Anda di halaman 1dari 3

KONTRIBUSI INDUSTRI JASA DAN inclusive growth; and (3) knowledge-based

PERDAGANGAN JASA LINTAS BATAS BAGI growth.


RUMUSAN STRATEGI BARU PERTUMBUHAN
Upaya mendorong kontribusi sektoral
EKONOMI
dalam rumusan strategi pertumbuhan baru
(Catatan hasil pertemuan APEC SOM 1 &
Related Meetings, Maret 2011,
tersebut di atas menjadi isu krusial dalam
di Washington D.C., AS) berbagai pertemuan working group dan
(Sigit Setiawan) seminar pertemuan SOM 1 APEC 2011 yang
diselenggarakan di Washington D.C., Amerika
Kesadaran akan ketidakseimbangan Serikat dari tanggal 27 Februari - 12 Maret
yang terjadi pada proses pembangunan yang 2011. Group on Services (GOS) termasuk
telah dilalui telah menjadi stimulus perubahan dalam working group yang mendiskusikan
paradigma para pemimpin dunia tentang bagaimana industri jasa dan perdagangan jasa
bagaimana pembangunan yang ideal lintas batas dapat berkontribusi dalam
semestinya diarahkan. Bersama-sama forum rumusan strategi baru pertumbuhan ekonomi.
utama dunia lainnya, para pemimpin ekonomi Tidak berhenti sampai di situ, GOS juga
dunia di forum APEC berkeinginan berada di mengadakan seminar khusus dengan tema
barisan terdepan menjadi motor perubahan “Kontribusi Industri Jasa dan Perdagangan
paradigma tersebut. Dengan menggenggam Jasa Lintas Batas bagi Rumusan Strategi Baru
54% PDB, 44% perdagangan, dan 40% Pertumbuhan Ekonomi” selama 2 hari pada
populasi dunia, 21 ekonomi utama kawasan tanggal 16 – 17 September 2010 di Sendai
Asia Pasifik yang tergabung dalam forum APEC Jepang. Strategi baru pertumbuhan ekonomi
berupaya merumuskan strategi pembangunan pada seminar dimaksud lebih difokuskan pada
di kawasan Asia Pasifik ke arah pembangunan strategi pertumbuhan inklusif dan strategi
yang seimbang dan berkualitas. Seimbang dan pertumbuhan ‘hijau’ atau berkelanjutan
berkualitas yang dimaksud adalah (sustainable). Hasil perumusan implikasi
pembangunan inovatif kreatif yang dapat kebijakan yang dihasilkan pada seminar
memacu penciptaan lapangan kerja baru, tersebut selanjutnya disampaikan pada
yang dapat mendistribusikan ‘kue’ hasil pertemuan GOS pada tanggal 3 Maret 2011,
pembangunan ke semua lapisan masyarakat yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
tanpa terkecuali, dengan tetap rangkaian APEC SOM 1 & Related Meetings
mempertahankan kelestarian dan 2011 dari tanggal 27 Februari hingga 12
keberlangsungan lingkungan hidup sebagai Maret 2011.
warisan bagi generasi mendatang. Strategi baru pertumbuhan ekonomi
Agenda pertemuan APEC 2011 di akan memperbaiki arah strategi
Amerika Serikat tidak lain merupakan pembangunan yang selama ini hanya
kelanjutan dari pertemuan APEC 2010 di mementingkan pertumbuhan bersifat fisik
Jepang. Tema pokok “new strategy for jobs semata, namun tidak mengindahkan faktor
and growth” yang diusung Amerika Serikat keseimbangan dengan unsur sosial dan
selaku tuan rumah APEC 2011 merupakan lingkungan hidup. Pembangunan dapat
kesinambungan dari strategi baru dikatakan inklusif, bila seluruh unsur
pertumbuhan ekonomi yang telah disepakati masyarakat dapat turut serta memperoleh
dan akan didorong bersama oleh para manfaat dari pertumbuhan ekonomi secara
ekonomi APEC, sebagaimana dinyatakan berkeadilan. Dengan strategi pertumbuhan
dalam Deklarasi APEC Leaders tahun 2010 di inklusif, kebijakan yang dirumuskan
Yokohama, Jepang. Dalam deklarasi para pemerintah mesti dapat menciptakan sinergi
kepala negara atau pimpinan ekonomi antara pertumbuhan ekonomi dan
anggota APEC tersebut, telah dirumuskan pembangunan sosial (social equity). Dari
strategi baru pertumbuhan ekonomi yang perspektif strategi pertumbuhan ‘hijau’,
meliputi : (1) green or sustainable growth; (2) pemerintah mesti dapat mencari titik
keseimbangan kebijakan yang dapat
menciptakan harmoni antara pertumbuhan
ekonomi dan keberlangsungan serta diarahkan untuk menciptakan lebih banyak
kelestarian lingkungan hidup, yang penting pekerjaan, khususnya bagi wanita.
bagi generasi kini dan generasi mendatang.
Diyakini akses terhadap sektor jasa
Sektor jasa dan perdagangan jasa dapat menjadi motor kesetaraan kesempatan
dapat menjadi cara yang ampuh dalam yang merupakan inti dari pembangunan
mendorong kedua strategi pertumbuhan inklusif. Dengan tumbuhnya perdagangan
tersebut, mengingat secara rata-rata sektor sektor jasa, akan tumbuh dan bertambah luas
jasa memberikan kontribusi lebih dari 50% pula akses golongan miskin dan kurang
PDB keseluruhan ekonomi anggota APEC beruntung terhadap sektor jasa utama.
dengan trend pertumbuhan yang terus Menurut Jaana Remes, Senior Fellow –
menanjak. Namun di sisi lain, keterbukaan McKinsey Global Institute (2011)2, sektor jasa
melalui liberalisasi perdagangan sektor jasa menyumbang lebih dari dua pertiga
tidak serta merta dapat membentuk tatanan pertambahan kesempatan kerja di negara dan
masyarakat yang secara sosial lebih inklusif ekonomi dengan pendapatan menengah ke
dan sadar akan pentingnya keberlangsungan bawah. Sedangkan di negara maju, seiring
dan kelestarian lingkungan hidup. Di sinilah berkurangnya kesempatan kerja di sektor
arti peran penting keberadaan regulasi yang manufaktur yang mengarah ke padat modal,
memadai yang diterbitkan pemerintah, guna sektor jasa berkontribusi terhadap penciptaan
menyelaraskan liberalisasi jasa agar tidak kesempatan kerja lebih dari 100%. Dengan
timpang dan hanya mendorong pertumbuhan makin efisiennya sektor jasa, barang-barang
ekonomi semata namun juga mendorong hasil produksi akan lebih mudah dan murah
pembangunan sosial dan keberlangsungan dijangkau oleh segala lapisan termasuk kaum
lingkungan hidup. miskin dan kurang beruntung.3 Beberapa
sektor jasa penting seperti pendidikan dan
Dari sisi pembangunan sosial, melalui
kesehatan tercatat memberikan kontribusi
sektor jasa, pembangunan ekonomi
yang signifikan atas pertumbuhan inklusif,
diharapkan dapat meningkatkan akses dan
antara lain berkat pertumbuhan kesempatan
keterlibatan elemen masyarakat lain yang
kerja bagi tenaga pendidik dan tenaga medis
sebelumnya ‘terpinggirkan’ untuk turut
1 yang didominasi kaum wanita.
menikmati peningkatan kesejahteraan.
Terhadap kaum wanita yang seringkali Terkait hubungan antara tingkat
mendapatkan kesulitan mengakses lapangan pendapatan suatu negara dan nilai tambah
kerja, tumbuhnya sektor jasa dapat sektor jasa, Juzhong Zhuang (ADB, 2011)4
melahirkan harapan akan terciptanya mengatakan bahwa makin tinggi tingkat
beragam peluang baru. Dibandingkan sektor pendapatan per kapita suatu negara, makin
manufaktur, sektor jasa merupakan sektor penting kontribusi sektor jasa dalam
yang relatif lebih ‘ramah’ terhadap wanita, perekonomian negara tersebut melalui
mengingat sifat pekerjaan di sektor jasa yang penciptaan lapangan kerja. Namun dalam
memiliki lebih banyak interaksi dengan kasus perekonomian negara berkembang, ia
konsumen dan lebih berorientasi pada mendapati fakta kurang optimalnya kontribusi
pelayanan. Sektor jasa pun lebih bersifat sektor jasa terhadap pertumbuhan tingkat
padat karya. Mencermati trend yang pendapatan dan kesempatan kerja, sehingga
berkembang di negara maju, sektor tidak sejalan dengan strategi pertumbuhan
manufaktur cenderung mengarah ke industri inklusif. Untuk mengatasi hal tersebut, ia
padat modal, sehingga ke depan dibutuhkan menyarankan pemerintah dapat menjalankan
lebih sedikit keterlibatan banyak tenaga kerja kebijakan sebagai berikut :
termasuk pekerja wanita. Berdasarkan hal ini
diharapkan tumbuhnya sektor jasa dapat 2
APEC Group on Services, 2011
3
Gloria Pasadilla,”Trade in Services and Human Development: A First
Look at the Links”, dalam APEC Group on Services, 2011.
4
APEC Group on Services, 2011

1
Juzhong Zhuang, “Inclusive Growth and the Service Sector: Conceptual
Issues and Policy Implications”, dalam APEC Group on Services, 2011.
• Melakukan lebih banyak lagi investasi di ‘hijau’. Efisiensi aktivitas energi sektor jasa
infrastruktur transportasi dan belanja masih belum optimal. Hasil riset McKinsey
publik di sektor jasa yang bersentuhan menyatakan bahwa terdapat potensi
langsung dengan masyarakat, seperti pengurangan konsumsi energi di sektor jasa
pendidikan dan kesehatan; paling sedikit sebesar 10%. Hal tersebut dapat
• Meningkatkan liberalisasi di sektor jasa dilakukan dengan mengadopsi penggunaan
yang berhubungan erat dengan solusi efisiensi energi dari perangkat
pembangunan inklusif yakni jasa keuangan, perlengkapan elektronik yang digunakan oleh
telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, industri di sektor jasa. Investasi awal yang
dan ritel; ditanamkan perusahaan atas penggunaan
• Regulasi yang lebih baik dalam mengatur solusi efisiensi energi tersebut akan
pasar agar dapat mendorong kompetisi tergantikan oleh manfaat ekonomis dari
yang sehat, terjaminnya kualitas jasa, dan penghematan konsumsi energi yang terjadi.
terlindungnya konsumen; Peluang solusi dimaksud dapat berasal dari
• Reformasi perpajakan untuk menciptakan pengisolasian yang lebih baik, solusi
kesetaraan bagi para pelaku usaha; pendinginan dan pemanasan yang lebih
• Kebijakan pemerintah terhadap industri efisien hingga penggunaan perlengkapan
untuk mengatasi kegagalan pasar dan kantor, keluarga dan pribadi yang lebih
mendorong inovasi; hemat energi.
• Penguatan kelembagaan dan capacity Pembangunan ‘hijau’ juga lekat
building; dengan persoalan mitigasi perubahan iklim
• Peningkatan kesetaraan dan perluasan saat ini. Upaya mitigasi perubahan iklim
akses ke sektor jasa. memiliki kedekatan dan merupakan bagian
Dari perspektif pembangunan ‘hijau’, dari strategi pembangunan ‘hijau’ negara-
sektor jasa dikategorikan sebagai sektor negara di dunia, mengingat besarnya dampak
industri yang cenderung mengkonsumsi kerugian yang harus ditanggung generasi kini
energi lebih sedikit dibandingkan sektor dan mendatang. Berbeda dengan sektor jasa
manufaktur (Jaana Remes, 2011), sedangkan lainnya yang memiliki genuine demand,
MoonJoong Tcha (2011) menyebut industri permintaan jasa lingkungan terkait solusi
sektor jasa sebagai industri ‘hijau’. Namun di mitigasi perubahan iklim diyakini bersumber
balik itu, pertumbuhan sektor jasa yang dari dorongan regulasi pemerintah. Sejalan
makin cepat harus diwaspadai karena di masa dengan hal tersebut, dalam mendorong
depan industri jasalah yang berpotensi perdagangan melalui liberalisasi dibutuhkan
sebagai faktor utama penyebab peningkatan kerangka regulasi yang efektif agar upaya
permintaan energi. Dalam kaitannya dengan memacu pertumbuhan ekonomi tetap tidak
sektor jasa konstruksi misalnya, pesatnya meninggalkan keberpihakan terhadap
pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kelestarian dan keberlangsungan lingkungan
kesejahteraan. Kesejahteraan yang meningkat hidup, yang merupakan aset berharga untuk
akan melahirkan permintaan atas diwariskan bagi generasi mendatang.
pembangunan properti dan perumahan yang
lebih luas, serta bertambahnya keragaman
jenis perabot listrik inovatif yang menyedot DAFTAR PUSTAKA
energi yang lebih besar. Jadi, kecenderungan
yang ada memperlihatkan bahwa total APEC Group on Services, 2011. Final Report
konsumsi energi justru cenderung meningkat on Workshop for Capacity Building on the Role
seiring dengan pertumbuhan PDB per kapita of Cross-Border Services Trade in New Growth
(Jaana Remes, 2011). Strategies.Washington, D.C., 2011.

Mengantisipasi hal tersebut, efisiensi energi


sektor jasa menjadi faktor penting yang mesti ---oOo---
diperhatikan dalam perspektif pembangunan

Anda mungkin juga menyukai