu misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam,

magnesium sulfat, dan sebagainya

c. Kerusakan neurologis.

d. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan

saraf pusat, dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat

menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.

e. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan

Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama


24

kehidupan. Jika terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup

individu selanjutnya.

5. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Resusitasi

a. Tenaga yang terampil, tim kerja yang baik.

b. Pemahaman tentang fisiologi dasar pernapasan, kardiovaskular, serta

proses asfiksia yang progresif.

c. Kemampuan / alat pengaturan suhu, ventilasi, monitoring.

d. Obat-obatan dan cairan yang diperlukan.

6. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan

tindakan resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat

menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya

pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir

dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal.

a. Persiapan Keluarga

Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai

kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta

persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran

persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.

b. Persiapan Tempat Resusitasi

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat

resusitasi. Gunakan ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi

hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas
25

lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi

kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas

(misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintu

yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60 watt

atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang

kelahiran bayi.

c. Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan

juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:

1) 2 helai kain/handuk

2) Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,

selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan

untuk mengatur posisi kepala bayi.

3) Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet

4) Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal

5) Kotak alat resusitasi.

6) Jam atau pencatat waktu

D. Relevansi Penelitian

Arianti (2013) Resusitasi Jantung Paru

Resusitasi jantung paru (RJP) pertama kali digunakan di tahun 1960,

selang waktu 40 tahun sejak dikenalkannya RJP modern, telah banyak

perubahan dan perkembangan. RJP dilakukan dengan member bantuan

ventilasi, kompressi dada, dan mengembalikan sirkulasi kedalam kondisi


26

normal. Hanya 10 % dari pasien yang dapat bertahan hidup setelah

mendapatkan resusitasi.

Keberhasilan RJP dipengaruhi barbagai faktor. Tujuan dari evidence

base ini adalah untuk mengetahui persepsi perawat tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan resusitasi jantung paru (RJP). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan

keterampilan Skill tentang resusitasi dengan sukses resusitasi di asfiksia

neonatorum dalam Hal ini, pengetahuan yang sangat menentukan dalam

aplikasi yang akan diterapkan dengan tujuan agar resusitasi rawat maksimal

tentu saja membutuhkan perawat atau bidan gesit dan keterampilan.

pengetahuan seorang bidan tentang napas bahaya dan tindakan resusitasi di

neonatus yang mengalami respirasi bahaya sangat penting dalam

pembentukan perilaku untuk melakukan tindakan resusitasi yang efektif.

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk upaya eksistensi seharusnya dan

pengalaman dalam membantu keberhasilan tindakan resusitasi pada neonatus

bahaya.

Kesimpulan yang didapat bahwa ketersediaan alat tanpa disertai kesiapan

untuk digunakan menurunkan respon time perawat dalam memberikan

resusitasi pada pasien yang mengalami cardiac arrest. Kompetensi perawat

menguasai panduan RJP dan kolaborasi dengan dokter menentukan kualitas

resusitasi yang diberikan kepada pasien.

Penghentian RJP dengan mempertimbangkan durasi RJP dan kondisi

pasien dilakukan untuk member kesempatan pada klien untuk meninggal


27

dengan tenang. Penanganan pasca resusitasi setelah pasien stabil perlu

persiapan sebagai penenganan berkelanjutan dari RJP.

E. Kerangka Konsep

Berdasarkan dasar pemikiran variabel penelitian di atas, maka skema

kerangka konsep penelitian ini adalah :

Job sheet Peningkatan


Ketrampilan Resusitasi

Bagan 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel dependent

: Variabel Independent

: Hubungan antara variable dependent dan independen.

F. Defenisi Operasional Dan Krekteria Objektif

1. Peningkatan ketrampilan

Peningkatan ketrampilan adalah peningkatan seperangkat tindakan cerdas,

penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang calon bidan yang meliputi

pengetahuan dan sikap untuk memberikan pelayanan yang aman.

Krekteria objektif

a. Trampil jika jumlah skor : > 2,79

b. Kurang trampil jika jumlah skor : < 2,70

2. pengunaan job sheet

Job sheet yaitu suatu media pendidikan yang dicetak membantu instruktur

dalam pengajaran laboraturium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-


28

gambar tentang bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Kerekteria objektif

a. baik : jika mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik dengan benar dan sistematis

b. kurang : jika mahasiswa tidak melakukan pemeriksaan fisik dengan benar dan

sistematis

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian impiris atas berbagai pengaruh antar variabel serta

dukungan teori dan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka diajukan 2 buah

hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Ha = Penggunaan job sheet efektif terhadap peningkatan ketrampilan

Resusitasi

2. H0 = Penggunaan job sheet tidak efektif terhadap peningkatan ketrampilan

Resusitasi

Anda mungkin juga menyukai