Anda di halaman 1dari 1

MEREKAHKAN BULIR RINDU

Mentari yang menyembul mulai meninggi


Menganga tepat di atas ubun-ubun
Meradiasi mata yang kini semakin meredup
Dia mulai meringkih, terbakar sengatan surya
Mata itu tak ingin menyiratkan sejuta peluhnya
sorotnya hanya berusaha meyakinkan
tanpa mematahkan dan membebankan
Sekedar satu pintanya, jatuhnya air dipelupuk mata
atas sebab kebahagiaan, bukan kekecewaan
Kau menemaniku menyelusuri gelap terangnya dunia
Kaulah mata itu, yang akan senantiasa merasakan pedih
Saat kaki melemah merasakan sakit
Tetapi apa?
Aku hanyalah ibarat sebuah kaki
Tak pernah sekalipun merasakan pedih
Saat mata mulai bercucuran air menahan sakit
Sekalipun keras usahaku membalas, tidak jua tuk jadi tandingan
Kerena kau tempat ku meraih kejujuran, keteduhan,
dan ketulusan yang sesungguhnya
Membedakan dunia yang dipenuhi tatap muka dua
Dan merekahkan bulir kerinduan yang belum sempat tersampaikan

Mita Anggraini
1810441014

Anda mungkin juga menyukai