Anda di halaman 1dari 4

INTERNATIONAL WEBINAR IsDB

“MANAGEMENT OF CHRONIC DISEASE USING


BIOLOGICAL, PSYCHOLOGICAL, SOCIAL, CULTURAL, AND
SPIRITUAL APPROACHES IN CONTEXT OF AGRICULTURAL
HEALTH AREAS”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


dengan dosen PJMK Ns Tantut Susanto M.Kep., Sp.Kep.Kom. Ph.D

RESUME

Oleh
Vigo Agustilano Salim
NIM 182310101039
A18

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
FIRST MATERIAL

PRESENTER : NS MICHIKO MORIYAMA RN, MSN, PH.D

AFFILIATION : HIROSHIMA UNIVERSITY, JAPAN

Disease Prevention Program (DPP) merupakan sebuah program yang dibentuk


oleh Prof Michiko Moriyama sesuai dengan yang dikeluarkan oleh WHO
mengenai penyakit tidak menular yang telah membunuh 41 juta manusia tiap
tahunnya, seperti penyakit kardiovaskuler dan lainnya,tindakan lebih lanjut
dengan bentuk pencegahan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu yang
dapat berupa perawatan paliatif baik di lingkungan klinis atau rumah sakit
maupun rural area yaitu komunitas khususnya petani.
Lebih dari 90 dan 100 tahun, Negara Jepang banyak mengalami penyakit kronis
seperti Gagal Ginjal Kronik dan Stroke. Analisis telah dilakukan di Negara
Jepang dengan hasil
dari National Health
Insurance database
seperti pada gambar
di samping, dengan
peringkat pertama
yaitu Schizofrenia
sebagai penyakit
yang paling banyak membutuhkan biaya perawatan di rumah sakit seperti
contohnya apabila di luar negeri disebut dengan asylum lalu untuk representasi
dari tabel tersebut yang tidak terdapat di Indonesia yaitu Alcohol Misuse
dikarenakan hal ini masih termasuk kurang banyak dalam representasi dan
menjadi hal yang tabu di Indonesia. Jumlah biaya yang dihabiskan dalam stase
terakhir bisa mencapai hingga 9,2 juta yen seiring dengan semakin mendekati
kematian. Perlunya kita memberikan edukasi kepada mereka terkait manajemen
perawatan diri sesuai dengan keadaan mereka dengan penyakit yang dideritanya,
dalam pemberiannya secara reaktif yaitu berupa pemberian tindakan keperawatan
dan proaktif berupa health education . Di Negara Jepang terkait penyakit gagal
ginjal kronis dalam pemberian perawatannya berupa dialisis tidak dilakukan pada
stase 1 namun pada stase 5 saja dengan melihat hasil diagram batang penelitian
yang direkomendasikan oleh Mayor Deputi di bidang Kesehatan yaitu pada stase
1-4 perlu adanya pemberian terapi terlebih dahulu berupa insulin dan hal lainnya
seperti terapi farmakologis. Prof. Michiko Moriyama dalam penelitiannya dan
juga visitasi yang dilakukan di negara Bangladesh menampakkan bahwa kita
sebagai perawat bukan saja berfokus sebagai care provider apabila dalam
tindakan yang diberikan dalam lingkup komunitas namun mengajarkan ,
mengedukasi dan mengevaluasi klien kita agar dapat mandiri dalam
melakukannya. Penggunaan teknologi pada era ini menunjukkan bahwasanya
dapat meningkatkan fleksibilitas dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap
klien kita, di Jepang telah diterapkan dengan bentuk dari sebuah iPad yang
menunjukkan data-data klien yang telah terdaftar dan melakukan telenursing
interaktif. Tindakan yang dilakukan ketika kita melakukan kunjungan tidak hanya
berupa edukatif dan keperawatan yang biasanya kita lakukan namun juga perlu
adanya monitoring dan evaluasi di tiap kunjungan atau melalui telenursing. Dalam
pelaksanaan kegiatan tindakan keperawatan yang memiliki tujuan untuk
mengubah secara behavioral atau perilaku kebiasaan yang dilakukan dapat berupa
gaya hidup yang tidak baik maka kita perlu memiliki kemampuan atau skill seperti
kemampuan berkomunikasi dengan mereka yang memiliki sifat yang berbeda
pada orang umumnya dan setiap tujuan tersebut dibuat kerangka tiap-tiap
pertemuan dengan tujuan yang dapat tercapai secara rasional yang telah
diperhitungankan sebelumnya terkait risiko kegagalan dan juga adanya
kemunduran apabila terdapat kendala. Sebagai perawat kita wajib bisa menjadi
seorang pengusaha juga dimana dapat membuat fasilitas pelayanan keperawatan
yang berfokus pada perawatan yang sesuai dengan kompetensi perawat seperti
halnya yang dilakukan oleh professor Michiko Moriyama dengan membentuk
perusahaan DPP dengan kantor utama di Hiroshima lalu, Tokyo dan Osaka
sebagai kantor cabang. Meskipun masih minimal namun seiring berjalannya
waktu dapat berguna dan semakin besar dan harapannya bisa worldwide atau
seluruh dunia merasakan pelayanan dari perusahan DPP yang dibuat dan didirikan
oleh Prof Michiko Moriyama.

Anda mungkin juga menyukai