Anda di halaman 1dari 3

Struktur jaringan saraf

Ada berbagai macam jaringan penyusun tubuh hewan. Tiap-tiap jaringan itu memiliki struktur
dan fungsi yang khas. Kumpulan jaringan akan membentuk organ, dan kumpulan organ akan membentuk
sistem organ penyusun tubuh hewan. Hewan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu invertebrate dan vertebrata. Perbedaan keduanya dapat
dilihat dari organ yang dimiliki oleh keduanya.

Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem saraf mengatur dan


mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua bagian: sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang, dan percabangan saraf perifer dari sistem saraf tepi (SST).
Jaringan ini terdiri dari neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan mengirimkan impuls, dan neuroglia,
yang juga dikenal sebagai sel-sel glial atau lebih sering hanya sebagai glia (dari bahasa Yunani, yang
berarti lem), yang membantu penghantaran impuls saraf serta memberikan nutrien bagi neuron.

Pada hewan invertebrate tidak memiliki tulang belakang, memiliki susunan saraf yaitu di otak
dan
Simpul saraf (ganglion), memiliki peredaran darah sistem terbuka (kecuali cacing). Sedangkan pada
hewan vertebrata memiliki tulang belakang, memiliki susunan saraf yaitu saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan saraf tepi (serabut saraf), memiliki sistem peredaran darah sistem tertutup.

a) Mekanisme Kerja Saraf Pada Invertebrata


a. Porifera
Porifera adalah hewan invertebrate akuatik yang memiliki banyak saluran air atau pori-pori di
permukaan tubuhnya. Hewan ini disebut hewan spons (sponge). Porifera termasuk hewan multiseluler
yaitu hewan yang tubuhnya tersusun atas banyak sel. Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan
organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori (ostium) yang
merupakan celah masuknya air ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih lebar yang disebut
spongocoel.Dari spongocoel, air kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas)
tubuh.

Tidak semua avertebrata memiliki sistem saraf.Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera
tidak
memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap
stimulus yang diterima tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya.Hewan bersel satu
seperti Amoeba dan Paramecium meskipun tidak memiliki urat saraf tapi protoplasmanya dapat
melakukan segala kegiatan sebagai makhluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya.

Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, tetapi apabila mendapatkan rangsang yang
berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang tersebut akan diteruskan dari sel ke sel
secara lambat.

b. Coelenterate/cnidaria
Ubur-ubur merupakan salah satu contoh hewan yang termasuk kelompok coelenterate. Coelenterate
adalah hewan berongga/penyengat. Tubuhnya tersusun atas banyak sel (multiseluler), bentuknya
menyerupai kantung dengan berbagai tentakel di sekitar mulut. Coelenterate tersusun atas dua lapis
jaringan (diploblastic) yaitu ectoderm dan endoderm. Sistem Saraf Sistem saraf coelenterata merupakan
sistem saraf sederhana berbentuk jala. Berfungsi untuk mengatur pergerakan dan menanggapi rangsangan.
Pusat dari sistem saraf coelenterata adalah rongga mesoglea.

c. Plathyhelminthes
Plathyhelminthes (cacing pipih) merupakan kelompok hewan yang struktur tubuhnya lebih maju
dibandingkan porifera dan coelenterate. Merupakan hewan tripoblastik, artinya sudah mempunyai tiga
lapisan tubuh (ectoderm, mesoderm, dan endoderm). Plathyhelminthes memiliki sistem saraf sederhana
(tangga tali). Sistem saraf cacing pipih terdiri atas ganglion dengan tali saraf tepi (ventral) yang melintang
dari ujung ke ujung tubuh.
Kedua tali saraf itu terhubung dengan bentuk seperti tangga tali, oleh karena itu sistem saraf ini
disebut sistem saraf tangga tali. Platyhelminthes memiliki bintik mata pada bagian kepala mereka. Bintik
mata ini memiliki sel-sel yang peka cahaya dan terhubung pada sistem saraf. Bintik mata ini membuat
cacing dapat membedakan antara gelap dan terang. Hal ini penting bagi mereka karena terang dapat
berarti ancaman terhadap dehidrasi, sehingga mereka cenderung menghindari cahaya terang.

d. Nemathelminthes
Nemathelminthes sering disebut dengan cacing gilig karena tubuhnya tidak terbagi menjadi segmen-
segmen. Bentuk tubuhnya bulat Panjang atau silindris. Sistem saraf berupa sepasang ganglion. Struktur
dari sistem sarafnya berbentuk ganglion cerebral (2 kelompok besar dari kumpulan sel saraf) serta truncus
nervosus (berkas saraf kecil longitudinal). Sistem sarafnya terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi
esofagus. Cincin saraf tersebut berhubungan dengan 6 saraf anterior serta beberapa saraf posterior. Pada
setiap sisi cincin saraf ada 6 ganglion saraf.

e. Annelida
Annelida dikenal juga dengan istilah cacing gelang, bahkan disebut juga cacing bersegmen. Annelida
merupakan hewan triploblastic, artinya sudah mempunyai tiga lapisan tubuh (ectoderm, mesoderm, dan
endoderm). Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan
dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang
syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
 Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
 Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”
 Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf

f. Mollusca
Mollusca merupakan hewan yang memiliki tubuh lunak. Mollusca merupakan hewan triploblastic
selomata. Umumnya tubuh dilindungi oleh cangkang yang mengandung CaCO 3. Habitatnya di air tawar
dan air laut. Tubuhnya mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan. Sistem saraf Mollusca terdiri dari
cincin saraf yang mengelilingi esofagus dan serabut saraf lainnya dengan menyebar dari cincin tersebut
untuk mempersarafi berbagai organ.

g. Arthropoda
Arthropoda adalah kelompok hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas. Arthropoda merupakan
kelompok hewan yang mempunyai jumlah paling besar. Kelompok hewan ini ditemukan hampir di semua
habitat. Merupakan hewan triploblastic selomata. Tubuh ditutupi oleh lapisan zat khitin, tubuh dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu: kaput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut). Sistem saraf arthropoda
berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada
berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia
berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih
besar berfungsi sebagai otak.
h. Echinodermata
Echinodermata adalah hewan yang kulitnya berduri. Merupakan hewan triploblastic selomata. Hidup
Di laut terutama sebagai pemakan bangkai, bersifat sesil atau menetap. Sistem saraf Echinodermata
dikenal dengan saraf plexus, Echinodermata tidak mempunyai otak dan hanya mempunyai cincin saraf
pusat (ring nerves) serta cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada lengan atau bagian tubuhnya
yang simetris radial tepatnya di bawah kulit mereka. Ini menyebabkan koordinasi yang terjadi dapat
berjalan lambat.

Walaupun begitu, Echinodormata  sensitif terhadap sentuhan, cahaya, suhu, dan keadaan air di
sekitarnya, karena pada umumnya Echinodermata mempunyai kaki tabung pada tubuhnya yang
membantunya dalam gerak dan juga pada kelompok tertentu ditemukan suatu bagian yang dinamakan eye
spot. Eye spot berupa kumpulan ocelli yang mengandung sel epitel berpigmen yang dapat merespon
cahaya dan terdapat sel sensori diantara itu.

Anda mungkin juga menyukai