Anda di halaman 1dari 2

FAQ Environmental

1. Apa semua jenis usaha pertambangan dikenai wajib AMDAL?

Tidak, hanya bidang-bidang usaha yang ditentukan di dalam Peraturan Menteri


No.11 Tahun 2006 mengenai Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
termasuk bidang usaha pertambangan yang mempunyai sama atau lebih luas
daerah pertambangan sesuai diatur didalamnya.

2. Pada tahap apa (pertambangan) baru dikenakan AMDAL?

Tahap eksploitasi.

3. Apakah dengan memiliki dokumen RKL dan RPL maka permrakarsa telah
dianggap memenuhi kewajiban AMDAL?

Tidak, sebab dokumen AMDAL itu harus terdiri dari Dokumen AMDAL terdiri dari:

 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)


 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) .
4. Bagaimana tahap pelaporannya dan berapa jangka waktunya?

AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Analisis


Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). RKL bertujuan mengelola dampak kegiatan dan
hasil pengelolaan dampak yang dipantau melalui RPL. Hasil RPL digunakan
sebagai umpan balik untuk memperbaiki RKL selama masa operasi proyek.
Dengan umpan balik ini, terjadi perbaikan terus menerus pada RKL. Dengan
demikian, RKL dan RPL tidaklah statis, melainkan dinamis. Dokumen RKL dan
RPL inilah yang perlu dikaji dan dilaporkan secara berkala.

Kegiatan usaha yang dilaksanakan wajib dilaporkan sedikitnya 6 (enam) bulan


sekali kepada instansi yang berwenang. Sesuai dengan Kepmen ESDM
1453/2000 pasal 9 paragraph (3), pelaksanaan pengawasan aspek lingkungan
oleh Menteri, Gubernur, Bupati sekurangnya 6 (enam) bulan sekali.

5. Apakah yang dimaksud dengan RTKPL dan RTKL dan bagaimana


keterkaitannya dengan AMDAL?

Sesuai Kepmen ESDM 1453/2000 pasal 5 diatur bahwa Rencana Tahunan


Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan (RTKPL) wajib pada tahap
eksploitasi/produksi.
Sedangkan Kepmen ESDM 1453/2000 mengatur bahwa Rencana Tahunan
Pengelolaan Lingkungan (RTKL) diwajibkan pada tahap operasi/produksi serta
menempatkan Dana Jaminan Reklamasi pada Dinas Pertambangan Daerah.

6. Apakah setiap jenis bahan galian yang berbeda pada suatu lahan
pertambangan harus memiliki dokumen AMDAL masing-masing?
Tidak, dokumen AMDAL diperlukan dengan memperhatikan luasan daerah yang
menjadi suatu kawasan usaha wajib AMDAL sesuai dengan peraturan yang
mengaturnya tanpa membeda-bedakan jenis kandungan (galian) di dalamnya.

7. Apakah SEMDAL itu?

SEMDAL adalah Studi Evaluasi Dampakl Lingkungan Hidup, yang terdapat


dalam ketentuan PP 29/1986 yang merupakan auditing bagi kegiatan yang
sudah beroperasi. Dengan demikian, pemrakarsa yang telah memiliki Dokumen
SEMDAL tidak perlu lagi membuat Dokumen AMDAL, seperti yang diatur di
dalam Pasal 4 ayat (1) PP 27/1999.

8. Apakah kewajiban yang dimiliki pemrakarsa mengenai Dokumen AMDAL?


i. Meninjau kembali sekurang-kurangnya dalam waktu 5 (lima) tahun
jenis usaha dan/atau kegiatan yang diwajibkan AMDAL (Pasal 3 ayat
(3) PP 27/1999).
ii. Menyampaikan laporan pelaksanaan rencana pengendalian
lingkungan hidup dan rencanan pemantauan lingkungan hidup
kepada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan (Pasal 32 ayat (1) PP 27/1999).

Anda mungkin juga menyukai