Anda di halaman 1dari 8

MINYAK & GAS BUMI Chemistry

A. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

1. Ganggang hidup di danau tawar dan laut. Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk
(source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa
batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi
batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas
bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya dan berlangsung selama jutaan tahun. Salah satu batuan
yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang(batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik
yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya). Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu 50-180o Celsius, tapi puncak kematangan terbagus akan tercapai saat suhunya
mencapat 100oCelsius. Suhu tinggi akan memasak karbon menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan
induk yang telah matang adalah minyak mentah. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung
akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka
minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

1
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

Teori Pembentukan Minyak Bumi:

1. Teori Organik (Biogenesis)


Minyak bumi terbentuk dari makhluk hidup organik lainnya. Jasad makhluk organik tersebut akan tertimbun oleh
lumpur lalu terbawa air menuju sungai hingga laut. Di laut, jasad makhluk organik tersebut mengalami pengendapan
yang seiring berjalannya waktu akan terjadi proses kimia yang menyebabkan jasad tersebut menjadi minyak dan gas.

2. Teori Anorganik (Abiogenesis)


Minyak bumi terbentuk dari unsur kimia yang ada di dalam tanah yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang tinggi

3. Teori Duplex
Gabungan dari 2 teori diatas. Minyak bumi terbentuk dari berbagai macam jasad organisme laut (hewan/tumbuhan).
Organisme tersebut akan tertutup lumpur dalam jangka waktu yang lama sehingga lumpur tersebut perlahan berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen ini memiliki bintik minyak atau gas yang kemudian disebut sebagai batuan
induk.

B. PENGOLAHAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

Proses pengolahan minyak bumi yang dilakukan untuk membuat minyak mentah menjadi minyak siap guna terjadi dalam
alur yang cukup panjang. Minyak mentah yang terdiri dari berbagai bahan awalnya dipisahkan berdasarkan titik didihnya
menjadi beberapa fraksi melalui proses destilasi. 

Fraksi-fraksi tersebut kemudian dimurnikan, diperbaiki struktur molekulnya, kemudian dibersihkan dari bahan pengotor, dan
terakhir ditambahi dengan bahan-bahan aditif hingga menjadi produk bahan bakar yang kita pakai sehari-hari,misalnya:
bensin,solar,minyak tanah dan lain-lain.

Proses pengolahan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri
yang mengolah minyak bumi(mentah) menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain
yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.

Proses pengolahannya diantara lain:


1. Proses distilasi: proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih (berlangsung di kolom distilasi atmosferik dan
Kolom Destilasi Vakum).

2. Proses konversi: proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
a. Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking).
b. Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi.
c. Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming.
3. Proses pengolahan(treatment): proses dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih
lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
4. Formulasi dan pencampuran(blending): proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif
untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
5. Proses-proses lainnya,antara lain: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses
pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen,
dan proses-proses pendukung lainnya.

2
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

PROSES DISTALISASI
Tahap awal proses pengilangan yaitu berupa proses distilasi (penyulingan), yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi
Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya,yaitu:
a. gas,
b. distilat ringan (seperti minyak bensin)
c. distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar)
d. minyak bakar (gas oil)
e. residu.

Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40
m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. 

Mula-mula minyak mentah pada suhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi. Komponen yang titik
didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan
naik ke bagian atas melalui sungkup.

Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di
bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain,
seperti: Fluid Catalytic Cracker, dan lain-lain

PROSES PYROLISIS CRACKING


Cracking merupakan proses pemecahan molekul-molekul hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
dengan adanya pemanasan atau katalis. Minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock) recycle stock. 

Dengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka hidrokarbon paraffin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen
dan salah satunya berupa olefin. Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi yang tinggi. 

Proses cracking meliputi:

1. Proses cracking thermis murni 


Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dari zat hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi
yang bekerja pada bahan awal selama waktu tertentu. Pada pelaksanaannya tidak mungkin mengatur produk yang
dihasilkan.

Suatu proses cracking, biasanya selain menghasilkan bensin (gasoline) juga mengandung molekul-molekul yang lebih
kecil (gas) dan molekul-molekul yang lebih besar (memiliki titik didih yang lebih tinggi dari bensin). Proses cracking
dilakukan untuk menghasilkan fraksi-fraksi bensin yang berat yaitu yang mempunyai bilangan oktan yang buruk karena
umunya bilangan oktan itu meningkat jika titik didihnya turun. 

Maka pada cracking bensin berat akan diperoleh suatu perbaikan dalam kualitas bahan pembakarnya yang disebabkan
oleh 2 hal,yaitu:
a. Penurunan titik didih rata-rata
b. Terbentuknya alken

2. Proses cracking thermis dengan katalisator 


Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah. 
Keuntungan dari proses thermis-katalisator adalah:
 Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada
suhu yang lebih rendah.
 Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik. Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses
isomerisasi, dimana alkena dengan rantai lurus dirubah menjadi hidrokarbon bercabang, selanjutnya terjadi
aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih tinggi yang juga dapat mempengaruhi bilangan oktan.

3
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

3.Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air 


Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan AlCl3 bebas air pada suhu 180-2000C maka akan
terbentuk bensin dalam keadaan dan waktu tertentu. 

Bahan yang tidak mengandung aromatik (misalnya parafin murni) dengan 2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar
(90%) dari bahan itu menjadi bensin, bagian lain akan ditinggal sebagai arang dalam ketel. 

Anehnya pada proses ini bensin yang dihasilkan tidak mengandung alkena-alkena tetapi masih memiliki bilangan oktan
yang lumayan, hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar alkena bercabang.

C. FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI

1. Gas
Fraksi minyak bumi yang terbentuk pertama kali ada gas. Gas dari destilasi minyak bumi merupakan bahan baku dari Liquid
Petroleum Gas (LPG) yang biasa kita gunakan untuk kompor gas. Fraksi gas sendiri merupakan hidrokarbon berantai pendek
antara C1 – C5. Karena jumlah ikatan rantai karbonnya yang pendek, titik didih dari fraksi gas menjadi sangat kecil, yakni
antara -164 oC -30 oC.

2. Nafta
Setelah fraksi gas, selanjutnya akan terbentuk fraksi kedua, yaitu nafta. Nafta memiliki rantai karbon yang juga pendek
yakni C5 – C7 dengan titik didih antara 30 oC – 90 oC. Nafta biasanya digunakan sebagai olefin (perengkah uap) dsan
pelarut non folar dalam proses industri.

3. Gasolin (Bensin)
Fraksi minyak bumi selanjutnya adalah bensin atau gasolin. Fraksi ini baru terbentuk pada titik didih 30 oC - 200 oC karena
rantai karbonnya yang mulai cukup panjang yakni C5 – C12. Bensin atau gasolin merupakan fraksi minyak bumi yang sudah
cukup akrab di masyarakat kita. Fraksi ini biasa digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor, mobil, dan mesin-
mesinringan.

4. Minyak Tanah (Kerosin)


Minyak tanah atau kerosin merupakan fraksi minyak bumi yang terbentuk pada titik didih 175 oC – 275 oC. Fraksi ini
merupakan hidrokarbon rantai panjang dengan jumlah ikatan C sebanyak C12 – C16. Minyak tanah telah punah dari
peredaran dan tidak lagi diperjualbelikan di dalam negeri. Padahal dulu ia banyak digunakan sebagai bahan bakar minyak
lampu dan kompor minyak.

5. Solar (Diesel)
Solar merupakan fraksi minyak bumi yang terbentuk pada titik didih antara 250 oC - 400 oC. Ikatan hidrokarbon fraksi ini
tergolong panjang yakni C15 – C18. Solar umum digunakan sebagai bahan bakar mobil, alat berat, dan mesin-mesin berat. 6.
Pelumas Fraksi minyak bumi selanjutnya yang terbentuk pada titik didih >350 oC adalah minyak pelumas. Minyak-minyak
pelumas sudah akrab bagi mesin-mesin yang kita gunakan sebagai bahan pencegah keausan. Contoh minyak pelumas
tersebut misalnya oli dan gemuk.

6. Parafin
Parafin atau lilin adalah fraksi minyak bumi yang mengendap di bagian bawah tanur tinggi. Fraksi ini merupakan rantai
hidrokarbon yang panjangnya lebih dari C20. Parafin digunakan sebagai bahan baku lilin, korek api, dan teknologi
pengawetan buah.

7. Residu
Residu yang terbentuk dari proses tanur tinggi juga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan sehari-hari umat manusia. Residu
tersebut misalnya digunakan sebagai aspal atau bahan baku dalam pembuatan jalan raya, bahan bakar boiler (mesin
pembangkit uap),  dan bahan pelapis yang anti-bocor.

D. DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP LINGKUNGANNYA DAN CARA


MENGATASINYA (D)

1. Dampak

a. Pencemaran Udara

4
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

Pencemaran udara diakibatkan oleh pembakaran minyak bumi yang menghasilkan zat/ gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, seperti :
1. Karbon Dioksida (CO2), berasal dari asap kendaraan bermotor dan berpengaruh dalam efek rumah kaca.
2. Karbon Monoksida (CO), berasal dari pembakaran tidak sempurna dan dapat memunculkan rasa sakit pada mata,
paru- paru dan saluran pernafasan.
3. Oksida belerang (SO2 dan SO3), berasal dari pembakaran bahan bakar fosil terutama batu bara dan dapat
menyebabkan hujan asam.
4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2), berasal dari reaksi nitrogen dengan oksigen yang sedikit pada
knalpot dan menimbulkan asap yang dapat membuat mata iritasi.

b. Efek Rumah Kaca (Global Warming)


Efek Rumah Kaca/ Global Warming adalah suatu kejadian dimana panas matahari yang harusnya dipantulkan ke luar
angkasa dipantulkan kembali ke bumi karena lapisan ozon yang rusak/hilang karena dampak gas berbahaya, seperti :
1. Karbon Dioksida (CO2), merupakan gas utama penyebab efek rumah kaca karena jumlahnya paling banyak di
atmosfer dan pada saat ini produksi CO2 meningkat dengan adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk,
banyaknya pabrik dan pembakaran hutan.
2. Gas Metana, merupakan hasil penguraian sisa tumbuhan, walaupun jumlah di atmosfer sedikit dibandingkan CO2
tetapi memiliki efek rumah kaca yang lebih kuat daripada CO2.
3. Chloro Fluoro Carbon (CFC), merupakan gas yang keberadaannya merusak lapisan ozon sehingga menimbulkan
radiasi. CFC dihasilkan oleh pendingin dan alat semprot (Ac, kulkas,
deodorant, parfume, dll)

c. Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam dan memiliki pH ±7. Jika air hujan memiliki pH <7 maka disebut hujan asam.
Hujan asam disebabkan oleh banyaknya polutan di udara (SO2, SO3, NO2). Hujan asam memiliki dampak bagi
lingkungannya terutama tanaman, biota air dan bangunan yaitu matinya biota air karena pencemaran akibat hujan asam
dan bangunan- bangunan atau patung- patung yang terkikis akibat hujan asam.

2. Cara Menanggulangi

a. Mengurangi Konsumsi Bahan Bakar Fosil : mengurangi efek pencemaran gas- gas yang ditimbulkan dari pembakaran
bahan bakar fosil.
b. Menanami pohon/ reboisasi : pohon yang kita tanam menghasilkan O2yang kita butuhkan untuk proses respirasi dan
pohon akan menyerap gas CO2 sehingga mengurangi efek rumah kaca / pemanasan global.
c. Menggunakan Energi Alternatif pengganti Minyak Bumi: mengembangkan mobil listrik maupun mobil tenaga surya,
dapat juga menggunakan energi alternatif lain seperti energi surya dan memproduksi energi biodiesel sebagai pengganti
solar, memproduksi bensin bebas timbal dan Bioetanol sebagai pengganti Bensin.
d. Mengurangi Kendaraan Bermotor: menggunakan sepeda, berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum dalam
berpergian.

e. Memproduksi Bahan Bakar/ Bensin yang ramah lingkungan: tanpa zat- zat yang berbahaya bagi
lingkungan.

E. BAHAN BAKAR ALTERNATIF SELAIN MINYAK BUMI (E)

1. Ethanol
Etanol (etil alkohol) adalah sumber energi berupa alkohol hasil dari fermentasi karbohidrat tumbuhan tertentu (padi,
tebu, gandum, jagung, dll). Contoh negara di dunia yang sangat baik dalam mengembangkan energi alternatif ethanol ini
adalah Brazil. Negara tersebut saat ini merupakan negara #1 di dunia dalam hal penggunaan ethanol sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor. ±15 milyar liter ethanol dihasilkan setiap tahun di Brazil. Etanol merupakan salah satu bahan
bakar yang dapat berguna sebagai sumber energi alternatif minyak bumi yang ketersediaannya dapat terus diperbaharui.

2. Methanol
5
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

Methanol (metil alkohol) adalah bahan bakar alkohol yang berasal dari kayu. Methanol baik untuk digunakan secara
murni, atau bisa juga digunakan sebagai campuran bensin. Satu hal yang menjadi kelemahan dari penggunaan methanol
untuk kendaraan adalah bahan bakar ini dapat mempercepat terjadinya korosi pada mesin kendaraan.

3. Biodiesel
Biodiesel adalah energi alternatif pengganti minyak bumi yang berasal dari minyak tumbuhan/ lemak binatang.
Beberapa tanaman yang memiliki kandungan minyak tinggi (kelapa sawit, jarak pagar dan kelapa) merupakan harapan
terakhir saat minyak bumi kelak sudah tak ada lagi. Mesin-mesin kendaraan diesel yang menggunakan bahan bakar
solar dapat menggunakan bahan bakar ini. Selain ramah lingkungan karena jumlah karbon yang terlepas dari
pembakarannya, bahan bakar ini dapat terus diperbarui selama tanaman atau hewan penghasil minyak masih bisa
dibudidayakan.

4. Biomassa
Biomassa adalah massa tumbuhan dan kotoran hewan yang dapat memberikan energi, baik dibakar langsung, maupun
setelah diubah menjadi bahan lain yang pembakarannya lebih mudah. Sumber energi biomassa berasal dari makhluk
hidup. Termasuk di antaranya, sisa/ pembuangan dari manusia dan hewan. Instalasi biomassa dapat dibangun dari tangki
kotoran manusia dan hewan. Gas yang keluar dari instalasi ini disebut biogas.

5. Listrik
Walaupun listrik masih umum diproduksi melalui pembangkit tenaga uap dan batu bara, namun penggunaannya secara
luas diyakini dapat menekan kerusakan lingkungan. Penggunaan listrik yang relatif mudah, dapat disimpan dan dapat
diisi ulang juga menjadi kelebihan tersendiri.

6. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah sumber energi yang berasal dari reaksi berantai bahan-bahan radioaktif yang terjadi dalam sebuah
reaktor. Energi yang dihasilkan dari proses ini sangatlah besar (1 gram zat radioaktif dapat menghasilkan listrik 50.000
kwh), jadi sangat baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Selain itu, energi nuklir ini tidak menyebabkan
efek rumah kaca dan pemanasan global. Sudah banyak negara yang mengembangkan potensi energi nuklir ini, contoh:
jepang. Disana, hampir seluruh kebutuhan listriknya berasal dari tenaga nuklir. Akan tetapi, pemanfaatan nuklir sangat
beresiko pada lingkungan dan kesehatan. Kebocoran radiasi sangat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup, dapat mengakibatkan kanker, cacat keturunan, bahkan kematian.

7. Panas Bumi (Geothermal)


Panas bumi adalah panas yang terdapat di dalam bumi. Biasanya, panas bumi muncul di permukaan bumi akibat
aktivitas vulkanik (gunung berapi). Oleh sebab itu, di sekitar gunung berapi terdapat tempat-tempat yang
menyemburkan gas atau air panas. Terdapat 3 sumber utama panas geotermal, yaitu uap alam, air panas, dan batuan
kering panas. Sejauh ini, uap geotermal telah dipakai untuk pembangkit listrik. Air panas telah dimanfaatkan secara luas
untuk pemanasan, tetapi pemakaiannya untuk pembangkit tenaga sedang diteliti. Batuan kering panas adalah sumber
panas terbesar yang masih diteliti untuk penggunaan yang tepat.

8. P- Series
P-series adalah bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang merupakan gabungan dari senyawa ethanol, gas
alam, dan Metyhl Tetra Hydro Furan (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien bagi kerja mesin karena nilai oktan
yang dimilikinya cukup tinggi. Penggunaan bakar ini pun sangat mudah, akan tetapi, hingga saat ini produsen kendaraan
yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar P-Series masih belum ada.

9. Biofuel
Biofuel adalah energi yang berasal dari bahan-bahan nabati, seperti minyak bumi, tanaman jarak, jagung, dan lain-lain.
Energi ini dapat digunakan sebagai bahan bakar, yang disebut dengan  Bahan Bakar Nabati (BBN). Bahan bakar nabati
adalah dalam bentuk biodiesel dan bioetanol, yang bisa menjadi alternatif sebagai bahan bakar kendaraan. Biofuel
dalam bentuk biodiesel dibuat dari minyak nabati, seperti minyak kepala sawit/ CPO dan minyak jarak pagar/ CJCO.
Proses pembuatan biofuel ini pada dasarnya mereaksikan minyak nabati dengan methanol dan ethanol, dengan

6
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

katalisator soda api. Kelemahan dari biofuel adalah tidak cocok dipakai untuk kendaraan bermotor yang memerlukan
kecepatan dan daya yang tinggi.

7
MINYAK & GAS BUMI Chemistry

DAFTAR PUSTAKA

http://penulis.web.id/proses-pembentukan-minyak-bumi-dan-gas-alam.html

http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/proses-pembentukan-minyak-bumi

http://curahanilmu.blogspot.co.id

http://adk0304.blogspot.co.id

http://sites.google.google.com

http://kisahasalusul.blogspot.co.id

http://www.ilmusiana.com

http://kisahasalusul.com

http://www.cnzahid.com/2016/12/proses-pengolahan-minyak-bumi-dan.html

http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/8-fraksi-minyak-bumi-dan-rantai.html

Anda mungkin juga menyukai