Anda di halaman 1dari 11

JIDAN

Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Determinan Penerapan Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan


Berdasarkan Evidence Based Di Puskesmas Rawat Inap Kota Tomohon
Ellen Pesak1, Fredrika Nancy Losu1, Widiyah Sulawesiana1
1
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado,
Email : Indira.bonga@gmail.com, nancy_losu@yahoo.com,
Sulawesianawidiyah@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Inisiasi Menyusu Dini di Sulawesi Utara tahun 2010 menunjukkan 20,0 % dan pada
tahun 2013 menjadi 29,0 %, hanya meningkat 9% selama kurun waktu 2 tahun sedangkan target WHO
dikatakan baik jika mencapai 50 – 89 %, ini berarti target belum tercapai. Studi pendahuluan di
Puskesmas Rawat Inap Kota Tomohon dilakukan dengan cara observasi, masih ditemukan tindakan
persalinan langsung memisahkan bayi dari ibunya setelah dilahirkan, ini berarti tidak menerapkan
inisiasi menyusu dini.
Tujuan : Untuk mengetahui determinan penerapan inisiasi menyusu dini oleh bidan berdasarkan
evidence based.
Metode : Jenis penelitian yang dipakai adalah Survei Analitik. Design yang digunakan adalah cross
sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 42 bidan di Puskesmas Rawat Inap Kota Tomohon, Cara
pengambilan sampel berdasarkan besar populasi yang berjumlah 42 bidan.
Hasil Penelitian : Sebagian besar bidan dengan kategori pengetahuan baik dan tidak menerapkan
IMD berdasarkan evidence based yaitu 32 bidan (76,2%) dan bidan dengan kategori pengetahuan
kurang juga tidak menerapkan IMD berdasarkan evidence based yaitu 10 bidan (23,8%) sedangkan
bidan dengan kategori pendidikan baik dan menerapkan IMD berdasarkan evidence based yaitu 4
bidan (100,0%) dan bidan dengan kategori pendidikan kurang dan menerapkan IMD berdasarkan
evidence based yaitu tidak ditemukan.
Kesimpulan : Sebagian besar bidan dengan kategori pengetahuan baik tidak menerapkan IMD
berdasarkan evidence based yaitu 32 bidan (76,2%) dan bidan dengan kategori pengetahuan kurang
juga tidak menerapkan IMD berdasarkan evidence based yaitu 10 bidan (23,8%) sedangkan bidan
dengan kategori pendidikan baik menerapkan IMD berdasarkan evidence based yaitu 4 bidan
(100,0%) dan bidan dengan kategori pendidikan kurang menerapkan IMD berdasarkan evidence based
yaitu tidak ditemukan.

Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Bidan, Tomohon

PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health


satu jam, bayi harus dibiarkan untuk
Organization) dan UNICEF (United
melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat
Nations International Children's
mengenali bayinya siap untuk menyusui,
Emergency Fund), Protocol Evidence
menunda semua prosedur lainnya yang
Based yang telah diperbaharui tentang
harus dilakukan kepada bayi sampai
asuhan bayi baru lahir untuk satu jam
dengan Inisiasi Menyusu selesai dilakukan.
pertama mendapat kontak kulit ke kulit (1)
dengan ibunya segera setelah lahir minimal
Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 1
Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Menurut SDKI (Survei Demografi eksklusif tapi lebih dari itu,


dan Kesehatan Indonesia) pada tahun 2012 memperlihatkan hasil nyata
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka menyelamatkan nyawa bayi, apabila
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih dilakukan kontak kulit dengan kulit
tinggi, AKB mencapai 32 per 1.000 membuat ibu dan bayi lebih tenang dan
kelahiran hidup. Pada tahun 2012 AKI di meningkatkan ikatan kasih sayang,
Indonesia mencapai 359 per 100.000 kolustrum sebagai perlindungan diri bayi,
kelahiran hidup. Khususnya Kota mengurangi perdarahan dan anemia.
Tomohon AKI mencapai 3 per 100.000 Inisiasi Menyusu Dini menjadi
kelahiran hidup dan AKB mencapai 9 per salah satu program pemerintah di
1.000 kelahiran hidup. Indonesia, namun kenyataannya di
Berakhirnya target Millenium Indonesia penerapan Inisiasi Menyusu Dini
Development Goals (MDGs) pada tahun masih rendah. Hasil Riset Kesehatan Dasar
2015 menyisakan segudang pekerjaan tahun 2010 persentase penerapan Inisiasi
rumah dalam bidang kesehatan. Oleh Menyusu Dini di Indonesia 29,3 % dan
karena itu untuk mencapai target tahun 2013 persentase penerapan Inisiasi
Sustainable Development Goals (SDGs) Menyusu Dini di Indonesia 34,5%, selama
yang menjadi kelanjutan dari MDGs, kurun waktu 2 tahun hanya meningkat 5,2
seorang Bidan berperan dalam pencapaian % hal ini menunjukan masih jauh dari
target untuk menekan AKB dan AKI di pencapaian target WHO.
Indonesia. Inisiasi Menyusu Dini di Provinsi
Hasil penelitian menunjukan Sulawesi Utara tahun 2010 menunjukan
bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat 20,0% dan pada tahun 2013 menjadi 29,0
mengurangi AKB sebesar 22%, %, hanya meningkat 9 % selama kurun
menurunkan AKB sebanyak 22% yang waktu 2 tahun sedangkan target WHO
terjadi dalam satu bulan pertama dapat dikatakan baik jika mencapai 50 – 89 %,
dicegah bila bayi disusui oleh ibunya ini berarti target belum tercapai, dengan
(2) demikian terjadi penurunan penerapan
dalam satu jam pertama kelahiran.
inisiasi menyusu dini khususnya di
Berdasarkan Pusat Data dan
Provinsi Sulawesi Utara.
Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Berdasarkan studi pendahuluan
Indonesia, 2014 Inisiasi Menyusui Dini,
yang di lakukan Puskesmas Rurukan
bukan saja menyukseskan pemberian ASI

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 2


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Kecamatan Tomohon Timur Kota Kesehatan untuk menjalankan proses


Tomohon, Puseksmas Matani Kota Inisiasi Menyusu Dini, kewajiban ini
Tomohon Tengah Kota Tomohon, Tara berarti memberikan Hak bagi ibu dan bayi
Tara Kecamatan Tomohon Barat Kota untuk melakukan proses Inisiasi Menyusu
Tomohon, Puskesmas Pangalombian Kec. Dini. Dengan demikian, bidan berperan
Tomohon Selatan dan Puskesmas Tinoor sangat penting dalam penerapan inisiasi
Kec. Tomohon Utara yang dilakukan menyusu dini untuk menurunkan AKB.
dengan cara observasi ternyata, masih Upaya untuk mencegah kematian bayi baru
ditemukan tindakan persalinan langsung lahir dengan cara melakukan inisiasi
memisahkan bayi dari ibunya setelah menyusu dini yang sudah disosialisasikan
dilahirkan, ini berarti tidak diberikan di Indonesia sejak agustus 2007 dengan
penerapan inisiasi menyusu dini. cara melakukan inisiasi menyusu dini.
Ibu bersalin di Puskesmas Rawat Kenyataanya berbagai faktor yang
Inap Kota Tomohon sebanyak 198 menyebabkan tidak dilakukan penarapan
persalinan, namun tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini, terutama di wilayah
penerapan IMD di Puskesmas Rawat Inap kerja Puskesmas Rawat Inap Kota
Kota Tomohon. Dari hasil wawancara Tomohon yang merupakan Pusat
dengan ibu nifas di Puskesmas Rawat Inap Kesehatan Masyarakat terebsar di Kota
Kota Tomohon, bahwa ibu tidak Tomohon.
mendapatkan kontak langsung dengan Dalam Hasil penelitian
bayinya segera setelah bayinya lahir, sebelumnya menyimpulkan bahwa
demikian juga dengan sikap dan motivasi penerapan IMD di Puskesmas Rawat Inap
ibu pada saat proses persalinan tidak Kabupaten Pasuruan di Pengaruhi
didampingi suami, sehingga motivasi dari langsung oleh faktor intrinsik sikap dan
ibu itu kurang, dan tidak disertai dengan (3)
motivasi ibu.
pengetahuan tentang manfaat inisiasi
METODE
menyusu dini.
Jenis penelitian ini adalah
Dalam Pokok – Pokok Peraturan
penelitian Survei Analitik. Design cross
Pemerintah No. 9 tahun 2012 dalam
sectional. Penelitian dilakukan di
pemberian ASI Eksklusif diatur mengenai
Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon
kewajiban Tenaga Kesehatan dan
Timur Kota Tomohon, Puskesmas Matani
penyelenggara Fasilitas Pelayanan
Kota Tomohon Tengah Kota Tomohon,

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 3


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Puskesmas Tara Tara Kecamatan Tomohon pengetahuan dan pendidikan Bidan


Barat Kota Tomohon, Puskesmas sedangkan variabel terikat dalam enelitian
Pangalombian Kec. Tomohon Selatan dan ini adalah inisiasi menyusu dini.
Puskesmas Tinoor Kec. Tomohon Utara, Instrument dalam penelitian ini kuesioner.
pada bulan Mei sampai Juni 2017. Analisis data yang digunakan adalah uji
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Chi Square.
bidan yang berjumlah 42 di Puskesmas HASIL
Rawat Inap Kota Tomohon dijadikan a. Analisis Univariate
subjek penelitian, yang terdistribusi pada Hasil analis Univarite untuk
Puskesmas Rurukan berjumlah 8 bidan, menghitung distribusi frekuensi variable
Puskesmas Matani berjumlah 8 bidan, responden mencakup umur, pendidikan,
Puskesmas Tara Tara berjumlah 14 bidan, lama bekerja, pelatihan terakhir yang
Puskesmas Pangolombian berjumlah 4 pernah diikuti, pengetahuan, dan penerapan
bidan, dan Puskesmas Tinoor 8 bidan. inisiasi menyusu dini.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Variabel penelitian

Variabel n %
Umur :
>30 – 50 tahun 41 87,6
20 – 30ntahun 1 2,4
Pendidikan :
D III Kebidanan 38 90,5
D IV Kebidanan 4 9,5
Lama Bekerja :
>10 tahun 38 90,5
≤10 tahun 4 9,5
Pelatihan terkahir :
< 5 tahun 33 78,6
5-10 tahun 9 21,4
Pengtehuan Bidan :
Baik 32 76,2
Kurang 10 23,8
Penerapan IMD :
Diterapkan 4 9,5
Tidak diterapkan 38 90,5
pendidikan, menunjukkan bahwa sebagian
Tabel ini menjelaskan Distribusi
besar bidan dengan kategori pendidikan D
Responden menurut umur sebagian besar
III, menururt lama bekerja, sebagian besar
bidan yang berusia >30-50 tahun, menurut
Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 4
Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

≥10 tahun, menurut pelatihan terakhir apakah ada hubungan antara


yang pernah diikuti sebagian besar bidan variabel bebas yaitu pengetahuan dan
adalah < 5 tahun, kategori pengetahuan pendidikan dengan variabel terikat yaitu
bidan, menunjukkan bahwa sebagian inisiasi menyusu dini oleh bidan
besar mempunyai kategori pengetahuan berdasarkan evidence based. Pengujian
baik tentang penerapan inisiasi menyusu hipotesis ini dengan menggunakan SPSS.
dini, dan hampir semua bidan belum Hasil uji statistik diperoleh data 10 bidan
menerapkkan inisiasi menyusu dini (23.8%) yang berpengetahuan kategori
berdasarkan evidence based yaitu 90,5 %. kurang dan 32 bidan (76,2%) yang
berpengetahuan baik. Untuk lebih jelasnya
b. Analisis Bivariate
dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini.
Analisis Bivariate untuk menilai
Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penerapan IMD Oleh Bidan Berdasarkan
Evidence Based
p
Variabel Tidak Diterapkan (%) Diterapkan (%)
Pengetahuan Kategori Baik 30(93,8) 2(6,3) 0.236
Pengetahuan Kategori Kurang 8(80,0) 2(20,0)

Table 2, menunujukkan bahwa bidan sebagian besar bidan tidak menerapkan


dengan kategori pengetahuan baik tidak IMD berdasarkan evidence based dan
menerapkan IMD berdasarkan evidence hanya sebagian kecil bidan yang
based yaitu 30 bidan (93,8%) yang menerapkan IMD berdasarkan evidence
menerapkan 2 bidan (6.3%) dan bidan based. Berdasarkan hasil uji statistic
dengan kategori pengetahuan kurang tidak fisher’s diketahui bahwa tidak ada
menerapkan IMD berdasarkan evidence hubungan antara pengetahuan bidan
based yaitu 8 bidan (20,0%) yang tentang IMD dengan penerapan IMD, p=
menerapkan 8 bidan (80,0%). Ini berarti 0,236

Tabel 3. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Penerapan IMD Oleh Bidan Berdasarkan
Evidence Based

Variabel Tidak Diterapkan (%) Diterapkan (%) p


Pendidikan Kategori Baik 0(0) 4(100) 0.001
Pendidikan Kategori Kurang 38(100) 0(0)

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 5


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Table 3, bahwa bidan dengan bidan (92,9%) sisanya bidan berumur 20 –


kategori pendidikan baik menerapkan IMD 30 tahun sebanyak 1 bidan (7,1%), Di
berdasarkan evidence based yaitu 4 bidan Puskesmas Pangolombian semua bidan
(100,0%) dan tidak ditemukan bidan yang berumur >30-50 tahun yaitu sebanyak 4
tidak menerapkan IMD berdasarkan bidan (100,0%), dan Di Puskesmas Tinoor
Evidence Based sedangkan sebagian besar semua bidan berumur >30-50 tahun yaitu
bidan dengan kategori pendidikan kurang sebanyak 8 bidan (100,0%). Mengacu pada
tidak menerapkan IMD berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa bukan
evidence based yaitu 38 bidan (100,0 %) perbedaan umur itu sendiri yang
dan tidak ditemukan bidan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan
menerapkan IMD berdasarkan evidence suatu tindakan, tetapi kebiasaan pada saat
based. Dari hasil uji statistik dengan melakukan tindakan. Hal ini menunjukkan
menggunakan perangkat lunak SPSS for bahwa karakteristik umur akan
windows didapat hasil dengan tingkat mempengaruhi pengetahuan bidan tentang
kepercayaan 95% (α 0,05), menunjukkan penerapan IMD berdasarkan evidence
bahwa ada hubungan antara pendidikan based.
dengan penerapan inisiasi menyusu dini Berdasarkan teori, pengetahuan atau
berdasarkan evidence based. kognitif merupakan domain yang sanagat
PEMBAHASAN penting untuk terbentuknya knerja yang
Berdasarkan hasil penelitian yang didsarai oleh pengetahuan akan lebih
dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Kota langgeng dari pada kinerja yang tidak
Tomohon terhadap 42 responden diperoleh didasari pengeteahuan. Hal ini sangat
bahwa sebagian besar berumur >30-50 dipegaruhi oleh bagaimana bidan
tahun yaitu sebanyak 41 Bidan (97,6%), memperoleh pengetahuan yang lebih
dan >20-30 tahun sebanyak 1 bidan (4)
sistematis, logis dan ilmiah.
(2,4%). Di Puskesmas Rurukan semua
Selama usia madya (40-60 tahun)
bidan berumur >30-50 tahun yaitu
orang akan menjadi lebih sukses. Tingkat
sebanyak 8 bidan (100,0%), di Puskesmas
penyesuaian terhadap pekerjaan pada usia
Matani semua bidan berumur >30-50
madya dapat dinilai dengan menggunakan
tahun yaitu sebanyak 8 bidan (100,0%), Di
dua kriteria, yaitu prestasi dan kepuasan.
Puskemas Tara Tara sebagian besar bidan
Tingkat kepuasan yang diperoleh dari
berumur >30-50 tahun yaitu sebanyak 13
pekerjaan mempunyai pengaruh yang jelas

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 6


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

pada kualitas dan kuantitas kerja. bermanfaat untuk karir bidan untuk
Kepuasan dapat meningkatkan motivasi menjadi tenaga fungsional maupun tenaga
untuk apa yang dapat mereka kerjakan dan struktural, Pendidikan adalah suatu usaha
belajar lebih banyak tentang kerja utuk mengembangkan kepribadian dan
sehingga dapat menerapkannya dengan kemampuan di dalam dan di luar
(5) lingkungan kerja dan berlangsung seumur
lebih efisien.
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
Berdasarkan hasil penelitian
belajar, semakin tinggi pendidikan
didapatkan sebagian besar responden telah
sesorang maka semakin mudah orang
tamat Diploma III sebanyak 38 Bidan
tersebut menerima informasi.
(90,5%) dan Diploma IV 4 bidan (9,5%).
Berdasarkan teori, semakin tinggi
Di Puskesmas Rurukan sebagian besar
tingkat pendidikan seseorang maka
pendidikan terakhir bidan Diploma III
semakin mudah seseorang menerima
yaitu sebanyak 7 bidan (87,5%) sisanya
informasi maka semakin banyak pula
Diploma IV sebanyak 1 bidan (12,5%),
pengetahuan yang dimiliki dan dapat
Puskesmas Matani sebagian besar
(4)
pendidikan terakhir bidan Diploma III diterpakan di tempat kerjanya . Dengan

yaitu sebanyak 7 bidan (87,5%) sisanya pendidikan tinggi maka seseorang akan
Diploma IV sebanyak 1 bidan (12,5%), cenderung untuk mendapatkan informasi,
Puskesmas Tara Tara sebagian besar baik dari orang lain dan media elektronik
pendidikan terakhir bidan Diploma III seperti media sosial. Semakin banyak
yaitu sebanyak 13 bidan (87,5%) sisanya informasi yang masuk semakin banyak
Diploma IV sebanyak 1 bidan (12,5%), pula pengetahuan yang didapat tentang
Puskemas Pangolombian sebagian besar (5)
kesehatan. Hal ini diperkuat oleh teori
pendidikan terakhir bidan Diploma III
yang mentatakan bahwa orang yang
yaitu sebanyak 3 bidan (87,5%) sisanya
berpendidikan tinggi akan memberikan
Diploma IV sebanyak 1 bidan (12,5%),
respon yang lebih rasional terhadap
dan Puskemas Tinoor tamatan terakhir
informasi yang datang dan akan berpikir
bidan Diploma III yaitu sebanyak 8 bidan
sejauh mana keuntungan yang mungkin
(100,0%). Mengacu pada pengamatan
akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
dilapangan, perlunya peningkatan tamatan (5)
Diploma IV kebidanan di Puskesmas
Rawat Inap Kota Tomohon, selain sangat

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 7


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengalaman merupakan guru


sebagian besar 90,5 % bidan dengan terbaik, pengalaman merupakan sumber
kategori lama bekerja ≥10 tahun, Di pengetahuan atau pengalaman itu suatu
Puskesmas Rurukan semua bidan dengan cara untuk memperoleh kebenaran
kategori lama bekerja ≥10 tahun yaitu pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
sebanyak 8 bidan (100,0%), Di Puskesmas bidan dapat digunakan sebagai upaya
Matani semua bidan dengan kategori lama untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
bekerja ≥10 tahun yaitu sebanyak 8 bidan dilakukan dengan cara mengulang kembali
(100,0%), Di Puskesmas Tara Tara pengalaman yang diperoleh dalam
sebagian besar bidan dengan kategori lama memecahkan permasalahan yang
bekerja ≥10 tahun yaitu sebanyak 10 bidan (6)
dihadapai pada masa lalu.
(71,4 %) sisanya 4 bidan (28,6%) dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
bidan dengan kategori lama berkeja <5
sebagian besar bidan dengan kategori
tahun tidak ditemukan, Di Puskesmas
pelatihan terakhir yang pernah diikuti < 5
Pangolombian semua bidan dengan
tahun adalah 78,6%. Di Puskemas
kategori lama bekerja ≥10 tahun yaitu
Rurukan sebagian besar bidan dengan
sebanyak 4 bidan (100,0%), Di Puskesmas
kategori pelatihan terakhir yang permah
Tinoor semua bidan dengan kategori lama
diikuti 5-10 tahun yaitu sebanyak 6 bidan
bekerja ≥10 tahun yaitu sebanyak 8 bidan
(75,0 %) sisanya <5 tahun yaitu 2 bidan
(100,0%).
(25,0%), Di Puskemas Matani semua
Mengacu pada pengamatan
bidan dengan kategori pelatihan terakhir
dilapangan bahwa semakin lama seseorang
yang permah diikuti <5 tahun yaitu
bekerja semakin banyak pengalaman
sebanyak 8 bidan (100,0 %), Di Puskemas
sehingga semakin baik hasil pekerjaan
Tara Tara sebagian besar bidan dengan
yang menjadi tanggung jawabnya,
kategori pelatihan terakhir yang permah
demikian juga akan mempengaruhi
diikuti <5 tahun tahun yaitu sebanyak 11
pengetahuan bidan. Menurut teori
bidan (78,6 %) sisanya 5 – 10 tahun yaitu
mengatakan bahwa semua pengetahuan,
3 bidan (21,4 %), Di Puskesmas
tanggapan, dan perasaan jiwa manusia
Pangolombian semua bidan dengan
diperoleh karena pengalaman melalui alat
kategori pelatihan terakhir yang permah
(6)
– alat indera yang dimiliki. diikuti <5 tahun yaitu sebanyak 4 bidan
(100,0 %), dan di Puskesmas Tinoor

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 8


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

semua bidan dengan kategori pelatihan semua bidan dengan kategori pengetahuan
terakhir yang permah diikuti <5 tahun baik yaitu sebanyak 8 bidan (100,0 %), Di
yaitu sebanyak 8 bidan (100,0 %). Puskesmas Tara Tara sebagian besar bidan
Mengacu pada pengamatan dengan kategori pengetahuan baik yaitu
dilapangan bahwa pentingnya pelatihan sebanyak 8 bidan (61,5 %) sisanya bidan
tentang penerapan IMD bahwa semakin dengan kategori pengetahuan kurang yaitu
banyak pelatihan yang diikuti semakin 5 bidan (38,5%), Di Puskesmas
meningkat pula pengetahun bidan, Pangolombian semua bidan dengan
seharusnya katrakteristik kategori kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak
pelatihan ini menjadi perhatian penting 4 bidan (100,0 %), dan di Puskesmas
dalam mendukung program penerapan Tinoor semua bidan dengan kategori
IMD. Ada beberapa faktor yang pengetahuan baik yaitu sebanyak 8 bidan
mempengaruhi pengetahuan bidan tentang (100,0 %).
penerapan insisiasi menyusu dini salah Mengacu pada pengamatan
satunya adalah pelatihan yang dilapangan bahwa kategori tingkat
berhubungan dengan inisiasi menyusu pengetahuan baik disebabkan oleh
dini. Bidan yang mendapat pelatihan karakteristik persentase, bahwa sebagian
tentang inisiasi menyusu dini mengatakan besar bidan berumur ≤30-40 tahun, lama
bahwa pelatihan dapat meningkatkan bekerja sebagai bidan (90,5%) dan
pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini. pelatihan yang pernah di ikuti (78,1%).
(7) Terdapat perbedaan dengan penelitian
Widiastuti, dkk (2013) yang menyatakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa ada hubungan antara pengetahuan
sebagian besar bidan dengan kategori
(8)
pengetahuan baik tentang penerapan IMD dengan penerapan IMD oleh Bidan.

sebanyak 32 bidan (76,2 %) dan sisanya Pengetahuan merupakan hasil tahu, setelah
sebanyak 10 bidan (23,8 %) dengan orang melakukan penginderaan terhadap
kategori pengetahuan kurang. Di suatu objek, dan sebagian besar
Puskesmas Rurukan sebagian besar bidan pengetahuan itu diperoleh melalui mata
dengan kategori pengetahuan baik yaitu dan telinga. Selain itu ada faktor lain yang
sebanyak 5 bidan (62,5 %) sisanya bidan berpengaruh terhadap pengetahuan
dengan kategori pengetahuan kurang yaitu seseorang yaitu bersal dari pengalaman,
3 bidan (37,5%), Di Puskesmas Matani pelatihan, hubungan sosial dan paparan

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 9


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

masa seperti media sosial yang sangat di menerapkan IMD sebanyak 1 bidan (12,5
(7, 9) %).
minati dari kalangan umur.
Mengacu pada pengamatan di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lapangan bahwa walaupun sebagian besar
sebagian besar bidan belum menerapkan
bidan dengan kategori pengetahuan baik
IMD berdasarkan evidence based
namun sebagian besar bidan belum
sebanyak 38 bidan (90,5 %) dan sisanya
menerapkan IMD berdasarkan evidence
yang menerapkan IMD sebanyak 4 bidan
based, seharusnya bidan selalu mempunyai
(9,5 %). Di Puskesmas Rurukan sebagian
sikap yang positif terhadap penerapan
besar bidan belum menerapkan IMD
IMD, memahami, mengahayati dan mau
berdasarkan evidence based sebanyak 7
menerapkan IMD berdasarkan evidence
bidan (87,5 %) dan sisanya yang
based walaupun sempitnya waktu yang
menerapkan IMD sebanyak 1 bidan (12,5
dimiliki bidan, diharapkan bidan mau dan
%), Di Puskesmas Matani sebagian besar
mampu memotivasi dan membantu ibu
bidan belum menerapkan IMD
untuk menerapkan IMD berdasarkan
berdasarkan evidence based sebanyak 7
evidence based. Berhasil atau tidaknya
bidan (87,5 %) dan sisanya yang
penyusuan dini di tempat pelayanan ibu
menerapkan IMD sebanyak 1 bidan (12,5
bersalin, rumah sakit sangat beragntung
%), Di Puskesmas Tara Tara sebagian
pada petugas kesehatan yaitu perawat,
besar bidan belum menerapkan IMD
bidan atau dokter karena merekalah yang
berdasarkan evidence based sebanyak 13
pertama – tama akan membantu ibu
bidan (92,9 %) dan sisanya yang
bersalin melakukan IMD. Petugas
menerapkan IMD sebanyak 1 bidan (7,1
kesehatan di kamar bersalin ahrus
%), Di Puskesmas Pangolombian sebagian
memahami tatalaksana IMD dan laktasi
besar bidan belum menerapkan IMD
(10)
berdasarkan evidence based sebanyak 3 yang baik dan benar.

bidan (75,0 %) dan sisanya yang KESIMPULAN


menerapkan IMD sebanyak 1 bidan (25,0 Tidak ada hubungan yang bermakna
%), dan di Puskesmas Tinoor sebagian antara pengetahuan bidan dengan
besar bidan belum menerapkan IMD penerapan inisiasi menyusu dini
berdasarkan evidence based sebanyak 7 berdasarkan evidence based. Ada
bidan (87,5 %) dan sisanya yang hubungan yang bermakna antara
pendidikan bidan dengan penerapan

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 10


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN 2339-1731 (print), 2581-1029 (online)

inisiasi menyusu dini berdasarkan menekankan pemberian asuhan kebidanan


evidence based. yang komprehensif khususnya dalam
SARAN penerapan inisiasi menyusu dini.
Bagi Bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan, hendaknya lebih

DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati R E, Wulandari D. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: MITRA Cendekia Press;
(2010).
2. Sirajuddim S, et al. Determinan Penerapan Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. (2013);Vol.8. No 3.
3. Putri R, et al. Pengaruh Faktor Instrinsik dan Ekstrinsik terhadap Pelaksanaan Insiasi Menyusu
Dini oleh Bidan di Puskemas Rawat Inap. Jurnal Kedokteran Brawijaya. (2015);Vol. 28 No. 3:247
- 57.
4. Ismarina. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan Program Inisiasi Menyusu Dini Oleh
Bidan Selama 60 Menit Setelah Persalinan Di RSUD Kabupaten Bekasi. Jurnal Imiah Kebidanan
STIKES Medika Cikarang. (2014);Volume 9 Nomor 1.
5. Khiyarotun N, Noveri A. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) Dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang. Jurnal
Majalah Ilmiah Sultan Agung. (2011);Vol. 49 No. 125:1 - 14.
6. Maimunah. Hubungan Pengetahuan Perawat dan Bidan Dengan Keterampilan Dalam Memberikan
Pendidikan Kesehatan Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Prenatal Di Puskesmas Kabupaten
Batubara. Jurnal JUMANTIK. (2017);Volume 1 Nomor 2.
7. Rutmina F, et al. Faktor yang Mempengaruhi Bidan dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini di
Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. (2012).
8. Widiastuti YP, et al. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di
Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal Keperawatan
Maternitas (November 2013); Volume 1, No. 2:142-6.
9. Triana E, et al. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) Terhadap Perilaku Bidan Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Jurnal Ilmiah
Kebidanan. (2010); Vol. 1 No. 1.
10. Rudiyanti N. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Jurnal Keperawatan. (2013);Volume IX Nomor 1.

Volume 5 Nomor 1. Juli-Desember 2017 11


Pesak E, et al…..Determinan Penerapan Inisiasi menyusu Dini……

Anda mungkin juga menyukai