HASIL PENELITIAN
UGT Sidogiri” mulai beroperasi pada tanggal 5 Rabiul Awal 1421 H atau 6 juni
Sidogiri ini sudah berbadan hukum maka dapat diakui oleh negara.
BMT UGT Sidogiri didirikan oleh beberapa orang yang berada dalam
PPS) yang di dalamnya terdapat orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan
simpatisan yang menyebar di wilayah Jawa Timur. Dalam setiap tahun BMT
yang dinilai potensial. Alhamdulillah, pada saat ini BMT UGT Sidogiri telah
berusia 14 tahun dan sudah memiliki 440 unit layanan baitul maal wat tamwil/
Untuk menunjang hal tersebut maka anggota koperasi dan penerima amanat
81
82
Sistem yang digunakan oleh BMT Sidogiri adalah sistem jemput bola,
jadi setiap Account officer setiap hari mendatangi anggota BMT Sidogiri yang
hendak melakukan transaksi. BMT UGT Sidogiri juga memiliki sebuah alat
yang digunakan untuk transaksi penyetoran atau penarikan dana yang bekerja
sama dengan MegaCom. Alat tersebut digunakan oleh Account Officer untuk
mencatat transaksi dan data transaksi secara otomatis dengan Online Real Time
Account Officer juga tidak perlu mendata kembali anggota yang melakukan
aktivitas ekonomi.
1
www.bmtugtsidogiri.co.id/home diakses pada hari jumat 29-12-2017 20.03
83
Fatonah/Profesional).2
3. Lokasi penelitian
yang terdiri dari empat cabang yakni satu cabang utama dan tiga
hal berikut:
Tabel 4.1
2
www.bmtugtsidogiri.co.id/home diakses pada hari jumat 31-12-2017 15.00
3
www.bmtugtsidogiri.co.id/home diakses pada hari jumat 31-12-2017 13.00
84
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 3.4
Jumlah Karyawan
Blitar. Data ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden yang
dilakukan kepada seluruh pegawai di BMT UGT Sidogiri Cabang Blitar yang
Tabel 4.5
1 Laki-laki 22 100%
Total 22 100%
Sumber : Data primer diolah, 2017
jenis kelamin pada pegawai BMT UGT Sidogiri Cabang Blitar hasilnya
adalah laki-laki.
Tabel 4.6
oleh responden oleh lulusan SMA. Dimana pegawai lulusan SMA yang
lulusan Sarjana (S1) sebanyak 6 orang atau 27,3%, dan lulusan SMP
Sidogiri Cabang Blitar ini didominasi oleh pegawai yang lulusan SMA.
87
Blitar
Tabel 4.7
responden yang telah lama bekerja selama 1-3 tahun dan 4-5 tahun
yang telah lama bekerja di BMT UGT Sidogiri selama 3-6 bulan
Tabel 4.8
usia pada BMT UGT Sidogiri Cabang Blitar didominasi oleh responden
dengan usia 22-27 tahun dan 27-32 tahun. Dimana pegawai usia 22-27 tahun
40,9%,usia 27-32 tahun sebanyak 9 orang atau 40,9%, usia 18-22 tahun
88
sebanyak 1 oarang atau 4,5%, dan usia >32 tahun sebanyak 3 orang atau
pegawai di BMT UGT Sidogiri Cabang Blitar ini didominasi oleh pegawai
C. Hasil Penelitian
Angket yang telah peneliti sebarkan kepada responden yang terdiri atas
(X2)
Penelitian ini menggunakan skala Likert dimana skala ini digunakan untuk
a. Pelatihan Kerja
Tabel 4.9
variabel pelatihan kerja yang memilih pendapat sangat setuju sebanyak 77 atau
atau 12,3%, tidak setuju bejumlah 19 atau 8,6% dan pendapat sangat tidak
b. Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.10
atau 15,9%, tidak setuju bejumlah 31 atau 14,1% dan pendapat sangat tidak
c. Kepuasan Kerja
Tabel 4.11
variabel kepuasan kerja yang memilih pendapat sangat setuju 62 atau 28,2%,
16,8%, tidak setuju bejumlah 16 atau 7,3% dan pendapat sangat tidak setuju
d. Kinerja Karyawan
Tabel 4.12
variabel kinerja karyawan yang memilih pendapat sangat setuju 89 atau 40,4%,
8,6%, tidak setuju bejumlah 16 atau 7,3% dan pendapat sangat tidak setuju
Gambar 4.1
92
1. Convergent Validity
Outer Loading
Tabel 4.13
4
Ananda Sabil Husein, Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Squares (PLS) dengan smartPLS 3.0, (Universitas Brawijaya: Modul Ajar, 2015),
hal.19-20
93
X3.51 0,890
X3.52 0,926
Y.11 0,855
Y.12 0,745
Y.21 0,733
Y.22 0,939
Y.31 0,943
(Y) KINERJA KARYAWAN Y.32 0,915
Y.41 0,888
Y.42 0,803
Y.51 0,920
Y.52 0,818
Sumber : Output SmartPLS 3, data primer diolah 2017
loading > 0,7. Namun, terlihat masih terdapat beberapa indikator yang
memiliki nilai outer loading < 0,7. Menurut Chin seperti yang dikutip oleh
Imam Ghozali, nilai outer loading antara 0,5 – 0,6 sudah dianggap cukup
ada indikator variabel yang nilai outer loading-nya di bawah 0,5, sehingga
semua indikator dinyatakan layak atau valid untuk digunakan penelitian dan
2. Discriminant Validity
discriminant validity dan square root of average extracted (AVE). Jika nilai
akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
5
Imam Ghozali, Structural Equation Modeling – Metode Alternatif dengan
Partial Least Squares (PLS) (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hal.39
94
discriminant validity yang baik dan untuk nilai AVE yang diharapkan adalah >
0.5.6
Tabel 4.14
Variabel AVE
Pelatihan Kerja 0,647
Gaya Kepemimpinan 0,589
Kepuasan Kerja 0,742
Kinerja Karyawan 0,738
Sumber : Output SmartPLS 3, data primer diolah 2017
Berdasarkan sajian data dalam tabel 3.14 di atas, diketahui bahwa nilai
AVE variabel pelatihan kerja, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja
karyawan > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah
3. Composite Reliability
suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Data yang memiliki
dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha.7
Tabel 4.15
6
Ananda Sabil Husein, Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Squares (PLS) dengan smartPLS 3.0, (Universitas Brawijaya: Modul Ajar, 2015),
hal.19-20
7
Ananda Sabil Husein, Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Squares (PLS) dengan smartPLS 3.0, (Universitas Brawijaya: Modul Ajar, 2015),
hal.19-20
95
Berdasarkan sajian data pada tabel 3.15 di atas, dapat diketahui bahwa
nilai composite reliability semua variabel penelitian > 0,7. Hasil ini
4. Cronbach’s Alpha
alpha > 0,7.8 Berikut ini adalah nilai cronbach’s alpha dari masing-masing
variabel:
Tabel 4.16
Berdasarkan sajian data pada tabel 3.16 diatas, dapat diketahui bahwa
nilai cronbach’s alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7. Dengan
8
Andreas B. Eisingerich dan Gaia Rubera, “Drivers of Brand Commitment: A
Cross National Investigation”, Journal of International Marketing, Vol. 18 No. 2 (Juni,
2010), hal.27
96
tinggi.
Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji path coefficient dan uji
hipotesis.
hasil R2 sebesar 0,67 ke atas untuk variabel laten endogen dalam model
Sedangkan jika hasilnya sebesar 0,33 – 0,67 maka termasuk dalam kategori
sedang, dan jika hasilnya sebesar 0,19 – 0,33 maka termasuk dalam kategori
lemah.9
terhadap kinerja karyawan sebesar 1,237 dan pengaruh yang paling kecil
9
Imam Ghozali, Structural Equation Modeling – Metode Alternatif dengan
Partial Least Squares (PLS) (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hal.42
97
0,879.
variabel dalam model ini memiliki path coefficient dengan angka yang positif.
Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai path coefficient pada satu
Tabel 4.17
Berdasarkan sajian data pada tabel 3.17 diatas, dapat diketahui nilai R-
Square untuk variabel kinerja karyawan adalah 0,910. Perolehan nilai tersebut
oleh pelatihan kerja, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja sebesar 91%.
2. Uji Hipotesis
untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Uji hipotesis pada penelitian ini
penelitian dapat dinyatakan diterima apabila nilai P-Values < 0,05.10 Berikut ini
Tabel 4.18
Berdasarkan sajian data pada tabel 3.18 di atas, dapat diketahui bahwa
dari tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dua variabel X yakni
gaya kepemimpinan (X2) dan kepuasan kerja (X3), H2 dan H3 ditolak karena
Gaya kepemimpinan (X2) memiliki nilai Pvalue sebesar 0,258 > alpha (0,05)
yang artinya gaya kepemimpinan (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y). Untuk kepuasan kerja (X3) memiliki nilai
Pvalue sebesar 0,398 > alpha (0,05) yang artinya kepuasan kerja (X3) tidak
dapat dinyatakan kedua variabel gaya kepemimpinan (X2) dan kepuasan kerja
(X3) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Untuk variabel pelatihan kerja (X1), H1 diterima karena memiliki nilai P-value
sebesar 0,000 < alpha (0,05) yang artinya pelatihan kerja (X1) memiliki
10
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
dengan Partial least Square Path Modeling (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal.54