Seleksi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Lokal Malang Selection of Red Spinach (Amaranthus Tricolor L.) of Local Malang
Seleksi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Lokal Malang Selection of Red Spinach (Amaranthus Tricolor L.) of Local Malang
ABSTRAK ABSTRACT
Tanaman bayam merah mengandung nilai Red spinach contains better nutritional
gizi yang lebih baik dibandingkan dengan value compared to green spinach. Several
bayam hijau. Beberapa varietas bayam varieties of red spinach have also been
merah juga sudah dilepas. Sementara itu released. Meanwhile there are several types
ada beberapa jenis bayam merah lokal of local red spinach Malang have a larger
Malang yang berdaun lebih besar selain leaf in addition to thick and more red than
tebal dan warnya merahnya lebih tua the varieties that have been released.
dibandingkan dengan varietas yang sudah Selection of local red spinach Malang is
dilepas. Seleksi bayam merah lokal Malang intended to get the type of nutritional
ini dimaksudkan untuk mendapatkan jenis content higher than the red spinach whose
yang kandungan gizinya lebih tinggi status is already varieties. The research
dibandingkan dengan bayam merah yang was conducted in Sidomulyo Village, Batu
statusnya sudah varietas. Penelitian City of East Java Province. The study was
dilaksanakan di Desa Sidomulyo, Kota Batu conducted on June 2017-February 2018.
Provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian The research material consisted of 4 local
dilaksanakan pada Juni 2017-Februari genotypes of Malang (LKM 1, 2, 3 and 4)
2018. Materi penelitian terdiri dari 4 and 6 varieties (Mira, Amaranth, Red,
genotipa lokal Malang (LKM 1, 2, 3 dan 4) Delima, Red Beret and Rescha.To see the
serta 6 varietas (Mira, Amaranth, Red, potential of its production, the research was
Delima, Baret Merah dan Rescha. Untuk conducted using Randomized Block Design
melihat potensi produksinya, dilakukan 3 times of replication. The experimental
penelitian menggunakan Rancangan Acak parameters were tested with 5% BNJ test,
Kelompok ulangan 3 kali. Parameter then individual observation was done to
percobaan diuji dengan uji BNJ 5%. know the value of diversity and heritability.
Selanjutnya pengamatan individu dilakukan The experimental parameters observed
unutk mengetahui nilai keragaman dan were plant height, leaf color, flowering age,
heritabilitasnya. Parameter percobaan yang number of panicles, number of branches.
diamatai antara lain tinggi tanaman, warna The results of analysis indicated that the
daun, umur berbunga, jumlah malai, jumlah leaf color, flowering age, anthocyanin value
cabang. Hasil analisis menyatakan bahwa analysis, type of LKM 2, 3 and 4 are
dari karakter warna daun, umur berbunga, suggested for further study because the
analisis nilai antosianinnya, jenis LKM 2, 3 values are not different from the varieties
dan 4 disarankan untuk diteliti lebih lanjut that have been released by the government.
karena nilainya yang tidak berbeda dengan
varietas yang sudah dirilis pemerintah. Keywords: Diversity and Heritability, Plant
Breeding, Selection, Red Spinach
Kata kunci : Bayam Merah, Keragaman dan
Heritabilitas, Pemuliaan Tanaman, Seleksi
721
et al., 2015). Analisis keragaman dan minggu pertama hingga minggu ke enam
heritabilitas menggunakan metode Sutaryo terdapat pada bayam merah jenis Lokal 1.
dan Sudaryono (2010). Selanjutnya Jumlah daun pada jenis ini memiliki nilai
pengukuran nilai heritabilitas menurut terbanyak bila dibandingkan dengan jenis
Stanfield (1991, dalam Paramita et al., 2014 lainnya. Selain jenis Lokal 1 terdapat
dan Jameel et al., 2014)) beberapa jenis bayam yang memiliki nilai
tertinggi diatas rata-rata, jenis bayam ini
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu jenis Lokal 3 dan lokal 4. Bila
dibandingkan dengan ke tiga varietas
Jumlah Daun tersebut jenis bayam merah yang memiliki
Pengamatan jumlah daun dilakukan nilai jumlah daun paling rendah adalah jenis
pada minggu pertama hingga minggu ke bayam merah varietas Amaranth dan juga
enam agar dapat melihat adakah varietas Mira. Kedua varietas ini memiliki
pertumbuhan yang maksimal dalam sebuah nilai jumlah daun paling sedikit mulai dari
populasi bayam merah tersebut. Tabel 1 minggu pertama hingga minggu ke enam
menunjukkan rata-rata jumlah daun pada setelah panen.
tanaman bayam merah. Nilai tertinggi yang
diperoleh dari pengamatan jumlah daun
Bila dilihat dari grafik diatas maka nyata dengan varietas lainnya. Sedangkan
bayam merah jenis Lokal lebih memiliki nilai umur berbunga paling lambat terdapat pada
diatas rata-rata bila dibandingkan jenis varietas Lokal 2 yang juga berbeda nyata
bayam merah yang sudah varietas. dengan varietas lainnya, namun tidak
berbeda begitu nyata dengan beberapa
Warna Daun varietas seperti Red, Lokal 1, Lokal 3, dan
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Lokal 4.
bayam merah yang memiliki warna daun
merah sempurna tadalah varietas Delima Jumlah Malai Bunga
dan Mira. Jenis jenis lain yang diuji Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata
mempunyai warna daun yang cenderung jumlah malai bunga pada bayam merah.
seragam tiap populasinya, namun ada juga Semakin banyak jumlah malai maka
yang masih memiliki keragaman warna semakin banyak jumlah produksi benih.
perpopulasinya seperti pada varietas Mira, Jumlah malai bunga terbanyak adalah jenis
Rescha, Lokal 1, Lokal 4. bayam Lokal 2, varietas Mira, Lokal 3,
varietas Amaranth, dan Lokal 1 . Pada
Umur Berbunga pengamatan kali ini diketahui varietas
Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai tersebut tidak berbeda nyata bila
umur berbunga pada tanaman bayam dibandingkan dengan varietas lainnya.
merah. Nilai umur bunga tertinggi diperoleh Sedangkan jumlah malai bunga terendah
pada tanaman bayam merah dengan terdapat pada bayam merah varietas
varietas Delima, varietas tersebut berbeda Delima.
pertama nilai KVF dan KVG memiliki nilai 0,86%. Menurut Romadhoni et., al (2011)
terbaik sedangkan semakin lama maka bahwa faktor genetik berpengaruh pada
faktor lingkungan makin berpengaruh. peubah yang diamati dibanding dengan
Untuk nilai heretabilitas termasuk dalam faktor lingkungan sehingga seleksi yang
kategori tinggi pada minggu pertama hingga dilakukan pada peubah yang mempunyai
minggu ke lima, sedangkan minggu ke nilai heritabilitas yang tinggi tersebut akan
enam nilai heritabilitasnya termasuk dalam berpengaruh pada produktivitas tanaman.
kategori sedang yaitu sebesar 0,2%. Nilai KVF dan KVG dari ke 10 jenis
Adanya keragaman genetik yang tinggi bayam merah termasuk dalam kategori
merupakan syarat untuk melakukan seleksi agak rendah yaitu sebesar 21,12% yang
terhadap sifat yang diinginkan. Keragaman berarti masih adanya keragaman antar
genetik yang luas memudahkan pemilihan populasi walaupun tergolong agak rendah,
genotip-genotip unggul sesuai dengan sedangkan nilai heretabilitas termasuk
karakter yang diinginkan (Kartikaningrum kedalam kategori tinggi yaitu 0,83%. Nilai
dan Effendi, 2005) Tingginya nilai duga heritabilitas tinggi ini menunjukkan
heritabilitas dari karakter yang diamati bahwa pengaruh genetik lebih besar
menunjukkan bahwa faktor genetik sangat terhadap penampilan fenotipik dibandingkan
berpengaruh terhadap penampilan fenotipe dengan pengaruh lingkungan. Dengan
tanaman ( Ishak dan Gandanegara, 1998). demikian pada karakter tersebut dapat
Selanjutnya pada pengamatan jumlah dilakukan seleksi pada generasi awal.
daun diperoleh nilai koefisien variabel Dimungkinkan juga dilakukannya seleksi
fenotip dan koefisien variabel genetik pada dengan harapan untuk mendapatkan
minggu pertama hingga minggu ke enam kemajuan genetik yang cukup memadai
dari 10 jenis bayam merah diantaranya 6 (Yakub et., al, 2012).
varietas dan 4 lokal malang. Dari tabel Pada pengamatan jumlah malai daun
diatas dapat dilihat nilai KVF dan KVG dari diperoleh hasil nilai koefisien variabel
ke 10 jenis bayam merah tersebut tidak fenotip dan koefisien variabel genetik. Dari
beragam atau dalam kategori rendah tabel diatas dapat dilihat nilai KVF dan KVG
dibawah 25%, terutama pada minggu ke termasuk kedalam kategori agak rendah
tiga dan ke enam yang memiliki nilai KVF yaitu sebesar 34,58%. Bila dibandingkan
dan KVG terendah yitu sebesar 16,64% dan dengan pengamatan umur berbunga pada
15,47%. Sedangkan untuk nilai pengamatan jumlah malai masih tergolong
heretabilitas termasuk kedalam kategori memiliki nilai keragaman yang cukup tinggi,
kategori yang tinggi antara 0,72% hingga sedangkan untuk nilai heretabilitas