Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mutia Azzahra

Kelas : 6J
Matkul : Inovasi Pembelajaran
Nim : 1801025139

A. Pengertian Belajar
Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi karena
adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-
perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif.
Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan
dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya
Menurut Slavin pengertian belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari
pengalaman. Sedangkan menurut Gagne pengertian belajar merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku
(Catharina Tri Anni (2004).
Pengertian belajar menerut Cronbach memberikan definisi :“Learning is shown by a change
in  behavior as a result of experience”. (Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku
sebagai hasil dari pengalaman). Harold Spears memberikan batasan pengertian belajar
sebagai:“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”. (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan). Sedangkan Geoch, memberi batasan pengertian belajar
sebagai : “Learning is a change in performance as a result of practice”. (Belajar adalah perubahan
dalam penampilan sebagai hasil praktek. (Sardiman A.M, 2005:20)
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan
perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1) Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan
2) Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu
yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4) Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5) Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan
perubahan.
6) Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian
yang melekat dalam dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi
termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai
“Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori
Belajar”.
Benyamin S. Bloom (1956) mengemukakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil
belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta
tingkatan aspek-aspeknya.
1) Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
 Pengetahuan (Knowledge).
 Pemahaman (Comprehension).
 Penerapan (Aplication)
 Penguraian (Analysis).
 Memadukan (Synthesis).
 Penilaian (Evaluation).
2) Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
 Penerimaan (receiving/attending).
 Sambutan (responding)
 Penilaian (valuing).
 Pengorganisasian (organization).
 Karakterisasi (characterization)
3) Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi
psikis. Kawasan ini terdiri dari:
 Kesiapan (set)
 Meniru (imitation)
 Membiasakan (habitual)
 Adaptasi (adaption)

B. Pengertian Pembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu
seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping tercipta proses
belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya
Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke
arah yang lebih baik.
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa. Sedangkan menurut  Duffy dan Roehler (1989) pengertian pembelajaran adalah
suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuan kurikulum. 
Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkingan belajar.

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang perilaku hasil belajar
( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah
si pelajar mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan
siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan
hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam
petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan
yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain
peran.
b) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati,
dan
c) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau
jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung
utama.

D. Menurut Dimyati (2009:42) prinsip-prinsip belajar itu adalah sebagai berikut:


1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya
perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan
timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut
atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat melakukan kegiatan dengan sebaik-
baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan melakukan proses
belajar atau membiasakan diri dengan belajar dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh
hasil yang ia inginkan.
2. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan
psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan
psikis yang lain.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali,
dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam Dimyati
(2009:45), “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Dalam belajar
melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar
pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua
adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih
daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga apabila daya-daya tersebut dilatih dengan
pengadaan pengulangan-pengulangan maka akan menjadi sempurna. Selain itu dengan adanya
pengulangan maka akan membentuk respons yang benar dan akan dapat membentuk
kebiasaan-kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak hanya membaca akan tetapi
mengerjakan soal-soal latihan, mengulang materi yang belum dipahami, dan lain-lain.
5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi
akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip tantangan ini yaitu, melakukan eksperimen,
melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu
masalah.
6. Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang akan dilakukan, dengan
demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil, yang sekaligus merupakan
penguatan bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah
segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk
memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk
memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di
antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima
kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena
hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara
belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada saat siswa menentukan tempat
duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar meliputi perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Slameto (2010, h.54) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua
faktor, yaitu:
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar (diri pembelajar),
meliputi:
a. Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan seseorang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Proses belajar akan tergangguapabila kesehatan
fisiknya dalam keadaan tidak baik.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu segala sesuatu yang berhubunan dengan
kondisi mental seseorang yang meleputi perhatian, minat, bakat, kematangan, daya ingat, dan
daya konsentrasi.
c. Faktor kelelahan
Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor kelelahan jasmani
(berhubungan dengan keadaan fisik, misal capek, pusing, pegal-pegal) dan faktor kelelahan rohani
(berhubungan dengan psikis, misal stres).
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, meliputi:
a. Faktor lingkungan keluarga
Faktor ini mencakup cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor lingkungan sekolah
Faktor ini mencakup, guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekollah, sarana dan prasarana, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa di dalam masyarakat, massa media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai