Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TINDAKAN PERTOLONGAN TERSEDAK PADA BAYI, ANAK


DAN DEWASA

Di Ruang IGD RSUD Awet Muda Narmada

Oleh:
Asmiatul Karimah Z., S. Tr. Kep : P07120420002N
Ilham Haqiqi, S. Tr. Kep : P07120420012N
Irwina Syafitri, S. Tr. Kep : P07120420013N
M. Syam Addiyat Qodri, S. Tr. Kep : P07120420021N
Ni Wayan Suliastini, S. Tr. Kep : P07120420023N
Sulthia Hair, S. Tr. Kep : P07120420042N

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tindakan Pertolongan Tersedak Pada Bayi, Anak dan Dewasa


Sasaran : Keluarga Pasien.
Tempat : IGD RSUD Awet Muda Narmada
Hari/Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020.
Waktu : 10.00 WITA – selesai.

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mengetahui tentang tindakan
pertolongan tersedak/choking dan mampu mendemonstransikan secara mandiri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat
mengetahui:
a. Memahami konsep sumbatan benda asing/tersedak (choking) pada bayi, anak
dan dewasa.
b. Memahami penyebab sumbatan benda asing/tersedak (choking) pada bayi, anak
dan dewasa.
c. Memahami tindakan pertolongan sumbatan benda asing/tersedak (choking) pada
bayi, anak dan dewasa sadar.
B. Metode
Ceramah
Demonstrasi
C. Media dan Alat Pengajaran
Banner
Leaflet
Phantom
D. Kegiatan Penyuluhan
No Komunikator Komunikan Waktu
Pre Interaksi 5 menit
1. Memberi salam dan Menjawab salam
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
dan tema penyuluhan
Isi 20 menit
3. Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan
mengenai manfaat kontrol dan
minum obat secara teratur dan
peran keluarga dalam mencegah
kekambuhan Mengajukan pertanyaan
4. Memberikan kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
Penutup 5 menit
5. Memberikan pertanyaan akhir Menjawab
sebagai evaluasi
6. Menyimpulkan bersama-sama Mendengarkan
hasil kegiatan penyuluhan
7. Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP
b. Kesiapan tempat : Penyuluhan dilaksanakan di Lingkungan RSUD Awet
Muda Narmada, Kab. Lombok Barat, NTB.
c. Kesiapan waktu : Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 10.00 WITA
selesai.
d. Kesiapan penyuluh : Penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Mataram.
e. Kesiapan sasaran : Sasaran ditujukan kepada keluarga pasien.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama penyuluhan
berlangsung.
c. Peserta mengajuka pertanyaan.
d. Dievaluasi terhadap peserta, penjelasan selama 5 menit.
e. Peserta kurang lebih 5-10 orang.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan
b. Peserta mampu mendemonstrasikan tindakan pertolongan terhadap korban
tersedak/chokng dengan benar.

F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Sulthia Hair, S. Tr. Kep
2. Moderator : Asmiatul Karimah Z.
3. Observer : M. Syam Addiyat Qodri, S. Tr. Kep
4. Fasilitator : M. Syam Addiyat Qodri, S. Tr. Kep
5. Demonstrator : Ilham Haqiqi, S. Tr. Kep
Irwina Syafitri, S. Tr. Kep
Ni Wayan Suliastini, S. Tr. Kep

G. Setting Tempat

Keterangan:
: Leaf
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
: Keluarga Pasien
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
Tindakan Pertolongan Tersedak Pada Bayi, Anak Dan Dewasa

A. Pengertian
Obstruksi jalan napas total merupakan suatu kondisi darurat yang dapat
menimbulkan kematian dalam hitungan menit bila tidak ditangani dengan baik.
Obstruksi jalan napas total menunjukkan jalan napas tertutup total. Korban tidak dapat
berbicara, bernapas atau batuk.
Sebagian besar kasus tersedak berhubungan dengan makanan, dan kejadiannya
diketahui orang lain, data mengatakan bahwa penderita tersedak kesempatan hidup akan
meningkat bila penolong dapat segera mengintervensi saat korban masih sadar. Teknik
yang digunakan untuk mengeluarkan sumbatan benda asing adalah manuver Heimlich
(abdominal thrust) dan chest thrust (untuk korban hamil dan gemuk)
Manuver Heimlich juga dikenal dengan abdominal thrust subdiafragma atau
abdominal thrust, direkomendasikan untuk mengeluarkan sumbatan benda asing pada
dewasa dan anak-anak umur 1-8 tahun yang masih sadar.
Manuver Heimlich menimbulkan elevasi diafragma dan meningkatkan tekanan jalan
nafas, sehingga memaksa udara keluar dari paru. Hal ini menimbulkan batuk dan
mendorong benda asing keluar dari jalan napas.

B. Penyebab
1. Dalam Tubuh
a. Lidah yang jatuh ke belakang dan menutup faring pada korban tidak sadar yang
terlentang.
b. Darah yang berasal dari cedera kepala dan wajah.
c. Regurgitasi isi lambung.
2. Luar Tubuh
a. Benda asing seperti makanan, benda-benda berukuran kecil dan sebagainya.
Korban dengan obstruksi jalan napas sebagian akan terbatuk dalam usaha
mengeluarkan benda asing. Tanda-tanda obstruksi jalan napas sebagian adalah wheezing
atau batuk. Biarkan korban batuk untuk mengeluarkan benda asing secara mandiri. Pada
obstruksi jalan napas total korban tidak dapat berbicara, bernapas atau batuk dan
mungkin sianosis. Korban akan memegang lehernya dengan jari telunjuk dan ibu jari, ini
merupakan tanda tersedak universal dan membutuhkan tindakan segera.
C. Tekhnik Tindakan Pertolongan pada Pasien Dewasa
1. Teknik Manuver Heimlich (Abdominal Thrust).
Langkah 1:
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “apakah anda tersedak?”.
 Bila korban dapat batuk, mintalah dia batuk sekeras mungkin agar benda asing
dapat keluar dari jalan napas.
 Bila jalan napas korban tersumbat, dia tidak dapat bicara, bernapas, maupun
batuk. Wajah korban kebiruan. Penolong harus segera melakukan langkah
berikutnya.
Langkah 2:
 Bila korban berdiri, penolong berdiri di belakang korban. Mintalah agar korban
membuka kakinya. Bila korban duduk, penolong berlutut dan berada di
belakang korban.
 Letakkan satu kaki diantara kedua tungkai korban.
Langkah 3:
 Lingkarkan lengan anda pada perut korban, dan cari pusar.
 Letakkan dua jari di atas pusar.
 Kepalkan tangan yang lain.
 Tempatkan sisi ibu jari kepalan tangan pada dinding abdomen di atas dua jari di
atas pusar.
 Minta korban membungkuk dan genggam kepalan anda dengan tangan yang
lain.
 Lakukan hentakan ke arah dalam dan atas (sebanyak 5 kali).
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali hentakan.
 Ulangi abdominal thrust sampai benda asing keluar atau korban tidak sadar.
2. Teknik Chest Thrust.
Teknik chest thrust dilakukan sebagi alternatif manuver Heimlich pada korban sadar
yang berbadan gemuk atau hamil.
Langkah 1:
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda tersedak?”. Korban yang
tersedak tidak mampu berbicara, bernapas maupun batuk.
Langkah 2:
 Bila korban berdiri, penolong berdiri di belakang korban. Mintalah agar korban
membuka kakinya. Bila korban duduk, penolong berlutut dan berada di
belakang korban.
 Letakkan satu kaki diantara kedua tungkai korban.
Langkah 3:
 Lingkarkan lengan anda pada dada korban dan cari pertengahan dada.
 Letakkan dua jari diatas Procesus Xiphoideus.
 Kepalkan tangan yang lain.
 Tempatkan ibu jari kepalan tangan pada sternum di atas dua jari tadi.
 Minta korban membungkuk dan genggam kepalan anda dengan tangan yang
lain.
 Lakukan hentakan ke arah dalam (sebanyak 5 kali).
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali hentakan.
 Ulangi Chest Thrust sampai benda asing keluar atau korban tidak sadar.

D. Tekhnik Tindakan Pertolongan pada Bayi


Obstruksi jalan napas (tersedak) merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang
sering terjadi pada bayi. Sumbatan jalan napas total berarti seluruh jalan napas tertutup
atau buntu. Bayi tidak mampu bicara (bersuara), bernapas maupun batuk. Bayi sering
tersedak saat makan atau bermain dengan benda-benda kecil.
Kemungkinan hidup pada bayi tersedak meningkat bilamana penolong dapat
melakukan intervensi saat bayi masih sadar. Sumbatan benda asing dapat dikeluarkan
dengan menggunakan kombinasi back blow dan chest thrust.
Penyebab
1. Dalam tubuh:
a. Lidah yang jatuh ke belakang dan menutup faring pada korban tidak
sadar yang terlentang.
b. Darah yang berasal dari cedera kepala dan wajah.
c. Regurgitasi isi lambung.
2. Luar tubuh:
Benda asing seperti makanan, benda-benda berukuran kecil atau mainan dan
sebagainya.
Manifestasi klinis
Pada obstruksi jalan napas total, bayi dapat menunjukkan tanda-tanda berikut:
a. Distress napas mendadak tanpa tanda-tanda demam.
b. Sianosis (bibir, kuku, atau kulit).
c. Tidak mampu berbicara atau bersuara.
d. Tidak bisa bernapas.
e. Tidak bisa batuk.
Langkah-langkah Tindakan Pertolongan:
Langkah 1:
 Merespon dan mencari tanda henti nafas.
 Evaluasi tanda – tanda obstruksi jalan napas total seperti tidak mampu berbicara,
bersuara, bernapas, atau batuk.
 Respon kesadaran positif bila bayi bergerak, mengerang, merintih.
 Amati apakah terdapat tanda-tanda kesulitan dalam bernafas seperti terbatuk-batuk,
stridor, wheezing, gelisah, sianosis.
Langkah 2:
 Bila terdapat tanda-tanda kesulitan bernafas beri bantuan ventilasi, bila ventilasi 1
tidak membuat dada mengembang atau tiupan yang kita berikan terasa berat,
lakukan sandwich maneuver.
Langkah 3:
 Tahan kepala dan badan bayi di antara kedua lengan anda dengan manuver
sandwich.
 Tundukkan kepala bayi dan istirahatkan lengan anda pada paha.
 Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari badannya.
Langkah 4:
 Lakukan back blow dengan kuat menggunakan tumit telapak tangan di antara dua
tulang belikat.
 Tahan kepala dan badan bayi di antara kedua lengan anda dengan manuver sandwich
setelah melakukan 5 back blow.
 Putar bayi sampai terlentang, istirahatkan di atas paha anda.
 Jaga agar kepala bayi lenih rendah dari badannya.
 Berikan 5 chest thrust pada separuh bawah sternum (tulang dada) sambil
menghitung dengan keras.
Langkah 5:
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap selesai satu rangkaian 5 back blow dan 5
chest thrust. Keluarkan dengan jari kelingking anda bila benda asing terlihat dalam
mulut.
 Bila benda asing dapat dikeluarkan , evaluasi nadi, sirkulasi dan pernapasan.
 Bila jalan napas tetap tersumbat dan bayi masih sadar, ulangi rangkaian sampai
benda asing keluar atau bayi tidak sadar.
DAFTAR PUSTAKA

Tim trauma service RSUD RSSA. 2013. Basic Life Support Programe. Life Support Training
Center.

Anda mungkin juga menyukai