Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Latar Belakang
Filsafat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka dari itu filsafat pra
modern pun juga mempunyai periodisasi sendiri, salah satunya filsafat abad
pertengahan. Filsafat abad pertengahan mempunyai arah pemikiran yang berbeda
dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan memiliki ciri khas yaitu
dipengaruhinya filsafat oleh ajaran gereja . Pada abad ini, teologi dianggap lebih
tinggi kedudukannya dibandingkan filsafat .
Filsafat harus di uji apakah bertentangan atau tidak dengan ajaran gereja.
Filsafat berfungsi melayani teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan
penalaran dilarang. Itu masih tetap dilakukan demi perkembangan yang lebih maju
asal harus diabdikan kepada keyakinan gereja.
Filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi 2 masa yakni masa patristik dan
scholastik. Filsafat scholastik sangat erat kaitannya dengan filsafat patristik yang
mana filsafat scholastik muncul setelah filsafat patristik.
Perbedaan 2 masa ini adalah di masa patristik ajaran gereja dianggap sebagai
filsafat yang sejati sekaligus wahyu, sedangkan pada masa scholastik berbagai
pertanyaan di uji secara tajam dan rasional, tak hanya bergantung pada ajaran gereja
saja. Dan makalah ini akan membahas tentang Filsafat Scholastik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Filsafat Scholastik, Filsafat Kristen, dan Filsafat Hindu?
2. Bagaimana mengidentifikasi Filsafat Kristen dan Filsafat Hindu?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembangnya Filsafat
Scholastik?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Filsafat Scholastik, Filsafat Kristen, dan Filsafat Hindu
2. Mengidentifikasi Filafat Kristen dan Filsafat Hindu
3. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembangnya Filsafat
Scholastik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Scholastik
Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad
gelap” karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja
sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran
manusia diawasi oleh kaum gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan
dengan ajaran gereja, maka orang yang mengemukakannya akan mendapatkan
hukuman yang berat.
Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan
masa Scholastik. Istilah Scholastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Yang demikian karena sekolah yang diadakan oleh Karel
Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas)
meliputi mata pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomi, musika, dan
dialektika. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh
filsafat. Jadi, Scholastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Kata Scholastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang
mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama. Filsafat Scholastik
adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan
persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik
buruk.
Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang Barat belum
pernah mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik Islam-lah yang
membawakan perkembangan filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para ahli
pikir Islam seperti Ibnu Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya
dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil
bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun setelah pemikiran-
pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku filsafat dan peranan para ahli pikir
Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka
(Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam
mengantarkan kemoderatan Barat.
Secara garis besar Filsafat Scholastik memiliki corak khas sebagai berikut :
a. Filsaafat Scholastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata
agama. Karena Scholastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad
pertengahan yang religius.
b. Filsafat Scholastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat
yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada,
kejasmanian, kerohanian, baik maupun buruk. Dari rumusan tersebut
kemudian muncul istilah: Scholastik Yahudi, Scholastik Arab dan lain-
lainnya.
c. Filsafat Scholastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam bentuk sintesa yang
lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat Scholastik adalah filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh
ajaran gereja.
Filsafat Scholastik dapat tumbuh dan berkembang karena beberapa faktor berikut :
a. Faktor Religius
Maksud faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan
religius. Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu perjalanan ke
tanah suci Yerussalem, dunia ini bagaikan negeri asing dan sebagai tempat
pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan). Sebagai Dunia yang
menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak dapat sampai ke tanah
airnya (Surga) dengan kemampuan sendiri, sehingga harus ditolong. Karena
manusia itu menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang
dilakukan (diwariskan) oleh Adam, mereka juga berkeyakinan bahwa Isa anak
Tuhan berperan sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberi
pengampunan sekaligus menolongnya. Maka, hanya
dengan jalan pengampunan inilah manusia dapat tertolong agar dapat
mencapai tanah airnya (surga). Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan
dasar pemikiran filsafatnya.
b. Faktor Ilmu Pengetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan
oleh biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga istana. Kepustakaannya
diambilkan dari para penulis latin, Arab (Islam), dan Yunani.
Masa Scholastik terbagi menjadi 3 periode, yaitu :
Pada awalnya pengikut agama Kristen berasal dari rakyat golongan sederhana, rakyat
jelata yang bukan pemikir. Dengan kondisi demikian, tidak ada ahli pikir secara
filsafat. Namun dalam perjalanan waktu, banyak orang-orang dalam golongan atasan,
golongan ahli menjadi penganut agama Kristen. Dengan demikian, para cendekiawan
ini menentukan sikap mereka terhadap filsafat Kristen. Sejak saat itu bangkitlah
filsafat Kristen. Dalam karakteristiknya, filsafat Kristen berisi dogma ajaran Kristen
yang berkutat pada masalah ontologis dan filsafat Ketuhanan. Tema yang muncul
adalah hubungan antara iman yang berdasarkan wahyu Allah sebagaimana termaktub
dalam kitab suci dan pengetahuan yang berdasarkan kemampuan rasio manusia.
C. Filsafat Hindu
Hindu memiliki enam cabang filsafat yang semua mencoba menguraikan Tuhan dan
mendasarkan kebenarannya pada Veda.
Hindu tidak hanya kaya akan konsep Keruhanan tetapi juga kaya akan konsep filsafat
yang dikenal sebagai Sad Darsana atau Enam cabang filsafat dimana masing-masing
filsafat memberikan penggambaran akan Tuhan yang pada akhirnya bertujuan untuk
mengajarkan bagaimana mencapai Brahman atau Tuhan. Darsana identik dengan
“Visi Kebenaran” yang satu dengan yang lainnya saling terikat. Filsafat Hindu
memiliki karakter khusus yang menonjol yaitu kedalaman dalam pembahasannya,
yang mencerminkan bahwa filsafat itu telah dikembangkan dengan sepenuh hati
dalam mencari kebenaran. Semangat pembahasan yang menyeluruh dari konsep yang
nampak berbeda lebih dihargai karena memiliki ketelitian dan kesempurnaan yang
dicapai kebanyakan aliran pemikiran India. Apabila kita membuka karya lengkap
mengenai Vedanta, kita akan menemukan pernyataan dari pandangan seluruh aliran
filsafat seperti Carvaka, Bauddha, Jaina, Saiikhya, Yoga, Mimamsa, Nyaya, dan
Vaisesika, yang dibicarakan dan dipertimbangkan dengan ketelitian penuh tanpa ada
kesan menyalahkan satu dengan yang lain, demikian pula halnya karya agung
mengenai filsafat Bauddha atau Jaina, juga membicarakan pandangan filsafat lainnya.
Sudah barang tentu kita akan mendapatkan bahwa banyak permasalahan dari filsafat
barat kontemporer dibicarakan dalam sistem filsafat India. Disamping itu, kita
mendapatkan bahwa para sarjana pribumi dengan dasar pendidikan menyeluruh
dalam filsafat India, akan mampu menangani berbagai masalah filsafat bahkan
permasalahan filsafat barat yang rumit sekalipun dengan ketrampilan yang
mengagumkan.
Filsafat Hindu bukan hanya merupakan spekulasi atau dugaan belaka, namun ia
memiliki nilai yang amat luhur, mulia, khas, dan sistematis yang didasarkan oleh
pengalaman spiritual mistis dan spiritual. Filsafat ini merupakan hasil kepekaan
intuisi yang luar biasa. Sad Darsana yang merupakan 6 sistem filsafat Hindu,
merupakan 6 sarana pengajaran yang benar atau 6 cara pembuktian kebenaran.
Adapun bagian-bagian dari Sad Darsana adalah sebagai berikut :
1. Nyaya, pendirinya adalah Gotama dan penekanan ajarannya ialah pada aspek
logika.
2. Waisasika, pendirinya adalah Kanada dan penekanan ajarannya pada
pengetahuan yang dapat menuntun seseorang untuk merealisasikan sang diri.
3. Samkhya, menurut tradisi pendirinya adalah Kapita. Penekanan ajarannya
ialah tentang proses perkembangan dan terjadinya alam semesta.
4. Yoga, pendirinya adalah Patanjali dan penekanan ajarannya adalah pada
pengendalian jasmani dan pikiran untuk mencapai Samadhi.
5. Mimamsa (Purwa-Mimamsa), pendirinya ialah Jaimini dengan penekanan
ajarannya pada pelaksanaan ritual dan susila menurut konsep Weda.
6. Wedanta (Uttara-Mimamsa), kata ini berarti akhir Weda. Wedanta merupakan
puncak dari filsafat Hindu. Pendirinya ialah Sankara, Ramanuja, dan Madhwa.
Penekanan ajarannya adalah pada hubungan atma dengan Brahma dan tentang
kelepasan.
Selain itu ada beberapa filsafat yang tidak mengakui otoritas Veda dan namun tetap
mempercayai beberapa ajaran yang terdapat dalam Veda yaitu Carvaka, Jaina,dan
Buddha. Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan mengenai karakteristik filsafat
Hindu sebagai berikut :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian dalam makalah ini maka, pemakalah dapat mengambil
kesimpulan sbb:
1. Filsafat Scholastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian,
kerohanian, baik buruk.
2. Masa perkembangan filsafat Scholastik dibagi menjadi 3 masa yakni :
a. Scholastik awal
b. Scholastik puncak
c. Scholastik akhir
3. Tokoh-tokoh filsuf pada masa Scholastik diantaranya adalah : Peter Abelardus,
Albertus Magnus, Thomas Aquinas, Wiliam Ockham, Nicholas Cusasus. Masa
puncaknya adalah ketika Thomas Aquinas menjadi filsuf pokoknya.
4. Filsafat Kristen berisi dogma ajaran Kristen yang berkutat pada masalah ontologis
dan filsafat Ketuhanan. Tema yang muncul adalah hubungan antara iman yang
berdasarkan wahyu Allah sebagaimana termaktub dalam kitab suci dan pengetahuan
yang berdasarkan kemampuan rasio manusia.
5. Hindu memiliki enam cabang filsafat yang disebut Sad Darsana, diantaranya
adalah : Nyaya, Waisasika, Samkhya, Yoga, Mimamsa, Wedanta.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua, akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi
merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu kami
sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah kami yang selanjutnya.