Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMIAH

KONDISI DAN UPAYA MENINGKATKAN LITERASI DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Febri Surya Alam (14)
XI AK 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 13 BANDUNG


JL. SOEKARNO-HATTA NO.KM, RW.10, JATISARI, KECAMATAN BUAHBATU, KOTA
BANDUNG, JAWA BARAT 40286
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah Mata Pelajaran Kimia Instrumen yang
berjudul “kondisi dan upaya meningkatkan literasi di indonesia” dapat selesai seperti waktu yang telah
kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Makalah ini membahas tentang kondisi dan
upaya meningkatkan literasi di indonesia
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
maupun segi lainnya, oleh karena itu saran dan masukan sangat kami harapkan agar menjadi lebih baik
dari segi penyusunan, agar kami menjadi lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Bandung, Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
A. Kondisi Literasi di Indonesia.......................................................................................................2
B. Upaya Meningkatkan Literasi di Indonesia..................................................................................2
BAB III........................................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang.
Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, melihat dan berpendapat (Kuder
& Hasit, 2002). Literasi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis serta
menggunakan bahasa lisan. Perkembangan literasi pada anak prasekolah berada pada tahap literasi
dasar. Anak-anak prasekolah sering kali terlihat mencorat-coret kertas atau bahkan dinding dengan
huruf-huruf atau angka namun masih kurang jelas dan kurang tertata. Kuder & Hasit (2002)
menjelaskan bahwa pertama kali anak-anak memegang sebuah buku atau pensil melihat orang dewasa
membaca atau menulis, atau melihat papan nama rumah makan, maka anak tersebut sedang belajar
sesuatu tentang literasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku anak- anak tersebut telah
menunjukkan adanya tahap literasi dasar.
Anak-anak yang memperlihatkan kemampuan membaca yang baik akan menunjukkan sikap yang
lebih positif dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki masalah dalam kegiatan membacanya
(Mullis, dalam Hayat & Yusuf 2010). Namun, minat membaca di Indonesia masih rendah. Hal ini
diketahui dari beberapa hasil penelitian bertaraf internasional yang telah diikuti oleh Indonesia untuk
dapat mengetahui kondisi bangsa Indonesia jika disejajarkan dengan negera-negara lain di dunia.
Hayat ( National Research Coordinator PISA & Timss) dan Dr. Yusuf seorang IEA Quality
Control Monitor PIRLS, (dalam Hayat & Yusuf, 2010), menjelaskan beberapa hal mengenai hasil
penelitian internasional yang dilakukan di Indonesia. Studi dalam siklus lima tahunan yang
dilaksanakan oleh IEA (international Assocition for Evaluation of Education Achievement) yang
telah dilaksanakan di Indonesia pada tahun 1999 dan 2006 menunjukkan bahwa studi pada tahun
1999 diketahui bahwa ketrampilan membaca kelas IV Sekolah Dasar di Indonesia berada di tingkat
terendah di Asia Timur. Studi ini melaporkan bahwa siswa Indonesia hanya mampu menguasai 30%
dari materi bacaan karena
mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal yang memerlukan pemahaman dan penalaran. Hasil
studi tahun 2000 mengungkapkan bahwa kemampuan literasi membaca siswa di Indonesia
digolongkan sangat rendah dibandingkan dengan siswa seusia mereka yang ada di manca negara.
Hasil ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian PIRLS (Progress in International Reading Literacy
Study) 2006 juga menunjukkan rendahnya kemampuan membaca siswa di Indonesia yaitu terendah
kelima dari urutan terbawah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi literasi di Indonesia saat ini?
2. Bagaimana cara meningkatkan literasi di Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kondisi literasi di Indonesia saat ini
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan literasi di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Literasi di Indonesia


UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca
sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan,
hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central
Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60
dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di
atas negara-negara Eropa.
60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan
gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif
smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan
menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan
Amerika.
Data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget
kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada
di urutan ke 5 dunia. sepanjang hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter yang berdomisili di ibu kota
Indonesia ini paling padat melebihi Tokyo dan New York. Laporan ini berdasarkan hasil riset
Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.

B. Upaya Meningkatkan Literasi di Indonesia


1. Budayakan membaca di sekolah
Membaca disekolah merupakan salah satu cara membangun budaya literasi. Sekolah
adalah sarana pendidikan formal, sehingga sekolah bisa dijadikan tempat dalam membudayakan
membaca. Ini terkait pada peran guru untuk menerapkan pelajaran yang berbasis literasi. Belajar
Bahasa Indonesia cocok untuk membiasakan literasi karena terdapat kompetensi dasar membaca
dan menulis, begitu pula untuk keseluruhan mata pelajaran.
2. Optimalkan peran perpustakaan
Peran Perpustakaan juga penting untuk membangun budaya literasi. Memaksimalkan peran
perpustakaan sangat penting untuk meningkatkan gerakan dan budaya literasi. Semua upaya harus
dilakukan, dan menjadikan perpustakaan dioptimalkan tak hanya yang ada di sekolah.
3. Hadiah buku
Memberikan hadiah buku, membuat mereka membaca buku secara tidak langsung Yang harus
dibiasakan agar terciptanya budaya literasi adalah membiasakan memberi buku sebagai hadiah.
Seperti kado ulang tahun untuk pasangan atau sahabat, secara tidak langsung kamu mengajak
mereka untuk membaca.
4. Buku harian
Menulis Diari biasanya orang yang membaca dengan baik. Membiasakan menulis juga bisa di
mulai dari menulis diari, atau zaman sekarang itu blog. Jadi, orang yang terampil menulis
biasanya pembaca yang baik.
5. Karya tulis
3

Karya tulis dari riset dan memajukan budaya literasi membaca. Cara membangun budaya literasi
adalah menghargai karya tulis. Tulisan itu akan didapat melalui riset menjadi relevan diterapkan
untuk mengatasi persoalan. Menghargai karya tulis adalah salah satu langkah dalam memajukan
budaya literasi di Indonesia.
Merekrut dan meningkatkan kualitas guru sejalan dengan Kesepakatan Muscat (Muscat
Agreement), sebuah perjanjian yang disepakati pada 2014 oleh delegasi pertemuan Global
Education for All yang diselenggarakan UNESCO di Muscat, Oman. Salah satu targetnya adalah:
semua negara memastikan bahwa pada 2030, seluruh pelajar dididik oleh guru-guru yang
memenuhi kualifikasi, terlatih secara profesional, memiliki motivasi, dan mendapatkan
dukungan.
Mengatasi masalah gizi sedini mungkin. Peningkatan anggaran pendidikan tanpa
perbaikan gizi anak ternyata tidak berdampak terhadap peningkatan kecerdasan dan prestasi
belajar–ditandai oleh peningkatan nilai PISA yang tidak signifikan. Karena itu alokasi anggaran
pendidikan yang cukup besar (untuk tahun 2018 sebesar Rp441 triliun) sebagian perlu dialihkan
untuk program perbaikan gizi melalui penyediaan makanan tambahan di sekolah mulai dari
Pendidikan Anak Usia Dini sampai sekolah menengah atas.
Membangun dan meningkatkan infrastruktur pendidikan terutama penyediaan listrik,
perpustakaan, lab komputer dan akses terhadap internet serta peningkatan infrastruktur ICT yang
saat ini tertinggal di ASEAN.
Memasukkan kembali buku bacaan wajib ke dalam kurikulum. Untuk menjamin
ketersediaan buku bacaan bermutu, maka fungsi penerbit milik negara Balai Pustaka perlu
dikembalikan ke posisi sebelumnya sebagai penerbit dan penyedia buku bacaan bermutu bagi
sekolah-sekolah.
4
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis serta menggunakan bahasa lisan. Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah
Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung
membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Upaya meningkatkan literasi di
Indonesia dapat dilakukan dengan cara Budayakan membaca di sekolah, optimalkan peran
perpustakaan, hadiah buku, buku harian, karya tulis, dan masih banyak yang lainnya

B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga dapat membantu siswa dalam memahami
kondisi dan upaya meningkatkan literasi di Indonesia serta dapat membantu menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan judul serta aplikasinya dalam kehidupan.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/20350/2/RIA_BAB_I.pdf
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-
cerewet-di-medsos/0/sorotan_media#:~:text=Fakta%20pertama%2C%20UNESCO%20menyebutkan
%20Indonesia,1%20orang%20yang%20rajin%20membaca
https://merahputih.com/post/read/budaya-literasi-penting-bagaimana-cara-membangun-budaya-literasi
https://theconversation.com/yang-harus-dilakukan-untuk-meningkatkan-tingkat-literasi-indonesia-83781

Anda mungkin juga menyukai