BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok 12 1
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
1. Aliran Laminer
Aliran Laminer adalah zat cair dimana partikel-
partikelnya bergerak secara teratur mengikuti lintasan saling
sejajar. Aliran ini terjadi apabila saluran kecil, kecepatan kecil
dan kekentalan aliran besar.
2. Aliran Turbulen
Aliran Turbulen adalah aliran zat cair dimana partikel-
partikelnya bergerak tidak teratur dan garis lintasan saling
berpotongan. Dengan berkurangnya pengaruh kekentalan atau
bertambahnya kecepatan, aliran akan berubah dari aliran
laminer menjadi turbulen. Contoh Aliran Turbulen, misalnya :
aliran di sungai, aliran di saluran irigasi atau drainase, aliran di
laut.
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran
laminar ke aliran turbulen.
Kelompok 12 2
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 3
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 4
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
c. Kuliah
Sebagai acuan pelaksanaan praktikum adalah teori yang diperoleh dari
mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika.
d. Studi Pustaka
Sebagai tambahan wawasan dalam pelaksanaan dan penguasaan
laporan praktikum, digunakan literature-literatur mengenai Mekanika
Fluida dan Hidrolika.
Kelompok 12 5
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
BAB II
SALURAN TERBUKA
Kelompok 12 6
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
a. Saluran Alami
Saluran alami meliputi semua alur air yang terdapat secara
alamiah di bumi, mulai dari anak selokan kecil di pegunungan,
selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai ke muara
sungai. Aliran air bawah tanah dengan permukaan bebas juga
dianggap sebagai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan
Saluran buatan dibentuk oleh manusia seperti saluran
pelayaran pembangkit listrik, saluran irigasi, parit pembangunan,
pelimpah tekanan, saluran banjir, saluran pengangkutan kayu,
selokan dan sebagainya, termasuk model saluran yang dibuat di
laboratorium untuk kepentingan penelitian. Adapun sifat-sifat
hidrolik dari masing-masing saluran :
Pada saluran alam biasanya sangat tidak menentu.
Pada saluran buatan semacam ini dapat diatur menurut keinginan
atau dirancang untuk memenuhi persyaratan tertentu.
Kelompok 12 7
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q= . . . ℎ . 2.
Dimana :
Q = debit air (m3 /det)
Cd = koefisien drag (Koefisien debit)
b = lebar ambang (m)
h = tinggi muka air (m)
g = gravitasi (9,8 m/s2 )
Q = 0,42.b.h 2. . ℎ
Q = 1,86..h 3/2
Kelompok 12 8
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 9
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
2 2 ,
= . . . . .ℎ
3 3.
Dimana :
Q = debit (m3/dt)
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
H1 adalah tinggi energi hulu (m)
L adalah panjang mercu (m)
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
bc = lebar mercu (m)
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur (m)
Q = 1,71 x b x h2/3
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
b = Lebar ambang (m)
h = Tinggi muka air (m)
Kelompok 12 10
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 11
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
2 2 ,
= . . . . .ℎ
3 3.
Dimana :
Q = debit (m3/dt)
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
H1 adalah tinggi energi hulu (m)
L adalah panjang mercu (m)
Cv = Koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
bc = lebar mercu (m)
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur (m)
Kelompok 12 12
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 13
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q = 1,76 x b x h3/2
Dimana :
Q = Debit (m3/s)
h = Tinggi air di saluran (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
Kelompok 12 14
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Dimana :
Q = Debit (m3/ dt).
W = Lebar leher (m).
Ha = Tinggi air (m).
Kelompok 12 15
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 16
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q h2 2gh
Dimana :
Q = Debit yang diukur (m3/dtk).
h =Kedalaman air di hulu ambang (m).
Kelompok 12 17
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
1. Merawas
Pengukuran debit dengan cara merawas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas.
Posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan
tidak boleh menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur
vertikal yang diukur.
Letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 -
7,5 cm di hilir kabel baja yang telah dibentangkan.
Hindari berdiri dalam air bila akan mengakibatkan
penyempitan penampang melintang.
Bila arah aliran tidak tegak lurus pada penampang, maka perlu
mengukur koefisien sudutnya.
Pengukuran yang digunakan dalam gambar praktikum ini
adalah dengan cara merawas.
2. Menggunakan Perahu
Pengukuran debit dengan menggunakan perahu perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dilakukan bila tidak memungkinkan dilakukan dengan
merawas.
Kelompok 12 18
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
3. Menggunakan Jembatan
Pengukuran debit dari atas jembatan perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Jembatan yang digunakan tidak terdapat pilar.
Posisi alat ukur sebaiknya berada di hilir jembatan.
Bila posisi kabel penduga tidak tegak lurus terhadap muka air,
kedalaman harus dikoreksi.
Kelompok 12 19
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 20
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 21
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q = 1,86 x b x h3/2
Dimana :
Q = Debit (m3/s)
b = Lebar ambang (m)
h = Tinggi muka air (m)
Q = 1,38 x h2,5
Dimana:
Q = Debit (m3/s)
h = Tinggi air di saluran (m)
Kelompok 12 22
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
1. Titik A
BA =
0,35 − 0
=
2
= ,
n =
= 0,8 putaran/s
V = 0,0640 x n + 0,015
= 0,0640 x 0,8 + 0,015
= 0,0662 m/s
Kelompok 12 23
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
A = b x h
= 0,17 x 0.31
= 0,0542 m2
Q = A x V
= 0,0542 x 0,0662
= 0,03591 m3/s
2. Titik B
bb − ba
BB =
2
0,63 − 0,35
=
2
= ,
n =
= 1,1 putaran/s
V = 0,0580 x n + 0,026
= 0,0580 x 1,1 + 0,026
= 0,0898 m/s
A = b x h
= 0,14 x 0,44
= 0,0616 m2
Q = A x V
= 0,0616 x 0,0848
= 0,0531 m3/s
Kelompok 12 24
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
3. Titik C
bc − bb
BC =
2
0,91 − 0,63
=
2
= ,
n =
= 1,2 putaran/s
V = 0,0580 x n + 0,026
= 0,0580 x 1,2 + 0,026
= 0,0956 m/s
A = b x h
= 0,14 x 0,43
= 0,0602 m2
Q = A x V
= 0,0602 x 0,0956
= 0,05755 m3/s
4. Titik D
bd − bc
BD =
2
1,19 − 0,91
=
2
= ,
n =
= 0,85 putaran/s
Kelompok 12 25
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
V = 0,0580 x n + 0,026
= 0,0580 x 0,85 + 0,026
= 0,0753 m/s
A = b x h
= 0,14 x 0,23
= 0,0322 m2
Q = A x V
= 0,0322 x 0,753
= 0,0242 m3/s
5. Titik E
be − bd
BE =
2
1,59 − 1,14
=
2
= ,
n =
= 0 putaran/s
V = 0,0580 x n + 0,026
= 0,0580 x 0 + 0,026
= 0,026 m/s
A = b x h
= 0,2 x 0
= 0 m2
Kelompok 12 26
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q = A x V
= 0 x 0,026
= 0 m3/s
∑ ,
Vrata-rata = ∑
= ,
= 0,8201 m/s 82,01 cm/s
Tabel 2.3. Tabel Tinggi Muka Air Pada Bangunan Ukur Chipoletti
No. Tinggi Muka Air Tinggi muka air rata-rata
(h) ( )
(m) (m)
1. 0,31
2. 0,44
0,3525
3. 0,43
4. 0,23
Kelompok 12 27
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Rumus Cipholetti.
Q2 = 1,86 x b x h1,5
= 1,86 x 0,85 x 0,35251,5
= 0,064 m3/detik = 64,3 liter/detik
= 100 %
, ,
= 100 %
,
= 88,56 %
Perhitungan :
A =b×h
= 0,6 × 0,9
= 0,54 m2
V =
=
,
= 0,159 m/s
Kelompok 12 28
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Q =A×V×k
= 0, 159 × 0,54 × 6
= 0,51516 m3/s
Tabel 2.5. Perhitungan Debit Aliran Bangunan Ukur Thompson Metode Apung
(Floating Method)
No. Waktu Jarak Kecepatan Luas tampang basah Debit
(t) (x) (V) (A) (Q)
(s) (m) (m/s) (m2) (m3/s)
1. 12,56 2 0,159 0,54 0,51516
2. 13,29 2 0,150 0,54 0,48600
3. 14,01 2 0,146 0,54 0,47304
4. 15,11 2 0,132 0,54 0,42768
5. 11,80 2 0,132 0,54 0,42768
Jumlah 2,32950
Rata-rata 0,465912
Perhitungan :
A =b×h
= 0,71 × 0,54
= 0,3834 m2
Kelompok 12 29
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
V =
=
33,89
= 0,059 m/s
Q =A×V×k
= 0,3834 × 0,059 × 6
= 0,1356 m3/s
Tabel 2.7. Perhitungan Debit Aliran Bangunan Ukur Cipholetti Penampang Persegi
Metode Apung (Floating Method)
No. Waktu Jarak Kecepatan Luas tampang Debit
(t) (x) (V) basah (Q)
(s) (m) (m/s) (A) (m3/s)
(m2)
1. 33,89 2 0,059 0,3834 0,1356
2. 22,22 2 0,090 0,3834 0,2070
3. 19,19 2 0,104 0,3834 0,2392
4. 15,84 2 0,126 0,3834 0,2898
5. 24,88 2 0,080 0,3834 0,1840
Total 1,05562
Rata-rata 0,21112
Sumber : https://www.slideserve.com/deion/kehilangan-energi
Kelompok 12 30
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
1. 14,67 2 0,08976
2. 18,89 2 0,08976
3. 19,94 2 0,08976
4. 14,35 2 0,08976
5. 9,51 2 0,08976
Perhitungan :
( )ℎ
A =
=
( , , )× ,
= 0,8976 m2
V =
=
14,67
= 0,136 m/s
Q =A×V×k
= 0,8976× 0,136× 6
= 0,732 m3/s
Kelompok 12 31
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
2.6. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dari hasil pengukuran Current meter, debit yang dihasilkan adalah :
0,034152 m3/s = 34,1 Liter/s
b. Dari Bangunan ukur, debit yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
(Q) (%)
No. Bangunan Ukur
(m3/s)
Kelompok 12 32
LAPORAN PRATIKUM HIDROLIKA, 2017
Kelompok 12 33