Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI PHBS

PHBS adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat dalam budaya


perorangan, keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan,
memlihara dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial.

TUJUAN PHBS

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan


melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu –
individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat.

MANFAAT PHBS

PHBS penting untuk dijalani secara rutin karena dapat memberikan


beberapa manfaat berikut ini:

1. Mencegah penyakit infeksi

Salah satu tujuan utama penerapan PHBS adalah untuk menjaga kebersihan
tubuh dan lingkungan. Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat,
Anda akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit
penyebab penyakit infeksi.

2. Mendukung produktivitas

Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih akan mendukung kelancaran
proses belajar mengajar, bekerja, dan kegiatan lainnya. Selain itu, Anda pun
akan menjadi lebih nyaman dan bersemangat dalam beraktivitas.
3. Mendukung tumbuh kembang anak

PHBS yang diterapkan di rumah tangga juga turut berperan dalam


mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan mencegah stunting. Dengan
kebersihan yang terjaga, anak-anak akan terlindungi dari kuman penyebab
penyakit. Hal ini dapat menjadi faktor penting guna mendukung kesehatan
dan tumbuh kembang anak sejak usia dini.

4. Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan

Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya akan lebih nyaman untuk
dijadikan tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu
menerapkan kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Hal
ini bisa dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak
buang air kecil dan buang air besar di sungai, serta melakukan penghijauan
dengan menanam pohon di sekitar rumah.

TATANAN PHBS

Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari


tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan
PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan
tentang perilaku hidup bersih sehat :

 PHBS di Rumah tangga


 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum
INDIKATOR PHBS

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan


Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah
infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang
dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga
5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan
menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat
memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri
sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat
tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai
penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat
yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di
dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

DEFINISI JAMBAN SEHAT

Jamban sehat adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang


dan mengumpulkan kotoran atau najis manusi yang lazim disebut kakus/WC
sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak
menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
(Depkes RI, 2001).

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.


Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan
penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh
penghuni rumah.

STANDAR KESEHATAN BANGUNAN JAMBAN

1. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus
berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan
lainnya.
2. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban,
yaitu:
 Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter
dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi
saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus
diberi tutup.
 Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai
saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah
(SPAL).

3. Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja
yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja
melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:
 Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari
kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian
cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka
dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.
 Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat
dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan
cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah,
sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara
biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat, dindingnya
harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat
dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat
kayu, dan sebagainya.

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)

CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.

a) Langkah-langkah CTPS yang benar :


1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas
dengan air bersih dan keringkan

b) Waktu Penting Perlunya CTPS


 Sebelum makan
 Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
 Sebelum menyusui
 Sebelum memberi makan bayi/balita
 Sesudah buang air besar/kecil
 Sesudah memegang hewan/unggas
c) Kriteria Utama Sarana CTPS
 Air bersih yang dapat dialirkan
 Sabun
 Penampungan atau saluran air limbah yang aman

TUJUAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT

1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau


2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan.

SYARAT JAMBAN SEHAT

1. Tidak mencemari sumber air minum  (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter
2. Tidak berbau
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4. Tidak mencemari tanah di sekitamya
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

CARA MEMELIHARA JAMBAN SEHAT

1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan  air


2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit.
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam
kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif.
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas,
kain bekas.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT TIDAK


MENGAKSES JAMBAN SEHAT

1. Faktor Ekonomi
Pendapatan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepemilikan
jamban, begitu pentingnya kebutuhan atau pendapatan keluarga yang tinggi
sehingga bisa merubah hidup diri seseorang atau keluarga untuk bisa hidup lebih
baik, sedangkan dengan pendapatan yang rendah akan sulit memiliki kebutuhan
yang diinginkan.
2. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Menjaga Lingkungan
Pengetahuan dan kesadaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kepemilikan jamban, karena dengan adanya pengetahuan dan kesadaran akan
pentingnya jamban sehat serta dampak jika tidak memiliki jamban sehat mereka
bisa membedakan dan memahami akan pentingnya kepemilikan jamban keluarga
sehat. Semakin tinggi pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kepemilikan jamban maka semakin besar keinginan mereka akan berusaha untuk
memiliki jamban keluarga.
3. Letak geografis wilayah
Kepadatan Penduduk atau lahan yang sempit juga sangat mempengaruhi
kepemilikan jamban sehat karena ketidak tersedianya lahan untuk melakukan
pembangunan jamban sesuai dengan persyaratan jamban sehat.

DAMPAK MELAKUKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)

1. Mencemari air sungai akibat aktivitas buang air besar di sungai


2. Mencemari air tanah akibat aktivitas buang air besar sembarangan
3. Semakin menurunnya kualitas air sungai
4. Menjadikan pemandangan sungai terkesan kumuh dan kotor
5. Timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit kulit.
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN AGAR TIDAK BUANG AIR
BESAR SEMBARANGAN (BABS)

1. Menumpang pada tetangga atau kerabat terdekat


2. Mengingatkan tetangga atau kerabat yang melakukan MCK secara tidak sehat
3. Membangun jamban sehat
http://promkes.kemkes.go.id/flyer-6-langkah-cuci-tangan-pakai-sabun-ctps

https://promkes.kemkes.go.id/phbs

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/jom/article/viewFile/1180/1003

Anda mungkin juga menyukai