Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arie Yuliyanti

NIM : 120011

JURNAL KEWARGANEGARAAN
PERTEMUAN I 9 SEPTEMBER 2020

1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1). 
Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga
negara menjadi baik ( good citizen) sesuai dengan Tujuan bernegara sebagaiman
tercantum pada pembukaan UUD 1945

2. Alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian dalam konteks


pendidikan nasional yang memiliki peran strategis bagi pembentukan karakter bangsa
di tengah heterogenitas masyarakat Indonesia. Realitas pluralitas dan heteroginitas
tersebut tergambar dalam prinsip Bhineka Tunggal Ika. Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai sentral dalam membangun kesatuan memiliki peran dalam membentuk
generasi muda sebagai mana pendapat Kerr (1999: 17) yang menyatakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan ditafsirkan secara luas mencakup persiapan peran dan
tanggung jawab pemuda sebagai warga negara melalui sekolah, pengajaran dan
pembelajaran. Pengertian tersebut menggambarkan Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki peran dalam membina warga negara Indonesia agar menjadi masyarakat
yang memahami tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
memegang prinsip Bhinneka Tunggal Ika, untuk itu PKn memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya mengembangkan masyrakat multikultural. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan
Mengingat masyarakat Indonesia yang sangat plural, maka Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membina keberagaman masyarakat
di Indonesia tersebut dengan mengintegrasikan pendidikan multikultural di dalamnya,
dengan demikian, tujuan dan urgensi pendidikan kewarganegaran berbasis
multikultural dalam membina keberagaman masyarakat Indonesia dapat tercapai
dengan Mengembangkan Kemampuan dan Membentuk Watak , Serta Peradaban
Bangsa Yang Bermartabat dalam Rangka Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
(UU RI No 20 Tahun 2003)

3. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Kewaganegaraan

Sumber Historis Pendidikan Kewarganegaraan

Presiden Soekarno dahulu kala pernah berkata bahwa "Jangan sekali-sekali


meninggalkan sejarah." Hal tersebut kemudian memiliki sebuah makna dimana dalam
setiap sejarah terdapat berbagai macam fungsi yang dimana penting dan akan
sangatlah berguna dalam rangka untuk membangun sebuah kehidupan karena dengan
sejarah maka kita akan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama dikemudian
hari. Dalam konteks tersebut maka sebuah sejarah akan berguna untuk membangun
kehidupan pada sebuah bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana lebih bijaksa di
masa depan. Kemudian, sebuah sejarah jugala sebuah guru pada kehidupan. Dalam
pendidikan kewarganegaraan kemudian diharapkan siswa akan mendapatkan berbagai
macam inspirasi yang dimana dapat digunakan untuk berpartisipas dalam sebuah
kegiatan untuk melakukan pembangunan bangsa yang dimana sesuai dengan apa yang
mereka sukai dengan menghindari berbagai macam perilaku yang bernuansa untuk
tidak mengulangi kembali kesalahan sejarah.

Sumber Sosiologis Pendidikan Kewarganegaraan

Sosiologi kemudian adalah sebuah ilmu yang dimana mempelajari kehidupan antar
manusia. Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian didalamnya sendiri terdapat
kajian yang dimana tedapat latar belakang, susunan, dan berbagi pola dari sebuah
kehidupan sosial yang dimana terdapat dari berbagai macam golongan dan juga
kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian disamping itu pula terdapat
berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga berbagai pembaharuan yang
dimana terdapat di dalam masayrakat. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian
diharapkan untuk dapt melakukan sebuah kajian terhadap struktur sosial, proses
sosial, dan berbagai macam perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat
diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila.

Sumber Politis Pendidikan Kewarganegaraan

Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi pada kehidupan
berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita mampu
unutk melakukan formulasi terhadap berbagai macam saran tentang upaya dan juga
sebuah usaha yang dimana kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan dari
kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai dengan nilai Pancasila.

4. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kerwarganegaraan diselengarakan di sekolah maupun Instansi Kantor,


yang bertujuan membentuk karakter masing-masing orang untuk menjadi warga
negara yang baik, bernegara dengan baik dan ikut berpartisipasi dengan bukti nyata
dalam pendidikan kerwarganeragaan dimasyarakat.
Seiring dengan dinamika bernegara dan bermasyarakat dalam menyikapi arus
informasi dari luar, dapat dijadikan suatu tolak ukur sejauh mana bangsa ini
mempraktekkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam menghadapinya terutama untuk
generasi muda yang masih dalam pencarian jati diri
Pentingnya kolaborasi antara generasi muda dengan pendahulunya dalam
mengaplikasikan Pendidikan Kewarganegaraan sehingga tujuan yang diinginkan
tercapai

5. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di masa depan

 Karena hancurnya berbagai macam nilai demokrasi yang dimana ada pada
masyarakat itu sendiri.

 Terjadi sikap pemudaran terhadap berbagai kehidupan kewarganegaraan dan juga


nilai komunitas pada masyarakat.

 Terjadi sebuah sikap kemunduran dari nilai toleransi yang dimana terjadi pada
masyarakat.

 Terjadi sebuah sikap pelemahan terhadap nilai yang dimana ada pada sebuah
keluarga.

 Terjadi sebuah sikap pemudaran yang dimana berada pada sebuah nilai kejujuran.
 Terjadi sebuah sikap maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
dimana terjadi pada masyarakat dalam melakukan penyelenggaraan terhadap
pemerintahan.

 Terjadinya sebuah kerusakan pada sistem dan juga kehidupan ekonomi. dan;

 Terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap nilai berbangsa dan juga


bernegara.

Anda mungkin juga menyukai