Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi, asesmen, pengukuran, tes dan nontes memiliki perbedaan arti dan fungsi.

Namun semuanya
tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat.

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur. Tes merupakan alat utama yang digunakan untuk
melalui proses pengukuran penilaian dan evaluasi. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua
proses yang bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan
dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya
memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu,
disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian
lebih bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan
tentang nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya.
Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek
saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang
lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan
tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif
yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian
tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.

1. Persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat (BB) dengan tanaman ercis berbiji kerut (bb)
menghasilkan tanaman ercis berbiji bulat. Apabila F1 disilangkan dengan sesamanya, akan diperoleh
perbandingan genotip seperti tampak pada diagram berikut. Jika seluruh tanaman F2 berjumlah 12
pohon, akan diperoleh tanaman ercis berbiji bulat sebanyak BB 25%, Bb 50%, bb 25%....

A. 9 pohon

B. 6 pohon

C. 3 pohon

D. 1 pohon

Kunci Jawaban: A

2. Berikut ini yang merupakan sifat dari larutan asam adalah ....

A. mengubah warna lakmus merah menjadi biru

B. sulit bersenyawa dengan logam

C. memiliki pH kurang dari 7


D. tidak dapat menghantarkan arus listrik

Kunci Jawaban: C

3. Pada bagian testis terdapat saluran-saluran berbentuk seperti tabung yang disebut ....

A. tubulus kontortus

B. tubulus seminiferus

C. vesikula seminalis

D. kelenjar bulbouretra

Kunci Jawaban: B

4. Fungsi tubulus seminiferus adalah ....

A. menghasilkan cairan bersifat basa

B. menghasilkan makanan bagi sperma

C. menjaga atau menyimpan sperma

D. memberikan suasana basa bagi sperma

Kunci Jawaban: C

5. Secara teratur hewan paus muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen. Ciri makhluk hidup
yang ditunjukkan oleh hewan tersebut adalah ….

A. bergerak

B. adaptasi

C. memerlukan makanan

D. menanggapi rangsang

Kunci Jawaban: B

6. Limbah industri yang termasuk kategori bahan berbahaya dan beracun apabila masuk ke aliran sungai
akan mencemari perairan tersebut sehingga dapat mengancam kelestarian biota di ekosistem tersebut.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran tersebut adalah ….

A. menutup aliran air limbah dari buangan industri yang menuju sungai

B. menutup izin berdirinya pabrik yang berada dekat sungai

C. mengolah air limbah secara efektif sebelum di buang ke sungai


D. membiarkan tanaman air berkembang biak untuk membantu pengolahan limbah

Kunci Jawaban : C

A. Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat
penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar.

Ranah afektif terbbagi menjadi 5 kategori yaitu :

1. Receiving/Attending/Penerimaan Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi
penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam
kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal
ini dapat dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan
seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka
memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. 4 Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan, mengikuti,
memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.

2. Responding/Menanggapi Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan
bahwa menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah
satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya. Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan,
memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.

3. Valuing/Penilaian Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat
dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap
segala hal selama proses pembelajaran. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini
adalah : mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai,
mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.

4. Organization/Organisasi/Mengelola Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem


nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan
kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan
manusia. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah,
menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat,
memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.
5. Characterization/Karakteristik Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais
nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah
pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 5 Kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan,
mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.

B. Ranah Psikomotor Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif. Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:

1. Meniru Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengaktifan, menyesuaikan,
menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun,
mengubah, membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.

2. Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih
apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori
ini adalah : mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi, mereparasi, dan mencampur.

3. Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih
meyakinkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan,
menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur,
mengoperasikan, mengemas, dan membungkus.

4. Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. 6 Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, mempertajam,
membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa,
melonggarkan, dan menimbang.

Contoh soal :

Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40%
soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.

Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara murid-murid yang betul-
betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes
atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua golongan murid
tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat  kesukaran tertentu, juga harus mampu
membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.

Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan dianalisis apakah
judgment tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal
adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

I= N

Keterangan:

I   =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N =Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.

Kriteria yang digunakan makin kecil indeks yang di peroleh makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin
besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut.

Menurut keiteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan sebagai berikut :

 · Soal dengan  P  0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.

 · Soal dengan P  0,31 – 0,70  adalah soal kategori sedang.

 · Soal dengan  P  0,71 – 1,00  adakah soal kategori mudah.

Contoh:

Guru SKI memberikan 10 pertanyaan piihan berganda denga komposisi 3 soal mudah , 4 soal sedang ,
dan 3 soal sukar.

Anda mungkin juga menyukai