Anda di halaman 1dari 108

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA


DENGAN MENGGUNAKAN PRODUCT LIMIT KAPLAN MEIER
(Studi Kasus di Rumah Sakit Onkologi Surabaya)

Oleh :
PANGESTU ASTRININGTIAS
100610181

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2010

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
pada tanggal 15 Juni 2010

Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. J. Mukono, dr., M.S., M.PH


NIP 194706171978021001

Tim Penguji:
1. Prof. Dr. Stefanus Supriyanto,dr., M.S.
2. Prof. Dr. Kuntoro, dr.,M.PH
3. Estiningtyas N,SKM,MARS
ii

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

Oleh :

PANGESTU ASTRININGTIAS
NIM. 100610181

Surabaya, 19 Juli 2010


Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Departemen, Pembimbing,

Dr. Arief Wibowo, dr., M.S. Prof. Dr. Kuntoro, dr.,M.PH


NIP. 195903101986011001 NIP. 194808081976031002

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya skripsi dengan judul “Analisis

Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara dengan Menggunakan Product

Limit Kaplan Meier”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka

menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi –

tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. J. Mukono, dr., M.S., M.PH selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga

2. Bapak Dr. Arief Wibowo, dr, M.S. selaku Ketua Departemen Biostatistika

dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

3. Prof. Dr. Kuntoro, dr., M.PH selaku dosen pembimbing skripsi saya atas

semua bimbingan yang bermanfaat dan kesabaran dalam membimbing saya

selama ini

4. Ibu Estiningtyas N,SKM,MARS selaku Direktur RS Onkologi Surabaya

yang telah mengijinkan saya penelitian disana

5. Kedua orang tuaku, bapak dan ibu no. 1 di seluruh dunia, atas segala doa,

pengorbanan dan kasih sayang yang tak ternilai harganya

6. Kakak dan kedua adek tersayang, yang selalu menjadi motivasi bagi saya

selama ini

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

7. Sahabatku Rara Swestyastasari, atas semua spirit, persaudaraan, dan kisah

yang tak ternilai harganya

8. Sahabatku sapi, nyeng, isti, uus, clippy, atas segala motivasi dan kisah yang

diberikan

9. Semua teman Ikm B 2006 dan teman seperjuangan di peminatan

biostatistika, atas dukungannya selama ini

10. Teman-teman di kos ijo, atas persaudaraannya

11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupun

pihak lain yang memanfaatkan. Amin.

Surabaya, Juni 2010

   

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRACT

Survival analysis is a method which is used to estimate the probability of


survival event in a spesific time period. One of survival analysis method is
product limit Kaplan Meier. In this research, it was apllicated to breast cancer
patients. The purpose of this research is to identify breast cancer patients
characteristics and to identify the survival rate of the patients.
The population is the patients of breast cancer who had been nursing in
Surabaya’s Oncology Hospital from January to December 2008. The sample of
this research was taken by systematic random sampling technique. The data was
analyzed in descriptive method by using product limit Kaplan Meier.
This research is a descriptive research. According to the time, it was a
cross sectional research and according to the purpose, it was an apllied research.
The result of this research is it was 94 censored data and 6 uncensored data
of 100 data which is studied in this research. The conclusion of this research
describe that the survival rate of breast cancer patients in the age of ≥40 years,who
have been married, in the early stadium of breast cancer, and who have a genetic
factor or family history of breast cancer is better than the survival rate of breast
cancer patients in the age of <40 years, who haven’t been married, in the
continued stadium of breast cancer, and who haven’t a genetic factor or family
history of breast cancer.
The suggestion for similar research is require to paid attention the
existence of censor data because it have an effect to the conclusion, and it need
the continued research by doing an analytic survival analysis to know the factor
that has most effect to the survival rate of breast cancer patients.

Key words: product limit Kaplan Meier, breast cancer

vi

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRAK

Analisis survival adalah suatu metode yang digunakan untuk


memperkirakan probabilitas kelangsungan peristiwa sampai periode waktu
tertentu. Salah satu metode analisis survival adalah product limit Kaplan Meier,
yang dalam penelitian ini akan diterapkan pada penderita kanker payudara. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik penderita dan
mengidentifikasi kelangsungan hidup penderita.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kanker payudara
yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada bulan Januari
sampai Desember tahun 2008. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik systematic random sampling. Data dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan product limit Kaplan Meier.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang jika dilihat dari
waktunya termasuk penelitian cross sectional, dan berdasarkan tujuannya
merupakan penelitian terapan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari pengamatan
terhadap 100 penderita, terdapat 94 pengamatan yang disensor dan 6 pengamatan
yang tidak disensor. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara
umum penderita kanker payudara yang berumur ≥40 tahun, telah menikah, berada
pada stadium dini, dan memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara
memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita
yang berumur <40 tahun, tidak menikah, berada pada stadium lanjut, dan tidak
memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara.
Saran dalam penelitian ini adalah harus diperhatikan adanya data yang
disensor pada penelitian serupa karena hal ini berpengaruh terhadap kesimpulan
yang diambil, serta perlu adanya penelitian lanjutan dengan melakukan analisis
survival secara analitik untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh
terhadap tingkat ketahanan hidup penderita kanker payudara.

Kata kunci: product limit Kaplan Meier, kanker payudara

vii

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Rumusan Masalah 7
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT 8
2.1 Tujuan Umum 8
2.2 Tujuan Khusus 8
2.3 Manfaat 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10
3.1 Data Survival 10
3.2 Analisis Data Survival 11
3.3 Tipe Penyensoran 12
3.4 Distribusi Waktu Survival 13
3.5 Metode Product Limit Kaplan Meier 15
3.6 Kanker Payudara 18
3.7 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara 33
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL 50
BAB V METODE PENELITIAN 51
5.1 Desain Penelitian 51
5.2 Populasi Penelitian 51
5.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan sampel 52
5.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 53

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

5.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 53


5.6 Teknik dan Instrumen Pengambilan Data 55
5.7 Teknik Analisis Data 55

BAB VI HASIL PENELITIAN


6.1 Gambaran Umum Penderita Kanker Payudara 56

di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

6.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di 57

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

6.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara 61

di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

BAB VII PEMBAHASAN


7.1 Gambaran Umum Penderita Kanker Payudara 74

di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

7.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara 75

di Rumah Sakit Onkologi rabaya tahun 2008

7.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara 78

di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 86


DAFTAR PUSTAKA 88
LAMPIRAN 91

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 6.1 Data Pengamatan Penderita Kanker Payudara 57

yang Disensor di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008

Tabel 6.2 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 57

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Umur

Tabel 6.3 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 58

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 6.4 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 59

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Faktor Genetik atau Riwayat

Keluarga

Tabel 6.5 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 59

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 6.6 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 60

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Stadium

Tabel 6.7 Distribusi Penderita Kanker Payudara di 61

Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan Status Penderita

xi 

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 6.1 Grafik fungsi survival penderita kanker 65

payudara berdasarkan umur

Gambar 6.2 Grafik fungsi hazard penderita kanker 66

payudara berdasarkan umur

Gambar 6.3 Grafik fungsi survival penderita kanker 68

payudara berdasarkan status perkawinan

Gambar 6.4 Grafik fungsi hazard penderita kanker 69

payudara berdasarkan status perkawinan

Gambar 6.5 Grafik fungsi survival penderita kanker 71

payudara berdasarkan stadium

Gambar 6.6 Grafik fungsi hazard penderita kanker 72

payudara berdasarkan stadium

Gambar 6.7 Grafik fungsi survival penderita kanker 74

payudara berdasarkan faktor genetik atau

riwayat keluarga

Gambar 6.8 Grafik fungsi hazard penderita kanker

payudara berdasarkan faktor genetik atau

riwayat keluarga

xii

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

xiii

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian

2. Data Penderita Kanker Payudara di Rumah

Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

3. Kelangsungan Hidup Penderita Kanker


Payudara di Rumah Sakit Onkologi Surabaya
tahun 2008 Secara Umum (Dalam Hari)
Dengan Menggunakan Product Limit Kaplan
Meier

4. Kelangsungan Hidup Penderita Kanker


Payudara di RSOS Tahun 2008 Menurut Umur
(Dalam Hari)

5. Kelangsungan Hidup Penderita Kanker


Payudara di RSOS Tahun 2008 Menurut Status
Perkawinan (Dalam Hari)

6. Kelangsungan Hidup Penderita Kanker


Payudara di RSOS Tahun 2008 Menurut
Stadium (Dalam Hari)

7. Kelangsungan Hidup Penderita Kanker


Payudara di RSOS Tahun 2008 Menurut
Riwayat Keluarga (Dalam Hari)

xiii

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan

kualitas kehidupan, usia harapan hidup, kesejahteraan keluarga dan

masyarakat, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya

hidup sehat (Ananta, 1995).

Tujuan pembangunan yang telah dicapai dapat mempengaruhi

berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia. Perkembangan

tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit yang ada di

masyarakat, yaitu dari penyakit infeksi, penyakit perinatal, dan kelainan

nutrisi menjadi pola penyakit yang didomonasi oleh penyakit tidak

menular ( Wahyuni dan Martini, 2006).

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular. Kanker

juga merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan

kesengsaraan dan kematian pada manusia. Kanker merupakan penyakit

akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah

menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel menjadi cepat dan tidak terkontrol,

dan apabila pertumbuhan ini tidak cepat dihentikan dan diobati maka sel

kanker akan tumbuh menyusup ke jaringan lainnya (invasif), dan

menyebar (metastasis) ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah

atau pembuluh getah bening, selanjutnya akan tumbuh kanker baru di

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

tempat lain dan akhirnya menyebabkan kematian pada manusia (Setiati,

2009).

Di dunia ini, diperkirakan terdapat 10 juta orang yang terdiagnosis

menderita kanker dan lebih dari 6 juta orang yang meninggal karena

penyakit ini tiap tahunnya (WHO, 2003). Dalam kurun waktu 10 tahun

mendatang diperkirakan ada 9 juta manusia yang akan meninggal setiap

tahun karena kanker. Dan perlu diketahui bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di

negara yang sedang berkembang (Setiati, 2009). Di Indonesia diperkirakan

terdapat 100 penderita kanker dari 100.000 penduduk (Bustan, 1997).

Salah satu penyakit kanker yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat adalah penyakit kanker payudara. Kanker payudara merupakan

salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang dan ditakuti wanita.

Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 1.050.000 kasus baru kanker

payudara yang terjadi di dunia ini setiap tahunnya, dan hampir sebanyak

580.000 kasus terjadi di negara berkembang. Kanker payudara saat ini

menempati peringkat pertama penyebab kematian wanita di dunia diantara

jenis kanker lainnya. Angka kejadian kanker payudara di dunia ini terus

meningkat, yaitu dari 572.100 kasus pada tahun 1980 menjadi 1.050.346

kasus pada saat sekarang ini ( WHO, 2003). Satu diantara 10 wanita

Amerika terancam kanker payudara. Kanker ini menempati urutan pertama

banyaknya penderita kanker di Amerika Serikat. Survei terakhir di dunia

menunjukkan bahwa setiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara

dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker

payudara (Setiati, 2009). Di negara berkembang setiap tahunnya lebih dari

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien

meninggal karena penyakit ini (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua kanker

yang sering terjadi pada wanita setelah kanker serviks. Kematian akibat

kanker payudara menduduki peringkat kedua dalam kasus keganasan

kanker di Indonesia, dengan persentase sebesar 11,22% (Setiati, 2009).

Dan diprediksi bahwa 20-30 tahun ke depan, penderita kanker payudara di

Indonesia akan meningkat dan menempati posisi pertama (Anonim, 2008).

Sedang kan di Jawa Timur kanker payudara juga menempati urutan

ke dua setelah kanker rahim dimana 99% adalah karsinoma payudara

(Laksmiarti dan Wiludjeng, 2005). Menurut data dari Depkes tercatat

0,1% per jumlah penduduk setempat dari 0,1% per tiga juta penduduk

Surabaya diperkirakan setiap tahunnya akan terus bermunculan sekitar

3000 pasien baru (Sunarjadi, 2001).

Menurut Azamris (2006), faktor yang diduga sebagai faktor risiko

kanker payudara tidak dapat bekerja secara tunggal dalam menimbulkan

kanker melainkan melalui proses yang kompleks mulai dari faktor genetik

sampai ke pola hidup. Pentingnya mengetahui faktor risiko adalah agar

dapat melakukan deteksi dini kanker payudara pada kelompok risiko tinggi

serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk menghindari

faktor risiko tersebut.

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Tetapi

terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko tinggi

terjadinya kanker payudara, yaitu wanita umur di atas 40 tahun yang tidak

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

memiliki anak, wanita yang memiliki anak pertama di atas umur 35 tahun,

wanita yang mengalami menstruasi pada usia lebih dini, wanita yang

mengalami menopause terlambat, wanita yang tidak menyusui, wanita

yang mendapat obat hormonal dalam jangka waktu lama, dan wanita yang

punya sejarah keluarga penderita kanker payudara (Depkes R.I., 2005).

Tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker, termasuk kanker

payudara, biasanya menggunakan 5 year survival (ketahanan hidup 5

tahun). Faktor prognosis berperan terhadap kejadian kematian dan

ketahanan hidup penderita (Muda, 2007). Faktor prognosis yang dapat

mempengaruhi ketahanan hidup penderita kanker payudara adalah

karakteristik penderita yang meliputi umur, genetik, kondisi sosial

ekonomi(jenis pekerjaan), pendidikan, suku bangsa, imunitas, status

gizi,dan status perkawinan penderita. Selain itu, faktor prognosis yang

meliputi stadium, ukuran tumor, status kelenjar getah bening regional

(limfonodi), tipe histopatologi, derajat diferensiasi histologi, status

hormonal reseptor, status menopause, jenis pengobatan atau yang

diberikan juga dapat mempengaruhi ketahanan hidup penderita kanker

payudara (Pane, 2009).

Melihat adanya kecenderungan bahwa penyakit kanker payudara

merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar pada wanita

dan prevalensinya tiap tahun mengalami peningkatan maka perlu diketahui

berapa besar kelangsungan hidup (survival rate) dari penderita kanker

payudara. Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan menggunakan

analisis survival (survival analysis).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Analisis survival digunakan untuk menggambarkan suatu analisis

data yang sesuai dengan waktu dari waktu yang terdefinisi sampai suatu

peristiwa tertentu terjadi atau disebut sebagai titik akhir. Apabila titik akhir

tersebut adalah kematian dari pasien maka disebut waktu survival (survival

time). Analisa survival dapat juga digunakan untuk titik akhir yang tidak

fatal, seperti kesembuhan atau kekambuhan (Murti, 1997).

Analisis survival dibedakan menjadi dua yaitu analisis survival

deskriptif dan analitik. Analisis survival deskriptif dibedakan menjadi dua

yaitu product limit Kaplan Meier dan life table. Life table sangat cocok

digunakan pada situasi dimana waktu terjadinya kematian tidak diketahui,

hanya ada jumlah dari kematian dan jumlah pengamatan yamg disensor

yang terjadi pada suatu interval waktu. Sedangkan product limit Kaplan

Meier cocok digunakan apabila waktu terjadinya kematian diketahui dan

jumlah pasien terbatas (Murti, 1997).

Product limit Kaplan Meier digunakan ketika besar sampelnya

kecil, sedang, atau besar. Tetapi jika sampel besar maka lebih tepat

mengelompokkan product limit Kaplan Meier didasarkan pada waktu

survival individu. Sedangkan estimasi pada life table waktu survivalnya

dikelompokkan ke dalam interval (Hougaard, 2001).

Data survival dalam bidang kedokteran dapat digunakan untuk

mengetahui waktu survival pada pasien dengan penyakit tertentu. Dalam

hal ini dapat diterapkan pada waktu survival penderita kanker payudara.

Estimasi pada penderita kanker payudara yaitu untuk mengukur

probabilitas kelangsungan hidup penderita.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diketahui

bahwa jumlah penderita kanker payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya terus mengalami peningkatan tiap tahun. Kanker payudara

menempati penyakit urutan terbanyak pertama pada pasien rawat inap dan

terbanyak ke dua pada pasien rawat jalan. Penderita kanker payudara

selalu memiliki persentase paling besar bila dibandingkan dengan total

pengunjung di rumah sakit tersebut (Pratiwi, 2009).

Melihat adanya kecenderungan bahwa penyakit kanker payudara

merupakan penyakit penyebab kematian terbesar dan angka kejadiannya

terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka perlu diketahui

berapa besar tingkat ketahanan hidup (survival rate) penderita kanker

payudara.

Tingkat ketahanan hidup dapat dihitung dengan menggunakan

analisis survival (survival analysis). Salah satu metode analisis survival

adalah product limit Kaplan Meier. Product limit Kaplan Meier

merupakan analisis survival deskriptif yang digunakan apabila waktu

terjadinya kematian diketahui, jumlah pasien terbatas, dan ada pengamatan

yang tersensor. Product limit Kaplan Meier dapat digunakan untuk

menghitung dan menggambarkan grafik survival maupun fungsi distribusi

tersebut. Analisis ini menggunakan waktu survival individu, bukan waktu

survival yang dikelompokkan ke dalam interval.

Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui probabilitas

kelangsungan hidup penderita penyakit tertentu. Dalam hal ini akan

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

diterapkan pada penderita kanker payudara. Dipilihnya penyakit kanker

payudara karena datanya berupa data survival dan adanya kecenderungan

angka kejadian dari penyakit ini yang terus mengalami peningkatan tiap

tahunnya.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

kelangsungan hidup penderita kanker payudara dihitung dengan

menggunakan product limit Kaplan Meier?

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan umum

Mengidentifikasi kelangsungan hidup penderita kanker payudara.

2.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik penderita berdasarkan umur, status

perkawinan, faktor genetik atau riwayat keluarga, stadium, status, dan

tingkat pendidikan.

2. Mengidentifikasi kelangsungan hidup penderita kanker payudara

berdasarkan umur, status perkawinan, stadium, dan faktor genetik atau

riwayat keluarga.

2.3 Manfaat

2.3.1 Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman dalam menerapkan statistik uji product limit

Kaplan Meier dan menambah pengetahuan tentang analisis survival

khususnya product limit Kaplan Meier.

2.3.2 Bagi Instansi

Memberi informasi mengenai kelangsungan hidup penderita kanker

payudara sehingga instansi dapat meningkatkan tindakan kuratif yang dapat

meningkatkan kelangsungan hidup penderita kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

2.3.3 Bagi Fakultas

Menambah pengetahuan dan penelitian ilmiah yang dapat menjadi

perbendaharaan kepustakaan.

2.3.4 Bagi Masyarakat

Memberi informasi mengenai masalah penyakit kanker payudara,

khususnya mengenai kelangsungan hidup penderita kanker payudara sehingga

masyarakat dapat melakukan tindakan preventif berupa deteksi dini terhadap

kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Data Kelangsungan Hidup

Data kelangsungan hidup sering disebut dengan istilah life time data,

failure data, atau even histories data adalah suatu data yang menyatakan atau

menggambarkan panjang waktu hingga terjadinya peristiwa tertentu, seperti

kematian, kekambuhan, atau kesembuhan (Hougaard, 2001).

Data kelangsungan hidup meliputi waktu survival, respon terhadap

pengobatan yang diberikan, dan karakteristik yang berhubungan dengan

respon,survival, dan perkembangan penyakit. Waktu survival merupakan

waktu dari awal perlakuan hingga kejadian dari suatu peristiwa yang

dipelajari (Lee dan Wang, 2003).

Data kelangsungan hidup memiliki ciri khusus yaitu adanya

pengamatan yang disensor berupa lama hidup aktual atau waktu terjadinya

peristiwa tertentu tidak dapat diamati. Penyensoran biasanya dilakukan jika

responden belum menampakkan tanda-tanda yang diinginkan atau yang

diteliti sampai pada masa penelitian berakhir, responden tidak dapat

mengikuti penelitian lebih lanjut karena alasan-alasan tertentu, atau responden

hilang dari pengamatan (Murti, 1997).

10

 
Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.2 Analisis Data Survival

Analisis survival bertujuan untuk menaksir probabilitas respon atau

survival, untuk membandingkan distribusi survival dari hewan coba atau

manusia dan untuk mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan

repon (Lee dan Wang, 2003).

Sebuah studi berkelanjutan (follow-up study) untuk kelompok individu

seringkali tidak seluruh individu dapat diikuti sampai saat studi berakhir.

Dengan kata lain, beberapa individu gagal mengikuti studi sebelum studi

selesai dengan berbagai alasan sehingga terjadi observasi waktu yang

terputus. Masalah tersebut yang dihadapi pada data kelangsungan hidup

(Agung, 2001).

Analisis data survival membutuhkan teknik khusus yaitu penyensoran

peristiwa yang tidak terjadi pada semua pasien. Metode analisis survival yang

banyak dijumpai adalah : 1. Metode aktuarial (life table); 2. Metode Kaplan

Meier; 3. Model risiko Proporsional Cox(Murti, 1997). Analisis survival

deskriptif ada dua yaitu life table dan product limit Kaplan Meier. Life table

sangat cocok digunakan pada situasi dimana waktu terjadinya kematian tidak

diketahui, hanya ada jumlah dari kematian dan jumlah pengamatan yang disensor

yang terjadi pada suatu interval waktu. Sedangkan product limit kaplan meier cocok

digunakan apabila waktu terjadinya kematian diketahui dan jumlah pasien terbatas

(Collet, 1997). Jadi perbedaan antara life table dan product limit Kaplan Meier

adalah waktu tersensor pada life table tidak diketahui sedangkan pada product

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

limit Kaplan Meier individu yang mati ataupun tersensor setiap waktu interval

diketahui.

3.3 Tipe Penyensoran

Suatu pengamatan dikatakan tersensor jika terdapat pembatasan durasi

dari waktu penelitian. Penyensoran dapat terjadi pada berbagai macam

penelitian termasuk penelitian pada bidang kedokteran. Penyensoran

dilakukan jika pada saat dilakukan follow up terhadap pasien, pasien tersebut

hilang atau keluar dari penelitian atau berakhir sebelum terjadinya kejadian

yang diinginkan (Agung, 2001).

Data yang disensor bukan berarti data tidak memiliki informasi yang

dapat digunakan, tetapi memiliki informasi hanya sebagian saja. Sedangkan

data yang tidak tersensor adalah data yang memiliki waktu survival yang

dapat diketahui secara pasti atau respon yang diharapkan terjadi selama masa

penelitian sehingga memiliki informasi yang lengkap yang dapat digunakan

(Hougaard, 2001).

Pada dasarnya ada dua tipe penyensoran, yaitu sensor kanan (right

censoring) dan sensor kiri (left censoring). Sensor kanan dilakukan apabila

pada waktu akhir observasi kejadian yang relevant belum terjadi maka jumlah

panjangnya waktu kejadian tidak diketahui. Sensor kiri dilakukan jika ketika

waktu permulaan terjadinya kejadian tidak diketahui, kegagalan berlangsung

lebih cepat dan tidak normal.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Pada umunya, tipe penyensoran yang sering digunakan adalah tipe

penyensoran ke kanan (right censoring). Untuk menggambarkan hasil

perhitungan dari pengamatan yang disensor ke kanan digunakan variabel

indikator D, menjadi 1 jika dalam pengamatan menunjukkan suatu kejadian

dan menjadi 0 jika terjadi penyensoran. Untuk data yang disensor digunakan

simbol +. Hal ini berarti bahwa t+ menunjukkan bahwa penyensoran

dilakukan pada saat t (Hougaard, 2001).

3.4 Distribusi Waktu Survival

Distribusi waktu T merupakan waktu yang dijalani oleh setiap

individu selama suatu studi berkelanjutan dilakukan. Distribusi waktu T ini

memperhatikan proporsi banyaknya individu yang telah mencapai sekurang-

kurangnya waktu observasi t, yang didefinisikan sebagai berikut: (Agung,

2001)

Pr (T≥t) = banyaknya individu yang telah mencapai waktu t

Jumlah seluruh obyek penelitian

Distribusi waktu T dapat dinyatakan dengan banyak cara, tiga

diantaranya dipakai secara luas dalam aplikasi yaitu dengan menerapkan

fungsi kelangsungan (survivorship function), fungsi densitas (density

function), dan fungsi hazard (hazard function). Ketiga fungsi ini secara

matematik ekuivalen, artinya jika salah satu diketahui maka dua yang lain

juga dapat diketahui (Agung, 2001).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

1. Fungsi Survival

Fungsi survival adalah probabilitas suatu individu dapat bertahan hidup

lebih dari waktu t dan biasanya dinotasikan dengan S(t). fungsi survival dapat

diestimasikan melalui proporsi individu yang hidup dari t :

S(t)= jumlah individu yang bertahan hidup >t

Jumlah total individu

Pada penelitian survival, dimana kejadiannya adalah kematian,nilai

dari fungsi survival pada waktu T adalah probability subyek akan mati pada

waktu lebih panjang daripada T. Fungsi survival selalu mempunyai nilai

antara 0 dan 1, dan tidak akan pernah meningkat.

Fungsi survival digunakan untuk memperoleh persentile dari waktu

survival (median) dan untuk membandingkan dua atau lebih kelompok. Nama

lain dari fungsi survival adalah fungsi survivorship dan rata-rata kumulatif

survival.

2. Fungsi densitas

Seperti variabel random lainnya, waktu survival T yang memiliki

probability density function disefinisikan sebagai limit probabilitas dari suatu

individu yang meninggal dalam interval yang pendek t ke t+∆t per lebar unit

∆t. fungsi ini dinotasikan dengan f(t) dan dapat diestimasikan melalui:

f(t) = jumlah individu meninggal di interval waktu yang bermula t

(jumlah total individu) ( lebar interval)

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3. Fungsi Hazard

Fungsi hazard adalah probabilitas kematian selama interval waktu

yang pendek dengan asumsi individu tetap hidup pada permulaan interval

waktu tersebut, atau sebagai limit probalbilitas kematian individu pada

interval yang sangat pendek, t ke t+ ∆t. Fungsi hazard ini dapat diestimasikan

melalui:

H(t) = Lim P (individu umur t mati pada interval (t ke t+ ∆t))

∆t 0 Jumlah individu hidup pada t

Fungsi hazard juga dapat didefinisikan pada kumulatif fungsi

distribusi (t) dan probability density function f(t) :

h (t) = f(t)

(1-F(t))

Untuk menghitung rata-rata hazard pada interval waktu tertentu

digunakan rumus jumlah individu yang hidup per unit waktu dalam interval

difusi dengan rata-rata jumlah individu yang hidup pada pertengahan interval

waktu.

3.5 Metode Product Limit Kaplan Meier

Metode product limit kaplan meier merupakan salah satu metode

analisis deskriptif pada data survival dengan cara mengestimasi fungsi

survival. Estimasi Kaplan Meier dilakukan dengan cara membagi interval

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

waktu berdasarkan waktu observasi, apakah tersensor atau tidak. Probabilitas

survival dihitung pada akhir dari setiap interval.

Metode produt limit Kaplan Meier sangat populer digunakan untuk

analisis survival sebab seperti halnya analisis statistik non parametrik lainnya,

metode ini cukup sederhana sehingga dapat dengan mudah dikerjakan.

Berbeda dengan metode life table, produt limit Kaplan Meier tidak

mengelompokkan jangka waktu kelangsungan hidup (waktu survival) ke

dalam interval-interval waktu. Estimasi product limit Kaplan Meier

didasarkan pada waktu survival individu. Metode ini paling cocok digunakan

ketika ukuran sampel kurang dari 30 subyek per kelompok pengamatan.

Dengan kelayakan penggunaan pada sampel kecil, tentu saja metode product

limit Kaplan Meier dapat juga digunakan pada ukuran sampel yang lebih besar

(Murti, 1997).

Analisis survival dengan metode product limit Kaplan Meier

menggunakan asumsi bahwa subyek yang menarik diri dari penelitian rata-

rata memiliki nasib kesudahan variabel hasil (peristiwa) yang sama dengan

subyek yang bertahan selama pengamatan dan perbedaan waktu mulainya

masuk dalam pengamatan antar subyek tidak mempengaruhi risiko atau

probabilitas terjadinya variabel hasil (peristiwa). Langkah-langkah analisis

survival dengan metode product limit Kaplan Meier dibagi menjadi 5 kolom

sebagai berikut:

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Kolom 1 : Kolom 1 berisi waktu survival (t), baik yang disensor atau tidak

disensor, dalam urutan terkecil hingga terbesar, beri tanda + untuk

pengamatan yang disensor. Jika ada pengamatan yang disensor dan

mempunyai nilai yang sama dengan yang tidak disensor maka pengamatan

yang tidak disensor ditulis dahulu.

Kolom 2 : Diberi simbol I,berisi peringkat dari pengamatan pada kolom 1,

peringkat bersifat ordinal mulai dari 1 hingga n (ukuran sampel).

Kolom 3 : Diberi simbol r, dari peringkat tersebut selanjutnya diidentifikasi

pengamatan-pengamatan yang bersifat tidak tersensor.

Kolom 4 : Dihitung (n-1)/(n-r+1) untuk tiap pengamatan yang tidak disensor

t(i) dalam kolom 4 untuk mendapatkan proporsi individu yang hidup sampai

t(i).

Kolom 5 : Akhirnya proporsi kelangsungan hidup pada masing-masing jangka

waktu diakumulasi, untuk mendapatkan proporsi atau probabilitas

kelangsungan hidup pasien sampai jangka waktu tertentu, ditulis sebagai S(t).

Untuk menghitung S(t), caranya adalah dengan mengalikan semua nilai kolom

4 dari semua jangka waktu kelangsungan hidup sebelumnya, termasuk t.

dengan kata lain, kolom 5 berisi S(t) yang merupakan produk semua nilai (n-

r)/(n-r+1) sampai dengan t. Jika ada ties maka yang dipakai adalah S(t)

terkecil.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Untuk merangkum prosedur di atas, jumlah n adalah jumlah total

individu dengan waktu survival t(i) baik yang disensor atau tidak dan t (1) ≤ t

(2)≤…≤t(n) maka :

S(t) = ∫∫ n-r

t(r)≤t n-r+1

r adalah angka positif dan t(r) ≤t dan t(r) tidak disensor.

(Murti, 1997).

3.6 Kanker Payudara

3.6.1 Pengertian

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan yang tidak

normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan dalam

perkembangannya sel-sel kanker tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh

lain sehingga dapat menimbulkan kematian (Setiati, 2009).

Kanker payudara atau Carcinoma Mammae adalah suatu penyakit

akibat pertumbuhan yang berlebihan atau tidak terkontrol dari sel-sel

(jaringan) payudara sehingga akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Benjolan

tersebut ada yang bersifat jinak maupun ganas. Benjolan atau tumor yang

ganas inilah yang disebut kanker payudara. Tumor tersebut dapat tumbuh

dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara

(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.6.2 Epidemiologi

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling

banyak menyerang dan ditakuti wanita. Saat ini diperkirakan terdapat lebih

dari 1.050.000 kasus baru kanker payudara yang terjadi di dunia ini setiap

tahunnya, dan hampir sebanyak 580.000 kasus terjadi di negara berkembang.

Kanker payudara saat ini menempati peringkat pertama penyebab kematian

wanita di dunia diantara jenis kanker lainnya. Di Indonesia, kanker payudara

menempati urutan kedua kanker yang sering terjadi pada wanita setelah

kanker serviks. Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat kedua

dalam kasus keganasan kanker di Indonesia, dengan persentase sebesar

11,22% (Setiati, 2009).

Sebanyak 99% kasus kanker payudara terjadi pada kaum wanita.

Kanker payudara juga dapat terjadi pada pria, tetapi persentasenya sangat

kecil, yaitu hanya 1% kasus kanker payudara (Lincoln dan Wilensky, 2008).

Hal ini dapat menegaskan bahwa kaum wanita merupakan suatu kelompok

risiko tinggi terhadap kanker payudara.

Insiden kanker payudara cenderung meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Kanker payudara sering menyerang wanita yang berusia

di atas 50 tahun. Jarang terjadi pada wanita sebelum masa menopause.

Menurut the American Cancer Society (ACS), hampir 80% pada diagnosa

awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada wanita di atas usia 50

tahun atau lebih (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.6.3 Anatomi dan Fisiologi

Payudara terdiri dari kumpulan kelenjar dan jaringan lemak yang

terletak di antara kulit dan tulang dada. Kelenjar di dalam payudara akan

menghasilkan susu setelah seorang wanita melahirkan. Kelenjar-kelenjar susu

tersebut disebul lobule yang membentuk lobe atau kantung penghasil susu.

Terdapat 15 sampai 20 kantung penghasil susu pada setiap payudara, yang

dihubungkan dengan saluran susu yang terkumpul di alam putting. Sisa

bagian dalam payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan berserat yang

saling berhubungan yang mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk dan

ukuran payudara. Pada payudara juga terdapat pembuluhdarah dan kelenjar

getah bening (Setiati, 2009).

Getah bening merupakan kumpulan sel imunitas yang berukuran

sebesar biji kacang polong yang bertugas mencegah infeksi dan mengalirkan

cairan ke dalam aliran getah bening pada payudara. Letak getah bening adalah

di dekat payudara pada bagian ketiak di atas tulang selangka dan di belakang

tulang dada. Hal ini dapat diindikasikan bahwa ketika sel kanker paytudara

mulai menyebar atau mengalami metastasis, maka lokasi penyebaran pertama

yang paling umum adalh pada kelenjar getah bening yang letaknya di bawah

lengan. Jika sel kanker telah menyebar ke bagian kelenjar getah bening maka

akan terjadi benjolan atau tumor (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.6.4 Patologi

Ada perbedaan antara kanker payudara satu dengan yang lain dilihat

dari kecepatan dan sifat perjalanannya. Kanker payudara dari awal sampai

akhir tidak dapat diramalkan. kanker ini terjadi pada cabang akhir dari saluran

susu kecil dan kelenjar susu atau bola sel yang memproduksi susu. Kanker

membentuk kelompok, duktal dan lobuler. kelompok pertama sering berdiri

sendiri dan paling banyak ditemukan. Kanker lobuler tidak jarang terjadi

pada berbagai tempat.

Peningkatan keparahannya ditetapkan sesuai sistem TNM. Derajat

keganasan kanker payudara yang sangat bervariasi ini mendapat banyak

perhatian. Di sini digunakan pemeriksaan morfometris dan kuantitatif serta

molekuler patologi anatomi lainnya. Indeks aktivitas mitosis (MIA), DNA-

ploodi (aneuploodi lawan diploodi), plasminogen-aktivator-inhibitor (PAI)

dan urokinase-plasminogen-aktivator (UPA) maupun suatu reseptor estrogen

negatif (ER-) adalah indikator prognosis penting dan digunakan untuk

menentukan terapi sistemis penunjang (Jong, 2005).

3.6.5 Diagnosis Dini

Kira-kira sepertiga dari penyakit kanker dapat ditemukan cukup dini

untuk disembuhkan. Beberapa tipe kanker tumbuh dan menyebar secara

lambat sedangkan tipe lainnya bersifat sebaliknya. Untuk dapat

menyembuhkan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pembedahan,

penyinaran, dan kemoterapi. Penemuan atau diagnosis dini kanker payudara

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

sangat penting karena kanker payudara lebih mudah diobati dan dapat

disembuhkan jika masih dalam stadium dini. Teknik SADARI (Periksa

Payudara Sendiri) atau BSE (Breast Self Examination), pemeriksaan payudara

secara klinis, dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan tiga

alat untuk mendeteksi kanker payudara secara dini (Setiati,2009).

Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk

mengurangi tingkat kematian karena kanker payudara. Hasil penelitian di

Amerika menunjukkan bahwa dengan pengujian mammmografi pada wanita

berusia 40 tahun dapat mengurangi tingkat kematian hingga 30 persen.

Keuntungan dari deteksi dini telah terbukti dilihat dari peningkatan jumlah

wanita yang terkena kanker payudara yang dapat bertahan hidup (Diananda,

2007).

Salah satu cara untuk memperbaiki hasil pengobatan adalah penemuan

dini yang selektif dengan menentukan kelompok masyarakat yang terbesar

kemungkinannya menderita kanker payudara, kemudian mengadakan

pemeriksaan dan pengobatan yang tertuju serta melakukan “follow up” yang

terperinci terhadap mereka. Follow up dilakukan untuk menentukan berhasil

tidaknya pengobatan kanker dengan menggunakan ukuran remisi, lama hidup

atau ketahanan hidup penderita (5 or 10 years survival), serta kualitas hidup

penderita. Artinya, apakah setelah pengobatan penderita telah bebas atau

masih mengidap kanker. Setelah seorang penderita dapat dibebaskan dari

kanker, maka setiap saat mungkin akan kambuh lagi (residif) atau

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

menunjukkan metastase yang menyatakan bahwa sebenarnya penderita masih

belum bebas dari kanker.

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun ada

beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kanker payudara.

pengetahuan tentang berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi

kejadian kanker payudara sangatlah diperlukan sehingga mereka dapat

menghindari faktor risiko tersebut dan dapat mencegah serta mendeteksi

kanker payudara secara dini.

Terdapat beberapa faktor risiko kanker payudara, antara lain:

1. Usia.

Kanker payudara sering menyerang wanita yang berusia di atas 50

tahun. Jarang sekali terjadi pada wanita yang belum mengalami menopause.

Umur lebih dari 40 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk

mendapat kanker payudara dan risiko ini akan meningkat sampai umur 50

tahun (Suryanigsih dan Sukaca,2009).

2. Jenis kelamin.

Wanita merupakan kelompok risiko tinggi terjadinya kanker

payudara(99%). Pada pria juga ada kemungkinan mendapatkan kanker

payudara, tetapi kemungkinannya sangat kecil, yaitu sebesar 1% (Wiludjeng

dan Laksmiarti, 2005).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3. Ras.

Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita berkulit putih.

Kemungkinan terbesar karena makanan yang mereka makan mengandung

banyak lemak (Suryanigsih dan Sukaca,2009).

4. Faktor genetik atau riwayat keluarga.

Adanya riwayat keluarga yang terkena kanker merupakan salah satu

risiko terjadinya kanker payudara. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati jika

ada satu dari keluarga kita (ibu atau saudara perempuan) yang mengidap

kanker payudara (Suryaningsih dan Sukaca,2009). Sampai saat ini, banyak

gen penyebab kanker yang belum dapat diidentifikasi. Gen yang sudah dapat

diidentifikasi antara lain adalah gen BRCA1 dan BRCA2. diperkirakan bahwa

1 dari 10 wanita akan menderita kanker payudara dan kemungkinan ini akan

meningkat sampai dengan 90% pada wanita yang memiliki kelainan gen

BRCA1 dan/atau BRCA2 (Diananda, 2007).

5. Nuliparitas.

Tidak kawin atau nulipara risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada

wanita yang kawin dan punya anak. Usia hamil pertama kali juga merupakan

faktor risiko kanker payudara. Perempuan yang melahirkan anak pertama kali

pada usia di bawah 30 tahun memiliki risiko lebih rendah mengalami kanker

payudara. Sedangkan perempuan yang melahirkan anak setelah usia 30 tahun

atau tidak memiliki anak sama sekali memiliki risiko lebih tinggi mengidap

kanker payudara (Suryanigsih dan Sukaca,2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

6. Haid atau menstruasi.

Haid pertama (menarche) yang terjadi pada usia muda (di bawah usia

12 Tahun) dan terlambatnya haid berhenti (menopause) di atas usia 55 tahun

juga meningkatkan risiko kanker payudara. Hal itu berhubungan dengan

panjangnya waktu pengaruh hormon (Asmino dan sudoko,2000).

7. Kegemukan atau obesitas.

Obesitas ternyata berpengaruh terhadap terjadinya kanker. Wanita

yang amat gemuk (over weight), terutama setelah menopause memiliki risiko

yang tinggi untuk mendapatkan kanker payudara (Asmino dan sudoko,2000).

8. Lemak yang berlebih.

Konsumsi lemak yang berlebih merupakan salah satu pemicu

terjadinya kanker payudara. Hasil penelitian dari Willet menyatakan bahwa

konsumsi lemak ada hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita

umur 34 samapi 59 tahun (Suryaningsih dan Sukaca,2009).

9. Radiasi.

Radiasi memang sangat mempengaruhi kinerja kanker. Radiasi

ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan risiko terjadinya kanker

payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko

kan ker payudara akibat radiasi berhubungan dengan dosis dan umur saat

terjainya paparan radiasi tersebut (Suryaningsih dan Sukaca,2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

10. Konsumsi alkohol dan merokok.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin banyak alkohol

yang dikonsumsi perempuan, maka risiko terkena kanker payudara juga akan

semakin besar. Hal ini disebabkan karena alkohol dapat meningkatkan jumlah

hormon (Suryanigsih dan Sukaca, 2009).

Merokok secara signifikan juga dapat meningkatkan risiko

berkembangnya kanker payudara. Apalagi bagi perempuan yang memiliki

riwayat keluarga mengidap kanker payudara (Suryanigsih dan Sukaca, 2009).

3.6.6 Gejala Kanker Payudara

Gejala umum yang dapat dirasakan para penderita kanker payudara

adalah sebagai berikut :

a. Timbul Benjolan.

Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama

benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Gejala

awalnya dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya serta terkadang

menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran yang tidak teratur.

b. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah.

c. Tahapan Benjolan per Stadium.

Pada awal stadium, benjolan jika didorong dengan jari maka benjolan

dapat digerakkan dengan mudah oleh kulit. Pada stadium lanjut, benjolan

biasanya melekat pada dinding dada dan kulit sekitarnya. Hal ini dapat

menyebabkan pembengkakan dan pemborokan pada kulit payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

d. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak.

e. Keluar darah , nanah atau cairan encer dari puting payudara.

Biasanya keluar cairan yang tidak normal dari puting, seperti berdarah

atau berwarna kuning sampai hijau, bernanah.

f. Terjadi perubahan warna atau tekstur pada kulit payudara, putting, maupun

aerola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling puting). Payudara tampak

kemerahan, kulit di sekitar puting bersisik, puting tertarik ke dalam atau terasa

gatal, nyeri payudara atau pembengkakan pada salah satu payudara.

g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.

(Suryaningsih dan Sukaca, 2009)

3.6.7 Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama.

Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan

berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Cara ini

dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya

kanker payudara. Hal ini sangat membantu untuk mencegah kanker

payudara secara dini. Hal-hal yang dapat dilakukan pada pencegahan

primer antara lain :

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

a. Perlindungan Khusus (Spesific Protection):

Dengan cara membatasi konsumsi alkohol, menjaga berat badan

ideal, berkonsultasi dengan dokter tentang cara alternatif untuk

menambah estrogen atau hormon lainnya, mengkonsumsi makanan

kaya serat dan rendah lemak, dan memperbanyak konsumsi buah-

buahan dan sayuran (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

b. Peningkatan Derajat Kesehatan (Health Promotion).

Dengan melakukan penyuluhan melalui organisasi-organisasi

wanita, seperti PKK, dharma wanita, pengajian wanita, wanita

gereja, dan muslimat (Wiludjeng dan Laksmiarti, 2005).

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan

terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.

Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal

merupakan population at risk dari kanker payudara. Pencegahan

sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Dengan teknik SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

Dengan program SADARI yang meluas di masyarakat, maka

dengan nyata dapat menurunkan keterlambatan diagnosa dan

stadium klinik dini dari kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Pemeriksaan payudara sendiri ternyata dapat menemukan

tumor dalam bentuk kecil, dengan pola pemeriksaan tertentu

payudara diperiksa sendiri tiap bulan, 5 sampai 7 hari sebelum

haid berhenti.

Pemeriksaan benjolan dengan cara SADARI dapat dilakukan

sendiri tiap bulan. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah

menstruasi selesai. Caranya adalah dengan bercermin dan

memperhatikan apakah ada kelainan pada payudara (Diananda,

2007).

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berdiri

tegak di depan cermin, tidur dan membungkuk, dengan meraba

seluruh permukaan payudara secara sistematis menurut arah jarum

jam dengan 3 ujung jari tangan yang dirapatkan (atau dengan cara

menjepit dengan ujung jari dan telunjuk tangan) dengan

menggunakan telapak tangan yang berlawanan dengan payudara

yang diraba, dari arah pinggir ke tengah (puting susu). Apabila

teraba benjolan walaupun kecil dan tidak sakit, apalagi pada

wanita golongan risiko tinggi segera periksa ke dokter di

puskesmas atau rumah sakit (Wiludjeng dan Laksmiarti, 2005).

b. Dengan teknik SARANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis).

Pemeriksaan ini dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter,

bidan, atau paramedis wanita yang merupakan strategi untuk

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

menghilangkan kendala budaya rasa malu jika periksa pada dokter

pria yang sering terjadi di klinik atau puskesmas (Wiludjeng dan

Laksmiarti, 2005).

c. Pemeriksaan Mammografi.

Apabila pada teknik SADARI atau SARANIS ditemukan

benjolan pada payudara maka pemeriksaan dilanjutkan dengan

mammografi. Mammografi adalah foto payudara dengan alat

khusus (dengan menggunakan sinar X berkadar rendah), teknik

sederhana, tidak sakit, dan tidak ada suntikan kontras (Wiludjeng

dan Laksmiarti, 2005). Tes dalam mammografi tersebut disebut

dengan mammogram.

Ada dua tipe dalam mammogram, yaitu:

a. Screening Mammogram

Screening mammogram adalah pemeriksaan yag dilakukan

untuk wanita dengan payudara yang tidak bermasalah.

Screening mammogram mencakup dua pencitraan sinar X

untuk masing-masing payudara.

b. Diagnostic Mammogram

Diagnostic mammogram dilakukan untuk mengevaluasi

ketidaknormalan pada pasien baru ataupun pasien lama.

Diagnostic mammogram juga disarankan untuk wanita

yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Teknik mammografi ini biasa dianjurkan untuk seseorang

yang sudah mendekati masa menopause. Sebab usia di atas 20

tahun dianjurkan memeriksa payudaranya sendiri tanpa bantuan

alat. Menurut National Cancer Institute (NCI) yang

direkomendasikan memeriksa payudaranya dengan mammografi

adalah wanita yang berusia di atas 40 tahun (diharuskan

memeriksa payudara dengan mammografi setiap satu atau dua

tahun), wanita usia 50 tahun ke atas (diharuskan memeriksa

payudara dengan mammografi setiap satu atau dua tahun), wanita

dengan risiko kanker payudara yaitu wanita yang keluarganya

mempunyai riwayat kanker dapat berkonsultasi dengan dokter

unntuk melakukan pemeriksaan mammografi sebelum usia 40

tahun (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Dengan cara ini, kanker payudara ukuran kecil 0,5 cm dapat

dideteksi, bahkan cara ini dapat digunakan sebagai alat skrining

massal terutama golongan risiko tinggi walaupun tumornya tidak

teraba. Ketepatan diagnosa mammografi diperkirakan sebesar 80%

(Wiludjeng dan Laksmiarti, 2005).

3. Pencegahan Tertier

Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan

stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

harapan hidup penderita. Pencegahan ini penting dilakukan untuk

meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah terjadinya

komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan operasi, kemoterapi,

pengobatan berupa simptomatik, dan radioterapi (Suryanigsih dan

Sukaca, 2009).

3.6.8 Pengobatan Kanker Payudara

Sampai saat ini pengobatan kanker payudara dapat dilakukan dengan

tiga cara, yaitu kemoterapi, radioterapi dan operasi. Radioterapi dan operasi

adalah jenis pengobatan yang bersifat penyembuhan lokal regional.

Kemoterapi bersifat penyembuhan di tingkat sistemik, yakni mencakup

seluruh organ tubuh. Keberhasilan pengobatan kanker payudara tergantung

dari ketekunan pasien dalam berobat. Macam pengobatan kanker payudara :

a. Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan yang dilakukan dengan melakukan

penyinaran ke daerah yang terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak

sel kanker. Pemilihan jenis radioterapi yang digunakan di dasarkan pada

lokasi kanker, hasil diagnosis dan stadium kanker. Radioterapi dapat

dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi, tergantung dari

keadaan penderita (Luwia, 2004).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

b. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan dengan menggunakan obat anti kanker

untuk merusak sel kanker. Biasanya obat ini diberikan dengan infus

melalui pembuluh darah dan melalui oral (Luwia, 2004).

c. Pembedahan.

Bersifat kuratif (menyembuhkan) dan paliatif (menghilangkan gejala

penyakit).

d. Hormonal.

Merupakan pengobatan penunjang dan tindakan ablasi (melenyapkan) atau

aditif (penambahan).

e. Imunoterapi atau Sitostatika.

Merupakan pengobatan penunjang.

f. Simptomatik.

Merupakan cara perawatan atau penanggulangan keluhan-keluhan dari

penderita kanker payudara yang sudah berada pada stadium lanjut

(Tjindarbumi, 2005).

3.7 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara

3.7.1 Pengertian

Angka kemampuan bertahan hidup lima sampai sepuluh tahun tidak

berarti bahwa wanita hanya akan mampu bertahan selama lima atau sepuluh

tahun. Studi yang mengutip angka kemampuan untuk bertahan selama sepuluh

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

tahun, menunjukkan bahwa lebih banyak wanita yang sudah akan meninggal

dalam waktu 10 tahun bila dibandingkan dengan lima tahun (Lincoln dan

Wilensky, 2008). Tetapi, biasanya yang digunakan sebagai tolak ukur

keberhasilan pengobatan kanker, termasuk kanker payudara, adalah ketahanan

hidup 5 tahun (5 years survival).

3.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Penderita Kanker

Payudara

3.7.2.1 Usia

Merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian epidemiologi. Angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir

semua keadaan menunjukkan hubungan dengan usia (Notoatmodjo, 2003).

Begitu pula pada kanker payudara, usia juga merupakan salah satu faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukan kelangsungan hidup penderita

kanker payudara (Pane, 2009).

3.7.2.2 Status perkawinan

Merupakan salah satu karakteristik sosial yang mendapat perhatian

para demografer karena status perkawinan akan mempengaruhi pola

kehidupan yang dijalani (Rustika dan Riyadna, 2000).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian lebih tinggi

pada orang yang tidak kawin dibandingkan yang kawin, diduga karena ada

kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat (Notoatmodjo,

2003).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.7.2.3 Genetik atau Riwayat Keluarga

Dari penelitian epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk

menderita kanker payudara dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang

ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan

ini lebih besar bila ibu atau saudara kandung itu menderita kanker bilateral

atau sebelum menopause. Wanita yang pernah ditangani kanker payudaranya,

memang mempunyai risiko tinggi mendapat kanker di payudaranya yang lain

(Anonim, 2008).

3.7.2.4 Tingkat pendidikan

Determinan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah upaya

untuk menunjukkan perkembangan budi pekerti, pikiran, dan jasmani.

Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-

kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam

dan sesama manusia.

Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan

kedalaman bahan pengajaran.

Berdasarkan penelitian Azamris (2006) bahwa yang paling banyak

menderita kanker payudara adalah mereka yang berpendidikan SD.

Peningkatan status pendidikan akan meningkatkan status sosial ekonomi yang

kemudian akan mengubah pola hidup. Pola hidup masyarakat dengan status

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

sosial ekonomi baik berupa asupan lemak yang lebih tinggi serta pola hidup

tidak sehat akan meningkatkan paparan risiko kanker payudara.

3.7.2.5 Stadium Kanker

Stadium tumor merupakan peramal yang sangat penting bagi

keberlangsungan kanker payudara. Stadium kanker payudara memungkinkan

para dokter melakukan rekomendasi yang terbaik bagi pengobatannya, juga

memungkinkan untuk perbandingan yang lebih akurat terhadap metode-

metode pengobatan yang berbeda-beda hasilnya (Luwia, 2004).

Stadium dini adalah stadium dimana kanker itu belum lama diketahui

adanya, masih kecil, letaknya masih lokal terbatas pada organ tempat asalnya

tumbuh, belum menimbulkan kerusakan yang berarti pada organ yang

ditumbuhinya dengan kemungkinan sembuh besar. Semakin dini kanker

tersebut ditemukan dan segera ditangani, akan memberikan harapan

kesembuhan dan harapan hidup yang semakin besar (Luwia, 2004).

Stadium lanjut adalah stadium dimana kanker itu telah lama ada, telah

besar, telah menimbulkan kerusakan yang cukup besar pada organ yang

ditumbuhinya, telah mengadakan metastase regional dan kemungkinan

sembuh kecil ( Sukardja, 2000).

Semakin dini kanker payudara ditemukan, kemungkinan sembuhnya

akan semakin besar, hal ini disebabkan pada stadium dini sel kanker masih

berada di jaringan payudara, sehingga tindakan operasi hanya dilakukan untuk

mengangkat kankernya beserta jaringan payudara. Namun jika ditemukan

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

pada stadium lebih lanjut, selain payudaranya harus diangkat, kelenjar getah

beningnya pun harus diangkat. Pada stadium lanjut, kanker payudara bisa juga

menyebar ke organ lain, seperti hati, tulang, paru-paru, otak. Oleh karena itu

pengobatan yang diberikan bukan untuk kesembuhan, melainkan untuk

memperpanjang usia penderita (Luwia, 2004).

Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara

yang diikuti dengan terapi dapat meningkatkan harapan hidup dan

memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Diperkirakan 95%

wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan

hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis (Jong, 2005).

Berdasarkan penelitian Wiludjeng (2005), perkiraan harapan hidup

selama 5 tahun bagi penderita kanker payudara stadium I adalah sebesar 80%,

stadium II 60%, stadium III 30% dan stadium IV 5%. Hasil penelitian

Yuwono (2004) menunjukkan bahwa stadium berpengaruh terhadap

ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Wahyuni SR (2002) jika dibandingkan dengan stadium dini, risiko

meninggal kurang dari 5 tahun pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali (OR=2,3 ;

95% CI: 1,228;4,163).

a. Stadium Dini ( Stadium 0-II )

1. Stadium 0 : sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau

saluran susu, tetapi belum menyebar ke jaringan lemak

sekitarnya.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

2. Stadium I : kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau

saluran susu ke jaringan terdekat di sekitarnya.

3. Stadium II : Kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau

saluran susu ke jaringan terdekat di sekitarnya, terkadang

kanker telah mulai mengganggu kelenjar getah bening (Luwia,

2004).

b. Stadium Lanjut ( Stadium III-IV)

1. Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (0-5 cm)

tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening

aksila masih bebas satu sama lain.

2. Stadium IIIB : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10

cm), fiksasi dari kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada

oedema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan

atau nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu

sama lain atau terdapat jaringan sekitarnya belum ada

metastase jauh.

3. Stadium IV : Tumor seperti pada stadium I, II, III tetapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula

dan metastasis jauh lainnya (Tjindarbumi, 2000).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.7.2.6 Ukuran Tumor (Berdasarkan Sistem TNM)

Kanker payudara adalah kaker yang berasal dari kelenjar, saluran

kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Gejala dari kanker payudara yang

dapat diketahui adalah adanya benjolan di payudara, yang biasanya tidak

disertai rasa sakit (Luwia, 2004). Sel kanker payudara yang pertama dapat

tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker

tersebut diam pada kelenjar payudara dan bersembunyi di dalam tubuh kita

selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor

ganas atau kanker (Diananda, 2007).

Sistem TMN ialah suatu cara untuk melukiskan stadium kanker.

Kategori T adalah Tumor primer dilihat melalui diameter ukuran tumor, N

adalah Nodus sedangkan M adalah Metastase (Sukardja,2000). Menurut

klasifikasi TNM untuk penderita dengan T1 atau diameter ≤ 2 cm memiliki

peluang hidup yang lebih besar yaitu 70-90%, T2 atau diameter 2-5 cm

memiliki peluang hidup 45-55%, T3 atau diameter >5 cm hanya memiliki

peluang hidup 15-25% dan T4 memiliki peluang hidup 0-5% (Winarto, 2007).

Jika kanker ditemukan masih dalam stadium dini, yaitu berukuran

kecil dengan penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang

memuaskan, kesembuhan dan harapan hidup lebih lama (Luwia, 2004).

Wanita dengan ukuran kanker < 2 cm, dengan tanpa melibatkan bintil-bintil

getah bening dan baik tumor stadium I maupun II memiliki 85-89% angka

kemampuan bertahan selama 10 tahun (Lincoln dan Wilensky, 2008). Ukuran

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

tumor yang lebih besar mengakibatkan kelenjar limfe yang melekat semakin

banyak sehingga prognosisnya buruk dan mempengaruhi ketahanan hidup

penderita (Pane, 2009). Operasi jenis Lampektomi biasanya dilakukan pada

kasus kanker payudara stadium dini saat ukurannya masih kecil karena

semakin dini ditemukan, kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar

( Luwia, 2007).

Berdasarkan penelitian Yuwono (2004), ukuran tumor berpengaruh

terhadap ketahanan hidup lima tahun penderita kanker payudara. Pada

penelitian Wahyuni SA (2002) jika dibanding dengan ukuran ≤ 5 cm risiko

meninggal pada ukuran tumor > 5 cm adalah 3,7 kali (OR=3,7 ; 95% CI :

1,803; 7,7770).

Kategori T = Tumor primer

1. Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi

2. Tis = Tumor in situ

3. T0 = Tidak ketemu adanya tumor primer

4. T1 = Tumor Ø maksimal ≤ 2 cm

5. T2 = Tumor Ø maksimal 2-5 cm

6. T3 = Tumor Ø maksimal > 5 cm

7. T4 = Tumor invasi ke luar organ

3.7.2.7 Status Limfonodi Regional (Berdasarkan Sistem TNM)

Stadium kanker payudara dapat pula ditentukan oleh ada tidaknya

penyebaran ke kelenjar getah bening ketiak yang letaknya dalam sehingga

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

tidak dapat diraba baru diketahui setelah pemeriksaan jaringan kelenjar getah

bening tersebut yang diangkat malalui operasi (Diananda, 2007). Keterlibatan

jumlah getah bening merupakan salah satu faktor prognostik yang penting.

Jika kelenjar getah bening negatif maka ketahanan hidupnya lebih tinggi jika

dibandingkan dengan penderita yang positif kelenjar getah beningnya.

Jika terdapat tiga kelenjar getah bening yang melekat maka ketahanan

hidupnya 38%, sedangkan 4 kelenjar getah bening atau lebih ketahanan

hidupnya 13% (Pane, 2009). Penderita kanker payudara tanpa kelenjar getah

bening regional memiliki ketahanan hidup yang tinggi yaitu 70-95%

(Tjindarbumi, 2000). Menurut penelitian Yuwono (2004) status limfonodi

regional memiliki pengaruh terhadap ketahanan hidup 5 tahun dengan nilai p

< 0,001.

Telah di observasi bahwa apabila kelenjar getah bening negatif,

insiden ketahanan hidupnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita

yang positif kelenjar getah beningnya (Pane, 2009). Hubungan antara besar

tumor dan jumlah kelenjar getah bening (KGB) aksila dengan ketahanan

hidup 5 tahun adalah didapatkan penderita dengan ukuran tumor < 1 cm

dengan KGB aksila (-) secara histopatologis mempunyai ketahanan hidup 5

tahun sebesar 96,3%, penderita dengan jumlah 1-3 metastase KGB aksila

dengan angka ketahanan hidup 5 tahun 87,4%, sedangkan penderita dengan

jumlah 4 atau lebih metastase KGB aksila mempunyai angka ketahanan hidup

66% (Asrul, 2002). Hack KD menyatakan bahwa ketahanan hidup tergantung

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

dari adanya metastase ke kelenjar getah bening, adanya metastase ke

parametrium serta adanya metastase ke pembuluh darah (Pane,2009).

Kategori N = Nodus atau metastase kelenjar limfe regional

a. N0 = Nodus regional negatif

b. N1 = Nodus regional, mobil

c. N2 = Nodus regional melekat

d. N3 = Nodus juxtaregional atau bilateral

Kanker payudara yang sudah parah karena telah menyebar ke dalam

kulit atasnya, otot bawahnya, aksila atau bintil-bintik getah bening kelenjar

susu dari dalam atau yang telah menyebar ke dalam aliran darah hingga ke

tempat-tempat yang jauh guna membentuk metastase. Pengobatan yang dapat

dilakukan bisa mencakup operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon atau

obat-obat baru lainnya dalam bentuk kombinasi. Kategori M Metastase organ

jauh adalah M0 tidak ada metastase dan M1 ada metastase organ jauh.

Ketika kanker payudara yang bersifat menyerang menyebar ke seluruh

payudara untuk membentuk tumor pada organ-organ lainnya, maka kanker

tersebut disebut sebagai kanker payudara sekunder atau metastase. Tempat-

tempat dimana kanker payudara bermetastase (menyebar di luar payudara)

dapat ditemukan pada paru-paru, hati, tulang dan jarang pada otak. Kanker

payudara yang bermetastase dan disertai pemborokan melalui kulit atau

bahkan menyerang otot-otot dada metastase dari kanker payudara tersebut

mempengaruhi kelangsungan penyakit (Lincoln dan Wilensky, 2008).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.7.2.8 Tipe Histopatologi Kanker Payudara

Terdapat beragam bentuk kanker payudara, dan digolongkan sesuai

dengan cara pertumbuhan dan cara sel-sel terlihat di bawah mikroskop.

Mereka bisa bersifat menyerang atau tidak menyerang. Salah satu karsinoma

yang bersifat menyerang adalah ductus karsinoma, jenis menyerang

berikutnya yang lazim adalah lobular karsinoma (Lincoln dan Wilensky,

2008). Salah satu hasil pengobatan dipengaruhi oleh letak kanker yaitu jika

kanker berada dipermukaan tubuh dan tidak menyerang akan lebih mudah

diketahui dan dicapai dengan pengobatan sehingga dapat meningkatkan

ketahanan hidup, yang dilihat setelah pengobatan dalam 5 tahunan (Saputra

dkk, 2000). Menurut Muda (2007) gambaran histopatologi berpengaruh

terhadap ketahanan hidup lima tahun penderita kanker payudara, tetapi hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa tipe histopatologi tidak bermakna secara

statistik terhadap ketahanan hidup penderita kanker payudara.

Penggolongan kanker payudara yang bersifat menyerang dan tidak

menyerang menurut Lincoln dan Wilensky (2008), yaitu :

a. Tubular Karsinoma

Merupakan bentuk kanker yang tidak lazim. Ia jarang

bermetastase (menyebar di luar payudara) dan prognosisnya sangat

baik.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

b. Kribriform Karsinoma

Ini berhubungan erat dengan penampilan dan perilaku tubular

karsinoma dan dikaitkan dengan prognosis yang baik.

c. Lobular Karsinoma

Jenis kanker ini merupakan jenis yang paling umum setelah

ductus karsinoma yang bersifat menyerang dan muncul dari sel-sel

pada lobul payudara. Tipe ini dapat menyebabkan penebalan pada

gumpalan payudara, dan terkadang sulit dirasakan pada payudara

kecuali dilihat melalui mamografi. Lobular karsinoma bersifat

menyerang seringkali bersifat multifokus (lebih dari satu tumor).

Menurut Asrul (2002) secara histologi lobular karsinoma

menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak

dalam lobulus-lobulus.

d. Musinus Mukoida Karsinoma

Musinus (koloida) karsinoma merupakan bentuk kanker

payudara tidak menyerang yang tiidak lazim. Biasanya menyerang

wanita lanjut usia dan menghasilkan prognosis yang baik.

e. Medullari Karsinoma

Medullari karsinoma memiliki batas licin tersendiri dan terlihat

sebagai massa yang dinyatakan dengan jelas pada mamografi.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

f. Papilari Karsinoma

Papilari karsinoma merupakan bentuk kanker payudara yang

tidak lazim dan memiliki sejumlah penampilan yang berbeda di bawah

mikroskop. Prognosisnya berubah-ubah.

g. Ductus karsinoma

Sebagian besar kanker payudara adalah jenis ductus karsinoma

yang mencapai 75%, dan merupakan jenis kanker yang lazim. Ductus

karsinoma yng bersifat menyerang digolongkan dari stadium 1-3.

Menurut Asrul (2002) ductus karsinoma secara mikroskopik tampak

proliferasi anaplastik epitel duktus yang dapat memenuhi dan

menyumbat duktus. Tipe ductus karsinoma 85% diantaranya memiliki

prognosis buruk (Pane, 2009).

h. Ductus karsinoma In Situ

Merupakan kanker payudara stadium awal. Belum menyebar

keseluruh pipa saluran payudara, atau diluar payudara hingga menuju

bintil-bintil getah bening atau menuju bagian tubuh lain. Beberapa

diantaranya bisa menjadi kanker yang bersifat menyerang jika mereka

tidak di buang.

i. Lobular Karsinoma In Situ

Merupakan pertumbuhan yang tidak bersifat menyerang yang

dibatasi oleh lobula-lobula payudara. Ia tidak dianggap sebagai

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

kanker, namun ia menandakan adanya peningkatan resiko kanker

payudara.

j. Penyakit Paget

Ini merupakan bentuk kanker payudara yang langka.

Kebanyakan kasus penyakit paget pada puting dengan DKIS,

meskipun sebagian di antaranya mungkin memiliki ductus karsinoma

bersifat menyerang yang lebih luas di dalam payudara. Prognosisnya

tergantung pada kanker yang bersangkutan di dalam payudara.

3.7.2.9 Status Hormonal Reseptor

Kanker payudara sering bergantung pada hormon. Sel-sel payudara

ganas di dalam pertumbuhan dan perkembangannya tetapi peka terhadap

hormon-hormon wanita. Sekitar dua diantara tiga penderita mempunyai tumor

dengan reseptor estrogen dan/atau progesteron (ER+ dan/atau PgR+).

Biasanya pada pengobatan menggunakan Tamoksifen sebagai penunjang pada

reseptor estrogen tumor positif, yang dapat menyebabkan penurunan angka

kematian (Jong, 2005). Jumlah reseptor estrogen pada kanker payudara dapat

tinggi, sedang atau tidak ada sama sekali. Jumlah reseptor (ER+) lebih baik

daripada ER-. Reseptor estrogen positif memberikan ketahanan hidup yang

lebih baik (Anonim, 2008).

Penelitian terdahulu terbukti bahwa penderita kanker payudara dengan

reseptor estrogen positif (ER+) menunjukkan respon yang baik terhadap terapi

hormonal, sedangkan dengan reseptor estrogen negatif (ER-) keberhasilan

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

terapi hanya mencapai 10%. Selain itu ER+ lebih banyak ditemukan pada

tumor dengan diferensiasi yang baik, usia tua dan pasca menopouse. Kanker

payudara yang mempunyai reseptor estrogen atau reseptor progesteron

memberikan hasil yang pengobatan yang lebih baik. Menurut penelitian

Heriyanto (2007) status ER+ berpengaruh terhadap ketahanan hidup penderita

kanker payudara, dengan nilai p=0,027; log rank=4,9

3.7.2.10 Derajat Diferensiasi Histologi

Mengetahui derajat diferensiasi sel tumor itu sangat penting, karena

umumnya derajat keganasan tumor sesuai dengan derajart diferensiasi sel.

Makin jelek derajat diferensiasi selnya makin ganas kanker itu (Sukardja,

2000). Peringkatnya adalah G1, G2 & G3. Grade 3 adalah peringkat yang

paling agresif dan hasil kesembuhannya paling buruk. Grading histologik

terbanyak adalah grade 2 dan keberhasilan pengobatan umumnya tidak

berhasil. Menurut penelitian Yuwono derajat diferensiasi berpengaruh

terhadap ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara, dengan nilai

p=0,0092.

Diferensiasi sel dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :

a. G1 = Diferensiasi baik = Well diferentiated

b. G2 = Diferensiasi sedang = Moderately diferentiated

c. G3 = Diferensisi jelek = Poorly diferentiated

d. G4 = Tanpa diferensiasi = Undiferentiated atau anaplastik

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

3.7.2.11 Status Menopause

Merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan

hidup penderita kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Gallent meyakinkan bahwa kenker payudara yang ditemukan setelah

menstruasi selama regular remained menimbulkan kesehatan yang baik. Dua

kelompok pre dan post menopause diobati dengan kemoterapi dan plasebo.

Hasilnya menunjukkan bahwa pada post menopause yang diobati dengan

kemoterapi laju kekambuhan (recurrence rate) lebih tinggi serta ketahanan

hidupnya juga lebih rendah dibandingkan dengan kelompok premenopause

(Pane, 2009).

3.7.2.12 Jenis Pengobatan atau Terapi

Dari penelitian yang sudah ada diketahui bahwa angka ketahanan

hidup yang dihasilkan oleh mastektomi radikal (mencapai 78%) lebih baik

dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh tindakan mastektomi simpek

(mencapai 62%) (Tjindarbumi, 2005).

3.7.2.13 Tindakan Deteksi Dini

Tindakan deteksi dini kanker payudara sangat penting karena kanker

payudara lebih mudah diobati dan dapat disembuhkan jika masih dalam

stadium dini. Teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri) atau BSE (Breast

Self Examination), pemeriksaan payudara secara klinis, dan mammografi

sebagai prosedur penyaringan merupakan tiga alat untuk mendeteksi kanker

payudara secara dini (Setiati,2009).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa dengan pengujian

mammografi pada wanita berusia 40 tahun dapat mengurangi tingkat

kematian hingga 30 persen. Keuntungan dari deteksi dini telah terbukti dilihat

dari peningkatan jumlah wanita yang terkena kanker payudara yang dapat

bertahan hidup (Diananda, 2007).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL

4.1 Kerangka Konseptual

Penyebab dan Kanker


faktor risiko Payudara
- Umur
- Status perkawinan
- Stadium
- Faktor genetik atau
riwayat keluarga

Kelangsungan hidup
penderita kanker payudara
- Dengan menggunakan
product limit Kaplan
Meier

keterangan : diteliti
tidak diteliti

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB V

METODE PENELITIAN

5.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional karena dalam

pengumpulan data tanpa melakukan intervensi atau perlakuan pada

responden. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena hanya

bermaksud untuk menguraikan suatu keadaan atau peristiwa yaitu

memberikan gambaran mengenai kelangsungan hidup penderita kanker

payudara tanpa suatu maksud untuk mencari hubungan antar variabel.

Penelitian ini menggunakan studi cross sectional karena setiap

responden hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status responden pada saat observasi.

Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk penelitian terapan

(Applied Research) yaitu menerapkan metode yang sudah ada (product

limit Kaplan Meier) pada data sekunder untuk mengetahui kelangsungan

hidup penderita kanker payudara.

5.2 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kanker

payudara yang menjalani perawatan di Rumah sakit Onkologi Surabaya

selama bulan Januari sampai Desember tahun 2008.

5.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara

yang menjalani perawatan di Rumah sakit Onkologi Surabaya selama

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

bulan Januari sampai Desember tahun 2008, dengan diagnosis masuk

kanker payudara.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan systematic

random sampling, dengan langkah sebagai berikut :

1. Tentukan besar populasi (N) dan besar sampel (n) yang akan diambil.

2. Tentukan besar interval (k) dengan cara N/n.

3. Tentukan secara random sebuah bilangan yang merupakan random

start (elemen pertama yang terambil secara random) antara angka 1

sampai k (1≥k).

4. Elemen yang diambil berikutnya dengan cara menambah setiap

elemen terpilih dengan k.

5. Dan seterusnya sampai diperoleh sampel sesuai yang telah tentukan.

Jumlah penderita kanker payudara tahun 2008 di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya adalah 421 orang dan jumlah sampel (n) yang akan

diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang penderita. Dengan

membagi N/n (421/100) maka diperoleh besar interval (k) sebesar 4.

Lalu dengan menggunakan tabel random diperoleh bilangan random

start yaitu 3(sampel yang pertama terpilih). Sampel yang diambil

berikutnya dengan cara menambah sampel yang telah terpilih dengan k

(4). Begitu seterusnya sampai diperoleh sampel sebesar 100 orang

penderita.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

5.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


5.4.1 Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di RS Onkologi Surabaya.
5.4.2 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Mei 2010

5.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Instrumen, Cara Skala


Pengukuran dan Data
Kategori
1. Kelangsungan Peluang kumulatif dari panjang waktu Dengan melihat Rasio
Hidup antara penetapan diagnosis hingga rata-rata waktu
penderita terjadinya kematian survival, proporsi
kanker kumulatif waktu
payudara survival

2. Umur Umur responden saat pertama kali Dari rekam medik Rasio
terdiagnosis kanker payudara RS Onkologi
Surabaya,
dikategorikan
dalam:
1. ≥ 40 tahun
2. < 40 tahun
3. Status Status perkawinan yang dimiliki oleh Dari rekam medik Nominal
perkawinan responden RS Onkologi
Surabaya,
dikategorikan
dalam :
1. Tidak menikah
2. Menikah
4. Genetik atau Riwayat keluarga responden, apakah Dari rekam medik Nominal
riwayat ada yang menderita kanker payudara RS Onkologi
keluarga Surabaya,

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

dikategorikan
dalam :
1. Ada
2. Tidak
5. Tingkat Pendidikan formal terakhir yang Dari rekam medik Ordinal
pendidikan pernah ditempuh oleh responden RS Onkologi
Surabaya,
dikategorikan
dalam :
1. Tidak
sekolah
2. Tidak tamat
SD
3. SD
4. SLTP
5. SLTA
6. PT
6. Stadium Tingkat keparahan kanker payudara. Dari rekam medik Nominal
Kanker RS Onkologi
Surabaya
dikategorikan
dalam:
1. Stadium Dini:
Stadium 0-II

2. Stadium Lanjut:
Stadium III-IV

5.6 Teknik dan Instrumen Pengambilan Data

Data diperoleh melalui data sekunder. Data sekunder tersebut

berasal dari data rekam medik RS Onkologi Surabaya meliputi variabel

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

yaitu umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, faktor genetik atau

riwayat keluarga, dan stadium kanker.

5.7 Teknik Analisis Data

Data mengenai kelangsungan hidup penderita diamati dari saat

pertama perawatan hingga akhir penelitian. Penyensoran dilakukan dengan

metode penyensoran secara random ke kanan (Right Censoring).

Variabel umur, status perkawinan, stadium, dan riwayat genetik

dihitung rata-rata survivalnya, proporsi kumulatif waktu survival, dan

dengan pembuatan grafik fungsi survival dan fungsi hazard. Penyajian ini

dibantu dengan komputer, yaitu dengan program SPSS.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VI

HASIL PENELITIAN

6.1 Gambaran Umum Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit

Onkologi Surabaya dengan mengambil data penderita kanker payudara

yang melakukan perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada tahun

2008 dengan diagnosis masuk kanker payudara.

Untuk mengukur tingkat ketahanan hidup penderita kanker

payudara, perlu terlebih dulu dibuat perincian data status penderita yang

berguna untuk mengetahui apakah responden mengalami kematian, hilang,

pindah (keluar), ataupun hidup selama pengamatan.

Jumlah Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya pada tahun 2008 adalah 421 orang penderita. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 100 orang penderita yang diambil dengan

menggunakan systematic random sampling.

Berdasarkan data yang diperoleh, dari 100 penderita kanker

payudara yang merupakan sampel dalam penelitian ini, terdapat 94

pengamatan (94%) data survival yang disensor dan 6 pengamatan (6%)

data survival yang tidak disensor. Adapun penyebab data survival disensor

dapat dilihat pada tabel 6.1.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 6.1 Data Pengamatan Penderita Kanker Payudara yang Disensor di


Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008
Penyebab Data Survival Jumlah Persentase (%)
Disensor
Hidup 52 55,32
Sensor 42 44,68
Total 94 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penderita yang hidup

adalah 52 orang (55,32%) dan 42 orang (44,68%) penderita disensor

karena penderita pindah ke rumah sakit lain atau tidak mau lagi

melanjutkan perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya dan penderita

yang tanpa sebab yang diketahui secara pasti tidak lagi menjalani

perawatan di rumah sakit.

6.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008

6.2.1 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui bahwa dari 100 penderita

kanker payudara, terdapat 14 penderita (14%)yang memiliki umur < 40

tahun dan 86 penderita (86%) yang memiliki umur ≥ 40 tahun.

Tabel 6.2 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit


Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Umur
Umur Penderita Kanker Payudara
Jumlah Persentase (%)
< 40 tahun 14 14
≥ 40 tahun 86 86
Total 100 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

6.2.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 6.3 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit


Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Perkawinan

Status Perkawinan Penderita Kanker Payudara


Jumlah Persentase (%)
Tidak Menikah 7 7
Menikah 93 93
Total 100 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan tabel 6.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar

penderita kanker payudara telah menikah yaitu sebanyak 93 penderita

(93%). Sedangkan penderita yang tidak menikah hanya 7 orang penderita

(7%).

6.2.3 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Faktor Genetik atau Riwayat

Keluarga

Berdasarkan tabel 6.4 dapat diketahui bahwa penderita kanker

payudara yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara

adalah sebanyak 32 orang (32%) dan yang tidak memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara adalah sebanyak 68 orang (68%).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Tabel 6.4 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi


Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Faktor Genetik atau Riwayat
Keluarga

Genetik atau Riwayat Penderita Kanker Payudara


Keluarga Jumlah Persentase (%)
Ada 32 32
Tidak 68 68
Total 100 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

6.2.4 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 6.5 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

penderita kanker payudara sebagian besar adalah SLTA yaitu sebanyak 44

orang (44%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 31 orang (31%).

Terdapat 1 orang pendeita kanker payudara yang tidak sekolah atau

sebesar 1%.

Tabel 6.5 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi


Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008
Tingkat Pendidikan Penderita Kanker Payudara
Jumlah Persentase (%)
Tidak Sekolah 1 1
Tidak Tamat SD 0 0
SD 13 13
SLTP 11 11
SLTA 44 44
Perguruan Tinggi (PT) 31 31
Total 100 100

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

6.2.5 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Stadium

Berdasarkan tabel 6.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

penderita kanker payudara berada pada stadium lanjut yaitu sebanyak 69

orang (69 %). Sedangkan yang berada pada stadium dini yaitu sebanyak

31 orang (31%).

Tabel 6.6 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi


Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Stadium

Stadium Penderita Kanker Payudara


Jumlah Persentase (%)
Stadium Dini 31 31
Stadium Lanjut 69 69
Total 100 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

6.2.6 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Penderita

Tabel 6.7 Distribusi Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit


Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Penderita

Status Penderita Kanker Payudara


Jumlah Persentase (%)
Hidup 52 52
Meninggal 6 6
Sensor 42 42
Total 100 100
Sumber: Data Rekam Medik Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008

Berdasarkan tabel 6.7 dapat diketahui bahwa penderita yang

meninggal selama waktu perawatan adalah sebanyak 6 orang atau sebesar

6% dan yang hidup hingga batas akhir penelitian adalah sebanyak 52

orang. Sedangkan sisanya adalah penderita yang tersensor karena

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

penderita pindah ke rumah sakit lain atau tidak mau lagi melanjutkan

perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya dan penderita yang tanpa

sebab yang diketahui secara pasti tidak lagi menjalani perawatan di rumah

sakit, yaitu sebanyak 42 orang (42%).

6.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008

Dari 100 pengamatan terhadap penderita kanker payudara, terdapat

94 pengamatan yang disensor (94%) dan 6 pengamatan yang tidak

disensor (6%). Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis dengan

menggunakan product limit Kaplan Meier. Secara umum, kelangsungan

hidup penderita kanker payudara bila dilihat dari rata-rata waktu

kelangsungan hidupnya adalah 772,26 hari.

Berdasarkan lampiran 3, dapat dilihat bahwa proporsi kumulatif

waktu kelangsungan penderita kanker payudara pada waktu perawatan

paling sedikit selama 2 hari adalah sebesar 0,9900 dan proporsi kumulatif

waktu survival pada waktu perawatan paling lama selama 744 hari adalah

sebesar 0.8793. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas penderita untuk

hidup hingga waktu 744 hari adalah sebesar 0,8793.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

6.3.1 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Umur

Berdasarkan lampiran 4, dapat diketahui bahwa penderita kanker

payudara yang berumur < 40 tahun sebanyak 14 orang dengan sensor 12

orang (85,71%) dan penderita yang berumur ≥ 40 tahun sebanyak 86 orang

dengan sensor 82 orang (95,35%).

Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) penderita kanker

payudara yang berumur <40 tahun dan diketahui secara pasti (tidak

disensor) rata-rata waktu kelangsungan hidupnya adalah 695,38 hari.

Sedangkan untuk penderita kanker payudara yang berumur ≥ 40 tahun,

kelangsungan hidupnya yang diketahui secara pasti (tidak disensor), rata-

rata waktu kelangsungan hidupnya adalah 779,38 hari.

Penderita yang berumur < 40 tahun memiliki proporsi kumulatif

waktu kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit selama

112 hari sebesar 0,9231 dan nilai tersebut menurun hingga mencapai nilai

0 pada waktu perawatan paling lama selama 744 hari.

Sedangkan untuk penderita yang berumur ≥ 40 tahun, proporsi

.kumulatif waktu kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit

selama 2 hari adalah sebesar 0,9884 dan proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling lama selama 199 hari

adalah sebesar 0,9458.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Gambar grafik fungsi survival dan grafik fungsi hazard dapat

dilihat pada gambar 6.1dan 6.2.

Survival Functions
1.2

1.0

.8

.6

.4 umur penderita

>39
Cum Survival

.2
>39-censored
0.0
<40

-.2 <40-censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.1 Grafik fungsi survival penderita kanker payudara

berdasarkan umur

Berdasarkan gambar 6.1 dapat dilihat bahwa grafik penderita

kanker payudara yang berumur ≥ 40 tahun berada di atas grafik penderita

yang berumur < 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan

hidup penderita kanker payudara yang berumur ≥ 40 tahun lebih baik

daripada penderita yang berumur < 40 tahun.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Hazard Function
.10

.08

.06

.04
umur penderita
.02 >39
Cum Hazard

>39-censored
0.00
<40

-.02 <40-censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.2 Grafik fungsi hazard penderita kanker payudara

berdasarkan umur

Berdasarkan gambar 6.2 dapat dilihat bahwa grafik penderita yang

berumur < 40 tahun berada di atas grafik penderita yang berumur ≥ 40

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penderita yang berumur < 40 tahun

lebih berisiko mengalami kematian dibandingkan dengan penderita yang

berumur ≥ 40 tahun.

6.3.2 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan lampiran 5, dapat diketahui bahwa penderita kanker

payudara yang tidak menikah sebanyak 7 orang dengan sensor 6 orang

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

(85,71%) dan penderita yang telah menikah sebanyak 93 orang dengan

sensor 88 orang (94,62%).

Kelangsungan hidup penerita kanker payudara yang tidak menikah

dan diketahui secara pasti (tidak disensor) bila dilihat dari rata-rata waktu

kelangsungan hidupnya adalah 623,43 hari. Sedangkan untuk penderita

yang telah menikah, rata-rata waktu kelangsungan hidupnya adalah 777,38

hari.

Penderita yang tidak menikah memiliki proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit selama 2 hari

sebesar 0,8571. Sedangkan untuk penderita yang telah menikah, proporsi

kumulatif waktu kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit

selama 63 hari adalah sebesar 0,9870 dan proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling lama selama 744 hari

adalah sebesar 0,8847. Gambar grafik fungsi survival dan grafik fungsi

hazard dapat dilihat pada gambar 6.3 dan 6.4.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Survival Functions
1.02

1.00

.98

.96

.94
status perkawinan pe
.92
menikah
.90
menikah-censored
Cum Survival

.88
tidak menikah
.86
tidak menikah
.84 -censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.3 Grafik fungsi survival penderita kanker payudara

berdasarkan status perkawinan

Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat bahwa grafik penderita

kanker payudara yang telah menikah berada di atas grafik penerita yang

tidak menikah. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup penderita

kanker payudara yang telah menikah lebih baik daripada penderita yang

tidak menikah.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Hazard Function
.16

.14

.12

.10

.08
status perkawinan pe
.06
menikah
.04
menikah-censored
Cum Hazard

.02
tidak menikah
0.00
tidak menikah
-.02 -censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.4 Grafik fungsi hazard penderita kanker payudara

berdasarkan status perkawinan

Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat bahwa grafik penderita yang

tidak menikah berada di atas grafik penderita yang telah menikah. Hal ini

menunjukkan bahwa penderita yang tidak menikah lebih berisiko

mengalami kematian dibandingkan dengan penderita yang telah menikah.

6.3.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Stadium

Berdasarkan lampiran 6, dapat diketahui bahwa penderita kanker

payudara dengan stadium dini sebanyak 31 orang dengan sensor 30 orang

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

(96,77%) dan penderita dengan stadium lanjut sebanyak 69 orang dengan

sensor 64 orang (92,75%).

Kelangsungan hidup penderita kanker payudara dengan stadium

dini dan diketahui secara pasti (tidak disensor), bila dilihat dari rata-rata

waktu kelangsungan hidupnya adalah 788,76 hari. Sedangkan untuk

penderita kanker payudara yang berada pada stadium lanjut, rata-rata

waktu kelangsungan hidupnya adalah 760,69 hari.

Penderita kanker payudara dengan stadium dini memiliki proporsi

kumulatif waktu kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit

selama 63 hari sebesar 0,9600. Sedangkan untuk penderita dengan stadium

lanjut, proporsi kumulatif waktu kelangsungan hidup pada waktu

perawatan paling sedikit selama 2 hari adalah sebesar 0,9855 dan proporsi

kumulatif waktu kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling lama

selama 744 hari adalah sebesar 0,8411. Gambar grafik fungsi survival dan

grafik fungsi hazard dapat dilihat pada gambar 6.5 dan 6.6.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Survival Functions
1.1

1.0

stadium kanker

stadium lanjut

stadium lanjut
.9
-censored
Cum Survival

stadium dini

stadium dini
.8 -censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.5 Grafik fungsi survival penderita kanker payudara

berdasarkan stadium

Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat bahwa grafik penderita

kanker payudara dengan stadium dini berada di atas grafik penderita

dengan stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup

penderita kanker payudara dengan stadium dini lebih baik daripada

penderita kanker payudara dengan stadium lanjut.;

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Hazard Function
.2

.1

stadium kanker

stadium lanjut

stadium lanjut
0.0
-censored
Cum Hazard

stadium dini

stadium dini
-.1 -censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.6 Grafik fungsi hazard penderita kanker payudara

berdasarkan stadium

Berdasarkan gambar 6.6 dapat dilihat bahwa , grafik penderita

kanker payudara dengan stadium lanjut berada di atas grafik penderita

dengan stadium dini. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker

payudara dengan stadium lanjut lebih berisiko mengalami kematian

dibandingkan dengan penderita yang berada pada stadium dini.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

6.3.4 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Faktor Genetik atau

Riwayat Keluarga

Berdasarkan lampiran 7, dapat diketahui bahwa penderita kanker

payudara yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara

sebanyak 32 orang dengan sensor 30 orang (93,75%) dan penderita yang

tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara sebanyak 68

orang dengan sensor 64 orang (94,12%).

Kelangsungan hidup penderita kanker payudara yang memiliki

riwayat keluarga menderita kanker payudara dan diketahui secara pasti

(tidak disensor), bila dilihat dari rata-rata waktu kelangsungan hidupnya

adalah 779,93 hari. Sedangkan untuk penderita kanker payudara yang

tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, rata-rata

waktu kelangsungan hidupnya adalah 768,98 hari.

Penderita kanker payudara yang memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara memiliki proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit selama 71 hari

sebesar 0,9655 dan pada waktu perawatan paling lama selama 744 hari

sebesar 0,8448. Sedangkan untuk penderita yang tidak memiliki riwayat

keluarga menderita kanker payudara, proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling sedikit selama 2 hari

adalah sebesar 0,9853 dan proporsi kumulatif waktu survival pada waktu

perawatan paling lama selama 199 hari adalah sebesar 0,9306. Gambar

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

grafik fungsi survival dan grafik fungsi hazard dapat dilihat pada gambar

6.7 dan 6.8.

Survival Functions
1.02

1.00

.98

.96

.94

.92
riwayat genetik
.90 tidak
Cum Survival

.88 tidak-censored

.86 ada

.84 ada-censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.7 Grafik fungsi survival penderita kanker payudara

berdasarkan faktor genetik atau riwayat keluarga

Berdasarkan gambar 6.7 dapat dilihat bahwa grafik penderita

kanker payudara yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker

payudara berada di atas grafik penderita yang tidak memiliki riwayat

keluarga menderita kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup penderita kanker payudara yang memiliki riwayat

keluarga menderita kanker payudara lebih baik daripada penderita kanker

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker

payudara.

Hazard Function
.2

.1

riwayat genetik
0.0 tidak
Cum Hazard

tidak-censored

ada

-.1 ada-censored
-200 0 200 400 600 800 1000

waktu survival

Gambar 6.8 Grafik fungsi hazard penderita kanker payudara

berdasarkan faktor genetik atau riwayat keluarga

Berdasarkan gambar 6.8 dapat dilihat bahwa grafik penderita

kanker payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker

payudara berada di atas grafik penderita yang memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker

payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara

lebih berisiko mengalami kematian daripada penderita kanker payudara

yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VII

PEMBAHASAN

7.1 Gambaran Umum Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008

Jumlah penderita kanker payudara selalu memiliki persentase

paling besar bila dibandingkan dengan total pengunjung di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya. Pada tahun 2006, jumlah penderita kanker payudara

adalah 300 orang dan jumlahnya menurun pada tahun 2007 menjadi 262

orang. Pada tahun 2008 jumlahnya kembali mengalami peningkatan

menjadi 421 orang dan jumlah tersebut merupakan puncak kasus kanker

payudara. Pada tahun 2009 jumlahnya kembali menurun menjadi 398

orang.

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit

Onkologi Surabaya dengan mengambil data penderita kanker payudara

yang melakukan perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada bulan

Januari sampai Desember tahun 2008 dengan diagnosis masuk kanker

payudara.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 penderita dengan

94 pengamatan (94%) data survival yang disensor dan 6 pengamatan (6%)

data survival yang tidak disensor. Penyensoran dilakukan karena penderita

masih tetap hidup hingga penelitian berakhir dan karena penderita hilang

atau keluar dari pengamatan (penderita pindah ke rumah sakit lain atau

tidak mau lagi melanjutkan perawatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

dan penderita yang tanpa sebab yang diketahui secara pasti tidak lagi

menjalani perawatan di rumah sakit).

7.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008

7.2.1 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Umur

Distribusi penderita kanker payudara menurut umur sebagian besar

berumur ≥ 40 tahun yaitu sebanyak 86 penderita atau sebesar 86%. Hal ini

sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering

menyerang wanita yang telah berumur 40 tahun dan risiko ini akan

meningkat sampai umur 50 tahun dan setelah menopause (Suryanigsih dan

Sukaca,2009).

7.2.2 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Perkawinan

Distribusi penderita kanker payudara yang telah menikah lebih

banyak jika dibandingkan dengan penderita yang tidak menikah yaitu

sebesar 93%. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

orang yang telah menikah memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena

kanker payudara. Tidak kawin atau nulipara risiko untuk terkena kanker

payudara 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan punya anak

(Suryanigsih dan Sukaca,2009). Hal ini dapat disebabkan oleh adanya

faktor lain, yaitu usia hamil pertama kali. Perempuan yang melahirkan

anak pertama kali pada usia di bawah 30 tahun memiliki risiko lebih

rendah mengalami kanker payudara. Sedangkan perempuan yang

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

melahirkan anak setelah usia 30 tahun atau tidak memiliki anak sama

sekali memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker payudara (Suryanigsih

dan Sukaca,2009).

7.2.3 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Faktor Genetik atau Riwayat

Keluarga

Distribusi penderita kanker payudara menurut faktor genetik atau

riwayat keluarga, sebagian besar penderita kanker payudara tidak memiliki

riwayat keluarga menderita kanker payudara yaitu sebesar 68 penderita

atau sebesar 68%. Sedangkan sebesar 32% penderita memiliki riwayat

keluarga menderita kanker payudara. Adanya riwayat keluarga yang

terkena kanker merupakan salah satu risiko terjadinya kanker payudara.

Oleh sebab itu kita harus berhati-hati jika ada satu dari keluarga kita (ibu

atau saudara perempuan) yang mengidap kanker payudara (Suryaningsih

dan Sukaca,2009).

7.2.4 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi penderita kanker payudara menurut tingkat pendidikan

sebagian besar memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak 44 orang atau

sebesar 44%.

Peningkatan status pendidikan akan meningkatkan status sosial

ekonomi yang kemudian akan mengubah pola hidup. Pola hidup

masyarakat dengan status sosial ekonomi baik berupa asupan lemak yang

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

lebih tinggi serta pola hidup tidak sehat akan meningkatkan paparan risiko

kanker payudara (Azamris, 2006).

7.2.5 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Stadium

Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan stadium sebagian

besar penderita berada pada stadium lanjut yaitu sebanyak 69 orang atau

sebesar 69%.

Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat dicegah. Tetapi

pada kenyataannya, kebanyakan penderita datang ke pelayanan kesehatan

sudah dalam keadaan stadium lanjut. Berdasarkan laporan dari Rumah

Sakit Kanker Dharmais, 70% wanita yang datang sudah dengan

kekambuhan dan pada stadium lanjut, sedangkan sisanya yaitu sebanyak

30% terdiagnosis pada stadium I atau II(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

Semakin dini kanker payudara ditemukan, kemungkinan

sembuhnya akan semakin besar, hal ini disebabkan pada stadium dini sel

kanker masih berada di jaringan payudara, sehingga tindakan operasi

hanya dilakukan untuk mengangkat kankernya beserta jaringan payudara.

Namun jika ditemukan pada stadium lebih lanjut, selain payudaranya

harus diangkat, kelenjar getah beningnya pun harus diangkat. Pada

stadium lanjut, kanker payudara bisa juga menyebar ke organ lain, seperti

hati, tulang, paru-paru, otak. Oleh karena itu pengobatan yang diberikan

bukan untuk kesembuhan, melainkan untuk memperpanjang usia penderita

(Luwia, 2004).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

7.2.6 Karakteristik Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi

Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Penderita

Distribusi penderita kanker payudara berdasarkan status penderita

sebagian besar penderita hidup yaitu sebanyak 52 orang atau sebesar 52%

dan sebanyak 6 penderita (6%) meninggal selama perawatan. Sedangkan

sisanya adalah penderita yang hilang dari pengamatan, pindah atau keluar

ke rumah sakit lain, dan atau penderita yang tidak mau lagi menjalani

perawatan. Dari jumlah tersebut, dapat dilihat bahwa penderita yang

meninggal dunia lebih sedikit daripada penderita yang hidup. Hal ini

menunjukkan bahwa selama perawatan, penderita kanker payudara

memperoleh penanganan dan pengobatan yang baik.

7.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008

Dari 100 pengamatan terhadap penderita kanker payudara, terdapat

94 pengamatan yang disensor (94%) dan 6 pengamatan yang tidak

disensor (6%). Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis dengan

menggunakan product limit Kaplan Meier. Secara umum, ketahanan

hidup penderita kanker payudara bila dilihat dari rata-rata waktu

kelangsungan hidupnya adalah 772,26 hari.

Berdasarkan lampiran 3, proporsi kumulatif waktu kelangsungan

hidup penderita kanker payudara pada waktu perawatan paling sedikit

selama 2 hari adalah sebesar 0,9900 dan proporsi kumulatif waktu

kelangsungan hidup pada waktu perawatan paling lama selama 744 hari

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

adalah sebesar 0.8793. Hal ini menunjukkan bahwa waktu terjadinya

kematian paling cepat pada penderita kanker payudara adalah pada hari

perawatan ke-2 dan waktu terjadinya kematian paling lama adalah pada

hari perawatan ke-744.

Berdasarkan grafik fungsi survivalnya (pada Lampiran 3),

menunjukkan bahwa semakin lama hari perawatan maka probabilitas

kelangsungan hidup penderita semakin rendah. Menurut Collet (1997),

plot dari estimasi fungsi survival product limit Kaplan Meier merupakan

fungsi yang bertingkat dimana probabilitas dari kelangsungan hidup

adalah konstan antara waktu kematian yang berdekatan dan menurun pada

tiap waktu kematian. Kematian pada tiap interval dihitung satu meskipun

terdapat lebih dari satu kematian pada satu interval yang sama. Sehingga

semakin lama hari perawatan maka jumlah penderita semakin berkurang.

Hal ini berpengaruh pada kelangsungan hidup penderita.

7.3.1 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Umur

Jika dilihat berdasarkan umur penderita, maka penderita yang

berumur ≥ 40 tahun secara deskriptif dengan product limit Kaplan Meier

mempunyai kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan

penderita yang berumur < 40 tahun. Perbedaan kelangsungan hidup

kategori tersebut dilihat dari rata-rata waktu kelangsungan hidup yaitu

sebesar 779,38 hari untuk penderita yang berumur ≥ 40 tahun dan 695,38

hari untuk penderita yang berumur < 40 tahun. Adanya perbedaan ini juga

dapat dilihat secara deskriptif dari grafik fungsi survival.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Bila dilihat dari grafik fungsi survivalnya, grafik penderita kanker

payudara yang berumur ≥ 40 tahun berada di atas grafik penderita yang

berumur < 40 tahun. Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa

penderita yang berumur ≥ 40 tahun memiliki waktu survival kumulatif

yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang berumur < 40

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup penderita kanker

payudara yang berumur ≥ 40 tahun lebih baik daripada penderita yang

berumur < 40 tahun (gambar 6.2).

Bila dilihat dari grafik fungsi hazard, grafik penderita yang

berumur < 40 tahun berada di atas grafik penderita yang berumur ≥ 40

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penderita yang berumur < 40 tahun

lebih berisiko mengalami kematian dibandingkan dengan penderita yang

berumur ≥ 40 tahun (gambar 6.3).

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa usia

merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian

epidemiologi. Angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua

keadaan menunjukkan hubungan dengan usia (Notoatmodjo, 2003). Begitu

pula pada kanker payudara, usia juga merupakan salah satu faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam menentukan kelangsungan hidup penderita

kanker payudara (Pane, 2009).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwihantoro (2007),

didapatkan hasil bahwa variabel umur paling berpengaruh terhadap

ketahanan hidup penderita kanker payudara (p = 0,015, log rank = 5,87).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor lain yang lebih

berpengaruh terhadap ketahanan hidup penderita kanker payudara. Salah

satunya adalah faktor stadium kanker. Hasil penelitian Yuwono (2004)

menunjukkan bahwa stadium berpengaruh terhadap ketahanan hidup

penderita kanker payudara. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni

SA (2002), risiko meninggal kurang dari 5 tahun pada stadium lanjut

sebesar 2,3 kali jika dibandingkan dengan stadium dini (OR=2,3 ; 95% CI:

1,228;4,163).

7.3.2 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Status Perkawinan

Jika dilihat berdasarkan status perkawinan penderita, maka

penderita yang telah menikah secara deskriptif dengan product limit

Kaplan Meier mempunyai kelangsungan hidup yang lebih baik

dibandingkan dengan penderita yang tidak menikah. Perbedaan

kelangsungan hidup kategori tersebut dilihat dari rata-rata waktu

kelangsungan hidup yaitu sebesar 777,38 hari untuk penderita yang telah

menikah dan 623,43 hari untuk penderita yang tidak menikah.

Bila dilihat dari grafik fungsi survivalnya, grafik penderita kanker

payudara yang telah menikah berada di atas grafik penderita yang tidak

menikah, hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup penderita

kanker payudara yang telah menikah lebih baik daripada penderita yang

tidak menikah (gambar 6.4).

Bila dilihat dari grafik fungsi hazard, grafik penderita yang tidak

menikah berada di atas grafik penderita yang telah menikah. Hal ini

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

menunjukkan bahwa penderita yang tidak menikah lebih berisiko

mengalami kematian dibandingkan dengan penderita yang telah menikah

(gambar 6.5).

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa status

perkawinan merupakan salah satu karakteristik sosial yang dapat

mempengaruhi pola kehidupan yang dijalani (Rustika dan Riyadna, 2000).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian lebih

tinggi pada orang yang tidak kawin dibandingkan yang kawin, diduga

karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat

(Notoatmodjo, 2003).

7.3.3 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Stadium

Jika dilihat berdasarkan tingkat stadiumnya, maka penderita kanker

payudara yang berada pada stadium dini secara deskriptif dengan product

limit Kaplan Meier mempunyai kelangsungan hidup yang lebih baik

dibandingkan dengan penderita yang berada pada stadium lanjut.

Perbedaan kelangsungan hidup kategori tersebut dilihat dari rata-rata

waktu kelangsungan hidup yaitu sebesar 788,76 hari untuk penderita yang

berada pada stadium dini dan 760,69 hari untuk penderita berada pada

stadium lanjut.

Bila dilihat dari grafik fungsi survivalnya, grafik penderita kanker

payudara dengan stadium dini berada di atas grafik penderita dengan

stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup penderita

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

kanker payudara dengan stadium dini lebih baik daripada penderita kanker

payudara dengan stadium lanjut (gambar 6.6).

Bila dilihat dari grafik fungsi hazard, grafik penderita kanker

payudara dengan stadium lanjut berada di atas grafik penderita dengan

stadium dini. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker payudara

dengan stadium lanjut lebih berisiko mengalami kematian dibandingkan

dengan penderita yang berada pada stadium dini (gambar 6.7).

Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Luwia (2004)

bahwa semakin dini kanker tersebut ditemukan dan segera ditangani maka

akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang semakin

besar. Hal ini disebabkan pada stadium dini sel kanker masih berada di

jaringan payudara, sehingga tindakan operasi hanya dilakukan untuk

mengangkat kankernya beserta jaringan payudara. Namun jika ditemukan

pada stadium lebih lanjut, selain payudaranya harus diangkat, kelenjar

getah beningnya pun harus diangkat. Pada stadium lanjut, kanker payudara

bisa juga menyebar ke organ lain, seperti hati, tulang, paru-paru, otak.

Oleh karena itu pengobatan yang diberikan bukan untuk kesembuhan,

melainkan untuk memperpanjang usia penderita.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009),

terdapat pengaruh yang bermakna antara stadium kanker payudara dengan

ketahanan hidup lima tahun penderita kanker payudara dengan nilai

OR=18,6 ; 95% CI=3,18-121,52 artinya penderita yang memiliki stadium

dini memiliki ketahanan hidup lima tahun sebesar 18,6 kali jika

dibandingkan dengan penderita yang memiliki stadium lanjut.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyuni SA (2002),

risiko meninggal kurang dari 5 tahun pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali

jika dibandingkan dengan stadium dini (OR=2,3 ; 95% CI: 1,228;4,163).

7.3.4 Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya tahun 2008 Berdasarkan Faktor Genetik atau

Riwayat Keluarga

Jika dilihat berdasarkan faktor genetik penderita, maka penderita

yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara secara

deskriptif dengan product limit Kaplan Meier mempunyai kelangsungan

hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita yang tidak memiliki

riwayat keluarga menderita kanker payudara. Perbedaan kelangsungan

hidup kategori tersebut dilihat dari rata-rata waktu kelangsungan hidup

yaitu sebesar 779,93 hari untuk penderita yang memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara dan 768,98 hari untuk penderita yang tidak

memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara.

Bila dilihat dari grafik fungsi survivalnya, grafik penderita kanker

payudara yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara

berada di atas grafik penderita yang tidak memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa kelangsungan

hidup penderita kanker payudara yang memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara lebih baik daripada penderita kanker payudara

yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara (gambar

6.8).

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Bila dilihat dari grafik fungsi hazard, grafik penderita kanker

payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara

berada di atas grafik penderita yang memiliki riwayat keluarga menderita

kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker payudara

yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara lebih

berisiko mengalami kematian daripada penderita kanker payudara yang

memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara (gambar 6.9).

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa faktor genetik atau

riwayat keluarga tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

penderita kanker payudara. Faktor genetik atau riwayat keluarga hanya

mempengaruhi risiko sesorang untuk terkena kanker payudara. Dari

penelitian epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita

kanker payudara dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya

atau saudara kandungnya menderita kanker payudara (Anonim, 2008).

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Dwihantoro (2007) yang menyatakan bahwa riwayat keluarga tidak

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup penderita kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat 100 pengamatan terhadap penderita kanker payudara

yang dirawat di Rumah Sakit Onkologi Surabaya mulai bulan Januari

sampai Desember tahun 2008 dengan 94 pengamatan data survival yang

disensor dan 6 pengamatan data survival yang tidak disensor. Penyebab

data yang disensor antara lain karena penderita hilang atau keluar dari

pengamatan dan penderita masih tetap hidup sampai akhir penelitian.

1. Berdasarkan karakteristiknya, sebagian besar penderita kanker payudara

adalah wanita berumur ≥ 40 tahun, telah menikah, memiliki pendidikan

terakhir SMA, berada pada stadium lanjut, tidak memiliki riwayat keluarga

menderita kanker payudara, dan sebagian besar penderita hidup selama

perawatan.

2. Kelangsungan hidup penderita kanker payudara adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan umurnya, penderita kanker payudara yang berumur ≥ 40

tahun secara deskriptif dengan product limit Kaplan Meier mempunyai

kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita

yang berumur < 40 tahun.

b. Berdasarkan status perkawinan, penderita yang telah menikah secara

deskriptif dengan product limit Kaplan Meier mempunyai

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita

yang tidak menikah.

c. Berdasarkan stadiumnya, penderita kanker payudara yang berada pada

stadium dini secara deskriptif dengan product limit Kaplan Meier

mempunyai kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan

penderita yang berada pada stadium lanjut.

d. Berdasarkan faktor genetik atau riwayat keluarga, penderita yang

memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara secara deskriptif

dengan product limit Kaplan Meier mempunyai kelangsungan hidup

yang lebih baik dibandingkan dengan penderita yang tidak memiliki

riwayat keluarga menderita kanker payudara.

8.2 Saran

1. Dalam melakukan analisis survival harus dipertimbangkan dan

diperhatikan adanya data yang disensor karena hal ini berpengaruh

terhadap hasil analisis dan kesimpulan yang diambil.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis survival secara

analitik untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup penderita kanker payudara.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kanker Payudara. http://arba-


fiveone.blogspot.com/2008/06/kanker-payudara.html (sitasi tanggal 4
Desember 2009).

Agung, I.G.N. 2001. Statistika Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data


Kategorik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ananta, A. 1995. Transisi Demografi, Transisi Pendidikan, dan Transisi


Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan
BKKBN.

Asrul. 2002. Hubungan Antara Besar Tumor (T1-T3) dan Tipe Histopatologi
Kanker Payudara dengan Adanya Metastase Pada Kelenjar Getah
Bening Aksila. http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-asrul.pdf
(sitasi tanggal 28 Desember 2009)

Azamris.2006. Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr


M.Djamil Padang. Sumatera Barat: Cermin Dunia Kedokteran no 152.
Bustan,M.N., 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

Collet,D. 1997. Modelling Survival Data in Medical Research. Chapman dan


Hall: New York.

Diananda, Rama. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta : Katahati.

Dwihantoro, Andi. 2007. Riwayat Keluarga, Karakteristik Tumor, dan Ketahanan


Hidup. http:// arc.ugm.ac.id/files/Abst (3435-H-2007).pdf (sitasi tanggal
13 Mei 2010).

Hawari, D.2004. Kanker Payudara pada Dimensi Psikoreligi. FKUI. Jakarta:


Gaya Baru.

Heriyanto, Junaedy. 2007. Kanker Payudara Bilateral di RSUP Dr. Sardjito


Yogyakarta. http://puspasca.ugm.ac.id/files/abst_(3438-H-2007).pdf
(sitasi tanggal 12 Januari 2010)

Hougaard, P. 2001. Analysis of Multivariate Survival Data. New York : Springer


Science and Business media Inc.

Jong, W.D. 2005. Kanker, Apa Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan
Keluarga. Jakarta : ARCAN.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Laksmiarti, T. dan Wiludjeng, L.K. 2005. Epidemiologi Penyakit Kanker


Payudara. Surabaya : Buletin Penelitian RSU Dr Soetomo Vol 7 No 2.

Lee, E.T. dan John Wenyu Wang. 2003. Statistical Methods for Survival Data
Analysis-Third Edition. New York : John Wiley and Sons Inc Public.

Lincoln, J. dan Wilensky. 2008. Kanker payudara, diagnosis dan solusinya.


Jakarta: PT Prestasi Pustaka Karya.

Luwia, M.S. 2004. Problematik dan Perawatan Payudara. Jakarta : Medika.


Muda, Prasetya Okto. 2007. Karakteristik Klinopatologis Penderita Kanker
Payudara dengan Kecenderungan Herediter di RS Dr. Sardjito tahun
2004-2005. http://arc.ugm.ac.id/files/Abst (2515-H-2007).pdf (sitasi
tanggal 17 Desember 2009).

Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Jogjakarta :


Gajahmada University Press.

Notoatmodjo, Sukidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Pane, Masdalina. 2009. Aspek Klinis dan Epidemiologis Penyakit Kanker


Payudara. Jakarta : Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.

Pratiwi, R.A. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Hidup Penderita


Kanker Payudara di RS Onkologi Surabaya. Skripsi. Surabaya,
Universitas Airlangga.

Saputra, K, Soeprapto, Maat dan Room Soedoko. 2000. Terapi Biologi Untuk
Kanker. Surabaya : Airlangga University Press.

Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: C.V


Andi Offset.

Soedoko, R. dan Asmino. 2000. Kanker Payudara. Surabaya : Yayasan Kanker


Wisnuwardhana.

Sukardja, I.D.G. 2000. Onkologi Klinik. Surabaya : Airlangga University Press.

Sunarjadi. 2001. Makalah Seminar Penanggulangan Kanker Masa Kini.


Surabaya: Yayasan Kanker Wisnuwardhana.

Suryaningsih, E.K. dan Sukaca, E.S. 2009. Kupas tuntas Kanker Payudara.
Yogyakarta: Paradigma Indonesia.

Stewart, B.W. dan Kleihues, P. 2003. World Cancer Report. Lyon : IARCPress.

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Tjindarbumi. 2000. Terapi Biologi Untuk Kanker. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :
FKUI.

Wahyuni, C.U. dan Martini, S. 2006. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.


Surabaya: Bagian Epidemiologi FKM UNAIR.

Wahyuni, Sari, Arlinda. 2002. Analisis ketahanan hidup 5 tahun pada penderita
kanker payudara di rumah sakit kanker Dharmais.
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=72983&loka
si=lokal (sitasi tanggal 23Januari 2010)

Wiludjeng, Kanti Lestari dan Turniani Laksmiarti. 2005. Buletin Penelitian RSU
Dr.Soetomo “Epidemiologi Penyakit Kanker Payudara”.

Yuwono, Budi. 2004. Indeks Mitosis Sebagai Faktor Proliferasi Pada Penderita
Kanker Payudara Analisis 161 Kasus. http://arc.ugm.ac.id/files/(2635-
H-2004).pdf (sitasi tanggal 16 Januari 2010)

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Lampiran 2 Data Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Onkologi Surabaya tahun 2008
No Umur Tingkat Pendidikan Status Perkawinan Stadium Riwayat Keluarga Waktu Survival Status
1 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 5 hilang/keluar
2 >39 SLTP menikah stadium dini tidak 4 hilang/keluar
3 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 9 hilang/keluar
4 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 32 hilang/keluar
5 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 41 hilang/keluar
6 <40 PT menikah stadium lanjut ada 589 hilang/keluar
7 >39 SLTA menikah stadium dini ada 801 hidup
8 >39 PT menikah stadium lanjut ada 814 hidup
9 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 472 hilang/keluar
10 >39 SLTA menikah stadium dini ada 8 hilang/keluar
11 >39 SLTP menikah stadium lanjut tidak 794 hidup
12 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 819 hidup
13 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 762 hidup
14 >39 PT menikah stadium dini tidak 765 hidup
15 >39 PT menikah stadium dini ada 773 hidup
16 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 780 hidup
17 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 787 hidup
18 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 787 hidup
19 >39 SLTA menikah stadium dini ada 188 hilang/keluar
20 >39 SLTP menikah stadium lanjut tidak 317 hilang/keluar
21 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 762 hidup
22 <40 SLTA menikah stadium lanjut tidak 112 meninggal
23 >39 PT menikah stadium dini tidak 780 hidup
24 >39 PT menikah stadium dini ada 477 hilang/keluar
25 >39 PT menikah stadium lanjut ada 12 hilang/keluar
26 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 63 meninggal

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

27 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 475 hilang/keluar


28 >39 PT tidak menikah stadium lanjut tidak 515 hilang/keluar
29 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 759 hidup
30 <40 PT menikah stadium lanjut ada 744 meninggal
31 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 738 hidup
32 >39 tidak sekolah menikah stadium lanjut tidak 738 hidup
33 <40 SLTA menikah stadium lanjut tidak 594 hilang/keluar
34 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 352 hilang/keluar
35 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 8 hilang/keluar
36 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 53 hilang/keluar
37 <40 SLTA menikah stadium dini tidak 39 hilang/keluar
38 >39 PT tidak menikah stadium lanjut tidak 242 hilang/keluar
39 >39 PT menikah stadium dini tidak 445 hilang/keluar
40 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 736 hidup
41 >39 SLTP menikah stadium lanjut tidak 50 hilang/keluar
42 >39 SD menikah stadium lanjut ada 734 hidup
43 >39 PT menikah stadium lanjut ada 752 hidup
44 >39 PT tidak menikah stadium lanjut ada 727 hidup
45 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 707 hidup
46 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 724 hidup
47 >39 SLTA menikah stadium dini ada 717 hidup
48 >39 SD menikah stadium dini tidak 629 hilang/keluar
49 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 598 hilang/keluar
50 >39 PT tidak menikah stadium lanjut ada 727 hidup
51 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 677 hidup
52 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 724 hidup
53 >39 PT menikah stadium dini tidak 19 hilang/keluar
54 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 5 hilang/keluar

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

55 <40 SLTP menikah stadium lanjut tidak 285 hilang/keluar


56 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 620 hilang/keluar
57 >39 SLTA menikah stadium dini ada 714 hidup
58 >39 PT tidak menikah stadium lanjut ada 717 hidup
59 >39 PT menikah stadium lanjut ada 710 hidup
60 >39 SD menikah stadium lanjut tidak 715 hidup
61 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 706 hidup
62 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 71 meninggal
63 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 199 meninggal
64 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 24 hilang/keluar
65 >39 SLTA tidak menikah stadium lanjut tidak 2 meninggal
66 >39 SLTP menikah stadium lanjut ada 682 hidup
67 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 499 hilang/keluar
68 >39 PT menikah stadium dini tidak 241 hilang/keluar
69 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 654 hidup
70 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 547 hilang/keluar
71 >39 SD menikah stadium dini tidak 640 hidup
72 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 376 hilang/keluar
73 >39 SLTP menikah stadium lanjut tidak 489 hilang/keluar
74 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 333 hilang/keluar
75 >39 SLTP menikah stadium dini tidak 616 hidup
76 >39 SLTP menikah stadium lanjut ada 632 hidup
77 <40 PT menikah stadium lanjut tidak 624 hidup
78 >39 SLTP menikah stadium dini tidak 633 hidup
79 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 609 hidup
80 <40 PT menikah stadium lanjut tidak 594 hidup
81 <40 SLTA menikah stadium lanjut tidak 288 hilang/keluar
82 <40 SLTA menikah stadium lanjut tidak 595 hidup

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU


ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

83 <40 SLTA menikah stadium dini tidak 604 hidup


84 >39 SD tidak menikah stadium dini tidak 604 hidup
85 <40 SLTA menikah stadium dini tidak 588 hidup
86 <40 PT menikah stadium dini tidak 553 hidup
87 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 553 hidup
88 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 567 hidup
89 >39 SLTP menikah stadium dini tidak 4 hilang/keluar
90 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 381 hilang/keluar
91 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 7 hilang/keluar
92 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 535 hidup
93 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 378 hilang/keluar
94 >39 SLTA menikah stadium lanjut tidak 505 hidup
95 >39 PT menikah stadium lanjut ada 500 hidup
96 >39 SLTA menikah stadium lanjut ada 321 hilang/keluar
97 >39 SD menikah stadium dini tidak 425 hidup
98 <40 SD menikah stadium lanjut tidak 302 hidup
99 >39 PT menikah stadium lanjut tidak 485 hidup
100 >39 SLTA menikah stadium dini tidak 463 hidup

Skripsi ANALISIS KELANGSUNGAN HIDUP... ASTRININGTIAS, PANGESTU

Anda mungkin juga menyukai