1401 1996 1 PB
1401 1996 1 PB
Wayan Ardana dan Khairun Nisa Berawi | Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Abstrak
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat
dari defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni,. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang
berperan dalam memasukkan glukosa dari makanan ke dalam sel-sel tubuh, dimana glukosa tersebut akan dikonversi
menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan untuk berfungsi. Diabetes tidak mampu mengabsorbsi glukosa
dengan baik dan glukosa akan meningkat di dalam darah (hiperglikemia) dan merusak jaringan seiring dengan berjalannya
waktu.Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus dikenal 4 pilar penting dalam mengontrol perjalanan penyakit dan
komplikasi. Empat pilar tersebut adalah edukasi, terapi nutrisi, aktifitas fisik dan farmakologi.
Keywords: diabetes melitus, the four pillars of the management of diabetes melitus
Korespondensi : I Wayan Ardana Putra , Jl. Bumi Manti 1 Kampung Baru, Labuhan Ratu, HP 081272094809 , email
wayanardanaputraputra@rocketmail.com
dalam terjadinya diabetes, mulai dari mungkin ditemukan dapat berupa: mudah
perusakan sel β pada pankreas dengan lelah, gatal pada kulit, pandangan kabur,
konsekuensi defisiensi insulin, sampai kesemutan, dan disfungsi ereksi pada laki-laki.6
abnormalitas yang berujung pada resistensi Selama beberapa dekade, diagnosis
insulin.5 diabetes ditegakkan berdasarkan kriteria
Pengelompokan suatu tipe diabetes glukosa plasma, baik glukosa plasma puasa
pada seseorang sering bergantung pada atau kadar 2 jam setelah tes toleransi glukosa
keadaan pada saat diagnosis ditegakkan, dan oral sebanyak 75 gram (OGTT). Pada tahun
banyak penderita diabetes yang sulit untuk 2009, International Expert Committee yang
dikelompokkan dalam satu tipe tertentu. Jadi, terdiri atas perwakilan dari American Diabetes
untuk menentukan terapi yang efektif, Association (ADA), International Diabetes
pemahaman terhadap patogenesis dari Federation (IDF), dan European Association for
hiperglikemia lebih penting daripada the Study of Diabetes (EASD)
pengelompokan tipe diabetes militus.5 merekomendasikan penggunaan tes A1C untuk
Diabetes tipe I adalah akibat dari diagnosis diabetes, dengan batas ≥6.5%, dan
defisiensi insulin seluruhnya atau defisiensi American Diabetes Association (ADA)
insulin mendekati total.Diabetes tipe II adalah mengadopsi kriteria ini pada tahun 2010.7
sekelompok gangguan heterogen dengan Edukasi yang diberikan adalah
karakteristik derajat resistensi insulin yang pemahaman tentang perjalanan penyakit,
bervariasi, gangguan sekresi insulin, dan pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi
peningkatan produksi glukosa. Diabetes tipe II yang timbul dan resikonya, pentingnya
diawali dengan suatu periode abnormalitas intervensi obat dan pemantauan glukosa
homeostasis glukosa, yang dikenal sebagai darah, cara mengatasi hipoglikemia, perlunya
impaired fasting glucose (IFG) atau impaired latihan fisik yang teratur, dan cara
glucose tolerance (IGT).4 mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik
Etiologi lain dari diabetes termasuk pasien bertujuan agar pasien dapat
defek genetik spesifik pada sekresi atau kerja mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi
insulin, abnormalitas metabolik yang dan meningkatkan kemampuan merawat diri
menganggu sekresi insulin, abnormalitas sendiri.8
mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang Penyakit DM tipe 2 biasanya terjadi pada
menganggu toleransi glukosa. Diabetes saat gaya hidup dan perilaku terbentuk dengan
mellitus dapat muncul akibat penyakit eksokrin kuat. Petugas kesehatan bertugas sebagai
pankreas ketika terjadi kerusakan pada pendamping pasien dalam memberikan
amayoritas islet dari pankreas. Hormon yang edukasi yang lengkap dalam upaya untuk
bekerja sebagai antagonis insulin juga dapat peningkatan motivasi dan perubahan perilaku.8
menyebabkan diabetes.4 Penelitian Palestian (2006) mendapatkan
Intoleransi glukosa dapat terjadi selama bahwa sikap responden terhadap penyakit DM
masa kehamilan. Resistensi insulin yang dideritanya meningkat cukup berarti
berhubungan dengan perubahan metabolisme setelah pemberian intervensi komunikasi
pada akhir masa kehamilan, dan peningkatan terapeutik.Secara statistik terdapat pengaruh
kebutuhan insulin dapat berujung pada yang bermakna setelah pemberian komunikasi
toleransi glukosa terganggu (impaired glucose terapeutik terhadap sikap pasien dengan
tolerance / IGT). Kebanyakan perempuan yang penyakit yang diderita dan program
menderita diabetes mellitus gestasional pengobatan.8
kembali ke toleransi glukosa normal pada saat Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai
post-partum, tetapi memiliki resiko (30-60%) dengan memberikan edukasi antara lain :
untuk menderita diabetes mellitus di kemudian Penyandang diabetes dapat hidup lebih lama
hari.4 dan dalam kebahagiaan, karena kualitas hidup
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang,
penderita diabetes mellitus. Kecurigaan adanya Membantu penyandang diabetes agar mereka
diabetes perlu dipikirkan apabila terdapat dapat merawat dirinya sendiri, sehingga
keluhan klasik diabetes berupa: poliuri, komplikasi yang mungkin timbul dapat
polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit
tanpa penyebab yang jelas. Keluhan lain yang dapat ditekan, Meningkatkan progresifitas
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |9
I.Wayan Ardana dan Khairun Nisa Berawi | Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Menurut Indeks Massa Tubuh (IMT), pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
rumus:IMT = BB(kg)/ TB(m2) Klasiikasi IMT, BB mempertahankan barat badan ideal. Jumlah
Kurang < 18,5 , BB Normal 18,5-22,9 , BB Lebih kalori yang diperlukan dihitung dari berat
≥ 23,0 , Dengan risiko 23,024,9 , Obes I badan idaman dikali kebutuhan kalori basal (30
25,0-29,9.9 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan untuk wanita).Kemudain ditambah dengan
jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu kebutuhan kalori untuk aktivitas (10-30% untuk
selama kurang lebih 30 menit), merupakan atlet dan pekerja berat dapat lebih banyak lagi,
salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. sesuai dengan kalori yang dikeluarkan dalam
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke kegiatannya). Makanan sejumlah kalori
pasar, menggunakan tangga, berkebun harus terhitung dalam 3 porsi besar untuk makanan
tetap dilakukan Latihan jasmani selain untuk pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%) serta 2-
menjaga kebugaran juga dapat menurunkan 3 porsi (makanan ringan, 10-15%).8
berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin, sehingga akan memperbaiki kendali Simpulan
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan Empat pilar penatalaksanaan diabetes
berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik mellitus yaitu edukasi, pola makan, olahraga,
seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan farmokologi.
dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran Daftar pustaka
jasmani.Untuk mereka yang relatif sehat, 1. Dunning MB. 2009. A Manual of
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, Laboratory and Diagnostic Test. 8 th Ed.
sementara yang sudah mendapat komplikasi Lippincott Williams & Wilkins.
diabetes militus dapat dikurangi.8 2. Kementrian Kesehatan Republik
Terapi farmakologi diberikan bersama Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
dengan pengaturan makan dan latihan jasmani Laporan Riskesdas. Badan Penelitian dan
(gaya hidup sehat).Terapi farmakologis terdiri Pengembangan Kesehatan Kementerian
dari obat oral dan bentuk suntikan.Obat Kesehatan; 2010.
hipoglikemik oral, Berdasarkan 3. Lind M, Odén A, Fahlén M, Eliasson B. The
cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 True Value of HbA1c as a Predictor of
golongan:Pemicu sekresi insulin sulfonylurea Diabetic Complications: Simulations of
dan glinid.Peningkat sensitivitas terhadap HbA1c Variables. PLoS ONE. 2009; 4(2):
insulin metformin dan tiazolidindion. 4412.
Penghambat glukoneogenesis. Penghambat 4. Fauci, AS., et al., Harrison’s Principles of
absorpsi glukosa: penghambat glukosidase Internal Medicine. 17th ed. USA: The
alfa.DPP-IV inhibitor7 McGraw-Hill Companies, Inc. 2008; pp.
338.
Ringkasan 5. American Diabetes Association. Diagnosis
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu and Classification of Diabetes Mellitus.
kelompok penyakit metabolik yang ditandai America: Diabetes Care. 2011; hlm. 34.
dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek 6. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.6 Konsensus Pengendalian dan Pencegahan
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia.
jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu Jakarta: Perkeni; 2011.
selama kurang lebih 30 menit), Latihan jasmani 7. American Diabetes Association. 2013.
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang Diabetes Basics. Alexandria. [diakses
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda tanggal 21 juli 2015]. Tersedia dari:
santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani from:http://www.diabetes.org/diabetes-
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status basics/
kesegaran jasmani.makanan dengan komposisi 8. Goldstein DE., et al. Tests of Glycaemia in
yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, Diabetes. Diabetes Care. 2004; 27:1761–
dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik. 1773.
Jumlah kalori disesuaikan dengan
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |11
I.Wayan Ardana dan Khairun Nisa Berawi | Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2