Surveilans
Tim Pengulas:
dr. Deddy Herman, SpP(K), FCCP, FAPSR, MCH, FISR
Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K)
Dr. Iswanto Hendrawijaya, SpB(KBD)
dr. Nirwan Satria, SpAn
Dr. Novi Arifiani, MKK, Dipl.ABRAAM, AAK
dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG(K), MPH
Standarisasi Data
• Memungkinkan adanya perbandingan yang bermakna dengan mempertimbangkan berbagai
faktor, seperti jumlah populasi atau distribusi faktor demografis.
9
11
12
Definisi Operasional
COVID-19
14
Kasus probable/ kasus Tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari
konfirmasi dengan gejala sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak
ringan/sedang/ berat/kritis lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
Kasus probable/ kasus Dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negative, dengan
konfirmasi dengan gejala ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala
berat/kritis demam dan gangguan pernapasan
Kriteria lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus probable/ kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen Klinis
pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 rev.5 Kemenkes
Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria
selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan
pemantauan atau oleh DPJP.
Sumber: pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 rev.5
22
Ringkasan Alur Manajemen Kesehatan Masyarakat
KASUS SUSPEK
KASUS
TANPA GEJALA ISOLASI DIRI DI Tanpa follow
KONFIRMASI (ASIMPTOMATIK) RUMAH up RT-PCR
Seseorang yang Selesai
Sembuh
dinyatakan ISOLASI DIRI DI Tanpa follow Isolasi
positif GEJALA RINGAN up RT-PCR
RUMAH
terinfeksi virus
COVID-19 yang
dibuktikan RUJUK KE RS Tanpa follow
GEJALA SEDANG
dengan DARURAT up RT-PCR Kematian
pemeriksaan
laboratorium RUJUK KE RS Follow up RT-
GEJALA BERAT
RT-PCR. RUJUKAN PCR 1 kali
Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19 melalui upaya
memisahkan individu yang sehat ATAU belum memiliki gejala COVID-19 tapi memiliki riwayat
kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 ATAU memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah
terjadi transmisi lokal.
Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan individu yang sakit
baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium ATAU memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas.
Memperkuat Surveilans
Rekomendasi untuk Pengujian Laboratorium
• Semua kasus yang dicurigai harus dilakukan uji untuk infeksi SARS-CoV-2.
Informasi lebih lanjut tentang modalitas pengujian dapat dilihat dalam modul Diagnosis & Manajemen.
Memperkuat Surveilans
Populasi Berisiko Tinggi
Surveilans untuk SARS-CoV-2 dapat dikembangkan pada kelompok berisiko
tinggi tertentu yang tidak sesuai dengan definisi kasus terduga, seperti:
• Penyakit pernapasan akut pada sekelompok petugas medis.
• Infeksi pernafasan akut yang berat atau pneumonia di keluarga, tempat
kerja, atau jejaring sosial.
• Pasien rawat inap yang menderita pneumonia, atau bahkan mungkin
pasien dengan pneumonia yang dievaluasi dalam perawatan primer.
• Pasien ICU yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Kematian akibat infeksi.
30
Memperkuat Surveilans
Pasien Berisiko Tinggi Secara Medis
Selain itu, surveilans untuk SARS-CoV-2 dapat diperluas ke pasien yang
memiliki gejala dari kelompok yang berisiko lebih tinggi yang mengalami
komplikasi medis, seperti:
• Orang tua, khususnya mereka yang tinggal berdekatan dengan ruang
publik seperti tempat rehabilitasi
• Orang yang memiliki kondisi medis kronis yang serius termasuk:
• Penyakit jantung
• Diabetes
• Penyakit paru-paru
• Obesitas
Melaporkan
Data Surveilans
32
Laporan Pengiriman
Laporan Notifikasi Laporan Penyelidikan
dan Pemeriksaan
Kasus Spesimen
Epidemiologi
Formulir laporan kasus yang telah direvisi untuk Kasus Novel Coronavirus COVID-19 yang Sudah Dikonfirmasi
(laporan ke WHO dalam identifikasi kasus selama 48 jam)
Tanggal pelaporan ke otoritas kesehatan nasional: [H] [H]/[B] [B]/[T] [T] [T] [T]
• Template untuk revisi daftar baris dalam format Excel dan kamus data,
termasuk saran untuk nama variabel dan spesifikasinya, dapat diakses
pada:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/
technical-guidance/surveillance-and-case-definitions
Pelacakan Kontak
(Contact Tracing)
49
Kontak Kontak
Kasus yang
Kasus yang
terkonfirmasi
terkonfirmasi
Kontak Kontak
Kontak
50
Tujuan sekunder yang juga dapat dievaluasi dari data ini adalah:
• Estimasi interval serial dalam rumah tangga.
• Perkiraan masa inkubasi, lamanya infeksi, dan lamanya pelepasan virus
yang terdeteksi.
• Identifikasi karakter durasi dan tingkat keparahan COVID-19.
56
Uji Laboratorium:
• Panduan laboratorium untuk SARS-CoV-2 dapat ditemukan
di situs web WHO pada modul Diagnosis dan Manajemen
pelatihan ini.
• Beberapa tes yang digunakan untuk mendeteksi SARS-CoV-
2 telah dikembangkan dan protokol atau prosedur operasi
standar (SOP) dapat ditemukan di situs web WHO.
59
Serologi:
• Di daerah-daerah di mana memungkinkan tersedianya
sumber daya yang cukup, sampel darah beku berpasangan
harus diambil.
• Sampel serologis berpasangan dari kasus yang terkonfirmasi
akan membantu dalam pengembangan pengujian serologis,
untuk menentukan tingkat serangan infeksi sekunder yang
akurat.
60
Kesimpulan
63
• Definisi kasus COVID-19 oleh Gugus Tugas mencakup suspek, probable, terkonfirmasi,
dan kontak erat.
• Gugus Tugas meminta agar otoritas nasional melaporkan kasus COVID-19 terduga dan
terkonfirmasi dalam waktu 24 jam sejak identifikasi, diutamakan melalui pelaporan
berbasis kasus.
• Pelacakan kontak meliput proses identifikasi semua kontak yang terkait dengan kasus
yang terkonfirmasi dan memastikan bahwa kontak tersebut mengetahui bahwa mereka
terpapar dan menerapkan tindakan pencegahan.
• Pelacakan kontak dapat mencakup tindak lanjut aktif yang diutamakan untuk COVID-19,
atau tindak lanjut pasif.
Kesimpulan
64
• Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID 19). Maret 2020.
https://covid19.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf
• Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Rev. 05 – 13 July 2020.
• Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Tata kelola COVID 19: Pendekatan pelayanan berorientasi pasien dan keluarga, in publishing,
Juni 2020
• WHO. Global Surveillance for COVID-19 disease caused by human infection with novel coronavirus (COVID-19).
https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1270873/retrieve
• WHO. 2019 Novel Coronavirus (2019‐nCoV): STRATEGIC PREPAREDNESS AND RESPONSE PLAN.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/srp-04022020.pdf
• WHO. Household transmission investigation protocol for 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) infection.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/20200125-20019-ncov-household-transmission-investigation-protocol-final.p
df?sfvrsn=bb74cb59_2&download=true
• WHO. Revised case report form for Confirmed Novel Coronavirus COVID-19.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331234/WHO-2019-nCoV-SurveillanceCRF-2020.2-eng.pdf
• WHO. Coronavirus disease (COVID-19) Situation Report – 139.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200607-covid-19-sitrep-139.pdf?sfvrsn=79dc6d08_2
• PDKI. Tata Kelola COVID-19, Jakarta, 2020.