Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG

         

 2.      Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan dispnu akibat oksigenasi


yang tidak adekuat.
2. Aktivitas terganggu berhubungan dengan kelelahan akibat dispnu.
3. Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pitting
edema.
4. Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia & mual.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pitting edema.

2. 3.      Rencana Tindakan

D1.   Gangguan pola nafas berhubungan dengan dispnu akibat oksigenasi yang tidak
adekuat.

Tujuan : Pasien dapat bernafas normal.

Tindakan/ intervensi Rasional


Mandiri :
 
Pantau pemasukan/ pengeluaran.
Hitung keseimbangan cairan, Evaluator langsung status cairan. Peubahan tiba-tiba
catat kehilangan tak kasat mata. pada berat badan dicurigai kehilangan/ retensi
Timbang berat badan sesuai cairan.
indikasi.
Evaluasi turgor kulit,
Indikator langsung status cairan/ perbaikan
kelembaban membran mukosa,
ketidakseimbangan.
adanya edema dependen/ umum.
Kekurangan cairan mungkin dimanifestasikan oleh
Pantau tanda vital (tekanan hipotensi dan takikardi, karena jantung mencoba
darah, nadi, frekuensi, untuk mempertahankan curah jantung. Kelebihan
pernafasan). Auskultasi bunyi cairan/ terjadinya gagal mungkin dimanifestasikan
nafas, catat adanya krekels. oleh hipertesi, takikardi, takipnea, krekels, distres
pernapasan.
Kaji ulang kebutuhan cairan. Tergantung pada situasi, cairan dibatasi atau
Buat jadwal 24 jam dan rute diberikan terus. Pemberian informasi melibatkan
yang digunakan. Pastikan pasien pada pembuatan jadwal dengan kesukaan
minuman/ makanan yang disukai individu dan meningkatkan rasa terkontrol dan
pasien. kerjasama dalam program.
Hilangkan tanda bahaya dan
ketahui  dari lingkungan.
Dapat menurunkan rangsang muntah.
Berikan kebersihan mulut yang
sering.
Anjurkan pasien untuk minum
dan makan dengan perlahan Dapat menurunkan terjadinya muntah bila mual.
sesuai indikasi.
 
Kolaborasi :
Cairan dapat dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi,
Berikan cairan IV melalui alat
meskipun pembatasan cairan mungkin diperlukan
kontrol.
bila pasien GJK.
Pemberian antiemetik, contoh
Dapat membantu menurunkan mual/ muntah
proklorperazin maleat
(bekerja pada sentral, daripada di gaster)
(compazine), trimetobenzamid
meningkatkan pemasukan cairan/ makanan.
(tigan), sesuai indikasi.
Pantau pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi, Mengevaluasi status hidrasi, fungsi ginjal dan
contoh Hb/Ht, BUN/ kreatinin, penyebab/ efek ketidakseimbangan.
protein plasma, elektrolit.

D2.   intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan akibat dispnu.

         Tujuan : Pasien dapat beraktifitas tanpa bantuan orang lain.

Tindakan/ intervensi Rasional


Mandiri :
 
Kaji respon pasien terhadap aktifitas, perhatikan
Menyebutkan parameter
frekuensi nadi lebih dari 20 kali permenit diatas
membantu dalam mengkaji
frekuensi istirahat ; peningkatan TD yang nyata
respon fisiologi terhadap stres
selama/ sesudah aktifitas (tekanan sistolik
aktivitas dan, bila ada merupakan
meningkat 40 mmHg atau tekanan diastolik
indikator dari kelebihan kerja
meningkat 20 mmHg) ; dispnea atau nyeri
yang berkaitan dengan tingkat
dada;keletihan dan kelemahan yang berlebihan;
aktifitas.
diaforesis; pusing atau pingsan.
Teknik menghemat energi
Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan
mengurangi penggunaan energi,
energi, mis; menggunakan kursi saat mandi, duduk
juga membantu keseimbangan
saat menyisir rambut atau menyikat gigi,
antara suplai dan kebutuhan
melakukan aktifitas dengan perlahan.
oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ Kemajuan aktivitas bertahap
perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, mencegah peningkatan kerja
berikan bantuan sesuai kebutuhan. jantung tiba-tiba. Meberikan
bantuan hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.

D4.   Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pitting edema.

         Tujuan : Edema pada pasien hilang.

Tindakan/ intervensi Rasional


 
Mandiri :
Haluaran urine mungkin sedikit dan pekat
Pantau haluaran urine, catat jumlah (khususnya selama sehari) karena penurunan
dan warna saat hari dimana diuresis perfusi ginjal. Posisi telentang membantu
terjadi. diuresis; sehingga haluaran urine dapat
ditingkatkan pada malam/ selama tirah baring.
Terapi diuretik dapat disebabkan oleh
Pantau/ hitung keseimbangan
kehilangan cairan tiba-tiba/ berlebihan
pemasukan dan pengeluaran selam 24
(hipovolemia) meskipun edema/ asites masih
jam.
ada.
Buat jadwal pemasukan cairan,
digabung dengan keinginan minum Melibatkan pasien dalam program terapi dapat
bila mungkin. Berikan perawatan meningkatkan perasaan mengontrol dan kerja
mulut/ es batu sebagai bagian dari sama dalam pembatasan.
kebutuhan cairan.
Catat perubahan ada/ hilangnya edema sebagai
respons terhadap terapi. Peningkatan 2,5 kg
menunjukkan kurang lebih 2L cairan.
Timbang berat badan tiap hari.
Sebaliknya, diuretik dapat mengakibatkan
cepatnya kehilangan/ perpindahan cairan dan
kehilangan berat badan.
Pembentukan edema, sirkulasi melambat,
Ubah posisi dengan sering. Tinggikan gangguan pemasukan nutrisi dan imobilisasi/
kaki bila duduk. Lihat permukaan tirah baring lama merupakan kumpulan stresor
kulit, pertahankan tetap kering dan yang mempengaruhi integritas kulit dan
berikan bantalan sesuai indikasi. memerlukan intervensi pengawasan ketat/
pencegahan.
Auskultasi bunyi napas, catat Kelebihan volume cairan sering menimbulkan
penurunan dan/ bunyi tambahan, kongesti paru. Gejala edema paru dapat
contoh krekels, mengi. Catat adanya menunjukkan gagal jantung kiri akut. Gejala
peningkatan dispnea, takipnea, pernapasan pada gagal jantung kanan
ortopnea, dispnea noktural (dispnea, batuk, ortopnea) dapat timbul lambat
paroksimal, batuk persisten. tetapi lebih sulit membaik.

D5.   Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia &
mual.
         Tujuan : Nafsu makan pasien meningkat, supan nutrisi pasien adekuat.

Tindakan/ intervensi Rasional


Mandiri :
Pasien distres pernapasan akut sering anoreksia karena
dispnea, produksi sputum, dan obat. Selain itu, banyak pasien
Kajji kebiasaan diet,
PPOM mempunyai kebiasaan makan buruk, meskipun
masukan makanan saat
kegagalan pernapasan membuat status hipermetabolik dengan
ini. Catat derajat
peningkatan kebutuhan kalori. Sebagai akibat, pasien sering
kesulitan makan.
masuk RS dengan beberapa derajat malnutrisi. Orang yang
Evaluasi berat badan
mengalami emfisema serig kurus dengan perototan kurang.
dan ukuran tubuh.
Penurunan/ hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan
motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi umum) yang
Auskultasi bunyi usus.
berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan
makanan buruk, penurunan aktivitas, dan hipoksemia.
Berikan perawatan oral
sering, buang sekret, Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama
berikan wadah khusus terhadap nafsu makan dan dapat membuat mual dan muntah
untuk sekali pakai dan dengan peningkatan kesulitan napas.
tisu.
Dorong periode
istirahat semalam 1 jam Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan
sebelum dan sesudah mamberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori
makan. Berikan makan total.
porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu
penghasil gas dan napas abdomen dan gerakan diafragma, dan dapat
minuman karbonat. meningkatkan dispnea.
Hindari makanan yang
Suhu ekstrem dapat mencetuskan/ meningkatkan spasme
sangat panas atau
batuk.
sangat dingin.
Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun
Timbang berat badan tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
sesuai indikasi. Catatan : penurunan berat badan dapat berlanjut, meskipun
masukan adekuat sesuai teratasinya edema.

D6.   Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pitting edema.

         Tujuan : Edema hilang, kulit pasien kembali normal.

Tindakan/ intervensi Rasional


Mandiri :
 
Ubah posisi sering ditempat tidur/
Memperbaiki sirkulasi/ menurunkan waktu satu
kursi, bantu latihan rentang gerak
area yang mengganggu aliran darah.
pasif/ aktif.
Berikan perawatan kulit sering,
Terlalu kering atau lembab merusak kulit dan
meminimalkan dengan
mempercepat kerusakan.
kelembaban/ ekskresi.
Edema dependent dapat menyebabkan sepatu
Periksa sepatu kesempitan/ sandal
terlalu sempit, meningkatkan risiko tertekan dan
dan ubah sesuai dengan kebutuhan.
kerusakan kulit pada kaki.
Edema interstisial dan gangguan sirkulasi
Hindari obat intramuskuler. memperlambat absorbsi obat dan predisposisi
untuk kerusakan kulit/ terjadinya infeksi.
Kolaborasi :
 
Berikan tekanan alternatif/ kasur,
Menurunkan tekanan pada kulit, dapat
kulit domba, perlindungan siku/
memperbaiki sirkulasi.
tumit.

3. 4.      Evaluasi

Diagnosa evaluasi
S : Pasien sudah tidak mengeluh sesak nafas
lagi.
Gangguan pola nafas berhubungan
dengan dispnu akibat oksigenasi yang O : Nafas pasien mulai normal (RR 16-20
tidak adekuat. kali permenit).

  A : Masalah teratasi.

P:-
S : Pasien mengatakan bisa melakukan
aktivitas ringan tanpa bantuan orang lain
(BAB & BAK sendiri).
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelelahan akibat dispnu.
O : Pasien sudah dapat beraktivitas kembali.
 
A : Masalah teratasi

P:-
S : Pasien mengatakan edemanya sudah
mulai mengempis.
Gangguan keseimbangan volume cairan
berhubungan dengan pitting edema. O : Edema pada pasien sudah mulai hilang.

  A : Masalah teratasi

P:-
Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan S : Pasien mengatakan sudah tidak mual
tubuh berhubungan dengan anoreksia &
lagi.

O : Nafsu makan paien sudah mulai


mual. meningkat, pemasukan nutrisi sudah
adekuat.
 
A :  Masalah teratasi

P:-
S : Pasien mengatakan elastisitas kulitnya
sudah mulai membaik.
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan pitting edema. O : Edema pada pasien mulai hilang.

  A : Masalah tertasi

P:-

Anda mungkin juga menyukai