Anda di halaman 1dari 7

BANK DENGAN PRINSIP SYARIAH, DASAR HUKUM SYARIAH, DEWAN

PENGAWAS KOMISARIS, DIREKSI DAN KEGIATAN-KEGIATAN YANG


DIJALANKAN OLEH PERBANKAN SYARIAH

Oleh :
1. Ade Nurani Dewi 111710216
2. Indri Wulandari 111711408
3. Muhammad Fiqri 111710598

PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA


BEKASI 2019-2020
Dasar Hukum Perbankan Syari`ah
1.Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33
Hukum pertama yang menjadi asas kegiatan perbankan baik konvensional maupun syariah harus
memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan dalam undang-undang dasar 1945 pasal 33,
antara lain :

 Segala bentuk perekonomian disusun sebagai sebuah usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
 Semua cabang produksi yang vital atau penting bagi negara serta menjadi hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi, keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.  

2.Undang-undang no 7 tahun 1992


Selanjutnya dan seterusnya kita akan membahas hukum atau landasan yang mengatur tentang
Bank syariah. Dalam undang-undang ini bank syariah diposisikan sebagai bank umum serta bank
pengkreditan rakyat, dimana pemerintah telah memberikan izin atas keberadaan bank syariah
atau bank yang berasaskan islam untuk melakukan segala tindakan atau kegiatan perbankan
layaknya seperti bank konvensional.
3.Undang-undang no 10 tahun 1998
Undang-undang ini berisikan tentang penyempurnaan dan penjelasan dari undang-undang no 7
tahun 1992, yakni penjelasan tentang bagaimana bank syraiah sebagai bank umum dan bank
pengkreditan rakyat khususnya berada di pasal 6 serta berisi juga tentang penjabaran dari prinsip
syariah yang terdapat dalam pasal 1 ayat 13 :

 Bank umum adalah sebuah bank yang bertugas untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dimana setiap kegiatan
usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas atau perjalanan suatu pembayaran. 
 Bank pengkreditan rakyat sebuah bank yang bertugas untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dimana setiap
kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas atau perjalanan suatu
pembayaran.
 Prinsip syariah adalah sebuah aturan perjanjian atau ketetapan yang berdasarkan hukum
serta ajaran islam antara Bank dan pihak nasabah untuk penyimpanan dana maupun
pembiayaan segala bentuk kegiatan usaha. Kegiatan tersebut antara lain : pembiayaan
yang berasaskan bagi hasil (mudharabah), pembiayaan yang berprinsip pada penyertaan
modal (musyakarah), prinsip jual beli suatu produk mendapatkan sebuah keuntungan
(murabahah), pembiayaan barang modal didasarkan atas prinsip sewa murni tanpa adanya
sebuah pilihan (ijarah), pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank dengan pihak lain (ijarah wa iqtina).

4.Undang- undang no 23 tahun 2003

Dalam undang-undang ini berisi tentang perlindungan dari keberadaan Bank berbasis
syariah, dimana perlindungan tersebut berbentuk penugasan kepada Bank Indonesia untuk
mempersiapkan segala bentuk perangkat anturan serta fasilitas-fasilitas yang mampu
menunjang segala bnetuk kegiatan yang imbasnya akan mendukung kelancaran dan
keefektifan jalannya operasional Bank syariah.

5.Undang-undang no 21 tahun 2008

Undang-undang inilah yang lebih spesifik diantara peraturan yang lainnya, dalam undang-
undang no 21 tahun 2008 ini sebenarnya muncul ketika memang di Indonesia perkembangan
Bank syariah semakin pesat untuk itulah ketentuan dan peraturan yang ada dalam undang-
undang ini sangat lengkap. Dalam bab 1 pasal 1 bahkan sudahh disebutkan secara jelas
tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah dimana diberikan beberapa
pengertian serta jenis-jenis yang dimiliki oleh masing-masing Bank. Tidak hanya itu dalam
undang-undang ini juga dijelaskan bahwasannya dalam usaha menjalankan fungsinya Bank
syariah melakukan penghimpunan dana dari nasabah dan akan menyalurkan pembiayaan
tersebut berdasarkan akad-akad yang telah diatur dalam ekonomi islam, seperti mudharabah,
wadi’ah, masyarakah, dan akad-akad lain yang tentunya sesuai dengan jaran serta nilai-nilai
islam.

6.Peraturan Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia perbankan Indonesia karena Bank ini
menjadi Bank central atau Bank utama di Indonesia. Dalam hal ini Bank Indonesia juga
memiliki wewenang untuk mengatur perjalanan Bank syariah di Indonesia. Ada beberapa
peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam mengatur kinerja Bank syariah di
Indonesia, antara lain :

 PBI No. 9/19/PBI/2007 yang berisi tentang pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunanan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa dari Bank
syariah.
 PBI No.6/24/PBI/2004  yang membicarakan tentang bank umum yang menjalankan
kegiatan usaha atau tugasnya berdasarkan atas prinsip-prinsip syariah.
dasar hukum utama yang menjadi landasan berdirinya bank syariah :
1.QS An-Nisa’ ayat 29
Salah satu landasan hukum islam tentang bank syariah adalah surat An-Nisa ayat 29 yang
memiliki arti “hai orang-orang beriman ! janganlah kalian saling memakan (mengambil)
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan sukarela diantara kalian.” Dalam artian ini bisa ditafsirkan bahwasannya bank syariah
dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh menyeleweng dari ajaran islam (batil) namun
harus selalu tolong menolong demi menciptakan suatu kesejahteraan. Kita tahu banyak sekali
tindakan-tindakan ekonomi yang tidak sesuai dengan ajaran islam hal ini terjadi karena
beberapa pihak tidak tahan dengan godaan uang serta mungkin mereka memiliki tekanan
baik kekurangan dalam hal ekonomi atau yang lain, maka bank syariah harus membentengi
mereka untuk tidak berbuat sesuatau yang menyeleweng dari islam.

2.QS Al-Baqarah ayat 238

Ayat selanjutnya yang menjadi landasan hukum Bank syariah terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 283, yang memiliki arti “Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain maka hendaknya yang kamu percayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah
bertaqwa kepada Allah SWT.” Dari ayat ini bisa diambil salah satu poin penting yakni
menyampaikan amanat. Dalam bank syariah baik pihak Bank maupun nasabah harus
menjaga amanah yang telah disepakati dalam akad sebelumnya hal ini bertujuan untuk
menjaga kepercayaan dan tetap berkegiatan ekonomi tanpa kecurangan atau kebohongan
sedikitpun. Bisa dibilang harus terbuka dan transparan.

3.QS Al-Maidah ayat 1-2

Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai orang-orang beriman ! penuhilah akad-akad itu.” Untuk
ayat 1 sedangkan arti ayat ke dua “ dan tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan.” Dari
dua ayat ini bisa diartikan bahwasannya Bank syariah hadir untuk melaksanakan dan
menjaga akad-akad yang telah disepakati diantara dua pihak tidak bnoleh terjadi sebuah
penyelewengan namun harus tetap baik dan benar sesuai dengan ajaran islam serta
kesepakatan yang ada. Akad inilah yang menjadi perbedaan utama anatara bank syariah dan
bank konvensional, dalam bank syariah akad yang diberlakukan adalah memakai sistem bagi
hasil. Selain itu prinsip yang digunakan dalam bank syariah adalah sistem tolong menolong
untuk mengerjakan sebuah kebajikan, dengan hal ini maka selain melakukan kegiatan
perbankan atau perniagaan mereka juga beribadah, dari sinilah nilai plus yang dimiliki oleh
bank syariah.

Prinsip Syari`ah

Dalam menjalankan usahanya, koperasi ini memiliki beberapa prinsip yang sesuai dengan
konsep syariah, adapun beberapa prinsip koperasi syariah ialah sebagai berikut:

 Kekayaan merupakan amanah dari Allah SWT dan tidak bisa dimiliki sepenuhnya oleh
siapapun secara mutlak.
 Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah selama hal tersebut
sesuai dengan ketentuan syariah.
 Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah selama hal tersebut
sesuai dengan ketentuan syariah.
 Umat manusia ialah khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi ini.
 Menjunjung tinggi keadilan, secara menolak semua yang berhubungan dengan ribawi dan
pemusatan sumber ekonomi pada sekelompok orang.
Dewan Pengawasan Komisaris, Direksi

Direksi merupakan organ perseroan terbatas yang bertugas untuk melaksanakan tugas
pengurusan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, Dewan Komisaris adalah organ perseroan
yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan atas kebijakan kepengurusan Perseroan dan
kegiatan usaha Perseroan serta untuk memberikan nasihat kepada Direksi sebagaimana
diminta atau ketika diperlukan dalam rangka memastikan Perseroan dikelola sesuai dengan
maksud dan tujuan usahanya. Dewan Komisaris wajib, dengan itikad baik dan tanggung
jawab penuh, melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.

Hal di atas, sangat penting untuk dipahami oleh seorang entrepreneur yang menjabat sebagai
seorang komisaris dalam bisnisnya. Karena, bilamana seorang komisaris lalai dalam
menjalankan fungsinya maka komisaris tersebut juga ikut bertanggung jawab secara pribadi
atas kerugian perseroan, termasuk apabila dewan komisaris terdiri atas dua anggota atau
lebih, maka tanggung jawab sebagaimana dimaksud, berlaku secara tanggung renteng bagi
setiap anggota dewan komisaris (Pasal 114 ayat (3) dan ayat (4) UU PT).

Jadi intinya, dewan komisaris itu haruslah melakukan hal-hal sebagai berikut (Pasal 114 ayat
(3) UU PT):

1. Melakukan pengawasan dengan iktikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan


perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;
2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian; dan
3. Telah memberikan nasihat kepada direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.

Kegiatan Usaha Bank Syari`ah

Hiwalah 
Akad pemindahan piutang nasabah (Muhil) kepada Bank (Muhal’alaih) dari nasabah lain
(Muhal). Muhil meminta muhalalaih untuk membayarkan terlabih dahulu piutang yang
timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada
Muhal’alaih dan Muhal’alaih akan memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan piutang

Ijarah 
Akad sewa-menyewa barang antara bank (Muajir) dengan penyewa (Mustajir). Setelah masa
sewa berakhir barang sewaan dikembalikan kepada muaajir

Ijarah Wa iqtina 
Akad sewa-menyewa barang antara bank (Muaajir) dengan penyewa (Mustajir) yang diikuti
janji bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewaan akan berpindah kepada
mustajir
Istishna 
Akad jual beli barang (Mashnu’) antara pemesan (Mustashni’) dengan penerima pesanan
(Shani). Spesifikasi, harga barang disepakati di awal akad dan pembayaran dilakukan secara
bertahap.
Kafalah 
Akad pemberian jaminan (Makful alaih) yang diberikan satu pihak kepada pihak lain di mana
pemberi jaminan (Kafil) bertanggungjawab atas pembayaran kembali suatu utang yang
menjadi hak penerima jaminan (Makful)
Mudharabah 
Akad antara pemilik modal (Shahibul Maal) dengan pengelola (Mudharib) untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan.Pendapatan atau keuntungan
Murabahah 
Akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank memberi barang yang diperlukan nasabah
yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang sepakati
Musyarakah 
Akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai
suatu jenis usaha yang halal dan produktif.
Qardh 
Akad pinjaman dari bank (Muqridh) kepada pihak tertentu (Muqtaridh) yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.
Al Qard Ul Hasan 
Akad pinjaman dari bank (Muqridh) kepada pihak tertentu (Muqtaridh) untuk tujuan sosial
yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman
Al Rahn 
Akad penyerahan barang harta (Marhun) dan nasabah (Rahin) kepada Bank (Murtahin)
sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang
Salam 
Akad jual beli barang pesanan (Muslam fiih) antara pembeli (muslam) dengan penjual
(muslamilaih).
Sharf 
Akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya
Ujr 
Imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan
Wadi’ah 
Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang
diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,keamanan,serta keutuhan
barang/uang.
Wakalah 
Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (muakkil) kepada penerima kuasa (wakil) untuk
melaksanakan suatu tugas (Taukil) atas nama pemberi kuasa.

Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”) memulai perjalanan


bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us
Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian
mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei
1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan
produkproduk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia
Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu Shar-e
yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan pertama di Indonesia.
Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 tersebut mendapatkan
penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan
teknologi chip pertama di Indonesia serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile
banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk
syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah.
Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank Devisa
dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada
tahun 2003, Bank dengan percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga
perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi
korporasi tersebut semakin menegaskan posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri
perbankan Indonesia.
Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas yang
semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank
Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and
Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence”.

Sumber Resume: https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/dasar-hukum-bank-


syariah https://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/kegiatan-usaha-bank-syariah.html
https://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-muamalat

Anda mungkin juga menyukai