B. Macam-macam Kurikulum
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam
dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada
sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi,
sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara
para murid belajar di kelas.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.
Kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia yaitu Kurikulum Tahun 2013, di
mana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis Kompetensi, akan tetapi
masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang
mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap peserta didik itu memiliki
potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan, sehingga kelak potensinya
tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik nantinya dalam bermasyarakat.
Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta didik berada pada posisi
sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru hanya sebagai fasilitator
saja.
Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu lebih diutamakan, sehingga
potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik menjadi lebih tersalurkan dan dapat
berkembang. Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan
proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa
depan.
Kelebihannya adalah :
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan
bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-
masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung
secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu,
bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
4. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented).
Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra
seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan
berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar
dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh
melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
Kekurangannya adalah :
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi
merupakan ” a complex combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in the
context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang menggunakan
paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan
dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
Kelebihannya adalah :
2. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena beban belajar yang
berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
3. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada serta minimnya kualitas guru dan sekolah.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep,
penyusunannya, maupun prakteknya di lapangan.
Kelebihannya adalah :
1. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter
juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
3. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
4. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-
pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara
terus menerus.
Kekurangannya adalah :
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
a. KBK 2004:
4. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
6. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
b. KTSP 2006:
1. Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih
dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
4. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
6. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
c. Kurikulum 2013:
3. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
6. Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru