TUJUAN PHBS
MANFAAT PHBS
Salah satu tujuan utama penerapan PHBS adalah untuk menjaga kebersihan
tubuh dan lingkungan. Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat,
Anda akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit
penyebab penyakit infeksi.
2. Mendukung produktivitas
Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih akan mendukung kelancaran
proses belajar mengajar, bekerja, dan kegiatan lainnya. Selain itu, Anda pun
akan menjadi lebih nyaman dan bersemangat dalam beraktivitas.
3. Mendukung tumbuh kembang anak
Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya akan lebih nyaman untuk
dijadikan tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu
menerapkan kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Hal
ini bisa dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak
buang air kecil dan buang air besar di sungai, serta melakukan penghijauan
dengan menanam pohon di sekitar rumah.
TATANAN PHBS
1. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus
berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan
lainnya.
2. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban,
yaitu:
Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter
dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi
saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus
diberi tutup.
Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai
saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah
(SPAL).
3. Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja
yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja
melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:
Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari
kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian
cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka
dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.
Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat
dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan
cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah,
sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara
biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat, dindingnya
harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat
dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat
kayu, dan sebagainya.
CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.
1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter
2. Tidak berbau
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4. Tidak mencemari tanah di sekitamya
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
1. Faktor Ekonomi
Pendapatan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepemilikan
jamban, begitu pentingnya kebutuhan atau pendapatan keluarga yang tinggi
sehingga bisa merubah hidup diri seseorang atau keluarga untuk bisa hidup lebih
baik, sedangkan dengan pendapatan yang rendah akan sulit memiliki kebutuhan
yang diinginkan.
2. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Menjaga Lingkungan
Pengetahuan dan kesadaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kepemilikan jamban, karena dengan adanya pengetahuan dan kesadaran akan
pentingnya jamban sehat serta dampak jika tidak memiliki jamban sehat mereka
bisa membedakan dan memahami akan pentingnya kepemilikan jamban keluarga
sehat. Semakin tinggi pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kepemilikan jamban maka semakin besar keinginan mereka akan berusaha untuk
memiliki jamban keluarga.
3. Letak geografis wilayah
Kepadatan Penduduk atau lahan yang sempit juga sangat mempengaruhi
kepemilikan jamban sehat karena ketidak tersedianya lahan untuk melakukan
pembangunan jamban sesuai dengan persyaratan jamban sehat.
https://promkes.kemkes.go.id/phbs
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/jom/article/viewFile/1180/1003