Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS KELOMPOK

“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Masalah Gangguan


Respirasi”

Oleh:

Himelda 21118001

Achmad Deliar N 21118002

Agung Kurniawan 21118003

Andii Saputra 21118004

Dosen Pembimbing : Yudi abdul Majid S.kep.,N.s.,M.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya
Laporan Kasus Kelompok Praktik Keperawatan Anak I ini dapat terselesaikan
dengan baik.Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak
yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Keperawatan Anak I.

Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes selaku pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
2. Ibu Anita Apriany.,S.Kep.,Ns.M.Bmd Selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang.
3. Bapak Marwan Riki Ginanjar,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Dosen
Penanggung jawab Mata Kuliah Keperawatan Anak I.
4. Ibu Murbiah S.Kep.Ns.,M.Kep. Selaku Pembimbing Lahan Praktik
Klinik Keperawatan Anak I.
5. Semua Pihak yang telah Membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang

Palembang,5 Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................
1.5 Metode Penulisan.........................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................
2.1 Pemasangan oksigen.......................................................................
2.1.1 Pengertian Tindakan Keperawatan........................................
2.1.2 Tujuan Tindakan Keperawatan...............................................
2.1.3 Gambar Alat dan Anatomi yang berkaitan..............................
2.1.4 Indikasi Tindakan Keperawatan .............................................
2.1.5 Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan..................................
2.1.6 Asuhan Keperawatan..............................................................
2.1.7 Persipan Tindakan Keperawatan.............................................
2.1.8 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Keperawatan........................
2.1.9 Daftar pustaka..........................................................................
2.2 Pemasangan Nebulizer....................................................................
2.2.1 Pengertian Tindakan Keperawatan........................................
2.2.2 Tujuan Tindakan Keperawatan...............................................
2.2.3 Gambar Alat dan Anatomi yang berkaitan..............................
2.2.4 Indikasi Tindakan Keperawatan .............................................
2.2.5 Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan..................................
2.2.6 Asuhan Keperawatan..............................................................
2.2.7 Persipan Tindakan Keperawatan.............................................
2.2.8 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Keperawatan........................
2.2.9 Daftar pustaka..........................................................................
2.3 Pemasangan Suction.....................................................................
2.3.1 Pengertian Tindakan Keperawatan........................................

2
2.3.2 Tujuan Tindakan Keperawatan...............................................
2.3.3 Gambar Alat dan Anatomi yang berkaitan..............................
2.3.4 Indikasi Tindakan Keperawatan .............................................
2.3.5 Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan..................................
2.3.6 Asuhan Keperawatan..............................................................
2.3.7 Persipan Tindakan Keperawatan.............................................
2.3.8 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Keperawatan........................
2.3.9 Daftar pustaka..........................................................................

3
“PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK”

1. PENGERTIAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan
fisiologismenurut hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk
proseskehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh.Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kebutuhanoksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada
jaringanotak dan apabila hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang
lamamaka akan menimbulkan kematian. Sistem yang berperan dalam
prosespemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem pernafasan,
sistempersarafan dan sistem kardiovaskuler.Masalah kebutuhan oksigen
merupakan masalah utama dalam halpemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Hal ini terbukti, pada seseorangyang kekurangan oksigen maka akan


mengalami hipoksia dan akan terjadikematian. Proses pemenuhuan kebutuhan
okigen pada manusia dapatdilkaukan dengan beberapa cara pemberian oksigen
melalui saluranpernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari adanya
sumbatan yangmenghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organpernafasan agar berfungsi secara normal.Oksigen adalah
salah satu komponen gas dan unsure vital dalam prosesmetabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-seltubuh (Mubarak,
2007).

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sistem (baik


kimia maupun fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel
tubuh(Mubarak, 2007). Terapi oksigen merupakan suatu tindakan yang
dilakukan dengan cara memberikan oksigen lembab pada pasien dengan
tujuan memberikan oksigen ke dalam jaringan tubuh, mengatasi hipoksemia,
menurunkankerja pernafasan, mengurangi kerja miokardium (Auliyati, 2008)

4
2. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Memperbaiki oksigenasi jaringanMeningkatnya persentase oksigen
pada udara inhalasi akan meningkatkan konsentrasi oksigen pada alveoli
dan kenaikan tekananoksigen di dalam darah. Terapi oksigen sangat
bermanfaat bila tekanan oksigen darah rendah (hypoxic – hypoxemia)

3. GAMBAR ALAT DAN ANATOMI TUBUH YANG BERKAITAN


1. Alat

5
2. Anatomi

6
4. INDIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pada kasus hipoksemia :Bayi dan anak – anak : PaO2
2. < 60 mmHg atau SaO2 < 90% (udararuangan)Neonatus : PaO2 < 50
mmHg atau SaO2< 88%2.Mencegah atau mengatasi hypoksia.
3. Penurunan PaCO2 dengan gejala dan tanda-tanda hypoksia :
dyspnea,tachypnea, gelisah, disorientasi, apatis, kesadaran menurun.
4. Keadaan lain : gagal nafas akut, shock, keracunan CO2
5. KONTRA INDIKASI TINDAKAN
KEPERAWATAN Tidak ada kontra indikasi absolute.
1. Kanul nasal : jika ada obstruksi nasal
2. Kateter nasofaringeal : jika terdapat fraktur basis
crania, traumamaksilofasial, dan obstruksi nasal.

7
6. ASUHAN KEPERAWATAN YANG BERKAITAN

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) IMPLENTASI (NIC)


KEPERAWATAN
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Monitor pernafasan:
pertukaran gas keperawatan selama 1 x 24 jam 1.Moniorkecepatan,irama,kedalaman
berhubungan diharapkan masalah bersihan jalan dan kesulitan bernafas
dengan napas kembali efektif dengan 2.Catat pergerakan
Ketidakseimbangan kriteria hasil : NOC (Respiratory dada,catatketidaksimetrisan,penggunaan
perfusi ventilasi INDIKASI
Status : Gas exchange A T otot-otot bantunafas dan retraksi
- Tekanan parsial 5 padaotot supracriviculas daninterkosta
oksigendi darah 3.Monitor sarutasi oksigenpada pasien
arteri (PaO2) yang terserasi
- Saturasi oksigen 5 4.Palpasikesimetrisanekspansi paru
- Keseimbangan 5 5.Monitor kelelahan otot-otot
ventilasidan diapragma denganpergerakan
perfusi parasoksikal
- Dispnea dengan 5 6.Kaji perlunya
aktivitasringan penyedotan jalan nafas denganauskulasi
nafas ronki diparu
Keterangan : 7.Monitor nilai fungsi paru,terutama
1 : Berat kavasitasvital paru,volume
2 : Cukup inspirasimaksimal,volumeekspirasi
3 : Sedang selama 1 detikdan FEVI/FVC
4 : Ringan sesuaidengan data yang tersedia
5. : Tidak ada gangguan 8.Monitor hasilpemeriksaan
ventilasimekanis, catatpeningkatan
tekananinspirasi dan penurunanvolume
tidal
9.Monitor hasil photothoraks

8
10.Berikan bantuan terapinafas jika
diperlukan

7. PERSIAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Indetifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan
pemberian oksigen
2. Mengkonfirmasi kesediaan informed consent
3. Perawat mencuci tangan
4. Persiapkan alat
8. PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN Tahap pra intraksi
1. Indetifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan
tindakan pemberian oksigen
2. Mengkonfirmasi kesediaan informed consent
3. Perawat mencuci tangan
4. Persiapkan alat
a. Kanul
1. Tabung oksigen dengan flow meter
2. Humidifier dengan cairan steril
3. Nasal kanul atau selang
4. Kasa jika perlu
b. Masker wajah
1. Tabung oksigen dengan flowmeter
2. Humidifier dengan cairan steril
3. Masker wajah
4. Karet pengikat

Tahap orientasi

9
5. Perawat memperkenalkan diri
6. Menjelaskan tujuan dan tindakan

Tahap intraksi

7. Perawat mendekatkan alat


8. Perawat mencuci tangan
9. Mengucapakan salam
10. Mengucapakan basmallah
11. Indentifikasi sambil melihat gelang idetitas pasien untuk
nama pasien,tanggal lahir,dst
12. Mendekatkan alat
13. Menjaga privasi pasien (menutup sampiran )
14. Mengatur posisi pasien

Tahap kerja

15. Mengatur peralatan oksigen dan humidifier


16. Cek apakah oksigen dapat mengalir secara bebas lewat
selang. Seharusnya tidak ada suara pada selang dan
sambungan tidak bocor. Seharusnya terdapat gebembung
udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat
air.perawat merasakan oksigen keluar dari kanul,masker.
17. Pasang atau berikan alat pemebrian oksigen yang sesuai
a. Kanul
1) Letakkan kanul pada wajah klien dengan lubang
kanul masuk kehidung dan karet pengikat ditarik
kebawah dagu
2) Jika kanul ingin berada pada
tempatnya,plasterkan pada bagian wajah
3) Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat
pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan.

10
b. Masker
1) Tempatkan masker kearah wajah klien dan
letakan dari hidung kebawah
2) Atur masker sesuai dengan bentuk wajah masker
harus menutup wajah sehingga sanagt sedit
oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi
dan dagu.
3) Ikatkan karet pengikat melingkar pada klien
sehingga masker terasa nyaman
4) Alasi karet dibelakang telinga dan diatas tulang
yang menonjol alas akan mencegah iritasi
masker.

Tahap terminasi

18. Mengucapakan hamdalah


19. Merapikan pasien
20. Membereskan alat
21. Perawat mencuci tangan
22. documentasikan

11
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manusia.EGC : JakartaHidayat, A.Aziz Alimul. 2008.


Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi,Konsep dan Proses Keperawatan

Salemba Medika : JakartaNur Auliyati. 2008.

12
NEBULISASI

A. Pengertian Nebulisasi
Nebulasi adalah salah satu terapi inhalasi dengan menggunakan
alat bernama nebulizer. Alat ini mengubah cairan menjadi droplet aerosol
sehingga dapat di hirup oleh pasien. Obat yang di gunakan untuk nebulizer
dapat berupa solusio atau suspensi (Tanto, 2014).

Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk merubah obat dari


bentuk cair ke bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat
bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari
pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus.

B. Tujuan
1. Membuat sekret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
2. Memperlebar jalan napas agar pernapasan menjadi lebih lega
3. Membuat selaput lendir pada saluran napas menjadi lebih lembab
4. Mengobati peradangan pada saluran pernapasan bagian atas
5. Rileksasi dari spasme bronchial

C. Gambar Alat Dan Anatomi Tubuh Yang Berkaitan


1. Gambar Alat
a. Nebulizer

13
b. Nebulizer Cup

c. Selang

d. Masker

e. Mouthpiece

14
f. Obat Bronkodilator

2. Anatomi Tubuh Yang Berkaitan

Saluran pernapasan manusia terdiri dari


hidung,faring,laring,trakea,bronkus, bronkiolus dan alveolus. Dari
rongga hidung udara melewati faring, masuk ke laring. Laring
merupakan lempengan-lempengan tulang rawan yang dapat

15
menutup dan membuka glotis, yaitu celah yang menghubungkan
faring dan trakea. Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang
dilapisi selaput lendir dan sel-sel bersilia yang dapat menyaring
udara dari kotoran. Bronkus menghubungkan trakea dengan paru-
paru kanan dan kiri. Bronkus bercabang-cabang membentuk
bronkiolus. Paru-paru kanan terdiri dari 3 gelambir dan paru-paru
kiri terdiri dari 2 gelambir. Pada paru-paru bronkiolus bercabang-
cabang lagi menjadi alveolus . Pertukaran gas Oksigen dan karbon
dioksida terjadi di alveolus.

Mekanisme Pernapasan :
a. Pernapasan dada
 Fase inspirasi :
Otot antar tulang rusuk berkontraksi-tulang rusuk
terangkat-volume rongga dada membesar-tekanan
udara di paru-paru turun-udara masuk ke paru-paru

 Fase ekspirasi :
Otot antar tulang rusuk berelaksasi -tulang rusuk
tertekan-volume rongga dada mengecil-tekanan
udara di paru-paru naik-udara keluar dari paru-paru.

b. Pernapasan perut
 Fase inspirasi :
Otot diafragma berkontraksi-diafragma mendatar-
volume rongga dada membesar-tekanan udara di
paru-paru turun-udara masuk ke paru-paru.

 Fase ekspirasi :
Otot diafragma berelaksasi -diafragma cembung ke
atas-volume rongga dada mengecil-tekanan udara di
paru-paru naik-udara keluar dari paru-paru.
Pernapasan dada dan perut dilakukan bersama-sama
pada saat kita bernapas secara biasa. Oksigen yan

16
dihirup digunakan untuk proses pembakaran zat
makanan di dalam sel-sel tubuh untuk menghasilkan
energi yang disebut proses oksidasi biologi.

D. Indikasi Tindakan Keperawatan


1. Diagnosa Medis
a. Asma Bronkialis
b. Penyakit Paru Obstruksi Kronik
c. Sindroma Obstruksi Post TB
d. Mengeluarkan dahak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

E. Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan


1. Riwayat alergi
2. Fraktur di daerah hidung, maxilla, palatum oris
3. Kontraindikasi dari obat yang digunakan untuk nebulisasi
4. Pasien yang tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan
prosedur ini, membutuhkan pemakaian mask /sungkup : tetapi
mask evektifitasnya berkurang secara signifikan.
5. Medikasi nebulizer kontra indikasi pada keadaan dimana suara
nafas tidak ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer
diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan
positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan atau memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam
saluran nafas.
6. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability
harus dengan perhatian ketika diinhalasi, katekolamin dapat
meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.

17
7. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
intermittent positive pressure breathing ( IPPB ), sebab IPPB
mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

F. Asuhan Keperawatan Yang Berkaitan

No. DIAGNOSE NOC NIC


1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan
tindakan keperawatan nafas :
bersihan jalan napas
selama 2x24 jam, pasien 1. buka jalan nafas
diharapkan masalah dengan teknik chin
keperawatan lift dan jaw thrust
Batasan
ketidakefektifan bersihan sebagaimana
karakteristik : jalan napas teratasi mestinya
1. batuk yang tidak NOC : “status pernafasan 2. posisikan pasien
efektif : kepatenan jalan nafas” untuk memksimalkan
2. perubahan Indikator A T ventilasi
frekuensi napas 3. identifikasi
1. frekuensi 3 5 kebutuhan actual /
3. perubahan pola pernafasan potensial pasien
napas
4. dyspnea untuk memasukan
2. irama 3 5
5. Gelisah alat membuka jalan
pernafasan
6. Sputum dalam nafas
jumlah yang 3. kedalaman 3 5 4. lakukan fisioterapi
berlebihan inspirasi dada sebagaimana
7. suara napas mestinya
4. kemampuan 3 5 5. buang secret
tambahan untuk dengan memotivasi
mengeluarkan klien untuk
secret melakukan batuk
Factor yang atau menyedot lendir
berhubungan : 5. suara nafas 3 5 6. Auskultasi suara
tambahan nafas, catat area yang
1. hyperplasia pada ventilasinya menurun
dinding bronkus atau tidak ada dan
Keterangan :
adanya suara nafas
2. mucus berlebihan 1. deviasi sangat berat dari
tambahan
kisaran normal
Sekresi yang 7. lakukan
2. deviasi yang cukup
penyedotan melalui
tertahan berat dari kisaran normal endotrakea atau
3. deviasi sedang dari nasotrakea
3. spasme jalan
kisaran normal sebagaimana
napas 4. deviasi ringan dari mestinya

18
4. infeksi kisaran normal 8. kelola pemberian
5. tidak ada deviasi dari obat bronkodilator
kisaran normal sebagaimana
mestinya
9. kelola nebulizer
ultrasonik
sebagaimana
mestinya
10. kelola udara atau
oksigen yang di
lembabkan
sebagaimana
mestinya
11. posisikan untuk
meringankan sesak
nafas
12. monitor status
pernafasan dan
oksigenisasi
sebagaimana
mestinya

G. Persiapan Tindakan Keperawatan


1. Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang
memungkinkan klien ventilasi dan pergerakan diafragma maksimal
2. Kaji suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen
sebelum medikasi diberikan
3. Kaji heart rate selama pengobatan, jika heart rate meningkat 20x
per menit, hentikan terapi nebulizer, heart fetus harus dikaji
4. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar,
lakukan perlahan, napas dalam dam tahan napas saat inspirasi
puncak beberapa saat.

H. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

19
NO PROSEDUR
1. PENGKAJIAN
1.1. Memberikan salam terapeutik
1.2. Mengkaji obat-obatan yang digunakan (albuterol : ventolin ®, proventil
® atau airet ® atau atrovent ®)
1.3. Kaji riwayat alergi dan hipersensitivitas
1.4. Mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan
2. PERSIAPAN
2.1. Cuci Tangan

2.2. Persiapan alat :


 Set Nebulizer portable :

N
e
b
ulizer Nebulizer Cup Selang

 Masker atau mouthpiece

Masker
Mouthpiece
 Bengkok 1 buah
 Syringe atau pipet

20
 Tissue

 Obat bronkodilator
 NaCl 0,9%
2.3. Persiapan lingkungan :
a. Mengatur pencahayaan ruangan
b. Memasang tirai (untuk menjaga privasi klien)

3. PELAKSANAAN
3.1. Cuci tangan

3.2. Dekatkan alat ke dekat klien dan alat compressor nebulizer pada area
yang datar
3.3. Buka bagian atas cup nebulizer
3.4. Masukkan obat-obatan yang digunakan ke dalam cup nebulizer
Obat yang dimasukkan sesuai jumlah yang dibutuhkan ke dalam cup
nebulizer secara hati-hati hingga batas maksimal (apabila terjadi
perubahan warna atau menjadi kristal, segera buang dan ganti dengan

obat yang baru)

21
3.5. Hubungkan bagian atas cup nebulizer dengan cup mouthpiece atau
masker
3.6. Sambungkan selang aerosol dengan compressor nebulizer

3.7. Nyalakan compressor nebulizer


3.8. Posisikan klien dikursi dengan nyaman

3.9. Jika menggunakan masker, perhatikan posisi yang nyaman dan aman
untuk muka klien (ukuran masker disesuaikan dengan kebutuhan)

22
3.10. Jika menggunakan mouthpiece, letakkan antara gigi dan bibir

3.11. Tarik nafas dalam melalui mulut. Jika memungkinkan tahan nafas 2-3
detik untuk memfasilitasi obat masuk ke saluran pernafasan
3.12. Lanjutkan tindakan sampai obat habis (kurang lebih 7-10 menit)
3.13. Jika klien merasa pusing, hentikan tindakan dan istirahatkan sekitar
5 menit. Kemudian lanjutkan kembali tindakan sambil bernafas
secara perlahan-lahan
3.14. Matikan compressor nebulizer
3.15. Informasikan untuk menarik nafas dalam dan batuk untuk
membersihkan sekresi di saluran pernafasan
3.16. Setelah digunakan lepaskan masker atau mouth piece. Pindahkan selang
dan rapikan disekitarnya. Selang tidak boleh dicuci atau dibilas. Bilas
masker atau mouthpiece dan bagian penghubung dengan air hangat
3.17. Keringkan masker atau mouthpiece dengan tissue atau diangin-anginkan
3.18. Rangkai kembali bagian-bagian tersebut seperti semula dan bereskan alat
3.19. Cuci tangan
4. EVALUASI
4.1. Respon klien setelah tindakan
4.2. Menanyakan kepada klien apa yang dirasakan setelah tindakan
5. DOKUMENTASI
5.1. Mencatat semua yang dilakukan dan respon klien selama prosedur
5.2. Catat pada catatan keperawatan, keterampilan yang diajarkan dan
kemampuan klien menggunakan nebulizer

23
5.3. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
5.4. Catatan menggunakan tinta atau ballpoint dan tidak ada bekas penghapus

24
DAFTAR PUSTAKA

Aisyarini, D. (2016). Pemberian Nebulizer dan Batuk Efektif Terhadap Status


Pernafasan pada Asuhan Keperawatan Tn. A dengan COPD, 111.

Akinbami, dkk. (2011). Trends in asthma prevalence, health care use, and
mortalityin the United State, 1–8. Asmadi. (2008).

Konsep Dasar Keperawatan. (E. A. Mardella, Ed.). Jakarta: EGC


Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

25
“SUCTIONING PADA ANAK”

1. PENGERTIAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Suction (penghisapan) adalah aspirasi sekresi, seringkali melalui suatu
kateter karet atau yang dihubungkan kesuatu mesin penghisap (penghisap
portable atau dinding). Ada beberapa jenis suction, yaitu oropharingeal suction,
nasopharyngeal suction dan endotracheal suction. Oropharingeal suction dan
nasopharyngeal suction adalah pengangkatan sekresi dari saluran pernapasan
atas.

Oropharingeal suction dilakukan melalui mulut hingga kebagian


belakang tenggorokan. Sedangkan nasopharyngeal suction dilakukan dengan
cara menginsersikan suction melalui salah satu lubang hidung. Pada anak-anak
umumnya dilakukan oral suction, sebab lubang hidungnya terlalu kecil untuk
dimasukan keteter suction.

2. Tujuan tindakan keperawatan


1. Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih
2. Untuk mengeluarkan secret pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan secret sendiri.
3. Diharapkan suplay oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat
3. GAMBAR ALAT DAN ANATOMI TUBUH YANG BERKAITAN
1. alat

26
27
28
2. anatomi

4. INDIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. hasil auskultasi : ditemukan suara creackels dan ronkhi
2. nadi dan laju pernafasan meningkat
3. ditemukan adanya mucus pada saluran nafas
4. pasien yang koma
5. pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan
6. bayi atau anak dibawah umur 2 tahun
5. KONTRA INDIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pasien dengan stridor
2. Pulmonary oedem

29
3. Post pneumonectomy
6. ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI


KEPERAWATAN (NIC)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Respiratory
bersihan jalan tindakan keperawatan Management -
napas berhubungan selama 3 x 7 jam Pantau rate, irama,
dengan akumulasi diharapkan masalah kedalaman, dan
sekret. bersihan jalan napas usaha napas.
kembali efektif dengan - Perhatikan
kriteria hasil :
INDIKASI A T gerakan dada,
- Frekuensi 5 amati kesimetrisan,
dalam batas penggunaan otot
normal (16 – aksesoris. -
24 x/menit) Monitor suara
- Irama dan 5 napas tambahan
kedalaman - Monitor pola
napas napas : bradipnea,
- 5 hiperventilisasi b.
Kemampuan Airway
untuk Management
mengeluarka - Berikan posisi
n secret 5 yang nyaman
- Suara - Lakukan
napas 5 penghisapan lendir
tambahan
(suction) sesuai
- Akumulasi 5
kebutuhan pasien
sekret
- Kolaborasi dalam
pemberian
broncodilator

30
- Penggunaan c. Airway
otot bantu Suctioning
napas - Aukultasi suara
napas sebelum dan
sesudah dilakukan
suction
- Gunakan aliran
rendah untuk
menghilangkan
secret
- Monitor status
oksigen pasien dan
status
hemodinamik.

Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada gangguan

7. PERSIAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan
2. Perawat mencuci tangan
3. Persiapan alat
8. PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Fase Pra
31
Interaksi
1. Mengecek/verifikasi indikasi dilakukan penghisapan lendir : adanya
suara gurgling seperti berkumur-kumur.
2. Mempersiapkan alat :
Kateter penghisap (dilengkapi dengan alat penutup/pembuka) sesuai ukuran,
mesin penghisap (suction), bak instrumen steril (untuk penghisapan trakea atau
trakeastomi), sarung tangan bersih ( steril untuk pengisapan trakea dan
trakeastomi), kom air desinfektan, air atau normal

32
salin dalam kom bersih, handuk/tissue, pelumas/jelly, tong spatel, bengkok, set
oksigen

Fase Interaksi

3. Mengucapkan salam terapeutik


4. Melakukan evaluasi/validasi
5. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
6. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
7. Menjaga privacy klien
Fase Kerja
8. Cuci tangan
9. Mengukur tanda-tanda vital
10. Memeriksa fungsi mesin penghisap/suction
11. Memberikan oksigen sebelum melakukan penghisapan
12. Memakai sarung tangan bersih dan memberi pelumas/jelly
13. Mengatur posisi klien yang benar :
- Klien sadar untuk penghisapan oral pada posisi semi fowler dengan
menoleh ke satu sisi
- Klien sadar untuk penghisapan nasal pada posisi semi fowler dengan
leher hiperekstensi
- Klien tidak sadar pada posisi berbaring miring menghadap perawat
14. Menempatkan handuk dibawah dagu klien]
15. Menghubungkan satu ujung selang penghubung dengan mesin
penghisap, ujung lain dengan kateter suction. Isi kom dengan air
matang/normal salin
16. Menghidupkan mesin. Menguji mesin penghisap dengan mencoba
menghisap air kom
17. Buka mulut dengan tong spatel, lalu masukkan kateter penghisap
dengan tangan dominan kedalam mulut sepanjang garis gusi ke faring
tanpa menutup tubing

33
18. Lakukan penghisapan/suction dengan menutup tubing dan keluarkan
dengan berputar (jangan melakukan penghisapan lendir lebih dari 10-15
detik)
19. Memberikan oksigen setelah melakukan penghisapan
20. Membilas suction kateter dengan penghisap air didalam kom sampai
selang penghubung bersih dari sekresi/lendir. Bila kateter masih
diperlukan, merendamnya dalam cairan desinfektan
21. Mematikan mesing penghisap
22. Melepaskan sarung tangan lalu buang ke bengkok
23. Bereskan alat dan rapihkan klien
24. Cuci tangan
Fase Terminasi
25. Mengevaluasi respons klien
26. Merencanakan tindak lanjut
27. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat, topik)
28. Mendokumentasikan tindakan dan respon klien

34
DAFTAR PUSTAKA

American Association for Respiratory Care, 2010. Endotracheal Suctioning of


Mechanically Ventilated Patients With Artifi cial Airways 2010,
(Online),(http:// rcjournal.com/cpgs/pdf., diakses tanggal 4 Agustus 2020)

.
Apperley, Thomas H. 2006. Simulation & Gaming. Parkville: Sage Publications.

Arikunto, S. (2012).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Black, Joyce M &
Hawks, Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Singapore:
Elsevier.

35

Anda mungkin juga menyukai